• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan penulis dari hasil penelitian yang telah diteliti, serta memberikan saran-saran terkait hasil penelitian ini.yang telah diteliti, serta memberikan saran-saran terkait hasil penelitian ini

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

C. Analisis Level Konteks Sosial berita Penyadapan Australia terhadap Indonesia padaRepublika OnlineIndonesia padaRepublika Online

3. Ideologi NKRI

Ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, sosial, maupun dalam kehidupan bernegara.82 Sedangkan NKRI merupakan bentuk kesatuan wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Dalam kehidupan bernegara peranan ideologi sangatlah penting dalam membentuk karakter individu ataupun kelompok yang ada di dalamnya, sehingga individu maupun kelompok tersebut dapat selalu konsisten dalam

81

Iswandi Syahputra,Jurnalisme Damai, ( Yogyakarta: P_IDEA, 2006) h. 85. 82Taury Lubis, “Dasar Ideologi NKRI

”diakses pada 20 Juli 2014 dari http://taurylubiz.blogspot.com/2011/05/dasar-ideologi-nkri.html

langkah serta pemikiran, dalam kata lain tidak kehilangan arah dalam bernegara.

Ideologi NKRI yang dianut oleh negaraIndonesia saat ini sangatlah berbeda dengan ideologi-ideologi yang ada di dunia seperti halnya ideologi liberalisme dan komunis. Ideologi NKRI merupakan ideologi yang berdiri bedasarkan dasar-dasar negara yang disebut sebagai pancasila.

Kata pancasila sendiri diambil dari bahasa sangsekerta, yang bearti lima sila atau asas. Setiap sila mengandung arti yang bebeda-beda namun secara keseluruhannya memiliki makna satu yakni membangun bangsa Indonesia secara adil, bermatabat serta mensejahterakan seluruh masyarakat. Adapun makna sila yang terkandung dalam pancasila sebagai berikut:83

1. Ketuhanan yang Maha Esa

Arti dari sila pertama yakni ketuhanan yang Maha Esa adalah sebagai manusia yang memiliki akal dan daya nalar, kita menyadari bahwa Tuhan telah menciptakan kita sebagai manusia di muka bumi. Pencipta dengan yang dicipta memiliki hubungan kausa prima yakni manusia haruslah tunduk dan melaksanakan perintah Tuhan serta menjauhi larangan-Nya.

83

Bayu Budi Utomo, “Pancasila Sebagai Ideologi NKRI”, di akses 3 Februari dari http://research.amikom.ac.id/index.php/DTI/article/view/5698/4227

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Artinya setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga Indonesia lainnya tanpa membedakan agama maupun suku bangsa. Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai derajat yang sama dihadapan hukum.

3. Persatuan Indonesia

Artinya makna persatuan intinya adalah kesatuan yang utuh, yang tidak tidak terpecah belah. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan kehidupan modern sekarang ini, maka disebut nasionalisme. Oleh karena rasa satu yang sedemikian kuatnya, maka timbulah rasa cinta dalam membela bangsa dan tanah air.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Artinya perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat. Kebijaksaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Artinya adanya persamaan dan saling menghargai antar sesama masyarakat Indonesia. Jadi seseorang bertindak adil apabila dia memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan haknya. Serta kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia

Adapun dalam pemberitaan kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia, Republika Online selaku Koran online komunitas muslim terbesar di Indonesia secara tegas memegang ideologi NKRI secara penuh dengan mengamalkan sila ke-3 yakni Persatua Indonesia, dimana Republika Online dalam kasus penyadapan ini berdiri membela kedaulatan Indonesia yang dilanggar oleh Australia, namun tetap dalam sisi yang objektif salah satunya adalah dengan memberikan ruang komentar kepada seluruh tokoh masyarakat maupun cendikiawan Indonesia dalam melihat kasus penyadapan tersebut sehingga pembaca dapat melihat berbagai sudut pandang kasus penyadapan Australi secara berbeda-beda.

Hal ini sangat jelas terungkap dalam wawancara pribadi dengan Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online Joko Sadewo mengenai pandangan Republika Online terhadap kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia.

Dalam persoalan penyadapan Australia kita menggunakan konsep Islam moderat atau Islam tengah, jadi persoalan kedaulatan dan nasionalisme penting buat kita”84

Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Joko Sadewo selaku Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online bahwa arti nasionalisme sangatlah penting untuk Republika Online, sehingga dengan ini

84

Wawancara pribadi dengan Asisten RedakturRepublika OnlineJoko Sadewo, Jakarta 10 April 2014

Republika Online menjadi Koran online yang mendukung penuh kedaulatan Indonesia atas penyadapan yang dilakukan Australia secara ideologi maupun garis politik media.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang peneliti peroleh dalam penelitian ini adalah bahwa Republika Online selalu berpihak kepada Indonesia mengenai kasus penyadapan Australia beberpa bulan lalu dengan beberapa alasan. Pertama,Republika Online adalah media yang sepenuhnya berada di wilayah kedaulan Indonesia, sehingga dengan adanya persamaan wilayah kedaulatan maka hal tersebut menjadi modal utama Republika Online untuk terus menyuarakan dukungan serta menggalang simpati masyarakat Indonesia terhadap kasus tersebut. Kedua, Republika Online tidak mentolerir penyalahgunaan hubungan diplomatik Australia terhadap Indonesia, yang dinilainya sebagai bentuk penghianatan dan penghinaan terhadap bangsa Indonesia. Ketiga, terdapatstatementdari staf Asisten Redaktur Pelaksana bahwa untuk masalah kedaulatan tidak bisa di gangu-gugat.

Hasil penemuan tersebut penulis temukan melalui analisis wacana kritis Teun A. Van Dijkdengan tiga level analisis, sebagaimana berikut:

1. Dilihat dari segi teks, wacana pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia dikonstruksi olehRepublika Onlinedengan penekanan makna dan pemilihan kata atau kalimat yang ditonjolkan sehingga selalu terlihat membela Indonesia. Pembelaan ini dapat dilihat dari judul, tema yang diangkat, narasumber ataupun isi berita yang disajikan.

2. Dilihat dari segi kognisi sosial, wartawan Republika Online memandang kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia merupakan sikap keberpihakannya kepada Indonesia merupakan harga mati dalam membela kedaulatan bangsa Indonesia.

3. Dilihat dari segi konteks sosial, setelah terbongkarnya kasus tersebut pada 15 November 2013 di media dan menjadi perhatian dunia internasional. Hal itu sempat membuat hubungan Indonesia dan Australia merenggang, terlebih prioritas penargetan penyadapan adalah Presiden Indonesia.

Masalah ini merupakan urusan harga diri bangsa Indonesia di mata dunia sehingga kasus tersebut mengunang rasa simpati seluruh warga negara Indonesia untuk membela kehormatan negaranya, terutama masyarakat muslim di Indonesia.

Keberpihakan Republika Online terhadap Indonesia pada kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia tersebut sangatlah besar. Begitu jugaRepublika Onlinedalam menyajikan berita dengan menonjolkan isi berita yang sangat mendukung Indonesia secara ideologi NKRI maupun politik media

B. Saran

1. Sebagai media online muslim terbesar di Indonesia, diharapkan Republika Online mampu membuat isi berita yang lebih menarik dan apik sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam penulisan maupun penempatan kalimat pada isi berita, serta menggunakan pemilihan kata yang tepat sehingga pembaca dapat memahami artikulasi dengan dengan baik.

2. Dalam memilih gambar untuk sebuah berita, diharapkan Republika Online dapat lebih kreatif dalam memilih gambar yang sesuai dengan konten berita dan tidak ada lagi gambar yang sama antara konten berita satu dengan yang lainnya, hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat menangkap pesan dalam gambar yang ditampilkan Republika Onlinesecara menyeluruh.

3. Dari sekian banyak daftat petingi negara Indonesia yang menjadi korban penyadapan, pihak Republika Online tidak menampilkan pendapat ataupun komentar salah satu dari petinggi negara tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui bagaimana komentar para petingi negara pasca penyadapan yang dilakukan Australia.

A. Buku

Andi, Prastowo. Memahami Metode-metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), cet. Ke-1, h. 18.

Alwi, Hasan. Dkk.Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Edisi Ke-4 2008), h. 1265.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Denzin, Norman K. dan Guba, Egon. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2001.

Dijk, Teun Van. Aims of Critical Discourse e Analysis: A sociocognitive Approach,London: Sage, 2002.

Echols, John M dan Shadily. Hasan. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia. 2005.

Effendy, Onong U. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003.

Eriyanto. Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKis. 2001.

Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A. Theories of Human Communication, USA: Thomson Wadsworth, 2008.

2007.

Peter Salim, dan Salim, Yenny, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, Edisi Ke-3, 2002.

Rani, Abdul.Analisis Wacana Sebuah Kajian, Malang: Bayu Media, 2004. Sobur, Alex.Analisis Teks Media:Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Rosda, 2006, h. 68.

Subana, M.Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Suhandang, Kustandi. Pengantar Jurnalistik, Bandung: Penerbit Nuansa, 2004.

Suhaemi dan Nasrullah. Rulli. Bahasa Jurnalistik, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006.

http://www.gatra.com/politik-1/9391-awas-parlemen-australia-intervensi-papua.html http://www.discourse.com http://www.republika.co.id/page/about http://ikrimahmaifandi.wordpress.com/2012/08/05/analisis-wacana/ http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/ http://arya-neo.blogspot.com/2010/10/pengertian-media-online.html http://jicopicolico.blogspot.com/2010/04/kehadiran-new-media-dalam-pandangan.html http://taurylubiz.blogspot.com/2011/05/dasar-ideologi-nkri.html http://nurernawatii.blogspot.com/2013/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html http://indonesiakemarin.blogspot.com/2007/05/konfrontasi-indonesia-malaysia-1962.html http://herususetyo.com/2013/02/15/suaka-warga-papua-di-australia/ http://research.amikom.ac.id/index.php/DTI/article/view/5698/4227 C. Lain-lain

Wawancara pribadi dengan Asisten Redaktur Republika OnlineJoko Sadewo pada 10 April 2014.

Waktu :Kamis, 10 April 2014

Tempat :Kantor RedaksiRepublika Online,Jalan Pejaten Raya, Graha Pejaten

No.5E-F Pasar Minggu Jakarta Selatan.

1. Bagaimana awal lahirnya RepublikaOnline?

Jadi kalau bicara tentang Republika online, Koran online pertama di Indonesia itu yaa republika online, yang memang sudah ada sejak sekitar 95-an, pada tahun itu kita sudah punya Republika online. Cuma pada waktu itu memang belum kita kelola secara bagus dan profesional, karana saat itu kita masih fokus untuk mengelola Republika cetaknya saja. Lama-lama melihat perkembangan media masa sekarang yang berkembang dan gadget juga semakin banyak, dari situ kita melihat sebuah peluang sebagai media yang mau tidak mau harus di kelola secara serius dan profesional.

Karena kita merupakan Koran online pertama di Indonesia, dan bahkan kita lebih dulu dibandingkan detik online, Kompas.com. Cuma sayangnya belum kita kelola secara serius. Jadi waktu itu Republika Online hanya kita gunakan sebagai tempat untuk menampung berita-berita yang ada di Republika cetak dan tidak kita kelola dengan manejemen sendiri. Dan kalau pengelolaannya secara professional itu baru sekitar 4-5 tahun yang lalu.

bahasa untuk semua wartawan Republika, dan memang gaya bahasa secara baku itu kita masih memakai pijakan gaya bahasa Koran tapi untuk style online nya tetep ada, style onlinenya kan seperti ini, kalau kita berbicara jurnalisme online maka kita berbicara supaya orang lain tertarik untuk membaca jadi lead beritanya pun harus dibuat supaya orang terangsang untuk membacanya, ketika kita ingin membuat lead berita online usahakan agar orang yang membacanya tahu isi beritanya tentang apa. Contoh kalau lead Koran sperti ini, “Tim Nas menang 3-1 dengan kemenangan ini maka Tim Nas lolos ke babak perempat final”, nah Itu lead koran. Kalau lead online bisa jadi beda, kita bisa mengambil dengan gaya yang berbeda seperti kita bisa memakai nama orang membawa kemenangan, jadi lead berita kta tidak harus sama dengan Koran. Dan gaya bahasanyapun lebih ringan lebih fungky tidak terlalau kaku dan berat.

3. Bagaimana kebijakan redaksinya, apa perbedaan kebijakan redaksi pada

Republika cetak dengan Rol ?

Ini kita secara manajemen sudah beda, tapi kalau terpisah secara kaku sih tidak, Pemred kita sama dengan Pemred Republika Koran tapi Redaktur Pelaksananya itu yang beda dengan Koran. Secara stuktur kan ada Pemimpin Redaksi (Pemred), Wakil Pemimpin Red aksi (Wapemred) dan Redaktur Pelakasana (Redpel). Nah Redaktur Pelaksana itu macam-macam, ada Redaktur Pelakasana Koran ada Redaktur Pelaksana Online dan Redaktur Pelaksana dari news room,nah news room itu yang ngurusin berita.

Tapi semua sember berita itu sama, sumber berita dari Republika cetak itu dari news room dan sumber berita republika online juga dari news room. Jadi

Jadi Redaktur di online tidak punya otoritas ke wartawan, tapi reporter ini bertanggung jawab ke Redaktur news room. Jadi sistemnya bersinergi antara Redaktur cetak denga Redaktur news room, Redaktur online dengan Redaktur news room.

4. Bagaimana sebenarnya Republika Online memandang kasus

pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia?

Yaa, persfektif kita kan persoalan kedaulatan yah, kita memang Koran islam tapi kita Koran islam yang moderat, kita bukan Koran islam yang kanan, kalau dulu Republika selalu diasumsikan dengan Koran islam yang kanan sekali. Yaa yang pasti saya tidak akan bicara masa lalu seperti apa tapis di bawah manajemen yang sekarang dibawah Pemred yang sekarang itu kita tidak lagi terlalu kekanan juga tidak terlalu ke kiri kita tetap pada garis tengah.

Jadi kalau isu-isu keislaman kita tetap kenceng, misalnya kita berbicara tentang UUD anti pornografi kita tetep kenceng meskipun kita harus melawan Tempo, saat UUD anti pornografi kita berhadapan dengan Tempo, dengan Media Indonesia dan Kompas. Karena garis politik media kita mengatakan bahwa UUD anti pornografi itu harus didukung,

Dalam soal penyadapan Australia kita menggunakan konsep islam moderat atau islam tengah jadi persoalan kedaulatan dan nasionalisme penting buat kita., saya tidak akan membandingkan dengan media yang lain tapi yang pasti sikap kita tegas terhadap persoalan tersebut karena itu merupakan sebuah pelanggaran dari Australia. Yang pasti garis kedaulatan Negara Indonesia harus kita tegakan. Itu garis politik media kita seperti itu.

perspektif. Misalnya kita juga gali informasi dari para pengamat internasional pandangannya dari sisi kedaulatannya seperti apa, kita liat juga dari penjelasan pemerintahnya seperti apa, penjelasan pihak Australianya juga seperti apa, kemudian masukan-masukan dari para pakar, pakar pertahanan nasioanal seperti apa harus ada semua.

5. Apakah narasumber yang dipilih bedasarkan sesuai ideologi Republika