• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Wacana Kritis Berita Penyadapan Australia Terhadap Indonesia Di Republika Online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Wacana Kritis Berita Penyadapan Australia Terhadap Indonesia Di Republika Online"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Sumarlin Surya Winata

NIM: 108051100010

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Sumarlin Surya Winata NIM: 108051100010

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)
(5)

i

Analisis Wacana Kritis Ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Berita Penyadapan Australia Terhadap Indonesia diRepublika Online

Ketegangan hubungan Indonesia dan Australia sering terjadi selama beberapa periode pemerintahan. Kasus terbaru yang membuat masyarakat Indonesia geram yakni pada bulan November 2013 kemarin. Secara sengaja Australia melakukan pelanggaran hubungan Internasional dengan Indonesia. Yakni menyadap pembicaraan rahasia Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama petinggi Negara lainnya. Kasus tersebut sempat menjadi sorotan heboh media massa termasuk Republika Onlinesebagai media online komunitas muslim di Indonesia.

Untuk itu perlu diketahui secara lebih lanjut, bagaimana Republika Online mewacanakan pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia pada level teks, kognisi sosial dan konteks sosial? Ideologi media seperti apa yang dimasukan Republika Online dalam pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia?

Pemberitaan tersebut secara sengaja dikonstruksi oleh Republika Online dengan gaya bahasa yang tegas dan lugas, sehingga membentuk wacana yang dapat menggambarkan pembelaan terhadap Indonesia dalam kasus tersebut. Republika Online menyajikan pemberitaan ini secara update dan menarik untuk diikuti perkembangannya. Dalam kasus ini Republika Online turut menghadirkan tokoh-tokoh muslim berkompeten dalam bidangnya sebagai narasumber.

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Wacana Kritis (Critical Discourse) Teun A. Van Dijk. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kritis dengan pendekatan kualitatif pada berita penyadapan Australia terhadap Indonesia di Republika Online. Dalam paradigma kritis media tidaklah dipandang sebagai saluran yang netral, melainkan dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok-kelompok minoritas.

Melalui tiga elemen ini, maka dapat ditemukan bahwa wacana pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia, dikonstruksi oleh Republika Online dengan melakukan pemilihan kata dan penekanan terhadap makna pada teks berita. Secara kognisi sosial terlihat dari kognisi wartawan Republika Onlineyang menunjukkan dukungannya kepada Indonesia. Kemudian dilihat dari konteks sosial, wacana penyadapan ini berkembang dimasyarakat Indonesia sebagai sebuah penghinaan harga diri bangsa. Serta dari segi pandang ideologi NKRI

Republika Online sangat membela kedaulatan NKRI dengan mengamalkan sila ke-3 yakni “Persatuan Indonesia” pada kasus penyadapan Australia terhadap

(6)

ii

Karena ridho-Nya pula penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Wacana Berita Penyadapan Australia Terhadap Indonesia di Republika Online ini dengan baik. Shalatullah dan Salamullah senantiasa tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, para sahabat, dantabi’in.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang peneliti susun untuk memenuhi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata 1 (S1) Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya peneliti disertai oleh bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D. selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Jumroni, M.Si. selaku Pembantu Dekan bidang Kepegawaian, dan Drs. Sunandar Ibnu Noor, MA. selaku Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan.

(7)

iii

4. Kedua orang tua terkasih, Ayahanda H. Tatang Priyatna dan Ibunda Hj. Sukaesih.

5. Orang Tua yang ku sayangi Tubagus Wahyudi rektor Kahfi BBC School dan Murhananto terima kasih atas bimbingannya selama ini

6. Saudara-saudara tersayang, Nia Kurniasih, Suzeta Surya Winata, Ari Setiawan, Neneng Sumiati dan Sunita Rifka Priyatna yang selalu memberikan semangat serta dukungan dalam kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

7. Joko Sadewo selaku Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, serta seluruh staf redaksiRepublika Online. Terima kasih sebesar-besarnya.

8. Seluruh sahabat: Jurnalistik Angkatan 2008, khususnya Annisa Rafianto, Miskatun Ni’mah,Elly, Laily dan Fadillah,.you’rethe best my Friend!. 9. Keluarga Besar KKN“The Revolution”Desa Cibitung Tengah 2011. 10. Segenap pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah membalas serta melipatgandakan segala kebaikan dan jasa kalian semua.Amin Yaa Rabbal’alamin.

Ciputat, 9 September 2014

(8)

iv

DAFTAR ISI………...………. iv

DAFTAR TABEL………..…………..………... vii

DAFTAR GAMBAR……… viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………. 6

C. TujuanPenelitian ……… 7

D. Manfaat Penelian……...………. 7

E. Metodologi Penelitian ... 8

1. Paradigma Penelitian ……….……….. 8

2. Pendekatan Penelitian ………. 8

3. MetodePenelitian ………... 9

4. Subjek dan Objek Penelitian ………..……. 9

5. Waktu dan Tempat Penelitian ………. 9

6. Teknik Pengumpulan Data ……….. 9

7. Teknik Analisis Data ……….. 10

8. Teknik Penulisan Skripsi ……… 12

F. Tinjauan Pustaka……… 12

G. Sistematika Penulisan……….. 14

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN A. Kerangka Teori Wacana Kritis .……….... 16

1. Analisis Wacana Teun A Van Djik ... 16

2. Ideologi Media ... 21

3. Ideologi Jurnalisme Kenabian Parni Hadi ... 22

(9)

v

c. Nilai-nilai Berita ... 31

C. Media Online………... 35

a. Definisi MediaOnline………... 35

b. Karakteristik MediaOnline... 36

c. Keunggulan MediaOnline... 37

BAB III GAMBARAN UMUM A. CompanyProfilRepublika Online……… 41

B. Visi dan MisiRepublika Online……… 43

C. Struktur OrgananisasiRepublika Online………...….. 43

D. Diagram Profil PembacaRepublika Online ……… 45

E. ProdukRepublika Online……….……… 46

F. Prinsip DasarRepublika Online………... 46

G. Konsep NKRI ………... 47

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Analisis Wacana Kritis Level Teks Berita Penyadapan Australia terhadap Indonesia diRepublika Online..……… …………. 49

1. Analisis Level Teks ……….... 49

a. Analisis Level Teks Berita I : ... 49

b. Analisis Level Teks Berita II : ... 68

c. Analisis Level Teks Berita III : ... 89

B. Analisis Level Kognisi Sosial ………….….………….…… 104

C. Analisis Level Konteks Sosial ……..………..…... 109

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….... 116

(10)
(11)

vii

1. Tabel1.1 ……… 11

2. Tabel 1.2……… 19

3. Tabel 1.3……… 43

4. Tabel 2.1……… 60

5. Tabel 2.2 ……… 79

(12)

viii

1. Gambar 1.1 ……… 20

2. Gambar 2.1……… 59

3. Gambar 2.2……… 78

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada bulan November 2013, rakyat Indonesia digemparkan oleh berita menyakitkan berupa penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia. Australia kala itu menyadap berbagai pembicaraan rahasia Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan petinggi negara lainnya.

Sontak saja kejadian yang melanggar kode etik hubungan Internasional tersebut langsung direspon oleh rakyat Indonesia dengan berbagai cara. Sebagian masyarakat Indonesia ada yang langsung berdemo di depan kedubes Australia, menuntut agar pihak Australia meminta maaf kepada Indonesia. Sebagian lagi meminta langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memutuskan hubungan bilateral dengan pemerintah Australia, karena kasus ini sangat mencoreng harga diri bangsa Indonesia di mata dunia.

Hingga akhirnya kasus yang menghebohkan rakyat Indonesia ini sampai pada puncaknya, dengan mengutus mentri luar negeri Marty Natalegawa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil keputusan untuk menghentikan sementara segala bentuk kerja sama dengan pemerintah Australia yang sedang berlangsung, terutama masalah kerja sama militer di perbatasan antar kedua Negara serta menarik pulang seluruh Dubes Indonesia untuk Australia.1

1Bambang Sutopo Hadi,

”Tindakan Indonesia Sikapi Penyadapan Australia Dinilai Tepat”, diakses pada 3 Februari dari http://www.antaranews.com/berita/406374/tindakan-indonesia-sikapi-penyadapan-australia-dinilai-tepat

(14)

Kasus yang mencoreng nama baik Indonesia ini bukan kali pertama yang dilakukan pemerintah Australia selama ini. Sejarah mencatat mulai dari masa kepresidenan Soekarno hingga terakhir Susilo Bambang Yudhoyono Australia kerap mengundang ketegangan dengan Indonesia. Bahkan di era kepemimpinan Presiden Soekarno Indonesia pernah konfrontasi dengan Australia di Kalimantan, karena Australia turut campur tangan urusan Indonesia dengan Malaysia.2

Setelah itu di tahun 1995, Australia juga pernah terlibat masalah intervensi hukum di Timor Timur. Indonesia menilai lepasnya Timor Timur juga disebabkan adanya campur tangan pihak Australia. Australia dianggap sering melanggar Zona Ekonomi Ekskusif (ZEE), bukan hanya itu Australia juga menuntut Indonesia dengan berbagai dugaan kasus pelanggaran HAM berat di Timor Timur. Sehingga puncaknya Timor Timur melakukan referendum dan lepas dari pangkuan Indonesia.

Beberapa tahun setelah lepasnya Timor Timur, pada tahun 2012 pihak Australia kembali lagi melakukan intervensi hukum di Papua Barat. Kini melalui pihak parlemennya Australia mengatakan agar Indonesia memberi hak pilihan kepada masyarakat Papua Barat untuk melanjutkan masa depannya secara mandiri atau tetap dalam barisan NKRI melalui referendum.3

Meskipun pernyataan tersebut masih dalam tatanan parlemen. Namun bagi Indonesia ini sudah jelas menciderai sebuah perjanjian kedaulatan antar kedua wilayah Negara yang sebelumnya digelar di Lombok tanggal 13 November 2006.

2

Joy Setiawan, “Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1962-1966)”, diakses pada 3 Februari dari http://indonesiakemarin.blogspot.com/2007/05/konfrontasi-indonesia-malaysia-1962.html 3

(15)

Perjanjian yang sudah ditanda tangani tersebut menjelaskan bahwa kedua belah pihak Negara saling mengakui kedaulatannya.

Di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukan kali ini saja Ia memerintahkan pulang duta besarnya dari Australia. Pada tahun 2006 Presiden juga sempat menarik pulang Menteri luar negerinya kala itu Hamzah Thayeb. Ketegangan ini terjadi akibat Pemerintah Australia di Canberra memberikan visa sementara bagi empat puluh dua (42) orang warga Negara Indonesia asal Papua.4

Indonesia menilai bahwa Australia menyalahi aturan suaka internasional karena menerapkan standar ganda dalam kasus pemberian visa tinggal bagi empat puluh dua (42) orang asal Papua tersebut. Padahal mereka tidak termasuk daftar pencarian orang (DPO) di Indonesia. Sehingga tidak selayaknya pemerintah Australia dengan seenakya memberikan visa sementara kepada warga Papua tersebut.

Namun dari semua kasus ketegangan hubungan antar Indonesia dengan Australia, yang paling banyak mendapat tanggapan dan protes rakyat Indonesia bahkan dunia Internasional ialah kasus penyadapan Australia terhadap Presiden serta pejabat tinggi Negara Indonesia. Di Indonesia sendiri berbagai lapisan masyarakat dan organisasi ikut serta turun ke jalan menanggapi kasus tersebut. Bahkan sebagian mereka melempari kantor Kedutaan Besar Australia denga telor busuk dan membakar foto perdana mentri Australia Tony Abbott.

4

(16)

Rakyat Indonesia sudah sangat geram dengan tindak tanduk Australia selama ini dan menganggap kasus penyadapan kali ini sangat keterlaluan, bahkan sebagian lapisan masyarakat ada yang menuntut Pemerintah Indonesia melakukan konfrontasi dengan Australia. Pasalnya Australia selama ini selalu merusak harga diri bangsa Indonesia, serta tidak lagi menghargai kode etik hubungan Internasional.

Wacana tentang ketegangan Indonesia-Australia serta perkembangan terbaru

mengenai kondisi kedua Negara tersebut menjadi berita yang menarik untuk

diikuti perkembangannya. Melihat banyaknya protes dan hujatan rakyat Indonesia

yang ditunjukkan kepada pemerintah Australia, tidak heran kemudian isu ini

menjadi headlinedi berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik.

Di media masa khususnya elektronik banyak sekali menyoroti berita

penyadapan ini, salah satu media elektronik yang menyoroti kasus ini secara

mendalam ialah media online. Dengan kelebihan dan karakteristik yang

dimilikinya, mediaonline mampu menggabungkan ketiga jenis unsur yakni teks,

audio dan visual serta memungkinkan pembaca untuk mengakses berita-berita

terkait atau yang telah lalu.5 Sehingga tak heran jika mediaonline saat ini begitu

digemari oleh masyarakat.

Pada tingkat pertumbuhannya media online menjadi media yang paling

banyak diminati masyarakat setelah televisi. Pasalnya selain menggabungkan tiga

unsur, Media online juga memberikan fasilitas yang tidak dimiliki oleh media

lainnya, Seperti halnya tersedianya ruang komunikasi dua arah, sehingga selain

5

(17)

mengkonsumsi berita para pembaca juga dapat memberi komentar ataupun opini

mengenai berita tersebut.

Di Indonesia Republika Online adalah salah satu media online berhaluan

Islam yang secara update menginformasikan berita terbaru mengenai

perkembangan seputar ketegangan hubungan antar kedua Negara ini. Pemilihan

berita hubungan internasional ini sebagai berita utama menjadi tolak ukur akan

pentingnya khalayak mengetahui informasi berita tersebut. Republika Online

memilih pemberitaan ketegangan hubungan Indonesia-Australia, karena Indonesia

sebagai Negara muslim terbesar di dunia dan berdaulat penuh atas wilayahnya

sering kali bersitegang dengan Australia yang merupakan sekutu dari Amerika

Serikat di Asia Pasifik. Secara prinsip Republika Online sangat mendukung

Indonesia dalam kasus penyadapan yang dilakukan Australia. Hal tersebut yang

membuat peneliti tertarik dan ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

Kecurigaannya adalah Republika Online memiliki tujuan tertentu dalam

mengangkat pemberitaan ketegangan hubungan Indonesia-Australia selain

memberikan dukungan kepada Indonesia disamping alasan ideologi Islam dan

kesatuan Negara Republik Indonesia.Republika Onlinejuga berusaha melakukan

dakwah melalui pemberitaan ketegangan hubungan Indonesia-Australia sebagai

wujud protes masyarakat muslim kepada Australia dan sekutunya.

Republika Online berusaha membangun simpati rakyat Indonesia,

khususnya pembacaRepublika Online, bahwa kita sebagai Negara yang mayoritas

(18)

mata dunia agar tidak ada lagi Negara Asing yang berani menginjak-injak harga

diri bangsa dikemudian hari.

Berdasarkan fenomena dan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Analisis Wacana Kritis Berita

Penyadapan Australia Terhadap Indonesia di Republika Online”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar lebih fokus penelitian ini, maka masalah hanya akan penenulis batasi

pada pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia pada Republika

Online.KarenaRepublika onlinesebagai mediaonlineIslam terbesar di Indonesia

dalam pemberitaanya selalu menyuarakan pembelaan terhadap Indonesia dan

membangkitkan semangat patriotisme masyarakat Indonesia khususnya pembaca

Republika online edisi 18-20 November 2013, karena pada edisi tersebut

Republika Online menampilkan narasumber cendikiawan atau tokoh Islam yang

memberikan komentar kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah pada penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

(19)

b. Ideologi media seperti apa yang dimasukan Republika online dalam pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia.

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui wacana pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia pada level, kognisi sosial dan konteks sosial.

b. Untuk mengetahui ideologi media seperti apa yang dimasukan Republika onlinedalam pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Sebagai karya ilmiah diharapkan penelitian ini dapat memberikan

kontribusi positif bagi pengembangan wacana keilmuan komunikasi khususnya

jurnalistik dalam kajian analisis teks media yang menggunakan teori analisis

wacana kritis Teun A. Van Djik.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan data

bagi Mahasiswa di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah, khususnya mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik dalam

meningkatkan pengetahuan di bidang karya jurnalistik, terutama terkait dengan

analisis teks mediaonlinemenggunakan analisis wacana kritis.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan khususnya

bagi para praktisi media, mahasiswa jurnalistik dan umumnya kepada seluruh

(20)

Wartawan dalam kerja jurnalistiknya tidak lepas dari ideologi media dimana

wartawan bekerja.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma kritis pada berita

penyadapan Australia terhadap Indonesia diRepublika Online. Dalam paradigma

kritis media tidaklah dipandang sebagai saluran yang netral, melainkan dikuasai

oleh kelompok-kelompok tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok

minoritas.

Dilihat dari ontologis paham paradigma ini sama dengan Post-Positivisme

yang menilai objek atau realitas secara kritis (critical realism) yang tidak dapat

dilihat secara benar oleh pengamatan manusia. Oleh karena itu untuk mengatasi

masalah ini, secara metodologis paham ini mengajukan metode dialog dengan

transformasi untuk menemukan kebenaran realitas yang hakiki.6

Oleh karena itu dalam paradigma kritis melahirkan pertanyaan, siapakan

orang atau kelompok yang mendominasi media? apa keuntungan yang didapat

dari seseorang atau kelompok tersebut? dan pihak mana yang menjadi

minoritas?

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam

penerapannya, metode kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan

6

(21)

analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti penggunaan instrument wawancara

mendalam dan pengamatan.7

Sementara Bogdan dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moelong mendefinisikan

metodologi kualitatif sebagai mekanisme penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata, baik tulis atau lisan dari orang-orang yang diamati

oleh peneliti.8

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analsis wacana kritis Teun A.

Van Djik yang terbagi dalam tiga (3) struktur besar, yaitu: segi teks, kognisi sosial

dan konteks sosial.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah media Republika Online. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah berita penyadapan Australia terhadap Indonesia di Republika Online.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanan pada 18-20 November, bertempat di kantor redaksi Republika online jalan Pejaten Raya, Graha Pejaten No.5E-F Pasar Minggu Jakarta Selatan.

6. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Teks

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodeparticipant observerdan non participant observer. Participant observer yakni observasi atau

7

Antonius Birowo,Metode Penelitian Komunikasi,(Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h. 2. 8

(22)

pengamatan yang secara langsung terlibat dalam kegiatan sehari-hari orng atau situasi yang sedang diamati. Sedangkannon participant observeryakni observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang sedang diamati9.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis juga melakukan metode wawancara yakni metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari narasumber.10 Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada narasumber Asisten Redaktur Pelaksana Republika OnlineJoko Sadewo.

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data dengan teknik dokumentasi. Yakni dengan mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam data tertulis seperti buku,, artikel, majalah atau jurnal di perpustakaan atauwebsite yang dapat dijadikan sebagai bahan analisis dalam penelitian ini.

7. Teknik Analisis Data

Penulis dalam menganalisis data dengan tahapan data yang terkumpul melalui observasi participant dan non participant, wawancara mendalam dan dokumentasi. Kemudian data terkumpul dari hasil pengumpulan di atas dianalisis secara mendalam menggunakan metode analisis wacana kritis Teun A. Van Djik.

9

Hendry,“Metode Pengumpulan data”diakses pada 28 Juni 2013 dari http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/ 10

(23)

Teori ini digambarkan mempunyai tiga level tahapan analisis, yaitu level segi teks, segi kognisi sosial, dan segi konteks sosial. Ketiga level tahapan ini merupakan bagian yang digabungkan ke dalam satu kesatuan analisis.

Pada dimensi teks, Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing bagiannya saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu Struktur Makro, Superstruktur, dan Struktur Mikro. Sementara pada aspek kognisi sosial meneliti proses produksi teks berita dengan melibatkan wartawan sebagai penulis teks berita. Terakhir adalah konteks sosial, yaitu membahas mengenai wacana mengenai suatu masalah yang terbangun dan berkembang di masyarakat.

Tabel: 1.1

Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik

STRUKTUR WACANA HAL YANG DIAMATI

Teks

Menganalisis bagaimana strategi wacana yang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual dipakai untuk memarjinalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu.

Critical Linguistic

.

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi penulis dalam memahami seorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis

Wawancara Mendalam

Konteks Sosial

Menganalisi bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan

(24)

8. Teknik Penulisan Skripsi

Dalam penelitian skripsi ini penulis mengacu pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk,

yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

F. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis melakukan penelitian ini lebih lanjut, penulis terlebih

dahulu melakukan penelusuran koleksi skripsi di Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Universitas Mercu Buana, Perpustakaan

Utama Universitas Indonesia, Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan

Budaya Universitas Indonesia dan Perpusatakaan Universitas Moestopo

Beragama. Dari koleksi Skripsi yang ada, terdapat beberapa skripsi yang fokusnya

hampir sama dengan penelitian ini, namun berbeda dalam beberapa aspek,

diantaranya ialah;

1. “Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Konflik Israel-Palestina pada Republika Online”, ditulis oleh mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Konsentrasi Jurnalistik, yaitu Miskatun Nikmah.

2. “Analisis Wacana Kritis Lagu Eminem”, ditulis oleh mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Inggris, yaitu Nadya Nurfadhillah Delima.

(25)

Satya Wacana Salatiga Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi, yaitu Laurentia Helena.

Dari ketiga skripsi di atas, terdapat beberapa aspek perbedaan yang

mendasar dengan skripsi penulis yakni. Skripsi pertama ditulis oleh Miskatun

Nikmah mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Konsentrasi Jurnalistik

membahas tentang “Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Konflik Israel-Palestina

di Republika Online”. Pada skripi ini, metode analisis yang digunakan sama

dengan peneliti yakni analisis wacana kritis Teun A. Van Djik. Subjek

penelitiannya juga sama dengan penulis yakni Republika Online. Namun yang

menjadi perbedaannya adalah objek penelitian Miskatun Nikmah adalah berita

konflik Israel-Palestina sementara objek yang peneliti teliti adalah berita

penyadapan Australia terhadap Indonesia.

Pada skripsi kedua yang ditulis oleh Nadya Nurfadhillah Delima mahasiswa

Universitas Indonesia fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Inggris

membahas tentang “AnalisisWacana Kritis Lirik Lagu Eminem ”. Pada skripsi ini sama-sama menggunakan analisis wacana kritis namun Nadya Nurfadhillah Delima menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough sedangkan peneliti menggunakan metode analisis wacana kritis Teun A. Van Djik. Objek penelitian juga berbeda, objek yang penulis teliti adalah berita penyadapan Australia terhadap Indonesia sedangkan Nadya Nurfadhillah Delima meneliti lirik lagu Eminem.

(26)

Program Studi Ilmu Komunikasi membahas tentang “Media dan Kekuasaan

(Studi Analisis Wacana Kritis Metro Xin Wen Terhadap Etnis Tionghoa)”. Pada

Skripsi ini terdapat kesamaan dengan Skripsi peneliti, yakni sama-sama

menggunakan metode analisis wacana model Teun A. Van Djik. Namun Subjek

dan objek penelitian yang dilakukan berbeda, Subjek Penelitian peneliti adalah

Republika Online dan objek penelitiannya mengenai berita penyadapan Australia

terhadap Indonesia, sedangkan subjek penelitianLaurentia Helenaialah MetroXin Wendan objek penelitiannya ialah pemberiaan terhadap etnis tionghoa.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah, maka penulis

membagi pembahasannya ke dalam lima bab yang dibagi ke dalam sub-sub bab

dengan penyusunan sebagai berikut:Bab I Pendahuluan,membahas tentang latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metodologi penelitian terdiri dari: (paradigma penelitian,

pendekatan penelitian, metodologi penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu

dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik

penulisan skripsi) Tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II Kerangka Pemikiran, bab ini terdiri dari kerangka konsep dan

kerangka. Kerangka konsep terdiri dari: pembahasan mengenai berita di media

online, nilai-nilai berita, dan media online. Selanjutnya, pada kerangka teori

membahas tentang pengertian analisis wacana dan analisis wacana modelTeun A.

(27)

Bab III Gambaran Umum,menjelaskan tentang mediaRepublika Online,

yang terdiri atas company profile Republika Online, visi dan misi Republika

Online, struktur organisasi Republika Online, produk Republika Online, dan

prinsip dasarRepublika Online.

Bab IV Hasil Temuan dan Analisis Data,pada bab ini penulis mengurai

lebih jauh hasil analisis pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia padaRepublika OnlineNovember 2013 dari segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan penulis dari hasil penelitian

(28)

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Teori

1. Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik

Sebelum membahas lebih lanjut tentang analisis wacana kritis Van Dijk, hal yang terpenting dilakukan adalah mengetahui pengertian terminologi analisis wacana itu sendiri menurut Van Dijk yang dikutip dari buku “Principles of Critical Discourse Analysis” dalam pembahasannya mengenai “What is Discouse?”

“Critical discourse analysis (CDA) is a type of discourse analytical research that

primarily studies the way social power abuse, dominance, and inequality are enacted,

reproduced, and resisted by text and talk in the social and political context. With such

dissident research, critical discourse analysts take explicit position, and thus want to

understand, expose, and ultimately resist social inequality.”11

(Analisis wacana kritis (AWK) adalah jenis penelitian wacana yang mempelajari cara penyalahgunaan kekuasaan sosial, dominasi, serta ketimpangan yang terjadi, direproduksi, dan mengulas teks dan pembicaraan dalam konteks sosial dan politik. Dengan begitu penelitian analis wacana kritis mengambil posisi lebih eksplisit, dan ingin memahami, mengekspos, serta mengulas ketimpangan sosial yang terjadi.)

11

(29)

Dalam kutipan dibukunya tersebut, jelas sekali Van Dijk menilai bahwa analisis wacana kritis merupakan studi analisis wacana yang digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis diantaranya poilitik, ras, gender, kelas sosial, hegemoni dan lain-lain.

Sementara Yoce dalam bukunya analisis wacana kritis, memahami analisis

wacana kritis sebagai sebuah upaya atau proses penguraian untuk memberi

penjelasan dari sebuah teks atau realitas sosial yang mau atau sedang dikaji oleh

seseorang atau kelompok dominan yang kecendrungannya mempunyai tujuan

tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan.12

Habermas juga mengungkapkan tentang analisis wacana kritis, ia

mengatakan bahwa analisis wacana kritis bertujuan membantu menganalisis dan

memahami masalah sosial dalam hubungannya antara ideologi dengan

kekuasaan.13

Oleh karenanya analisis wacana dimaksudkan untuk menjelajahi secara

sistematis tentang keterkaitan antara praktik-praktik diskursif, teks, peristiwa,

dan struktur sosiokultural yang lebih luas. Serta membongkar maksud-maksud

dan makna-makna tertentu dalam sebuah wacana. Seperti halnya penelitian ini

yang dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh dari dari wacana yang terdapat

pada pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia pada Republika

Online.

12

Yoce Aliyah Darma,Analisis Wacana Kritis, (Bandung: Yrama Widya, 2009), h. 49. 13

(30)

Selanjutnya, lebih jauh Van Dijk melihat bagaimana teks yang diproduksi bekerja. Proses penyusunan hingga menjadi teks yang utuh juga harus diamati dan diteliti. Pendekatan yang menjadi khas dari model Van Dijk, yaitu melibatkan sebuah proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Pendekatan ini membantu memetakan proses terbentuknya teks agar dapat dipelajari dan dijelaskan, karena pada dasarnya teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus/wacana.

Terdapat tiga dimensi/bangunan yang digunakan dalam analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk, yaitu segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Ketiga dimensi wacana ini merupakan bagian yang digabungkan ke dalam satu kesatuan analisis. Ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:14

1) Segi Teks

Dalam ruang lingkup analisis wacana kritis Van Dijk melihat suatu teks dan membaginya kebeberapa struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya ke dalam 3 tingkatan.

Petama struktur makro, Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua superstruktur, Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka sutau teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga struktur mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar. Struktur mikro ini dibagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut:

14

(31)

a. Semantik

Adalah penekanan makna dalam sebuah teks berita. Artinya bagaimana wartawan ingin menekankan makna suatu teks berita dalam pemberitaannya.

b. Sintaksis

Pemilihan terhadap kalimat, baik secara bentuk atau susunannya. Dalam hal ini elemen yang diamati adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. c. Stilistik

Mengamati tentang pemilihan kata yang digunakan oleh wartawan dalam penulisan beritanya.

d. Retoris

Mengamati bagaimana dan dengan cara apa penekanan terhadap teks berita dilakukan.

STRUKTUR WACANA HAL YANG DIAMATI ELEMEN

Struktur Makro Tematik (Tema/ topik yang dibahas dalam suatu teks berita).

Topik

Superstruktur Skematik (Melihat proses penyusunan dan urutan bagian-bagian dalam teks hingga menjadi berita yang utuh).

(32)

Tabel 1.2

Sumber:Eriyanto,Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, hal. 228-229 Menurut Van Dijk, meskipun terdiri dari atas berbagai elemen, semua elemen tersebut merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Makna global dari suatu teks (tema) didukung oleh kerangka teks, pada akhirnya pilihan kata dan kalimat yang dipakai.

2) Segi Kognisi Sosial

Tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, Van Dijk juga memperhatikan bagaimana suatu teks diproduksi, yang ia sebut Kognisi Sosial, dalam hal ini kesadaran mental wartawanlah yang membentuk teks tersebut.15

3) Konteks Sosial

Pada dimensi ketiga ini, membahas mengenai wacana yang berkembang di masyarakat. Menurut Van Dijk, wacana adalah bagian dari wacana yang

15

(33)

berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu diperlukan analisis intertekstual yang meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.16

Gambar: 1.1

Diagram Model Teun A. Van Dijk

Sedangkan skema penelitian dan metode yang biasa dilakukan dalam kerangka analisis wacana kritis Van Dijk adalah sebagai berikut:

2) Ideologi Media

Pada saat ini media berperan bukan hanya saja sebagai kekuatan pilar ke empat (the fourth power) dalam suatu negara. Tetapi juga berperan sebagai penggerak perubahan di masyarakat yang diawali dengan penanaman nilai-nilai atau sebuah pemahaman untuk melihat sebuah realitas yang terjadi.

Dalam konteks media, para pakar menterjemahkan ideologi sebagai sistem makna yang membantu menjelaskan dan mendefinisikan realitas dan membantu membuat nilai-nilai pembenaran atas realitas itu. Ideologi terkait dengan konsep-konsep seperti “pandangan dunia”, “sistem keyakinan” dan “nilai-nilai”, namun

16

Eriyanto, Analisis Wacana;Pengantar Analisis Teks Media, h. 271. Teks

Kognisi Sosial Konteks Sosial

(34)

makna ideologi lebih luas dari konsep-konsep itu. Ideologi bukan hanya untuk meyakini realitas, namun juga cara dasar untuk mendefinisikan realitas.17

Ideologi media ini dapat diamati melalui isi pemberitaannya, dari situ akan terlihat kemana pemikiran dari media diarahkan. Media bukanlah institusi yang bebas nilai. Media pada dasarnya adalah sebuah medium yang memiliki tujuan sebagai perantara penyampai pesan dari komunikator kepada komunikannya. Disini posisi media tidak lagi bebas nilai karena pasti selalu bermuatan ideologis. Media disini bisa menjual pesan-pesan, gagasan maupun kepribadian sekaligus pandangan tertentu terkait dengan ideologi yang dianut.18

Ada dua bentuk aliran ideologi yang berkembang dalam masyarakat media massa,yaitu: materialist ideology tokohnya adalah Karl Max, Frankfurt school Marx mengatakan bahwa kelas yang berkuasa dalam masyarakat kapitalis tidak hanya ‘mengontrol makna dari materi produksi tetapi juga mengontrol produksi ide. Ide ini menampilkan fungsi ideologis sehingga eksploitasi yang terjadi terkesan alami.

Sedangkan Frankfurt school mengaplikasikan pikiran marx pada media massa di abad 20. Man marcuse (1964): media menciptakan pesan yang ‘mendoktrin dan memanipulasi’, mereka menciptakan kesadaran palasu ataufalse consciousness.

Aliran Ideologi kedua adalahRelaxed Ideology, tokohnya adalah Althusser dan Antonio Gramsci. Althusser melihat bagaimana media massa menciptakan

17

Robby Milana, “Media dan Ideologi” diakses pada 16Juni 2014 dari

http://documentstore.weebly.com/uploads/4/2/2/7/4227221/media_dan_ideologi.pdf 18

Taufik Agung Widodo, “Ideologi Media” diakses pada 3 Juni 2014 dari

(35)

makna ideologis bagi audiennya. Audien cenderung lebih relatif otonom dari pengaruh langsung kelas dominan dalam masyarakat kapitalis.• Suara audienlebih ‘didengar’ media, namun ide kapitalis tetap dominan, legitimate, dan difasilitasi

media.19

2. Ideologi Jurnalisme Kenabian Parni Hadi

Guna menyampaikan informasi yang lebih benar agar dapat mencerdaskan para pembaca sudah saatnya para pelaku media di Indonesia mengaplikasi ajaran nabi Muhammad, dalam praktek jurnalisnya. Salah satu aplikasi ajaran Nabi Muhammad dalam bidang jurnalistik yakni dengan menerapkan ideologi jurnalisme kenabian yang digagas oleh Parni Hadi sebagai wartawan senior Indonesia.

Media massa merupakan pilar keempat dalam negara demokrasi setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sehingga media massa memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini masyarakat tentang sebuah kasus atau peristiwa. Oleh karenanya Indonesia sebagai Negara muslim terbesar di dunia sudah selayaknya turut serta dalam mengembangkan ideologi jurnalisme kenabian, agar informasi yang beredar di masyarakat dapat di pertanggung jawabkan secara baik.

Menurut Tonny Bennet dalam Media, Reality and Signification (1982), media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya. Sedangkan, Robert A Hacket dalam “Declime of A Paradigma: Bias and Objectivity in News Media Studies”, Critical Studies in

19

(36)

Mass Communication (1984) menyatakan, bahasa tidaklah mungkin bebas nilai, karena itu realitas hendak dibahasakan, selalu terkandung ideologi dan penilaian.20

Saat ini, sebagian besar ideologi media massa yang berkembang di Indonesia adalah ideologi kapitalisme sekuler. Dapat dikatakan bahwa media massa yang berideologi kapitalisme sekuler yang seharusnya menjadi alat kontrol justru dimotori oleh kelompok yang memiliki kekuasaan sehingga pemberitaannya seringkali memihak kelompok sosial tertentu demi kepentingan kapitalis.

Memang sebagian besar media massa saat ini terpengaruh dengan hegemoni kapitalisme, namun tidak semua. Ada beberapa media yang tetap konsisten dengan ideologi mereka. Terkait dengan dunia dakwah, keberadaan media yang pro ideologi Islam menjadi sebuah perbedaan tersendiri di arus globalisasi yang condong pada kapitalistik.

Jumlah media massa beridiologi Islam khususnya media online saat ini menunjukan peningkatan secara signifikan. Media berideologi islam mampu menahan serangan arus-arus hegemoni dari media massa kapitalistik. Berbeda dengan media massa kapitalis sekuler yang cenderung berpihak kepada penguasa kapitalis.

Media Islam justru menunjukan diri sebagai media yang dapat bersahabat serta menjadi alat kontrol di masyarakat melalui sistem dakwahnya. Media Islam tidak tunduk kepada pemegang modal melainkan berjalan sesuai dengan yang 20

(37)

diajarkan oleh agama islam untuk kemaslahatan umat yakni sebagai media dakwah.

Landasan dasar ideologi media islam yakni berupa elemen-elemen ajaran yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, kepada umatnya yakni :21 a. Shiddiq

Yakni mengungkapkan fakta yang jujur kepada masyarakat, tidak menyebarkan berita fitnah ataupun berita bohong. Posisi media disini haruslah menempatkan diri sebagai alat kontrol sosial di masyarakat.

b. Amanah

Informasi yang disebarluaskan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan, sehingga berita yang beredar di masyarakat bukan hanya sekedar gosip ataupun sensasi belaka.

c. Tabligh

Menyebarluaskan informasi dengan sebaik-baknya tanpa ada fakta yang ditutupi atau dilebihkan. Dan tidak mengutamakan kepentingan kelompok yang bersifat kapitalistik.

d. Fathonah

Menyampaikan berita dengan cerdas dan penuh kearifan, Media sebagai guru bangsa haruslah dapat memberikan pendidikan guna mencerdaskan masyarakat, contohnya tidak menampilkan hal-hal yang bersifat pornogrrafi maupun kekerasan.

21Parni Hadi, “Jurnalisme Kenabian,

(38)

3. Penyadapan

Seperti yang telah diketahui, penyadapan merupakan sebuah tindakan yang menyimpang dari hukum. Namun di Indonesia ada beberapa kriteria penyadapan yang boleh dilakukan demi menegakan keadilan hokum. Ada lima aparat penegak hukum yang berwenang melakukan penyadapan, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian, Kejaksaan, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Penyadapan dapat dimungkinkan untuk tujuan-tujuan tertentu tetapi itupun harus melalui beberapa persyaratan serta izin dari pimpinan aparat penegak hukum, sebagaimana disebutkan pada Pasal 42 UU Telekomunikasi menyebutkan (ayat 1) : “Bahwa penyelenggara jasa telekomunikasi wajib merahasiakan

informasi yang dikirim dan atau diterima oleh pelanggan jasa telekomunikasi melalui jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi yang

diselenggarakannya;”

Dan ayat (2) : “Bahwa untuk keperluan proses peradilan pidana,

penyelenggara jasa telekomunikasi dapat merekam informasi yang dikirim dan atau diterima oleh penyelenggara jasa telekomunikasi serta dapat memberikan informasi yang diperlukan atas :

(39)

b. Permintaan penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai dengan

Undang-undang yang berlaku.”22

Sedangkan pada kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia beberapa waktu lalu, jelas merupakan sebuah pelanggaran hukum internasional. Karena Australia sudah menciderai kedaulatan bangsa Indonesia. Dalam kasus penyadapan ini bila mengacu pada aspek hukum jelas Australia melanggar peraturan perundang-undangan RI, yaitu UUD No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Namun yang ada selama ini Australia selalu dalam kasus penyadapannya berlindung dengan alasan misi diplomatik asing memungkinkan untuk memperoleh kekebalan diplomatik sebagaimana diatur dalam UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri.

Akan tetapi pemberian imunitas tersebut tidak boleh bertentangan dengan UU yang ada. Sehingga dalam hal ini, jika dugaan pelanggaran penyadapan oleh Australia melalui misi diplomatiknya telah dibuktikan, maka imunitas tersebut dapat dianggap bertentangan dengan UU yang berlaku, dalam hal ini UU Telekomunikasi dan UU ITE. Terlebih jika Australia secara sengaja bekerja sama dengan operator jaringan komunikasi, maka hal tersebut bisa ditindak secara pidana sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku.

22Hendra Ruslim, “Studi kasus Penyadapan Australia Terhadap Indonesia

(40)

B. Kerangka Konsep

1. Berita

a. Definisi Berita

Jika diteliti secara bahasa, kata “news” merupakan istilah bahasa

inggris yang berasal dari kata “new” yang berarti baru, kata baru disini

bukan berarti segala sesuatu yang baru, melainkan bahan informasi baru

yang berguna bagi semua orang. Dengan kata lain, semua hal yang baru

merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan kepada khalayak

dalam bentuk berita (news).23

Dikalangan wartawan sendiri ada yang mendefinisikannewssebagai singkatan dari: nort (utara), east (timur), west (barat) dan south (selatan). Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru mata angin, laporan dari mana-mana dan dari berbagai tempat di dunia24

Dalam berbagai literatur pun banyak ditemukan definisi berita, salah

satunya yang dicetuskan oleh para pakar jurnalistik baik luar maupun

dalam negeri..Seperti Paul De Meseneer dalam bukunya Here the News, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.25. Dean M. Lyle Spencer dalam News Writing mendefinisikan berita sebagai suatu

23

Kustadi Suhandang,Pengantar Jurnalistik, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), h. 102-103.

24

Onong Uchjana Effendy,Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 130.

25

(41)

kenyataan atau ide yang benar dan menarik perhatian sebagian besar

pembaca.26

Sementara pakar jurnalistik dalam negeri, AS Haris Sumadiria dalam

bukunya Jurnalistik Indonesia, mendefinisikan berita adalah laporan

tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting

bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar,

radio, televisi atau mediaonline.27

Setelah mengetahui berbagai definisi berita dari pakar komunikasi

dalam dan luar negeri di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah

Berita adalah laporan terkini tentang suatu peristiwa atau kejadian yang mengandung nilai berita dan disajikan melalui media massa baik cetak maupun elektronik secara periodic melalui media massa baik cetak maupun elektronik.

Kemudian secara umum berita dapat dibagi menjadi dua kategori

yakni berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). Hard news

sendiri dapat diartikan sebagai berita yang dapat menyita perhatian lebih

besar dan memberikan dampak yang luas kepada masyarakat. Karena

berita ini mengutamakan pentingnya suatu peristiwa untuk segera

diketahui oleh masyarakat, maka dalam penyampaiannya pun berita ini

bersifat aktual. Jika beritanya sudah tidak hangat, maka berita menjadi

tidak bernilai lagi untuk disampaikan. Seperti halnya berita tentang

kecelakaan kendaraan, musibah bencana alam, pembunuhan.

26

AS Haris Sumadiria,Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 64.

27

(42)

Sedangkan Soft News adalah suatu berita yang lebih menekankan

kepada unsur-unsur ketertarikan manusiawi (human interest) dan lebih

bersifat hiburan. Keaktualitasan berita tidak menjadi hal yang utama dalam

berita jenis ini. Karena berita ini tidak terikat oleh waktu,sebagaimana

hard news. Sehingga berita jenis ini bisa kapan saja dimuat dan dibaca

oleh masyarakat. Seperti halnya berita tentang asuransi sampah di Malang

dan cara pengobatan tipus menggunakan cacing tanah.

b. Jenis Berita

Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia menyebutkan

bahwa berita terbagi menjadi delapan bagian:28

1) Straight News Report berisi materi penting terkini yang harus segera

dilaporkan kepada publik. Ditulis secara singkat, tegas, dan padat

dengan prinsip penulisan piramida terbalik, yaitu meletakkan

informasi terpenting pada pokok berita (lead) dan uraian-uraian yang

kurang penting pada posisi terbawah. Berita jenis ini ditulis dengan

memuat unsur 5W + 1H (what, who, when, where, why,danhow).

2) Depth News Report adalah laporan mendalam mengenai sebuah

peristiwa yang dikembangkan dengan pengumpulan

informasi-informasi tambahan, pendalaman fakta-fakta peristiwa tersebut.

3) Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang bersifat

menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berbeda dengan Straight

News yang umumnya melaporkan berita berdasarkan serpihan fakta

28

(43)

yang diperoleh,Comprehensive Newsmencoba menggali materi berita

dengan melihat hubungan atau keterkaitan berita satu dengan yang

lainnya. Artinya, berita komprehensif menuntut wartawan untuk

menggali suatu kejadian secara lebih mendalam. Berita jenis ini

memberikan gambaran menyeluruh mengenai sebuah peristiwa.

4) Interpretative Report biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah,

atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun, fokus laporan

beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti, bukan opini.

Dalam laporan jenis ini, reporter menganalisis dan menjelaskan

berbagai peristiwa publik. Laporan interpretatif biasanya dipusatkan

untuk menjawab pertanyaan mengapa. Karena penulisannya sering

berupa penafsiran penulis sendiri, sebagian pembaca menyebutnya

sebagai “opini”.

5) Feature Story memanfaatkan fakta untuk menarik perhatian pembaca.

Umumnya menyajikan berita dengan memberikan unsur human

interest dibalik suatu peristiwa dan menuturkannya dengan gaya

bahasa yang menyentuh perasaan. Penulisan feature lebih

menonjolkan gaya penulisan dan humor daripada pentingnya

informasi yang disajikan.

6) Deph Reporting merupakan pelaporan jurnalistik yang mendalam,

tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau

aktual. Sajian berita ini akan membuat pembaca/penonton mengetahui

(44)

perspektif atau sudut pandang. Pelaporan mendalam ditulis oleh tim,

disiapkan dengan matang, memerlukan waktu yang cukup panjang

serta biaya yang cukup besar.

7) Investigative Reporting, tidak jauh berbeda dengan laporan

interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah

masalah dan kontroversi. Namun, dalam pelaksanaannya sering ilegal

dan tidak etis, karena demi mencapai tujuan wartawan biasanya

melakukan penyelidikan mendalam untuk memperoleh fakta

tersembunyi.

8) Editorial Writing adalah penyajian fakta dan opini dari hasil pikiran

sebuah institusi yang telah diuji di depan sidang pendapat umum,

yaitu dengan menafsirkan berita-berita penting dan memengaruhi

pendapat umum.

c. Nilai-nilai Berita

Dalam sehari tentunya banyak peristiwa atau fenomena yang terjadi

di belahan dunia. Namun pada prinsipnya tidak semua peristiwa atau

fenomena yang terjadi di dunia ini dapat dikategorikan sebagai berita.

Karena peristiwa atau fenomena yang disebarluaskan haruslah memiliki

beberapa syarat untuk dijadikan sebagai berita di media massa.

Dalam membuat berita seorang wartawan haruslah memerhatikan

(45)

memiliki nilai-nilai berita. Septiawan K Santana (2005: 18-20)

memaparkan tentang beberapa elemen-elemen berita sebagai berikut:29

1) Kesegeraan (immediacy), atau yang sering disebut dengan timelines.

Artinya berkaitan dengan kesegeraan berita yang dilaporkan kepada

masyarakat. Karena nilai sebuah berita menjadi sangat tinggi apabila

antara waktu pelaporan dengan peristiwa atau kejadian masih

berdekatan.

2) Kedekatan (proximity), artinya keterdekatan peristiwa dengan

pembaca dan pemirsa dalam keseharian mereka. Menurut Haris

Sumadiria (2006: 84) kedekatan yang dimaksud mengandung dua

arti. Pertama, kedekatan secara geografis, yakni kedekatan yang

menunjuk pada sebuah peristiwa yang terjadi di sekitar tempat

tinggal masyarakat. Semakin dekat terjadinya suatu peristiwa dengan

wilayah pembaca dan pemirsa, maka akan semakin tertarik pula

mereka untuk mengikuti berita tersebut. Contoh: Banjir yang terjadi

di Ibukota Jakarta beberapa waktu lalu, membuat warga Jakarta

semakinupdateberita tentang kondisi terkini Ibukota.

Kedua, kedekatan psikologis. artinya kedekatan yang terjadi

dikarenakan adanya tingkat ketertarikan pikiran, perasaan, atau

kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa. Contoh: TKW asal

Indonesia yang terpidana mati hukuman pancung di Arab Saudi, kini

29

(46)

bias membayar uang diyat ke pemerintah Arab Saudi karena

mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia sesama TKW.

3) Akibat (impact), artinya nilai berita yang memberikan dampak atau

memiliki pengaruh terhadap khalayak. Artinya, seberapa besar

dampak dari sebuah pemberitaan mempengaruhi khalayak.

Contoh: Kasus penyadapan yang dilakukan Australia terhadap

Presiden Indonesia dan beberapa petinggi Negara lainnya turut

menguundang aksi protes masyarakat Indonesia dibeberapa wilayah

Indonesia, pasalnya masyarakat Indonesia sudah semakin geram

dengan prilaku Australia yang sering tidak menghargai bangsa

Indonesia.

4) Konflik (conflict), artinya suatu peristiwa dapat dijadikan berita jika

memiliki unsure konflik di dalamnya. Seperti perang, demonstrasi,

perampokan, peledakan bomkerusuhan dan sebagainya. Contoh:

Berita tentang penggerebekan sarang teroris di bintaro beberapa

waktu lalu, membuat jutaan mata rakyat Indonesia tertuju pada aksi

penggerebekan tersebut.

5) Keanehan (oddity), yaitu berita yang tidak biasa terjadi atau jarang

ditemui. Keanehan inilah yang akan menjadikan sebuah berita

menjadi lebih menarik untuk dibaca/ ditonton. Seperti contoh: warga

Pondok Pinang Raya sempat digegerkan oleh keanehan pohon

(47)

6) Seks (sex), artinya sebuah peristiwa dapat dijadikan berita apabila

berkaitan dengan perselingkuhan, pemerkosaan, pencabulan dan

penjualan wanita. Seperti contoh: Pemerkosaan di dalam angkot

yang dilakukan oleh supir dan beberapa orang temannya beberapa

waktu lalu sempat membuat para wanita yang sering menggunakan

angkot menjadi resah dan khawatir.

7) Ketertarikan manusia (human interest), artinya sebuah peristiwa

dapat dijadikan berita jika mengandung unsur kisah-kisah yang

menyentuh emosi dan hati manusia. Seperti contoh: Kondisi para

pengungsi Gunung Sinabung semakin hari terlihat semakin

memprihatinkan, kondisi yang memprihatinkan ini disebabkan

pemerintah daerah dan pusat lambat dalam menangani kasus

bencana alam tersebut.

8) Orang Penting (prominence), artinya suatu peristiwa dapat dijadikan berita jika berkaitan dengan keterlibatan tokoh penting atau orang

yang terkenal. Seperti contoh: KPK menetapkan mantan Mentri

Pemuda dan Olahraga Andi Malarangen sebagai tersangka kasus

korupsi proyek Hambalang.

9) Ketegangan (suspense), yaitu adanya unsur peristiwa yang

mengejutkan atau sesuatu yang ditunggu-tunggu. Seperti contoh:

Beberapa bulan lagi pertandingan piala dunia 2014 akan

diselenggarakan, mata dunia tertuju pada ajang sepak bola terbesar

(48)

Kemajuan (progress), yakni berkaitan dengan perkembangan sebuah

peristiwa. Seperti contoh: Gubernur DKI Jakarta Jokowi akan

membangun monorel di Jakarta.

Dari unsur-unsur yang disebutkan di atas, dapat diketahui

bahwa sebuah peristiwa yang terjadi tidak semuanya dapat dijadikan

berita. Sedikitnya sebuah peristiwa dapat dikategorikan sebagai

berita minimal harus memiliki salah satu unsur tersebut. Secara

prinsip inilah yang membedakan tulisan berita dengan tulisan

lainnya.

2. MediaOnline

a. Definisi MediaOnline

Kata online sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu on dan line. Menurut John M Echols dan Hasan Shadily dalam kamus Inggris Indonesia, kataonmengandung arti sedang berlangsung.30Sedangkanline bearti garis, barisan, macam, tali, saluran, jalan, batas, baris, jurusan, perbentengan, deretan dan tema.31

Kata online sendiri merupakan bahasa internet yang bearti informasi yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja selama ada jaringan internet. Berbeda dengan media-media sebelumnya seperti televisi, radio dan koran. Keunggulan media online dapat menggabungkan seluruh perangkat media seperti, teks, image, audio dan video dalam satu waktu.

30

John M. Echols dan Hasan Shadily. Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia. 2005), h. 360. 31

(49)

Media online merupakan media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia atau yang sering kita sebut dengan internet. Salah satuwebyang telah mengalami pertumbuhan pesat saat ini adalah berita online, seperti halnya,Republika Online (ROL), Kompas.com,Detik.com,Viva News.com dan sebagainya. Bahkan Media online kini diaplikasikan ke dalam bentuk jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan instagram sehingga dapat diakses oleh pengguna jejaring sosial.

b. Karakteristik MediaOnline

Media online mem-posting berita dalam kurun waktu cepat setiap harinya. Berbagai berita yang dimuat adalah peristiwa yang sedang menjadi bahan perbincangan masyarakat luas. Sehingga banyak masyarakat dapat cepat mengup-date berita tersebut. Seperti halnya media massa lain, dalam penulisan beritanya media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik yang berlaku.

Berikut beberapa kateristik umum yang dimiliki mediaonline, yaitu: 1. Kecepatan atau aktualisasi informasi

Media online, memiliki kecepatan meng-update berita yang sedang terjadi saat ini, jika ada peristiwa yang menghebohkan media online dapat langsung mem-posting. Berita-berita yang di upload di media onlinebiasanya informasi yang berbentuk fakta di lapangn bukan cerita. 2. Adanya pembaharuan informasi (up-dating)

(50)

waktu penerbitan berita seperti media-media lainnya. Seluruh berita yang ditampilkan di mediaonlinebersifatrealtime.

3. Interaktivitas

Berbeda dengan media massa konvensional lainnya yang bersifat satu arah. Media online.bersifat dua arah, dimana para pembaca atau pemirsa atau penonton dapat langsung berinteraksi terhadap setiap berita yang diposting. Seperti halnya dengan memberikan komentar atau saran ataupun keluhan yang dapat langsung dibalas oleh redaksi media.

4. Personalisasi

Media online memberikan kebebasan bagi pembaca berita untuk mengkonsumsi atau menghapus informasi yang tampil dalam situs beritaonline.

5. Kapasitas muatan yang dapat diperbesar

Informasi yang termuat di media online bisa dikatakan tanpa batas, karena seluruh data informasi akan tersimpan di dalam serverkomputer secara global. Segala macam berita yang pernah ditampilkan oleh redaksi media tetap dapat dilihat oleh masyarakat. Melalui kata pencaharian (word key).32

c. Keunggulan MediaOnline

Media online memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh media konvensional lainnya. Sehingga tidak heran jika perkembangan media

32Arya, “Pengertian Media Online,

(51)

online saat ini begitu pesat. Bahkan media online merubah warna penyebaran informasi di dunia, yang sebelumnya hanya satu arah kini menjadi dua arah.

Menurut Mc. Luhan dengan segala keunggulan yang dimiliki media online sebagai generasi media baru, membuat kehidupan dunia ini seperti halnya berada di sebuah Desa kecil (global village). Karena setiap peristiwa yang terjadi di belahan dunia manapun, informasi tersebut akan cepat diketahui oleh penduduk dunia, walaupun mereka terpisah oleh jarak yang jauh, sehingga digambarkan seperti halnya sebuah desa kecil.33

Berikut merupakan keunggulan media online dibandingkan media konvensional lainnya.:34

a. Up to date

media online dapat melakukan upgrade (pembaharuan) suatu informasi atau berita kapan saja, tidak seperti media konvensional lainnya yang harus menunggu jadwal terbit ataupun siaran. Media olinedapat langsung mengupdateberita jika terjadi sebuah peristiwa. b. Praktis

media onlineterbilang praktis karena kemudahan untuk mendapatkan berita dan informasinya, kapan saja bila diinginkan mediaonlinedapat dibuka dan dibaca sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet.

33Purri Hapsari, “Kehadiran New Media dalam Pandangan Mc. Luhan dan Castelles

” diakses pada 12 Februari 2014 dari http://jicopicolico.blogspot.com/2010/04/kehadiran-new-media-dalam-pandangan.html

34

(52)

c. Real Time

Media online dapat melakukan penyajian berita secara sederhana sehingga menjadikan media online bisa langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung, hal ini yang dimaksud denganreal time.

d. Data Tersimpan di Server

Berbeda denga media elektronik lainnya berita yang sudah di tampilkan tidak bisa dilihat kembali atau diakses. Media online memiliki sistem server artinya data atau berita lama yang telah ditampilkan dapat diakses dan dilihat kembali oleh pembaca karena data tersebut secara otomatis tersimpan di server komputer.

e. Memiliki Akses Link

Media online juga memiliki sistem link artinya jika kita membaca sebuah bertia maka secara otomatis akan muncul berita lainnya yang saling berkaitan tanpa harus susah payah mencarinya

Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, mediaonlinekini tidak hanya dimiliki oleh institusi media yang menerbitkan secaraonline namun saat ini media cetak dan elektonik juga memiliki versi online untuk melengkapai kekurangannya, hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan audien.35

35

(53)

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Company ProfileRepublika Online

Berdirinya Republika Online tidak lepas dari peranan Harian Republika sebagai pelopor koran harian komuitas muslim di Indonesia.. Harian Republika didirikan pada tahun 1993 oleh kalangan komunitas muslim di Indonesia. Tujuan didirikannya media ini selain menjadi saluran aspirasi bagi umat islam khususnya juga menumbuhkan semangat pluralisme informasi di masyarakat Indonesia umumnya.

Karena pada saat itu suara umat Islam tidak mendapatkan tempat sebagaimana mestinya. Walaupun Indonesia mayoritas muslim namun pada saat itu media Islam belum mendapatkan tempat yang layak dalam ruang nasional. Belum ada Koran harian yang berbasiskan Islam, sehingga dengan lahirnya Harian Republikamenjadi berkah tersendiri bagi umat Islam di Indonesia.

(54)

Seiring berkembangnya teknologi komunikasi, pada 1995, selain menyajikan informasi dalam bentuk Koran harian, saat itu itu Republika saat itu juga menampilkan layanan berita di situs web internet, dengan alamat website www.republika.co.id. Koran ini menjadi yang pertama kali tampil di Indonesia dalam bentuk internet, kemudian situs ini dinamakanRepublika Online(Rol).

Republika Online lahir sebagai bentuk respon terhadap perkembangan masyarakat di tengah perkembangan teknologi komunikasi yang kian tumbuh pesat. Pada awalnyaRepublika Onlineitu hanya sebagiwebsitepelengkap, artinya sebagian isinya itu lebih banyak disadur dari berita-berita Koran Harian Republika,sehingga hanya memindahkan format berita ke dalam internet.

Kemudian sejak pertengahan 2008Republika Online mengalami perubahan besar dari sekedar situs berita sederhana menjadi web portal multimedia. Perubahan tersebut terjadi sebagai jawaban atas munculnya tantangan industri media yang saat itu mulai memasuki era konvergensi media internet. Tampilan Republika Online terbaru inilah yang diluncurkan kembali (relaunching) pada 6 Februari 2008.

Kemudian, pada tahun 2009 Republika Online mulai melakukan pembenahan isi berita. Sehingga saat itu Republika Online bukan hanya website yang memindahkan berita Koran ke internet, tetapi mulai memposisikan diri menjadi portal berita, yang menampilkan berita-berita setiap saat dan lebih cepat.36 Tujuan utama diterbitkannya Republika versi internet adalah untuk melayani pembaca yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk

36

(55)

pembaca yang sedang berada di luar negeri. Pada fase berikutnya Republika Online secara bertahap mulai berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi khusunya teknologi informasi. Desain dan berbagai layanan web dan materi beritanya pun lebih diperkaya.

.

B. Visi dan MisiRepublika37

Adapun visi dari Republika adalah menjadikan HU Republika sebagai Koran umat terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan Rahmatan Lil Alamin. Sedangkan misinya adalah menciptkan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara profesional.

C. Struktur Organanisasi dan Profil PembacaRepublika Online

Berdasarkan data company profil Republika Online, berikut ini adalah susunan redaksiRepublika Online.

Tabel 1.3

Struktur OrganisasiRepublika Online38 Pemimpin Redaksi: Nasihin Masha

Wakil Pemimpin Redaksi: Arys Hilman Nugraha

37

Company Profile Republika Online 38

Gambar

Tabel: 1.1Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik
Sumber:Tabel 1.2 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, hal. 228-229
Gambar: 1.1Diagram Model Teun A. Van Dijk
Struktur OrganisasiTabel 1.3 Republika Online38
+7

Referensi

Dokumen terkait

The research entitled “Forbidden Fatwa of Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) in Choosing Jokowi-JK Pair at Republika Newspaper and Republika Online, Norman

Setelah melalui proses analisis teks berita di Detik.com dan Republika Online terkait dengan pemberitaan aliran sesat Gafatar menggunakan analisis semiotika

Beberapa contoh pemberitaan di atas sedikit banyak bisa memberikan gambaran bagaimana media menggunakan medium bahasa dengan memanfaatkan beberapa

penelitian yang dilakukan dengan cara menjelaskan data-data yang ada yaitu tentang kebijakan pemerintah Indonesia dalam menyikapi tindakan penyadapan oleh Australia

tidak hanya dampak negatif yang ditimbulkan isu penyadapan ini namun adapula dampak positifnya yakni mendorong kedua negara yaitu Indonesia dan Australia untuk

Pertama secara tegas Republika menggunakan sumber dari MUI dan Ketua Umum PBNU untuk mengkonstruksi pemberitaan yang menun- jukkan bahwa pemerintah tidak tegas

Ketiga , dalam konteks perilaku hubungan antara negara, penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia telah bergeser makna tidak lagi sebagai kejahatan melainkan

tidak hanya dampak negatif yang ditimbulkan isu penyadapan ini namun adapula dampak positifnya yakni mendorong kedua negara yaitu Indonesia dan Australia untuk