• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA

A. Indikator Kinerja

tidak mencapai target, yaitu Kelahiran Sapi Hasil Inseminasi Buatan yang hanya mencapai 32%. Sedangkan indikator lainnya sudah mencapai bahkan melampaui target yang telah ditentukan.

Sedangkan untuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan, dari 4 (empat) indikator kinerja pelayanan yang terkait dengan Pembinaan dan Penyuluhan Pertanian, 2 (dua) diantaranya tidak mencapai target pada tahun 2015 yaitu Penyuluhan Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi dalam Peningkatan Produksi Pertanian hanya mencapai 83,33% dan Peningkatan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan yang Efektif dalam meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan dan Sikap para Penyuluh dan Pelaku Utama yang mencapai 88,89%.

Secara keseluruhan dari Instansi yang tergabung dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, melihat tingkat capaian kinerja selama 5 (lima) tahun terakhir, masih membutuhkan optimalisasi peningkatan kinerja dalam mencapai target-target di masa mendatang. Terkhusus kelembagaan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng ke depan akan semakin menantang dengan adanya penggabungan Sub Sektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Penyuluhan Pertanian.

Disamping mereview capaian kinerja pelayanan SKPD masing-masing yang tergabung dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng juga dilakukan analisis pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode perencanaan sebelumnya untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan khusus pada aspek pendanaan pelayanan SKPD sebagimana dilihat pada Tabel berikut ini :

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kab. Soppeng 2016 – 2021

Tabel. 2.13

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng

Uraian

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan

Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) BELANJA DAERAH Belanja tidak langsung 2.362.410.406 2.663.023.980 2.657.782.760 2.648.508.098 2.842.783.628 2.395.869.070 2.508.722.601 2.525.071.799 2.478.432.995 2.844.375.541 101,42 94,21 95,01 93,58 100,06 96.074.644 89.701.294 - Belanja pegawai 2.362.410.406 2.663.023.980 2.657.782.760 2.648.508.098 2.842.783.628 2.395.869.070 2.508.722.601 2.525.071.799 2.478.432.995 2.844.375.541 101,42 94,21 95,01 93,58 100,06 96.074.644 89.701.294 Belanja langsung 7.114.492.850 7.389.674.650 12.102.798.308 18.219.788.007 29.356.391.952 6.202.751.123 7.161.253.833 11.679.115.687 16.769.140.893 28.697.614.805 87,18 96,91 96,50 92,04 97,76 4.448.379.820 4.498.972.736 - Belanja pegawai 85.200.000 125.530.000 344.078.000 786.230.000 276.230.000 85.200.000 121.430.000 342.540.000 719.755.000 274.888.000 100,00 96,73 99,55 91,55 99,51 38.206.000 37.937.600 - Belanja barang dan

jasa 2.228.452.350 2.809.057.500 11.196.425.308 15.808.785.757 28.148.924.702 2.150.104.968 2.776.439.841 10.784.276.437 14.472.652.393 27.668.745.555 96,48 98,84 96,32 91,55 98,29 5.184.094.470 5.103.728.117 - Belanja modal 4.800.840.500 4.455.087.150 562.295.000 1.624.772.250 931.237.250 3.967.446.155 4.263.383.992 552.299.250 1.576.733.500 753.981.250 82,64 95,70 98,22 97,04 80,97 (773.920.650) (642.692.981) Total 9.476.903.256 10.052.698.630 14.760.581.068 20.868.296.105 32.199.175.580 8.598.620.193 9.669.976.434 14.204.187.486 19.247.573.888 31.541.990.346 90,73 96,19 96,23 92,23 97,96 4.544.454.465 4.588.674.031

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kab. Soppeng 2016 – 2021

Tabel. 2.14

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng

Uraian Anggaran Pada Tahun Ke - Realisasi Anggaran pada Tahun ke -

Rasio antara realisasi dan anggaran tahun ke - Rata Rata Pertumbuhan 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Belanja 8,132,954,773 11,073,076,655 22,320,690,554 24,138,282,202 12,404,241,708 7,902,452,580 10,121,260,065 20,993,870,344 23,407,735,696 11,764,317,360 97.17 91.40 94.06 96.97 94.84 854,257,387.00 772,372,956.00 Belanja Tidak Langsung 2,676,992,557 2,942,544,920 2,713,701,952 2,681,378,451 2,711,838,974 2,642,452,113 2,560,302,622 2,510,063,061 2,522,179,037 2,521,147,228 98.71 87.01 92.50 94.06 92.97 6,969,283.40 -24,260,977.00 Belanja Pegawai 2,676,992,557 2,942,544,920 2,713,701,952 2,681,378,451 2,711,838,974 2,642,452,113 2,560,302,622 2,510,063,061 2,522,179,037 2,521,147,228 98.71 87.01 92.50 94.06 92.97 6,969,283.40 -24,260,977.00 Belanja Langsung 2,778,969,659 5,187,986,815 16,893,286,650 18,775,525,300 6,980,563,760 2,617,548,354 5,000,654,821 15,973,744,222 18,363,377,622 6,722,022,904 94.19 96.39 94.56 97.80 96.30 840,318,820.20 820,894,910.00 Belanja Pegawai 239,000,000 370,610,000 263,010,000 581,630,000 122,000,000 239,000,000 370,326,000 248,966,000 579,569,000 121,980,000 100.00 99.92 94.66 99.65 99.98 -23,400,000.00 -23,404,000.00 Belanja Barang dan Jasa 1,140,048,000 2,743,056,365 14,419,312,950 16,070,710,000 5,669,340,885 1,091,992,504 2,697,924,321 13,706,992,122 15,756,555,322 5,413,095,371 95.78 98.35 95.06 98.05 95.48 905,858,577.00 864,220,573.40 Belanja Modal 1,399,921,659 2,074,320,450 2,210,963,700 2,123,185,300 1,189,222,875 1,286,555,850 1,932,404,500 2,017,786,100 2,027,253,300 1,186,947,533 91.90 93.16 91.26 95.48 99.81 -42,139,756.80 -19,921,663.40 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Soppeng

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kab. Soppeng 2016 – 2021

Tabel. 2.15

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng

Uraian

Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran pada tahun ke- Rata-Rata Pertumbuhan

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Pendapatan 624.700.000 646.375.000 639.375.000 784.375.000 779.375.000 690.565.700 909.366.921 947.329.000 887.220.000 853.275.750 110,54 140,69 148,16 113,11 109,48 30.935.000 32.542.010 Retribusi pemakaian kekayaan daerah 531.700.000 540.375.000 549.375.000 638.335.000 652.375.000 599.128.700 815.342.821 848.979.000 816.320.000 797.900.750 112,68 150,88 154,54 127,88 122,31 24.135.000 39.754.410 Retribusi tempat pelelangan 18.000.000 15.000.000 15.000.000 10.000.000 - 20.700.000 15.569.100 15.700.000 13.350.000 - 115,00 103,79 104,67 133,50 - (3.600.000) (4.140.000) Retribusi rumah potong hewan 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 27.000.000 35.735.000 28.455.000 32.650.000 28.300.000 30.475.000 142,94 113,82 130,60 113,20 112,87 400.000 (1.052.000) Retribusi penjualan produksi usaha daerah 50.000.000 50.000.000 50.000.000 111.040.000 100.000.000 35.002.000 50.000.000 50.000.000 29.250.000 24.900.000 70,00 100,00 100,00 26,34 24,90 10.000.000 (2.020.400) Retribusi izin usaha perikanan - 16.000.000 - - - - - - - - - - - - - - - Belanja tidak langsung 2.243.946.954 2.584.831.476 2.712.407.646 2.756.713.059 2.973.001.005 2.268.918.644 2.557.753.329 2.547.391.958 2.750.698.869 2.856.480.895 101,1128 98,9524 93,9163 99,7818 96,0807 145.810.810 117.512.450 Belanja pegawai 2.243.946.954 2.584.831.476 2.712.407.646 2.756.713.059 2.973.001.005 2.268.918.644 2.557.753.329 2.547.391.958 2.750.698.869 2.856.480.895 101,1128 98,9524 93,9163 99,7818 96,0807 145.810.810 117.512.450 Belanja langsung 6.982.430.541 6.012.659.225 5.274.794.309 5.788.580.500 7.391.098.004 4.486.021.666 5.376.617.193 4.882.879.682 5.376.266.183 6.476.791.711 64,2473 89,4216 92,5700 92,8771 87,6296 81.733.493 398.154.009 Belanja pegawai 219.220.000 240.700.000 138.000.000 521.975.000 369.700.000 216.820.000 237.850.000 133.000.000 490.400.000 369.700.000 98,9052 98,8160 96,3768 93,9509 100,0000 30.096.000 30.576.000 Belanja barang/jasa 3.034.125.941 2.191.326.100 2.770.383.000 2.667.335.608 3.292.593.058 1.137.481.441 1.921.364.327 2.421.838.623 2.346.608.592 2.412.160.465 37,4896 87,6804 87,4189 87,9758 73,2602 51.693.423 254.935.805 Belanja modal 3.729.084.600 3.580.633.125 2.366.411.309 2.599.269.892 3.728.804.946 3.131.720.225 3.217.402.866 2.328.041.059 2.539.257.591 3.694.931.246 83,9809 89,8557 98,3785 97,6912 99,0916 (55.931) 112.642.204 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Soppeng

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kab. Soppeng 2016 – 2021

Tabel. 2.16

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Soppeng

Uraian

Anggaran Pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran Pada Tahun Ke- Ratio Antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke Pertumbuhan Rata-Rata

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1. PENDAPATAN DAERAH

- Pendapatan Asli Daerah

- Hasil Retribusi Daerah - - - - - - - - - - - - - - - -

2. BELANJA DAERAH 1.999.093.512 2.665.627.317 7.240.191.722 9.880.145.847 9.679.332.881 1.813.293.049 2.571.299.325 6.670.320.739 9.809.440.251 9.683.626.064 90,71 96,46 92,13 99,28 100,04 1,32 1,26 A. BELANJA TIDAK LANGSUNG 339.244.852 449.298.777 4.447.525.147 5.369.355.147 5.903.178.000 355.976.118 404.994.744 3.984.551.423 5.394.415.995 5.935.060.741 104,9 90,14 89,59 100,5 100,54 2,37 2,35 1. Belanja Pegawai 6.770.169.782 7.808.230.853 8.251.929.504 8.871.348.043 9.471.632.937 6.804.067.041 7.761.980.675 8.201.503.461 8.814.853.898 9.267.614.262 100,5 99,41 99,39 99,36 97,85 2,37 2,35 3. B. BELANJA LANGSUNG 1.659.848.660 2.216.328.540 2.792.666.575 4.510.790.700 3.776.154.881 1.457.316.931 2.166.304.581 2.685.769.316 4.415.024.256 3.748.565.323 87,8 97,74 96,17 97,88 99,27 0,32 0,29 1. Belanja Pegawai 70.000.000 61.050.000 112.175.000 237.750.000 223.275.000 70.000.000 61.050.000 111.375.000 236.950.000 217.875.000 100 100,00 99,29 99,66 97,58 0,24 0,23

2. Belanja Barang dan Jasa 469.276.750 1.122.782.471 1.005.256.998 3.214.365.058 2.128.156.761 451.183.190 1.102.002.681 985.027.639 3.188.493.746 2.111.377.923 96,14 98,15 97,99 99,2 99,21 0,15 0,14

3. Belanja Modal 1.120.571.910 1.032.496.069 1.675.234.577 1.058.675.642 1.424.723.120 936.133.741 1.003.251.900 1.589.366.677 989.580.510 1.419.312.400 83,54 97,17 94,87 93,47 99,62 13,93 13,92

42 D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Untuk mengetahui tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD diperlukan analisis terhadap Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Renstra SKPD Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, hasil telaah terhadap RTRW dan hasil telaah terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang. Secara umum Pembangunan pertanian di Kabupaten Soppeng memiliki tantangan dan juga sejumlah peluang dalam pelaksanaannya. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Tantangan yang dihadapi dalam menjalankan tugas dan fungsi SKPD antara lain :

a. Pemenuhan kebutuhan sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk dan obat-obatan dengan memenuhi prinsip 6 tepat yaitu : jenis, jumlah,harga, tempat, waktu dan mutu;

b. Peningkatan produksi dan produktivitas hasil produk pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;

c. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian seperti jaringan irigasi, jalan tani, jalan produksi, embung, cekdam, sumur air tanah, dll;

d. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan tani;

e. Penyediaan alat dan mesin pertanian dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan petani;

f. Memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah/lahan budidaya pertanian; g. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;

h. Upaya adaptasi terhadap perubahan iklim dan pelestarian lingkungan hidup; i. Peningkatan nilai tambah dan daya saing dalam pemasaran komoditas tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan dan hasil ternak;

j. Peningkatan akses permodalan/pembiayaan usaha tani dengan suku bunga rendah bagi petani;

43 l. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dan stakeholder lainnya dalam

mengembangkan pelayanan dibidang pertanian;

m.

Globalisasi, pasar bebas, menuntut efisiensi, produktivitas dan mutu hasil pertanian;

n.

Masih tingginya tingkat kekritisan lahan yang membutuhkan kesadaran petani untuk pengembangan tanaman konservatif.

Penelaahan terhadap Renstra Kementerian Pertanian RI dan Renstra SKPD Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, peluang, dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan pilihan/kebijakan strategis dalam Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Review ini merupakan proses penting untuk harmonisasi dan sinergi serta mencegah tumpang tindih program dan kegiatan antara Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan Renstra Kementerian Pertanian RI dan Renstra SKPD Dinas Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun review capaian sasaran Renstra SKPD dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.17

Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia

No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra SKPD

Kabupaten/Kota

Sasaran pada Renstra SKPD

Provinsi

Sasaran pada Renstra K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (kw/hektar)

Produktivitas :

* Padi (kw/ha) 58.26 52,53 53,14

* Jagung (kw/ha) 39.00 47,99 54,80

* Kedelai (kw/ha) 20.36 15,23 16,93

* Kacang Tanah (kw/ha) 13.21 11,91 15,42

* Kacang Hijau (kw/ha) 13.80 13,40 12,50

* Ubi Kayu (kw/ha) 257.16 223,74 260,30

* Ubi Jalar (kw/ha) 176.15 143,70 172,16

Produksi :

* Padi (Ton) 226.433 6.704.512 82.078.000

* Jagung (Ton) 41.127 1.706.508 24.700.000

* Kedelai (Ton) 4.947 33.715 3.000.000

* Kacang Tanah (Ton) 406 29.560 796.000

* Kacang Hijau (Ton) 329 24.726 309.500

* Ubi Kayu (Ton) 231 629.325 28.762.400

* Ubi Jalar (Ton) 123 81.016 2.850.000

2 Kontribusi perkebunan terhadap PDRB (%) sektor pertanian, 29,27% 7,20 9,80

3 Cakupan binaan kelompok tani (jumlah kelompok) 109,06% - 83,63%

44

No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra SKPD

Kabupaten/Kota

Sasaran pada Renstra SKPD

Provinsi

Sasaran pada Renstra K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

5 Populasi Ternak Sapi (ekor) 41.327

6 Populasi Ternak Kambing (ekor) 21.829

7 Populasi Ternak Unggas (ekor) 1.818.784

8 Kelahiran Sapi Hasil Inseminasi Buatan (ekor) 97

9 Produksi Daging (Kg) 867.909

10 Jumlah Pendidikan dan Pelatihan (org) Petani yang Mengikuti 320 11

Jumlah Kelembagaan Petani yang mencapai Peningkatan Kelas Kelompok

Tani (klp) 650

12

Penyuluhan Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi dalam Peningkatan

Produksi Pertanian 90%

13

Peningkatan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan yang efektif dalam

meningkatkan Pengetahuan,

Keterampilan dan Sikap para Penyuluh dan Pelaku Utama

90%

Sumber : Masing-masing Instansi yang Tergabung dalam Dinas Pertanian Kab. Soppeng

Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar masing-masing komoditas tanaman pangan pada tahun 2015 diuraikan sebagai

berikut ;

- Capaian Produktivitas Komoditi Padi mencapai 58,26 kw/ha. Capaian ini di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 52,53 kw/ha pada tahun 2018. Begitupula diatas target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 53,14 kw/ha pada akhir tahun 2019.

- Capaian Produktivitas Komoditi Jagung mencapai 39,00 kw/ha. Capaian ini masih di bawah target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 47,99 kw/ha pada tahun 2018. Begitupula masih dibawah target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 54,80 kw/ha pada akhir tahun 2019.

- Capaian Produktivitas Komoditi Kedelai mencapai 20,36 kw/ha. Capaian ini sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 15,23 kw/ha pada tahun 2018. Begitupula sudah diatas target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 16,93 kw/ha pada akhir tahun 2019.

45 - Capaian Produktivitas Komoditi Kacang Tanah mencapai 13,21 kw/ha. Capaian

ini sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 11,91 kw/ha pada tahun 2018. Akan tetapi capaian ini masih dibawah target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 15,42 kw/ha pada akhir tahun 2019.

- Capaian Produktivitas Komoditi Kacang Hijau mencapai 13,80 kw/ha. Capaian ini juga sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 13,40 kw/ha pada tahun 2018. Begitupula capaian ini sudah diatas target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 12,50 kw/ha pada akhir tahun 2019.

- Capaian Produktivitas Komoditi Ubi kayu mencapai 257,16 kw/ha. Capaian ini sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 223,74 kw/ha pada tahun 2018. Namun demikian capaian ini masih dibawah target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 260,30 kw/ha pada akhir tahun 2019.

- Capaian Produktivitas Komoditi Ubi jalar mencapai 176,15 kw/ha. Capaian ini sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 143,70 kw/ha pada tahun 2018. Begitupula capaian ini sudah diatas target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 172,16 kw/ha pada akhir tahun 2019.

Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032 disusun untuk mengembangkan struktur dan pola ruang wilayah dalam tataran kabupaten melalui rencana struktur dan pemanfaatan ruang maupun rencana pengembangan prasarana wilayah. Selain itu Review RTRW KabupatenSoppeng juga menjadi pedoman bagi pemerintah kabupaten untuk menata ruang wilayah agar terwujud struktur dan pola ruang wilayah yang sinergis dan terpadu dalam sistem tata ruang wilayah Kabupaten Soppeng. Sesuai dengan UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW Kabupaten Soppeng juga mengacu pada tataran yang lebih makro yaitu RTRW Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi dan RTRW Prov. Sul-Sel Tahun 2009-2029. Adapun kebijakan dan strategi RTRW Kabupaten Soppeng yang terkait bidang pertanian adalah sebagai berikut :

46 a. Kebijakan Pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan

Strategi untuk Pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan meliputi :  Mengembangkan kawasan perdesaan dan perkotaan dengan mengacu pada

karakteristik secara fisik-morfologi dan kegiatan ekonominya;

 Mengembangkan kawasan sesuai dengan potensi wilayah yang dimiliki untuk perdesaan dengan berbasis pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan sedangkan untuk perkotaan diarahkan berdasarkan hirarki kekotaan yakni pusat pelayanan, aksebilitas, fasilitas dan pemusatan kegiatan ekonomi wilayah; dan

 Mendorong kawasan perkotaan dan perdesaan serta pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya.

b. Kebijakan Peningkatan Akses Pelayanan dan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah secara merata dan berhirarki

Strategi untuk Peningkatan Akses Pelayanan dan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah secara merata dan berhirarki meliputi :

 Membangun dan mengembangkan kawasan agropolitan sebagai andalan pengembangan kawasan perdesaan.

c. Kebijakan Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Jaringan Prasarana

Strategi untuk Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Jaringan Prasarana meliputi :

 Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air;

 Mengembangkan sumber daya air untuk pemanfaatan, pengendalian dan pelestarian sumber daya air melalui pembuatan sumur-sumur resapan dan perlindungan kawasan mata air, sungai dan danau.

d. Kebijakan pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup

Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup meliputi :

 Membatasi kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelestarian lingkungan hidup;

47  Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah

menurun sebagai akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.

e. Kebijakan perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya

Strategi perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya :

 Mengembangkan potensi unggulan pada pusat-pusat pertumbuhan untuk mendorong pemerataan pembangunan;

 Mengembangkan kawasan budidaya untuk mengakomodasikan kegiatan peruntukan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, energi, pariwisata serta peruntukan lainnya;

 Mengembangkan kawasan peruntukan pertanian meliputi peruntukan budidaya tanaman pangan, budidaya hortikultura diarahkan untuk menjaga ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan;

 Mendorong pengembangan kawasan budidaya melalui penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang; dan

 Mengendalikan kegiatan budidaya sesuai dengan peruntukan lahan, kemampuan lahan dan konflik pemanfaatan ruang.

f. Kebijakan pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional

Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional meliputi :

 Menetapkan suatu ruang kegiatan sektor unggulan tertentu sebagai kawasan strategis yang memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah;

 Memanfaatkan sumber daya pesisir danau dan sungai melalui pemanfaatan jasa-jasa lingkungan, potensi perikanan dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem danau, sungai dan pemberdayaan masyarakat; dan

 Mengembangkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri kecil, dan pariwisata yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang.

48 g. Kebijakan pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis

kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi Strategi untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi meliputi :

 Mengembangkan sumber daya alam yang tersedia dengan penggunaan teknologi tinggi; dan

 Pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tinggi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

h. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi :  Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;  Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya; dan  Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis kabupaten.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Rencana struktur ruang wilayah daerah Kabupaten Soppeng meliputi :

a. Pusat-pusat kegiatan;

b. Sistem jaringan prasarana utama; dan c. Sistem jaringan prasarana lainnya.

Berdasarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah Daerah untuk pembangunan pertanian difokuskan pada :

a. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana lainnya, terdiri dari :

1) Sistem jaringan sumber daya air yang meliputi jaringan sumber daya air yang terdiri atas ;

a. Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Walanae Cenranae yang merupakan wilayah sungai strategis nasional yang meliputi DAS Cenrana;

b. Bendung, yaitu Bendung Salobunne dan Bendung Lajaroko di Kecamatan Marioriawa, Bendung Leworeng di Kecamatan Donri-Donri dan Bendung Tinco di Kecamatan Lalabata, Bendung Langkemme di Kecamatan Marioriwawo, dan Bendung Paroto di Kecamatan Lilirilau;

c. Embung, yaitu Embung Allopereng di Kecamatan Donri-donri, dan Embung Lapince di Kecamatan Marioriwawo;

49 2) Sistem jaringan irigasi meliputi jaringan irigasi tersier yang melayani Daerah

Irigasi (DI) di wilayah Kabupaten Soppeng yang terdiri dari Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Kabupaten terdiri dari 118 (seratus delapan belas) DI meliputi total luas pelayanan 10.111 (sepuluh ribu seratus sebelas) hektar.

Sedangkan Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng meliputi rencana peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan budidaya.

a. Kawasan budidaya, terdiri dari ;

1) Peruntukan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan dengan luas 46.491 (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh enam ribu) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;

2) Peruntukan kawasan budidaya pertanian hortikultura dengan luas 21.549 (dua puluh satu ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau.

Tabel 2.18

Hasil Telaah Struktur Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng

No Rencana Struktur Ruang Struktur Ruang Saat Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Stuktur Ruang terhadap Kebutuhan

Pelayanan SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA 1 Sistem jaringan sumber daya

air Pengembangan Sumber air

Pengembangan air permukaan pada wilayah sungai (WS) yang potensial dijadikan sumber air untuk irigasi

WS Walanae Cenranae yang merupakan wilayah sungai strategis nasional yang meliputi DAS Cenrana dan DAS lainnya

Pembuatan bendung pada daerah yang potensial dijadikan sumber air untuk irigasi

Bendung Salobunne dan Bendung Lajaroko di Kecamatan Marioriawa, Bendung Leworeng di Kecamatan Donri-Donri dan Bendung Tinco di Kecamatan Lalabata, Bendung Langkemme di Kecamatan Marioriwawo, dan Bendung Paroto di Kecamatan Lilirilau

Pembuatan embung pada daerah yang potensial dijadikan sumber air untuk irigasi

Embung Allopereng di Kecamatan Donri-donri, dan Embung Lapince di Kecamatan Marioriwawo dan Embung di Kecamatan lainnya

Prasarana sumber daya air

Pengembangan Jaringan irigasi tersier yang melayani Daerah Irigasi (DI) di wilayah Kabupaten Soppeng

Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Kabupaten terdiri dari 118 (seratus delapan belas) DI meliputi total luas pelayanan 10.111 (sepuluh ribu seratus sebelas) hektar

Tabel 2.19

Hasil Telaah Pola Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng

No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan

Pelayanan SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A KAWASAN BUDIDAYA 1 Kawasan Budidaya Pertanian

Tanaman Pangan

Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Seluruh Kecamatan di Kab. Soppeng

Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan berkelanjutan

Pengembangan Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dengan luas 46.491 (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh enam ribu) hektar ditetapkan

Arahan Lokasi layanan SKPD untuk Lokasi Pengembangan Sentra Produksi Pangan di Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau, Lalabata, Donri-Donri,

Marioriawa, Ganra dan Citta Peningkatan Kapasitas SDM dan

Kelembagaan Penyuluhan

Pengaruh terhadap pelayanan sangat nyata karena dapat mendukung swasembada pangan dan surplus beras melalui pengawalan dan pendampingan penyuluh di wilayah sentra

pengembangan Program Penguatan

Kelembagaan Pelaku Utama Pengaruh terhadap pelayanan sangat nyata dalam merubah PKS (Pengetahuan,

Keterampilan dan sikap) Pelaku Utama

2 Kawasan Budidaya Pertanian Hortikultura

Kawasan Pertanian Hortikultura Seluruh Kecamatan di Kab. Soppeng

Kawasan peruntukan pertanian

hortikultura Pengembangan Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dengan luas 21.549 (dua puluh satu ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar

Arahan Lokasi layanan SKPD untuk Lokasi Pengembangan Sentra Produksi Hortikultura di Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau, Lalabata, Donri-Donri, Marioriawa, Ganra dan Citta

No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan

Pelayanan SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluhan

Pengaruh terhadap pelayanan sangat nyata karena dapat mendukung swasembada pangan dan surplus beras melalui pengawalan dan pendampingan penyuluh di wilayah sentra

pengembangan 3 Kawasan Budidaya Pertanian

Perkebunan Kawasan Pertanian Tanaman Perkebunan Seluruh Kecamatan di Kab. Soppeng Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Perkebunan

Sangat berpengaruh dalam menjalankan pelayanan untuk mencapai target peningkatan produksi, poduktivitas dan mutu hasil perkebunan

Arahan Lokasi layanan SKPD untuk Lokasi Pengembangan Sentra Produksi Perkebunan di Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau, Lalabata, Donri-Donri, Marioriawa, Ganra dan Citta Peningkatan Kapasitas SDM dan

Kelembagaan Penyuluhan

Pengaruh terhadap pelayanan sangat nyata karena dapat mendukung pengembangan sentra produksi perkebunan melalui pengawalan dan pendampingan penyuluh 4 Kawasan Pengembangan Peternakan Kawasan Pengembangan Peternakan Seluruh Kecamatan di Kab. Soppeng Peningkatan Produksi Peternakan

Adanya pengaruh positif terhadap pelayanan SKPD karena dapat mendukung pembangunan dan

peningkatan produksi hasil peternakan

Arahan Lokasi layanan SKPD untuk Lokasi Pengembangan Peternakan di Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau, Lalabata, Donri-Donri, Marioriawa, Ganra dan Citta

Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Ternak

Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan

No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan

Pelayanan SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

B PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

1 Kawasan Strategis Provinsi

(KSP) yang ada di Kabupaten KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

Kawasan lahan pangan berkelanjutan komoditas beras dan jagung

Sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri 2 Kawasan Strategis

Kabupaten (KSK)

KSK dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

Kawasan pengembangan lahan petanian dan kawasan agropolitan

Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Marioriwawo, dan Kecamatan Ganra

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) memuat kajian antara lain;

1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk

Dokumen terkait