BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan
Identifikasi dan perumusan permasalahan dan isu strategis di Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng diperlukan untuk mengetahui berbagai faktor yang menjadi penghambat dan berpengaruh terhadap kinerja pembangunan daerah selama ini. Hasil identifikasi tersebut diharapkan dapat menjadi input dan memberi arah dalam perumusan desain perencanaan pembangunan daerah dalam lima tahun ke depan.
Munculnya permasalahan karena adanya kesenjangan antara kinerja pembangunan yang telah dicapai saat ini dengan yang direncanakan atau yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Potensi permasalahan pembangunan muncul karena belum optimalnya menggunakan kekuatan yang dimiliki dan tidak dapat mengatasi kelemahan yang ada. Disamping itu, ketidakmampuan memanfaatkan peluang yang ada serta tidak tanggap terhadap ancaman juga merupakan sumber lahirnya permasalahan pembangunan daerah.
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang berkaitan dengan pelayanan dibidang pertanian dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Produksi dan tingkat produktivitas hasil pertanian belum optimal;
2. Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu dan bersertifikat ditingkat kelompok tani;
3. Belum optimalnya layanan jaringan irigasi ;
4. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian; 5. Tingginya harga pupuk ditingkat petani;
6. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian seperti irigasi, sumur air tanah dangkal/dalam, embung, dam parit, irigasi air permukaan, jalan usahatani dan sarana prasarana pertanian lainnya;
7. Belum optimalnya pembinaan dan penguatan kelembagaan petani;
8. Penyaluran bantuan pupuk bersubsidi tidak tepat waktu sesuai jadwal musim tanam;
9. Terbatasnya ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi pertanian;
10. Terjadinya bencana alam banjir dan kekeringan serta serangan hama penyakit ; 11. Rendahnya penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani;
12. Belum berkembangnya unit usaha pengolahan hasil pertanian; 13. Daya saing produk olahan hasil hasil pertanian masih rendah;
14. Menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB; 15. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil produksi pertanian;
16. Masih rendahnya mutu produk pertanian;
17. Kurangnya produktifitas dan kualitas bibit ternak yang dihasilkan;
18. Rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan peternakan secara intensif;
19. Masih seringnya muncul wabah penyakit ternak;
20. Masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap perizinan dan pelayanan usaha produk pertanian;
21. Masih rendahnya akses petani terhadap pasar;
22. Ratio penyuluh terhadap wilayah kerja masih belum proporsional;
23. Mekanisme penyelenggaraan sistem penyuluhan pertanian belum berjalan sesuai dengan harapan;
24. Peningkatan kompetensi penyuluh pertanian masih perlu ditingkatkan dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi pertanian; dan
25. Dukungan dana terhadap penyelenggaraan penyuluhan masih minim; 26. Belum dibentuknya komisi penyuluhan pertanian.
Untuk lebih jelasnya permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dapat diuraikan berdasarkan bidang sebagaimana dalam Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi
Terkait Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura serta Pengolahan dan Pemasaran SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng
Aspek Kajian Capaian saat ini Standar yang Digunakan Internal Faktor yang mempengaruhi Eksternal Permasalahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Gambaran Pelayanan SKPD Terkait Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura serta Pengolahan dan Pemasaran
Produktivitas padi atau bahan pangan Utama Lokal Lainnya Per Hektar
a. Terbentuknya kelembagaan Dinas Pertanian Kab. Soppeng berdasarkan Perda No. 5 Tahun 2016
b. Besarnya perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura
c. Adanya hasil olahan produk pertanian yang memiliki nilai tambah
c. Kewenangan yang diserahkan oleh pemerintah pusat ke kabupaten d. Komitmen pimpinan dan seluruh
staf dalam upaya pencapaian peningkatan produktivitas tanaman pangan
c. Dukungan regulasi dan peraturan perundang-undangan yang terkait. d. Dukungan pembiayaan/dana yang
relatif masih terbatas
a. Dampak perubahan iklim sehingga terjadi banjir dan kekeringan serta serangan OPT
b. Tingkat kesuburan lahan pertanian semakin menurun c. Penanganan panen dan pasca
panen hasil produksi pertanian yang masih kurang d. Tingkat kesuburan lahan
pertanian semakin menurun e. Upaya Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan belum berjalan dengan baik
f. Masih rendahnya koordinasi antar instansi terkait dan stakeholder lainnya g. Penduduk sebagian besar
bekerja di sektor pertanian
1. Tingkat produktivitas hasil pertanian masih rendah
2. Belum optimalnya layanan jaringan irigasi 3. Masih terbatasnya ketersediaan dan
penggunaan benih bermutu yang bersertifikat ditingkat kelompok tani 4. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian
5. Tingginya harga pupuk ditingkat petani 6.Penyaluran bantuan pupuk tidak tepat waktu
sesuai jadwal musim tanam 7. Terbatasnya ketersedian infrastruktur,
sarana dan prasarana pertanian
8. Belum optimalnya pembinaan kelembagaan tani
9. Terbatasnya ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura 10. Terjadinya bencana alam banjir dan
kekeringan serta serangan hama penyakit 11. Rendahnya penerapan teknologi pertanian
ditingkat kelompok tani 12. Belum berkembangnya unit usaha
pengolahan hasil pertanian
13. Daya saing produk olahan hasil pertanian masih rendah
14. Masih rendahnya hasil produksi hortikultura 15. Menurunnya kontribusi sektor pertanian
terhadap pembentukan PDRB 16. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil
produksi pertanian * Padi 58,26 kw/ha 65,91 kw/ha
* Jagung 39,00 kw/ha 60,45 kw/ha * Kedelai 20,36 kw/ha 31,41 kw/ha * Kacang Tanah 13,21 kw/ha 23,89 kw/ha * Kacang Hijau 13,80 kw/ha 16,72 kw/ha * Ubi Kayu 257,16 kw/ha 108,02 kw/ha *Ubi Jalar 176,15 kw/ha 79,92 kw/ha Kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB 30,25% 49,81% Cakupan Bina kelompok tani 89,69% 100% Kajian Renstra Kementerian Pertanian
Peningkatan ProduksiTanaman
pangan Dukungan kementerian anggaran baik melalui dari danadekonsentrasi, tugas pembantuandan lain-lain
Dampak fenomena iklim, adanya bencana alam banjir & kekeringan
Belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana, yaitu benih, pupuk, jaringan irigasi, alat dan mesin pertanian, sarana pasca panen, dan sarana perhubungan
* Padi (Ton GKG) 75.361.248 73.445.034 * Jagung (Ton Pipilan) 19.611.704 20.313.731 * Kedelai (Ton BK) 963.099 1.200.000 * Kacang Tanah (Ton BK) 605.127 742.750 * Kacang Hijau (Ton BK) 271.420 291.550 * Ubi Kayu (Ton UB) 21.790.956 26.530.000 * Ubi Jalar (Ton UB) 2.261.124 2.650.000,05
Aspek Kajian Capaian saat ini Standar yang Digunakan Internal Faktor yang mempengaruhi Eksternal Permasalahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Peningkatan Produksi
Hortikultura Peningkatan Produksi Hortikultura
138.772 Komitmen pimpinan K/L besertajajarannya dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan produktivitas
Semakin menurunnya tingkatkesuburan tanah Pengamanan Produksi pangan
melalui PerbaikanTingkat Kehilangan HasilKomoditi Padi
Pengamanan Produksi pangan melalui PerbaikanTingkat Kehilangan HasilKomoditi Padi Persentase TingkatKehilangan Hasil
Alih fungsi lahan yang semakin meningkat
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani NTP Kajian Renstra Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Selatan Kajian Renstra
Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Selatan
Adanya dukungan anggaran dari pemerintah provinsi maupun daripemerintah pusat..
Dampak fenomena iklim, adanyabencana alam banjir & kekeringan
Penyediaan saranaproduksi seperti benihdan pupuk belummemenuhi prinsip 5T(tepat waktu, jenis, jumlah,tempat, dan harga), sertaBelum optimalnyadukungan sarana danprasarana, yaitu jaringanirigasi, alat dan mesinpertanian, sarana pascapanen, dan saranaperhubungan. * Padi (Ton GKG) 5.003.010 4.705.934
* Jagung (Ton Pipilan) 1.515.330 1.525.166 * Kedelai (Ton BK) 29.938 58.207 * Kacang Tanah (Ton BK) 27.402 58.855 * Kacang Hijau (Ton BK) 22.622 32.489 * Ubi Kayu (Ton UB) 682.996 567.164 * Ubi Jalar (Ton UB) 94.473 73.323 Peningkatan Produksi
Hortikultura (Ton) 138.772 Komitmen pimpinan dan seluruh staf dalam upaya pencapaian peningkatan produktivitas dan produksi.
Semakin menurunnya tingkatkesuburan tanah. Pengamanan Produksi pangan
melalui PerbaikanTingkat Kehilangan HasilKomoditi Padi
Persentase TingkatKehilangan Hasil
Peraturan
perundang-undanganyang mendukung. Alih semakinmeningkat fungsi lahan yang Nilai TukarPetani NTP
Kajian RTRW
Pemanfaatan kawasan budidaya Pemanfaatan
kawasan budidaya UU. Nomor 41 Tahun2009 tentang Perlindungan LahanPertanian Pangan Berkelanjutan a. Pengembangan Kawasan komoditas
b. Pengembangan JITUT danJIDES c. Optimasi lahan
d. Pengembangan alsintan danpupuk organik
a. Komitmen
Kabupatenterhadap LP2B melalui penyusunan PERDA LP2B
b. Luas Potensi Lahan Pertanian yang dapat diusahakan c.Penduduk Kabupaten
Soppeng sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani
Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
Perda Kab. Soppeng Nomor 8Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Soppeng tahun 2012-2032 Kajian KLHS
Tingkat produktifitas komoditas
pertanian masih rendah Belum optimalnya implementasi penerapan penggunaan pupuk organikdan pestisida hayati
Meningkatnya penggunaan pupuk anorganik dan bahan kimia lainnya dalam proses budidaya pertanian
Menurunnya Tingkat kesuburan lahan pertanian
* Padi 58,26 kw/ha 65,91 kw/ha * Jagung 39,00 kw/ha 60,45 kw/ha * Kedelai 20,36 kw/ha 31,41 kw/ha * Kacang Tanah 13,21 kw/ha 23,89 kw/ha
Aspek Kajian Capaian saat ini Standar yang Digunakan Internal Faktor yang mempengaruhi Eksternal Permasalahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) * Kacang Hijau 13,80 kw/ha 16,72 kw/ha
* Ubi Kayu 257,16 kw/ha 108,02 kw/ha * Ubi Jalar 176,15 kw/ha 79,92 kw/ha Alih fungsi lahan pertanian
produktif ke non pertanian Perubahan lahan sawah jadi perumahan/ruko dan atau bangunan lainnya
Perubahan lahan sawah jadi perumahan/ruko dan atau bangunan lainnya
Belum adanya regulasi Perda tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan(PLP2B)
Pertambahan jumlah penduduk
di Kabupaten Soppeng tingkat ketersediaan bahan pangan utama, mengurangi kesempatan kerja/ lapangan usaha disektor pertanian serta menurunkan kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Soppeng
Tabel 3.2
Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Bidang Peternakan
SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng
Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat Ini
Standar yang Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD
INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR
1 2 3 4 5 6
Gambaran Pelayanan SKPD Terkait Bidang Peternakan
Populasi Ternak Sapi (ekor) 41,327 35,000
Adanya inovasi teknologi peternakan dalam pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan ternak melalui kegiatan pelatihan teknologi peternakan
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak tentang cara beternak secara intensif
Terbatasnya SDM khususnya tenaga teknis di lapangan
Populasi Ternak kambing
(ekor) 21,829 15,000
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak kambing karena adanya pelatihan-pelatihan dan pembinaan teknis dari dinas
Meningkatnya minat peternak terhadap pemeliharaan ternak kambing akibat adanya peluang pasar yang semakin besar
Terbatasnya SDM khususnya tenaga teknis di lapangan
Populasi ternak Unggas (ekor) 1,818,784 1,100,050
Meningkatnya pengetahuan peternak dalam manajemen penanganan penyakit ternak unggas karena adanya penyuluhan dan pembinaan teknis dari dinas
Meningkatnya kesadaran peternak dalam pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak unggas melalui vaksinasi dan pemberian obat
Terbatasnya SDM khususnya tenaga teknis di lapangan
Kelahiran Sapi Hasil (IB) 97 300
Adanya kegiatan gertak birahi dan inseminasi buatan (GBIB) yang merupakan program nasional
Masih rendahnya pengetahuan peternak tentang inseminasi buatan
Kurangnya petugas
inseminator, masih banyaknya kelahiran ternak sapi hasil IB yang belum terlapor Produksi Daging (kg) 867,909 800,000
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak sehingga kualitas dan kuantitas produksi daging juga meningkat karena adanya penyuluhan dan pembinaan teknis dari dinas
Meningkatnya populasi ternak, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi/protein hewani yang menyebabkan permintaan daging semakin meningkat
Masih banyaknya pemotongan ternak yang tidak tercatat karena belum adanya rumah potong hewan (RPH)
Tabel 3.3
Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Bidang Penyuluhan Pertanian
SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng
Aspek Kajian Capaian/ kondisi saat ini Standar yang digunakan
Faktor yang mempengaruhi
Permasalahan Pelayanan Internal Eksternal
1 2 3 4 5 6
Gambaran Pelayanan SKPD Terkait Bidang Peternakan
Ketenagaan
Penyuluhan - 10 org Kab - 40 org Tk. Kec - 53 Org Tk Desa
- 10 org Kab - 40 org Tk. Kec - 70 Org Tk Desa
Penempatan PPL belum
sesuai spesifik lokasi Kebijakan Penerimaan ASN Kurangnya rekruitmen penyuluh Kelembagaan
Penyuluh 1 Bapelluh (campuran) 8 BPP KECAMATAN (campuran)
1 Bapelluh (Berdiri sendiri) 8 BPP KECAMATAN (Berdiri sendiri)
Koordinasi, Mediasi,
Fasilitasi Koordinasi, Alokasi dan Advokasi Koordinasi penyuluhan belum maksimal sesuai UU Kemandirian
Kelembagaan Petani 155 Klp (mandiri) 763 kelompok Pengelolaan manajemen kelompok Pembinaan dan peran penyuluh Kurangnya pembinaan dan akses informasi teknologi dan permodalan Penyelenggaraan
penyuluhan 80% 90% Implementasi kebijakan dan program Dukungan stakeholder dan instansi terkait
Efektifitas penyelenggaraan penyuluhan belum maksimal Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Soppeng
Dari identifikasi permasalahan SKPD berdasarkan Tugas dan Fungsi,maka dilakukan analisis isu strategis yang berhubungan atau mempengaruhi SKPD dari faktor eksernal lainnya sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.4
Identifikasi Isu-isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
No. Dinamika Internasional Dinamika Nasional Isu Strategis Dinamika Regional/Lokal Lain-lain (1) (2) (3) (4) (5)
1. Perubahan Iklim Global Peningkatan daya saing produk di dalam negeri memasuki pasar bebas AEC (ASEAN Economic Community 2015) Indonesia sebagai target pasar
Dampak perubahan iklim sehingga terjadi banjir dan kekeringan serta serangan OPT
2. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Kemiskinan dan pengangguran Tingkat Produktivitas komoditas pertanian masih rendah
3. Globalisasi perdagangan dan
jasa Peningkatan jumlah penduduk Penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani masih rendah 4. Fluktuasi harga dan kurs mata
uang Kecukupan produksi komoditas strategis (padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah) serta pengurangan ketergantungan impor
Tingkat kesuburan lahan pertanian semakin menurun
Diversifikasi pangan untuk mengurangi
konsumsi beras dan tepung terigu Ketersediaan dan penggunaan sarana produksi ditingkat kelompok tani masih rendah
Peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan petani
Tingginya harga pupuk ditingkat petani Krisis energi, pemenuhan pelayanan
dasar kebutuhan energi listrik Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian masih terbatas Alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian semakin meningkat Penguatan dan pembinaan kelembagaan tani belum berjalan optimal Daya saing produk olahan hasil produksi maih rendah
Ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura masih terbatas
Terjadinya Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
Masih tingginya tingkat kehilangan hasil produksi pertanian
Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Soppeng
B. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih