• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng KATA PENGANTAR"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

R

R

e

e

n

n

(

(

R

R

en

e

K

K

K

a

a

a

b

n

n

c

c

a

a

n

n

a

a

S

S

t

t

r

r

a

a

t

t

e

e

e

e

n

n

s

s

t

t

r

r

a

a

)

)

D

D

D

i

i

i

n

n

n

a

a

a

s

s

s

P

P

P

e

e

e

r

r

r

t

t

t

a

a

a

n

n

n

a

a

b

b

b

u

u

u

p

p

p

a

a

a

t

t

t

e

e

e

n

n

n

S

S

S

o

o

o

p

p

p

p

p

p

e

e

e

T

T

T

a

a

a

h

h

h

u

u

u

n

n

n

2

2

2

0

0

0

1

1

1

6

6

6

-

-

-

2

2

2

e

e

g

g

i

i

s

s

n

n

n

i

i

i

a

a

a

n

n

n

e

e

e

n

n

n

g

g

g

2

2

2

0

0

0

2

2

2

1

1

1

(2)

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 15 Ayat 3 mengamanahkan bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan Penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang akan menjadi pedoman pelaksanaan pada setiap SKPD dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengartikan bahwa perencanaan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsure pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Oleh karenanya, SKPD pun juga diberikan amanat untuk menyusun penjabaran RPJMD dalam format jangka menengah (5 tahun).

Rencana Strategis SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun untuk menjamin adanya konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan kegiatan prioritas sesuai dengan kebutuhan serta menjamin komitmen terhadap kesepakatan program dan kegiatan yang dibahas secara partisipatif dengan melibatkan semua stakeholder pembangunan. Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng merupakan dokumen perencanaan yang akan menjadi dasar kontrak kinerja Dinas Pertanian kepada Bupati Soppeng yang harus dilaksanakan. Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng disusun sesuai kebutuhan daerah yang mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, yang mencakup Visi, Misi, Tujuan/Sasaran serta Pencapaian Tujuan/Sasaran, serta sasaran yang ingin dicapai dan kegiatan yang akan dilaksanakan tiap tahunnya.

(3)

Berkaitan perubahan peraturan Perundang-Undangan terkait pembagian urusan pemerintahan melalui Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebabkan semua daerah Kabupaten/Provinsi Seluruh Indonesia untuk melakukan penyesuaian susunan Organisasi Perangkat Daerah sesuai kewenangannya termasuk Kabupaten Soppeng. Dinas Pertanian merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah yang baru terbentuk setelah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016, dan Peraturan Bupati Soppeng Nomor 53 Tahun 2016. Dinas Pertanian dibentuk dari gabungan beberapa Dinas Lingkup Pertanian sebelumnya yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Khusus Subsektor Perkebunan), Dinas Peternakan dan Perikanan (Khusus Subsektor Peternakan) dan BP3KP (Khusus urusan Penyuluhan Pertanian).

Rencana Strategis Dinas Pertanian 2016-2021 disusun dengan mendasari data-data dari Dinas pembentuk sebelumnya dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng 2016-2021. Selain itu juga tetap memperhatikan kesesuaian Rencana Strategis dari Kementerian Pertanian dan Instansi terkait tingkat Provinsi dalam penyusunannya, sehingga konsep yang tersusun bisa berjalan sinergis baik dengan tingkat pusat maupun Provinsi. Dan juga tentunya mengacu pada berbagai Peraturan Perundang-Undangan yang terkait dengan perencanaan pembangunan bidang Pertanian.

Sektor Pertanian yang merupakan penopang utama penggerak perekonomian di Kabupaten Soppeng tentunya harus mendapatkan perhatian khusus dalam penentuan kebijakan karena menyangkut hajat hidup sebagian besar penduduk Kabupaten Soppeng. Hal tersebut sudah menjadi perhatian Bupati dan Wakil Bupati Soppeng Terpilih Tahun 2016-2021 yang tergambar melalui Visi yang diusung yaitu “Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik”, yang kemudian dalam Misi Pertamanya yaitu “Memantapkan arah Kebijakan Pertanian yang Melayani dan Pro Petani”. Sehingga Dinas Pertanian harus berupaya semaksimal mungkin untuk menerjemahkan dan mewujudkan Visi dan Misi tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, melalui Rencana Strategis Dinas Pertanian Tahun 2016-2021 yang telah disusun ini, besar harapan untuk bisa mewujudkan

(4)

Pembangunan Pertanian yang Pro terhadap Petani dengan mengedepankan prinsip Pelayanan yang Lebih Baik. Akan tetapi tentunya Rencana Strategis yang tersusun ini tidak luput dari berbagai kekurangan sehingga membutuhkan masukan/saran dan kritik yang bersifat konstruktif untuk kemajuan Pembangunan Pertanian. Terakhir kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah bekerja sama sampai tersusunnya Rencana Strategis ini.

Semoga semua yang telah kita lakukan, upayakan dan rencanakan kedepan bisa memberikan manfaat yang sebaik-baiknya kepada kita semua, khususnya dalam peningkatan kesejahteraan petani. Amin.

Watansoppeng, 2 Januari 2017

KEPALA DINAS,

Ir. FAJAR, MMA.

NIP. 19640203 199003 1 011

(5)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... vi DAFTAR GAMBAR ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Landasan Hukum ... 3

C. Maksud dan Tujuan ... 8

D. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD... 12

A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ... 12

B. Sumber Daya SKPD ... 21

C. Kinerja Pelayanan SKPD ... 30

D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD ... 42

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ... 57

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD ... 57

B. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ... 64

C. Telaah Renstra Kementerian Pertanian dan Renstra Dinas Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan ... 69

D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ... 83

E. Penentuan Isu-Isu Strategis ... 86

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... 90

A. Visi dan Misi SKPD ... 90

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ... 92

C. Strategi dan Kebijakan SKPD ... 97

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF ... 103

A. Rencana Program ... 103

B. Rencana Kegiatan ... 104

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ... 123

A. Indikator Kinerja ... 123

(6)

BAB VII INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ... 128

A. Pedoman Transisi ... 128

(7)

DAFTAR TABEL

Judul Tabel Hal

Tabel 2.1 : Tabel 2.2 : Tabel 2.3 : Tabel 2.4 : Tabel 2.5 : Tabel 2.6 : Tabel 2.7 : Tabel 2.8 : Tabel 2.9 : Tabel 2.10 : Tabel 2.11 : Tabel 2.12 : Tabel 2.13 :

Komposisi Jabatan dalam Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016

Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Alokasi Anggaran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015 Alokasi Anggaran Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015

Alokasi Anggaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015

Alokasi Anggaran Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015

Rekapitulasi Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian sampai dengan Tahun 2016

Nilai Asset, Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sampai dengan Tahun 2016

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Sub Sektor Perkebunan)

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Sub Sektor Peternakan)

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Urusan

Penyuluhan Pertanian)

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng 22 23 24 25 25 25 26 29 32 33 34 35 38

(8)

Judul Tabel Hal Tabel 2.14 : Tabel 2.15 : Tabel 2.16 : Tabel 2.17 : Tabel 2.18 : Tabel 2.19 : Tabel 2.20 : Tabel 3.1 : Tabel 3.2 : Tabel 3.3 : Tabel 3.4 : Tabel 3.5 :

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng

Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Hasil Telaah Struktur Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng

Hasil Telaah Pola Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng

Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Soppeng Terkait Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura serta Pengolahan dan Pemasaran SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Peternakan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Bidang Penyuluhan Pertanian SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng

Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

39 40 41 43 50 52 56 59 62 63 64 67

(9)

Judul Tabel Hal Tabel 3.6 : Tabel 3.7 : Tabel 3.8 : Tabel 3.9 : Tabel 3.10 : Tabel 3.11 : Tabel 3.12 : Tabel 4.1 : Tabel 4.2 : Tabel 5.1 : Tabel 6.1 : Tabel 6.2 :

Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Sasaran Renstra SKPD Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Analisis KLHS beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis Nilai Skala Kriteria

Rata-rata Skor Isu-Isu Strategis

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng

Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Soppeng

Indikator Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng 71 79 85 86 86 87 88 95 101 110 124 126

(10)

D

DAAFFTTAARRGGAAMMBBAARR

Judul Tabel Hal

Gambar 1.

Gambar 2. Gambar 3.

Bagan Alur Keterkaitan Dokumen Perencanaan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng

Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032

11

14 51

(11)

1 BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang–Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap Daerah harus menyusun Rencana Pembangunan Daerah secara sistematis, terarah, terpadu

dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun), maupun jangka pendek (1 tahun).

Berdasarkan hal itu setiap daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Dokumen tersebut akan menjadi acuan untuk penyusunan Rencana SKPD.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Terkait dengan adanya perubahan struktur kelembagaan dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng, sehingga harus dilakukan penyesuaian perencanaan dalam bentuk rencana strategis kelembagaan yang baru. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016 – 2021 merupakan Penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun, yaitu dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada. Dokumen Perencanaan Teknis Strategi yang menjabarkan potret permasalahan pembangunan Pertanian serta indikasi daftar program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan secara indikasi, daftar program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan secara terencana dan bertahap melalui sumber-sumber pembiayaan yang tersedia.

(12)

2 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021 merupakan dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah pembangunan sektor Pertanian yang merupakan satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah. Penyusunannya dilakukan secara terencana, bertahap dan sistimatis yang didasarkan pada kondisi, potensi, proyeksi pembangunan Pertanian sesuai kebutuhan daerah dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Selain berperan strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional, pembangunan Pertanian di Kabupaten Soppeng turut memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah secara langsung dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat, maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain.

Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng disusun sesuai Kebutuhan Daerah yang mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, yang mencakup visi, misi, tujuan/sasaran, serta cara pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya sasaran yang ingin dicapai dan kegiatan yang akan dilaksanakan tiap tahunnya.

Untuk mendukung arah kebijakan yang jelas dan terarah perlu disusun strategi. Dalam rumusan strategi yang akan ditempuh harus diberikan gambaran upaya untuk dapat tercapainya Visi dan Misi. Strategi merupakan cara untuk mewujudkan tujuan yang dirancang secara konseptual, analitis, realitis dan komprehensif. Strategi menjadi acuan dan diwujudkan dalam kebijakan dan program.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016 – 2021 disusun sebagai suatu rangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan sektor Pertanian yang merupakan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian.

(13)

3

B. Landasan Hukum

Penyusunan rencana pembangunan daerah, sebagai bagian dari Sistem Manajemen Pembangunan tidak terlepas dari landasan hukum yang berlaku baik berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan/Keputusan Menteri terkait, dan Peraturan daerah. Dalam penyusunan Renstra SKPD ini, sejumlah peraturan telah digunakan sebagai rujukan, yakni antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656);

3. Undang – undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran

Negara Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4411);

4. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor : 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor: 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(14)

4

9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

12. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

14. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

15. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5170);

16. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433);

17. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan

(15)

5

18. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;

19. Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang Kelembagaan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

(16)

6 27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

28. Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

29. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

30. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20/Permentan/OT.140/2/2010

tentang Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian;

31. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/Permentan/OT.140/3/2010

tentang Pedoman Sistim Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian;

32. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/12/2012

tentang Pedoman Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air;

33. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013

tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

37. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

50/Permentan/CT. 140/8/2012 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian;

(17)

7

38. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005-2025;

39. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan 2009-2029;

40. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

41. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 90);

42. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Nomor 5); 43. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kab. Soppeng Tahun 2008 Nomor 93);

44. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Daerah Kabupaten

Soppeng Tahun 2009 Nomor 98);

45. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2010 Nomor 111);

46. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2012 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 3); 47. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 08 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 - 2032; 48. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2014 tentang

Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah Kabupaten Soppeng;

(18)

8

49. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021;

50. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng;

51. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 53 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng.

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng disusun dengan maksud sebagai berikut :

a. Sebagai acuan resmi dalam menentukan program tahunan dan

merupakan tolak ukur dalam mengevaluasi Program dan Kegiatan Tahunan pada Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng.

b. Menggambarkan kondisi umum yang dihadapi saat ini untuk

menentukan arah dan tujuan yang ingin dicapai.

c. Memudahkan penyusunan program secara terpadu, serta

memudahkan memahami kebijakan program tahunan dalam rentang waktu 5 (Lima) tahunan.

2. Tujuan

Penyusunan Renstra Dinas Pertanian bertujuan :

a. Menentukan arah pembangunan pertanian sekaligus sebagai acuan

bagi para pelaku pembangunan pertanian;

b. Mewujudkan visi dan misi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng;

c. Menjamin terciptanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan

sinergitas antar daerah, antar pusat dan daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan.

d. Sebagai pedoman dalam menentukan prioritas dan pengembangan

sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsi setiap unit kerja di lingkungan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sehingga

(19)

9 memudahkan monitoring dan evaluasi awal sampai akhir pelaksanaan program.

D. Sistematika Penulisan

Sistimatika penulisan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016 – 2021 diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini mengemukakan secara ringkas mengenai latar

belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Pada bab ini menjelaskan mengenai tugas dan fungsi serta struktur

organisasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, aset/modal, dan unit usaha yang masih operasional serta menunjukkan tingkat capaian kinerja berdasarkan sasaran/target Renstra periode sebelumnya beserta Tantangan dan Peluang

Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaah Visi, Misi dan Program RPJMD, Telaah Renstra Kementerian dan Provinsi, Telaah RTRW dan KLHS RPJMD dan Penentuan Isu-Isu Strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan visi dan misi, tujuan dan sasaran jangka menengah serta strategi dan kebijakan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Dinas Pertanian untuk periode Tahun 2016– 2021.

(20)

10

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan tentang Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.

(21)

Gambar 1. Bagan Alur Keterkaitan Dokumen Perencanaan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

RENSTRA K/L RENJA K/L Pedoman RKA K/L RINCIAN APBN Pedoman RPJM NASIONAL RKP Dijabarkan RAPBN APBN Pedoman RPJP NASIONAL Pedoman RPJM DAERAH RKP DAERAH Dijabarkan RAPBD APBD Pedoman RENSTRA SKPD RENJA SKPD Pedoman RKA SKPD RINCIAN APBD Pedoman RPJP DAERAH Pedoman Diacu

Diserasikan melalui Musrenbang Memperhatikan Acuan Pedoman Diacu UU.NO. 17/03 KN UU. NO. 25/04 SPPN

(22)

BAB II.

GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng. Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pertanian yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng mempunyai fungsi, sesuai Pasal 4 Peraturan Bupati Soppeng Nomor 53 Tahun 2016. Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut : a. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Tanaman Pangan, Hortikultura,

Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan;

b. Pemberian dukungan pelaksanaan kebijakan dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan;

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta pelaporan pelaksanaan kegiatan dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan;

d. Pembinaan dan Pengkoordinasian dibidang kesekretariatan;

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

(23)

2. Struktur Organisasi SKPD

Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan, Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng memiliki Struktur Organisasi yang mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng.

Adapun Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dapat disajikan pada bagan sebagai berikut :

(24)

Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng

KEPALA DINAS

Unit Pelaksana Teknis

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUBAG PERENCANAAN DAN PELAPORAN SUBAG KEUANGAN SUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BIDANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN SEKSI SARANA DAN PRASARANA

PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN SEKSI PEMBIBITAN DAN PRODUK TERNAK SEKSI KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET SEKSI MUTU DAN PENGOLAHAN SEKSI PERIZINAN DAN PELAYANAN USAHA SEKSI PEMASARAN BIDANG PERKEBUNAN BIDANG HORTIKULTURA SEKSI SARANA DAN PRASARANA

PERKEBUNAN SEKSI PRODUKSI PERKEBUNAN SEKSI PERLINDUNGAN, PENGAMATAN DAN PENGENDALIAN PERKEBUNAN SEKSI SARANA DAN PRASARANA HORTIKULTURA SEKSI PRODUKSI HORTIKULTURA SEKSI PERLINDUNGAN, PENGAMATAN DAN PENGENDALIAN HORTIKULTURA BIDANG TANAMAN PANGAN BIDANG PEMBINAAN DAN PENYULUHAN SEKSI SARANA DAN PRASARANA TANAMAN PANGAN SEKSI PRODUKSI TANAMAN PANGAN SEKSI PERLINDUNGAN, PENGAMATAN DAN PENGENDALIAN TANAMAN PANGAN SEKSI KELEMBAGAAN DAN KETENAGAAN SEKSI PENYELENGGARAAN DAN PENYULUHAN SEKSI PEMBERDAYAAN TENAGA PENYULUH

(25)

Berdasarkan struktur organisasi diatas, susunan dan struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng terdiri dari :

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin dan melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibidang pertanian yang meliputi bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kesehatan hewan, pengolahan dan pemasaran, pembinaan dan penyuluhan, serta tugas pembantuan berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas.

Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Dinas Pertanian mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan;

b. Pemberian dukungan pelaksanaan kebijakan dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan;

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta pelaporan pelaksanaan kegiatan dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan;

d. Pembinaan dan pengkordinasian dibidang kesekretariatan;

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

b. Sekretariat

Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan dan Sub Bagian Keuangan. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan dalam rangka penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan sub bagian umum dan kepegawaian, perencanaan, pelaporan dan keuangan

(26)

serta memberikan pelayanan administrasi dan fungsional kepada semua unsur dalam lingkup Dinas Pertanian berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas.

Dalam menyelenggarakan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang umum, kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan dibidang umum, kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan;

c. Pembinaan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang umum, kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan;

d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan kesekretariatan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan terdiri dari Seksi Sarana dan Prasarana, Seksi Produksi serta Seksi Perlindungan, Pengamatan dan Pengendalian. Bidang Tanaman Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan bidang tanaman pangan yang meliputi sarana dan prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Sedangkan dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Tanaman Pangan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian;

(27)

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian;

d. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

d. Bidang Hortikultura

Bidang Hortikultura terdiri dari Seksi Sarana dan Prasarana, Seksi Produksi dan Seksi Perlindungan, Pengamatan dan Pengendalian. Bidang Hortikultura dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan bidang Hortikultura yang meliputi sarana dan prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Hortikultura mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang sarana dan prasarana, produksi, serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian;

(28)

d. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

e. Bidang Perkebunan

Bidang Perkebunan terdiri dari Seksi Sarana dan Prasarana , Seksi Produksi dan Seksi Perlindungan, Pengamatan dan Pengendalian. Bidang Perkebunan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan Bidang Perkebunan yang meliputi sarana dan prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Perkebunan mempunyai fungsi :

a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian;

b. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang sarana prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian;

c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang sarana prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian;

d. Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang sarana prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(29)

f. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan terdiri dari Seksi Sarana dan Prasarana , Seksi Pembibitan dan Produk Ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang meliputi sarana dan prasarana, Pembibitan dan Produk Ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai fungsi :

a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana, pembibitan dan produksi ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet;

b. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibidang sarana dan prasarana, pembibitan dan produksi ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet;

c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang sarana prasarana, pembibitan dan produksi ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet;

d. Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang sarana prasarana, pembibitan dan produksi ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

g. Bidang Pengolahan dan Pemasaran

Bidang Pengolahan dan Pemasaran terdiri dari Seksi Mutu dan Pengolahan, Seksi Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Seksi Pemasaran. Bidang Pengolahan dan Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis,

(30)

memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan Bidang Pengolahan dan Pemasaran yang meliputi Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran mempunyai fungsi :

a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran;

b. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibidang Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran;

c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran;

d. Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

h. Bidang Pembinaan dan Penyuluhan

Bidang Pembinaan dan penyuluhan terdiri dari Seksi Kelembagaan dan Ketenagaan, Seksi Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Seksi Pemberdayaan Tenaga Penyuluh. Bidang Pembinaan dan penyuluhan

dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan bidang Pembinaan dan Penyuluhan yang meliputi Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

(31)

Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Pembinaan dan penyuluhan mempunyai fungsi :

a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh; b. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh;

c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh;

d. Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

B. Sumber Daya SKPD

1. Sumber Daya Manusia

Pemerintahan yang baik (good governance) adalah prasyarat bagi terbentuknya pemerintahan yang efektif dan demokratis. Good governance

digerakkan oleh prinsip-prinsip partisipatif, penegakan hukum yang efektif, transparansi, responsif, kesetaraan, visi strategis, efektif dan efisien, profesional, akuntabel dan pengawasan yang efektif. Dengan kaitan tersebut, peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya sumber daya aparatur harus menjadi salah satu prioritas penting dan strategis dalam program saat ini dan di masa yang akan datang. Sumber daya aparatur pemerintah menempati posisi strategis yang bukan saja mewarnai melainkan juga menentukan arah kemana suatu daerah akan dibawa.

Pemerintah Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas dan fungsi-fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintahan di masa mendatang adalah

(32)

pemerintahan yang melayani, yang mampu menerjemahkan kebijakan publik ke dalam langkah-langkah operasional yang kreatif dan inovatif dengan orientasi pada kepentingan masyarakat. Pemerintahan yang melayani hanya bisa diwujudkan jika aparaturnya cerdas.

Terkait dengan hal tersebut di atas, jumlah aparatur Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sebagai kelembagaan daerah yang baru terbentuk berdasarkan data yang ada berjumlah total 135 orang yang terdiri dari 61 orang aparatur struktural dan 74 orang aparatur fungsional penyuluh pertanian. Komposisi jabatan dalam struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada Tabel 2.1. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2.1, dengan jenjang eselonering II, Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng melaksanakan fungsi Pelayanan di Bidang Pertanian.

Tabel 2.1

Komposisi Jabatan dalam Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016

No. Uraian Eselon

II Eselon III Eselon IV Staf (JFU) Jumlah 1. Kepala Dinas 1 - - - 1 2. Sekretariat - 1 3 15 19

3. Bidang Tanaman Pangan - 1 3 6 10

4. Bidang Hortikultura - 1 3 1 5

5. Bidang Perkebunan - 1 3 3 7

6. Bidang Peternakan dan

Kesehatan Hewan - 1 3 - 4

7. Bidang Pengolahan dan

Pemasaran - 1 3 4 8

8. Bidang Pembinaan dan

Penyuluhan - 1 3 3 7

Jumlah 1 7 21 32 61

Dari data awal tersebut diatas tampak adanya keterbatasan jumlah staf dalam setiap bidang, sehingga akan diusulkan kebutuhan staf pada Instansi terkait.

(33)

Sedangkan kondisi kepegawaian Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini :

Tabel 2.2

Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016

No. Uraian S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP Jumlah

1.

Kepala Dinas - 1 - - - - 1

2. Sekretariat - 7 8 - 4 - 19

3. Bidang Tanaman Pangan - 2 5 - 3 - 10

4. Bidang Hortikultura - 1 4 - - - 5

5. Bidang Perkebunan - 3 2 - 2 - 7

6. Bidang Peternakan dan

Kesehatan Hewan - 1 3 - - - 4

7. Bidang Pengolahan dan

Pemasaran - 3 5 - - - 8

8. Bidang Pembinaan dan

Penyuluhan - 2 5 - - - 7

Jumlah - 20 32 - 9 - 61

Kapasitas dan kapabilitas pegawai berkaitan erat dengan tingkat pendidikannya. Berdasarkan data pada Tabel 2.2 diatas khusus untuk pegawai struktural, tingkat pendidikan pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang paling banyak adalah pendidikan S1 sebanyak 32 orang, persentase mencapai 52,46%. Tingkat pendidikan dari pegawai struktural Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng ini merupakan modal dasar yang penting dalam peningkatan kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng secara umum. Jumlah pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang menamatkan pendidikan SMA tercatat ada 9 orang, dan paling banyak kedua yaitu S2 sebanyak 20 orang yang secara persentase, jumlah tersebut mencapai 32,79% dari seluruh pegawai struktural Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, hal ini tentu menjadi modal dasar yang besar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten

(34)

Soppeng. Sedangkan khusus untuk fungsional penyuluh pertanian, tingkat pendidikan yang paling banyak yaitu S1 sebanyak 52 orang atau 70,27% dari total penyuluh pertanian yang ada, sisanya S2 sebanyak 7 Orang atau 9,46%, SMA sederajat 12 orang atau 16,22%, D3 sebanyak 2 orang atau 2,70% dan S3 sebanyak 1 orang atau 1,35% dari total jumlah penyuluh pertanian yang ada.

Namun demikian, selain kendala dalam ketersediaan SDM yang menjadi isu strategis pada Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng adalah mengenai kualitas SDM dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

2. Anggaran

Dari sisi anggaran, Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sebagai kelembagaan baru yang dibentuk tahun 2016 ini belum mendapatkan alokasi anggaran, akan tetapi untuk masing-masing instansi asal yang membentuk kelembagaan Dinas Pertanian masing-masing Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Bidang perkebunan), Dinas Peternakan dan Perikanan (Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan), serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (Bidang Pembinaan dan Penyuluhan) memiliki data alokasi dan realisasi anggaran selama 5 (lima) tahun terakhir sebagai berikut :

Tabel 2.3

Alokasi Anggaran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng Tahun 2011 - 2015

No. Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase

(%) 1. 2011 9.476.903.256,- 8.598.620.193,- 90,73 2. 2012 10.052.698.630,- 9.669.976.434,- 96,19 3. 2013 14.760.580.760,- 14.187.838.288,- 96,12 4. 2014 20.868.296.105,- 19.247.573.888,- 92,23 5. 2015 32.199.175.580,- 31.543.248.846,- 97,96 Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Soppeng

(35)

Tabel 2.4

Alokasi Anggaran Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng Tahun 2011 - 2015

No. Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase

(%) 1. 2011 8.132.954.773,- 7.902.452.580,- 97,17 2. 2012 11.073.076.655,- 10.121.260.065,- 91,40 3. 2013 22.320.690.554,- 20.993.870.344,- 94,06 4. 2014 24.138.282.202,- 23.407.735.696,- 96,97 5. 2015 12.404.241.708,- 11.764.317.360,- 94,84 Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kab. Soppeng

Tabel 2.5

Alokasi Anggaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng Tahun 2011 - 2015

No. Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase

(%) 1. 2011 9.226.377.495,- 6.754.940.310,- 73,22 2. 2012 8.597.490.701,- 7.934.370.522,- 92,29 3. 2013 7.987.201.955,- 7.430.271.640,- 93,03 4. 2014 8.545.293.559,- 8.126.965.052,- 95,11 5. 2015 10.364.099.009,- 9.333.272.606,- 90,06 Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Soppeng

Tabel 2.6

Alokasi Anggaran Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Soppeng Tahun 2011 - 2015

No. Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase

(%) 1. 2011 1.999.093.512,- 1.813.293.049,- 90,71 2. 2012 2.665.627.317,- 2.571.299.325,- 96,46 3. 2013 7.240.191.722,- 6.670.320.739,- 92,13 4. 2014 9.880.145.847,- 9.809.440.251,- 99,28 5. 2015 9.679.332.881,- 9.683.626.064,- 100,04 Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Soppeng

Dari data masing-masing instansi yang tergabung dalam Dinas Pertanian, secara umum hampir setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah anggaran, kecuali Dinas Kehutanan dan Perkebunan pada Tahun Anggaran 2015, Dinas

(36)

Peternakan dan Perikanan pada Tahun Anggaran 2011, 2012 dan 2013 serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan pada Tahun Anggaran 2015 mengalami penurunan. Sedangkan untuk realisasi anggaran rata-rata diatas 90% kecuali Dinas Peternakan dan Perikanan pada Tahun Anggaran 2011 yang hanya mencapai 73,22%. Adapun permasalahan dalam realisasi anggaran seringkali disebabkan karena beberapa kegiatan dilaksanakan pada APBD perubahan di Bulan Oktober sehingga ada keterbatasan waktu dalam melaksanakan kegiatan dan penyerapan anggarannnya. Kecermatan dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang menjadi pedoman pelaksanaan program/kegiatan baik dari sisi anggaran maupun dari indikator kinerja turut menentukan serapan dan alokasi anggaran yang dibutuhkan.

3. Aset, Sarana dan Prasarana

Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng menempati kantor yang berdiri di atas lahan seluas 570 meter persegi milik Pemerintah Kabupaten Soppeng yang beralamat di Jalan Salotungo, Watansoppeng. Secara umum kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki dan dipergunakan dalam mendukung pelaksanaan kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut :

Tabel 2.7

Rekapitulasi Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng

sampai dengan Tahun 2016

No. Nama Barang Banyaknya B Kondisi Barang KB RB

1 2 3 4 5 6

A. Tanah

1. Tanah Bangunan Perumahan 3 3 - -

2. Tanah Bangunan Pabrik Pupuk Organik 1 1 - -

B. Peralatan dan Mesin

1. Mesin Penghancur Batu 1 1 - -

2. Mesin Proses Lainnya 14 14 - -

3. Screw Conveyor 4 4 - -

4. Portable Generating Set 2 2 - -

5. Stationary Water Pump 10 10 - -

6. Kendaraan roda 4 4 4 - -

7. Kendaraan roda 2 26 25 - 1

8. Mesin Kompresor 1 1 - -

9. GPS 11 11 - -

(37)

No. Nama Barang Banyaknya B Kondisi Barang KB RB

1 2 3 4 5 6

12. Traktor Tangan 6 6 - -

13. Alat Pengering (Dryer) 1 1 - -

14. Mesin Ketik Manual 7 7 - -

15. Mesin Foto copy 1 1 - -

16. Lemari Besi/Metal 17 17 - - 17. Rak Besi/Metal 1 1 - - 18. Filling Besi/Metal 18 18 - - 19. Lemari Kaca 1 1 - - 20. Lemari Makan 1 1 - - 21 Papan Visual 1 1 - - 22. Papan Pengumuman 2 2 - - 23. White Board 1 1 - - 24. Terali Pengaman 107 107 - - 15. Lemari Kayu 21 21 - - 16. Meja Rapat 1 1 - - 17. Meja Makan 2 2 - - 18. Kursi Rapat 62 62 - -

19. Kursi Tamu (Panjang) 3 3 - -

20. Meja ½ Biro 13 13 - - 21. Sofa 2 2 - - 22. Meja 1 Biro 1 1 - - 23. Kursi Kerja 62 62 - - 24. Meja Kerja 14 14 - - 25. Meubelair Lainnya 1 1 - - 26. Lemari Es / Kulkas 4 4 - - 27. AC 20 20 - - 28. Kompor Gas 7 7 - - 29. Televisi 5 5 - - 30. Wireless 2 2 - - 31. Timbangan Barang 1 1 - - 32. Dispenser 2 2 - - 33. Handycam 3 3 - - 34. Komputer PC 13 13 - - 35. Laptop 18 18 - - 36. Printer 6 6 - -

37. Peralatan Personal Komputer Lainnya 2 2 - -

38. Meja Kerja Pejabat Eselon II 1 1 - -

39. Meja Kerja Pejabat Eselon III 6 6 - -

40. Meja Kerja Pejabat Eselon IV 1 1 - -

41. Kursi Kerja Pejabat Eselon II 1 1 - -

42. Kursi Kerja Pejabat Eselon III 6 6 - -

43. Kursi Kerja Pejabat Eselon IV 26 26 - -

44. Kamera 12 12 - -

45. Proyektor 3 3 - -

46. Microphone/Wireless Mic 2 2 - -

47. Peralatan Studio Visual Lainnya 1 1 - -

48. Mesin Press 1 1 - -`

49. Loudspeaker 7 7 - -

(38)

No. Nama Barang Banyaknya B Kondisi Barang KB RB

1 2 3 4 5 6

51. Telepon Mobile / Telepon antar ruangan 6 6 - -

52. Handy Talky (HT) 11 11 - -

53. Faximile 1 1 - -

54. Alat Komunikasi Telepon Lainnya 2 2 - -

55. Unit Pemancar VHF/FM Transportable 1 1 - -

C. Gedung dan Bangunan

1. Bangunan gedung Kantor Permanen 7 7 - -

2. Pagar Gedung kantor 1 1 - -

3. Papan Nama Kantor 1 1 - -

4. Bangunan gudang tertutup permanen 1 1 - -

5. Bangunan tempat ibadah permanen 1 1 - -

6. Bangunan gedung pabrik permanen 2 2 - -

7. Rumah negara Golongan III/Type E permanan 2 2 - -

D. Jalan, Irigasi dan Jaringan

1. Paving Blok 1 1 - -

2. Sumur Gali 1 1 - -

3. Jaringan sambungan kerumah kapasitas sedang 1 1 - -

4. Instalasi listrik 2 2 - -

5. Jaringan Internet 1 1 - -

E. Barang Inventaris Lainnya - - - -

F. Konstruksi dalam pengerjaan - - - -

Catatan : B = Baik KB = Kurang Baik RB = Rusak Berat

Berdasarkan Tabel 2.7 diatas terlihat bahwa aset, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng keadaan sampai dengan tahun 2016 merupakan aset dari Dinas sebelumnya yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, dengan komponen peralatan dan mesin merupakan aset sarana dan prasarana yang terbanyak jenis dan jumlahnya, kemudian disusul komponen gedung dan bangunan, komponen jalan, irigasi dan jaringan dan komponen tanah. Sementara asset lainnya yang berasal dari Unsur Dinas lainnya yang tergabung seperti Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dari Dinas Peternakan dan Perikanan, Bidang Perkebunan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan, serta Bidang Pembinaan dan Penyuluhan dari BP3KP Kab. Soppeng belum dilakukan serah terima pengalihan asset sehingga belum bisa dimasukkan dalam daftar inventaris asset yang ada.

(39)

Lokasi Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang cukup strategis memudahkan aksesibilitas dari dan menuju kantor Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, lokasi yang terletak dalam kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Soppeng di Jalan Salotungo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng memberi peluang untuk menyelenggarakan kegiatan secara lebih terpadu dan terfokus.

Demikian juga sarana pendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang tersedia dalam jumlah dan kualitas memadai seperti kendaraan dinas maupun peralatan penunjang pekerjaan (komputer, printer, kamera dll) dengan anggaran untuk pemeliharaan yang juga cukup memadai.

Permasalahan dalam pengelolaan barang berkaitan dengan inventarisasi aset adalah banyaknya barang yang sudah rusak tetapi belum dilakukan penghapusan, serta tidak tersedianya tempat penyimpanan yang memadai untuk barang dan dokumen produk Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng sebagai Dinas lama sebelum terbentuknya Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng.

Berdasarkan jenis dan jumlah aset, sarana dan prasarana yang dimiliki dan digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, maka nilai aset sarana dan prasarana tersebut keadaan sampai Desember 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.8 sebagai berikut :

Tabel 2.8

Nilai Asset, Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sampai dengan Tahun 2016

No. Aset Tetap Nilai (Rp)

1. 2 3

1. Tanah Rp. 571.988.433,00

2. Peralatan dan Mesin Rp. 4.025.804.146,49

3. Gedung dan Bangunan Rp. 2.793.087.731,25

4. Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp. 145.344.500,-

5. Barang Inventaris Lainnya Rp. NIHIL

6. Konstruksi dalam Pengerjaan Rp. NIHIL

JUMLAH Rp. 7.536.224.810,74

(40)

Berdasarkan Tabel 2.8 diatas terlihat nilai aset secara keseluruhan yang dikuasai oleh Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dari Dinas sebelumnya yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng yaitu senilai Rp. 7.536.224.810,74, nilai aset yang paling tinggi yaitu peralatan dan mesin senilai Rp. 4.025.804.146,49 atau 53,42%, disusul gedung dan bangunan senilai Rp. 2.793.087.731,25 atau 37,06%, tanah senilai Rp. 571.988.433,- atau 7,59%, jalan, irigasi dan jaringannnya senilai Rp. 145.344.500,- atau 1,93%.

C. Kinerja Pelayanan SKPD

Kinerja pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang utama berkaitan dengan urusan yang menjadi kewenangannya yaitu : Urusan Pilihan yaitu Pertanian. Tingkat capaian kinerja pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten

Soppeng berdasarkan sasaran/target renstra periode sebelumnya pada Instansi-Instansi yang tergabung dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng.

Berdasarkan renstra periode sebelumnya dari masing-masing instansi yang tergabung dan dikompilasi menjadi indikator kinerja pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng terdiri dari :

a. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (kw/hektar). b. Kontribusi sektor pertanian, perkebunan terhadap PDRB (%).

c. Cakupan binaan kelompok tani (jumlah kelompok). d. Berkurangnya lahan kritis (%).

e. Meningkatnya Kompetensi Petani dalam Mengelola Usaha Tani dan Organisasinya (%)

f. Mengembangkan dan Memberdayakan SDM Penyuluhan Pertanian yang Kompetitif, Efektif, Kreatif, Inovatif dan Memiliki Integritas Moral yang tinggi dan berwawasan global dengan dukungan dan prasarana yang memadai (%).

g. Populasi Ternak Sapi (ekor). h. Populasi Ternak Kambing (ekor). i. Populasi Ternak Unggas (ekor).

j. Kelahiran Sapi Hasil Inseminasi Buatan (ekor). k. Produksi Daging (kilogram).

(41)

Adapun gambaran kinerja pelayanan masing-masing instansi yang tergabung dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sesuai dengan indikator kinerja tersebut diatas yaitu sebagai berikut :

(42)

Tabel 2.9

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD (sesuai permendagri 54/2010) Target SPM Target IKK Indikator Target

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1. Produktivitas padi atau bahan pangan Utama Lokal Lainnya Per Hektar

- Padi (GKG) - kw/ha 65,91 - kw/ha 63,72 kw/ha 64,28 kw/ha 64,84 kw/ha 65,38 kw/ha 65,91 kw/ha 57,72 kw/ha 58,93 kw/ha 57,26 kw/ha 58,54 kw/ha 58,26 91,23% 91,68% 88,31% 89,54% 88,39% - Jagung (Pipilan Kering) - kw/ha 60,45 - kw/ha 55,11 kw/ha 56,48 kw/ha 57,83 kw/ha 59,15 kw/ha 60,45 kw/ha 46,98 kw/ha 48,06 kw/ha 44,75 kw/ha 51,69 kw/ha 39,00 85,25% 85,09% 77,38% 87,39% 64,52% - Kedele (Pipilan Kering) - kw/ha 31,41 - kw/ha 28,25 kw/ha 29,04 kw/ha 29,83 kw/ha 30,62 kw/ha 31,41 kw/ha 13,09 kw/ha 11,74 kw/ha 16,74 kw/ha 17,64 kw/ha 20,36 46,34% 40,43% 56,12% 57,61% 64,82% - K. Tanah (Biji Kering) - kw/ha 23,89 - kw/ha 23,52 kw/ha 23,64 kw/ha 23,73 kw/ha 23,82 kw/ha 23,89 kw/ha 14,74 kw/ha 12,74 kw/ha 11,93 kw/ha 18,50 kw/ha 13,21 62,67% 53,89% 50,27% 77,67% 55,30% - K. Hijau (Biji Kering) - kw/ha 16,72 - kw/ha 16,11 kw/ha 16,28 kw/ha 16,44 kw/ha 16,59 kw/ha 16,72 kw/ha 17,38 13,32kw/ha kw/ha 12,69 kw/ha 13,28 kw/ha 13,80 107,88% 81,82% 77,19% 80,05% 82,54% - Ubi Kayu (Umbi Basah) - 108,02 kw/ha - 102,42 kw/ha 103,90 kw/ha 105,32 kw/ha 106,90 kw/ha 108,02 kw/ha 153,69 kw/ha 187,54 kw/ha 182,59 kw/ha 178,65 kw/ha 257,16 kw/ha 150,06% 180,50% 171,47% 167,12% 238,07% - Ubi Jalar (Umbi Basah) - kw/ha 79,92 - kw/ha 78,84 kw/ha 79,11 kw/ha 79,38 kw/ha 79,65 kw/ha 79,92 108,57 kw/ha 142,63kw/ha 158,94 kw/ha 100,43 kw/ha 176,15 kw/ha 137,71% 180,29% 200,23% 126,09% 220,41%

2. terhadap PDRB Kontribusi sektor pertanian/perkebunan - 49.81% - 49.45% 49.54% 49.63% 49.72% 49.81% 41,25% 39,42% 38,26% 30,25% 83,42% 79,57% 77,09% 60,84%

3. Cakupan bina kelompok tani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 96,51% 80,21% 79,36% 74,92% 89,69% 96,51% 80,21% 79,36% 74,92% 89,69%

(43)

Tabel 2.10

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Sub Sektor Perkebunan)

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target

IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun

ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Berkurangnya Lahan Kritis 4.09 3.52 7,52 3.78 3,78 4.09 6.17 3,70 4.76 4.32 7.99 175,8 49,20 125,92 114,28 195,35

(44)

Tabel 2.11

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Sub Sektor Peternakan)

No Indikator Kinerja Target SPM Target IKK indikator Target

lainnya

Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian tahun ke- Rasio capaian pada tahun ke-

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1 Populasi Ternak Sapi (ekor) - 35.000 ekor - 25.670 27.920 30.161 32.745 35.000 28.258 30.745 30.250 36.310 41.327 110,1 110 100,3 111 118,1

2 Populasi Ternak kambing (ekor) - 15.000 ekor - 11.500 12.500 13.300 14.250 15.000 11.837 12.264 13.486 19.555 21.829 102,9 98 101,4 137 146

3 Populasi ternak Unggas (ekor) - 1.100.050 ekor - 970.254 1.010.025 1.045.240 1.070.150 1.100.050 970.394 929.054 1.068.211 1.394.172 1.818.784 100 92 102,2 130 165

4 Hasil (Inseminasi Kelahiran Sapi

Buatan) - 300 ekor - 50 60 150 200 300 20 28 39 80 97 40 47 26 40 32

5 Produksi Daging (kg) - 800.000 kg - 647.336 769.664 727.844 769.664 800.000 733.797 754.012 635.250 762.510 867.909 113,4 98 87,28 99 108

Gambar

Gambar 1.  Bagan Alur Keterkaitan Dokumen Perencanaan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan  Dokumen Perencanaan Lainnya
Gambar  2.   Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng
Gambar  3.   Peta Rencana Pola Ruang  Kabupaten Soppeng  Tahun 2012-2032

Referensi

Dokumen terkait

organisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik

Selanjutanya bila digambarkan dalam bentuk histogram diameter telur ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Blkr) dari masing – masing perlakuan selama

Untuk ukuran partikel titik hujan yang sama dengan nilai permitivitas air absolut 1,33, didapat bahwa semakin besar frekuensi yang digunakan, semakin besar pula.

Dalam hal ini penulis memaparkan ada sebagian murid kelas VI pada tahun pelajaran 2017 / 2018 belum mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis surat

Sebuah metode yang tidak mengukur efek histeresis dan kegayutan terhadap suhu dari alat yang dikalibrasi serta pada umumnya digunakan oleh laboratorium kalibrasi

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu 90 % responden menggunakan saga sebagai obat sariawan, 57,5 % responden yang cara penggunaannya daun saga yang baru

Pada bulan Mei hingga Juni 2014 penulis melaksanakan penelitian skripsi di sungai belumai kabupaten Deli Serdang dengan judul “Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk di

Pada akhir fase luteal terutama saat-saat menjelang terjadinya perdarahan haid terjadi peningkatan hormon estrogen yang dapat kembali menyebabkan perubahan sekretorik pada