• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ideologi Avatar dan Identitas Pemain sebagai Bentuk Hegemoni dalamVideo Game Delta Force: Black Hawk DowndalamVideo Game Delta Force: Black Hawk Down

Dalam dokumen DOMINASI MILITER AMERIKA DALAM VIDEO GAM (Halaman 34-39)

Istilah ideologi berawal dari dugaan teori Marxist yang mengatakan bahwa terdapat proses memunculkan ide yang dominan dalam masyarakat yang digunakan untuk bidang ekonomi (Stoddart, 2008, h. 192). Ideologi pada saat ini memunculkan istilah-istilah ekonomi seperti ekonomi sosialis dan kapitalis. Salah satu bentuk ideologi kapitalis adalah tumbuhnya industri-industri global yang menguasai perekonomian dunia, seperti yang diungkapkan oleh Horkeimer dan Adomo dalam Stoddart (2008) bahwa terdapat “budaya industri” yang

pembentukannya menggunakan media seperti radio, TV, dan koran.

Terlepas dari pengaruh ekonomi, maka ideologi menurut Giddens merupakan kapasitas dari aktor sosial yang memiliki pengaruh besar untuk membuat kepentingan pribadi menjadi kepentingan universal (Hack-Polaski, 1999, h. 38). Pengertian ini merubah pandangan tentang ideologi terbatas pada bidang ekonomi, yang menjadi poin adalah bagaimana kepentingan dan pola pikir dari seorang individu atau kelompok mampu menjadi rujukan dan tindakan dari kelompok-kelompok yang lain. Ketika ideologi dikatakan mampu ditanamkan pada masyarakat dengan skala besar, maka dengan tidak langsung keuntungan juga didapatkan oleh masyarakat kecil tertentu.

Dalam sebuah video game ideologi tersirat pada bagaimana gameplay itu ditunjukkan, karena bentukgameplay yang disampaikan membawa ciri khas pada sebuah video game.Delta Force: Black Hawk Down merupakan jenis game yang bertemakan perang dan didasari oleh sebuah kisah nyata, avatar yang digunakan pemain memiliki identitas sebagai tentara Amerika, dimana gameplay tersebut akan mengarahkan pemain terhadap sudut pandang tentara Amerika yang sedang terlibat perang. Cara penyelesaian pemain terhadap setiap sub-sub misi yang ada mengantarkan pemain terhadap ideologi yang digunakan tentara Amerika untuk menyelesaikan perang tersebut. Identitas pemain akan berubah menjadi identitas seorang tentara Amerika, secara tidak sadar hal ini merupakan sebuah kegiatan hegemoni dalam sebuah media. Sesuai dengan teori hegemoni bahwa terdapat penekanan ideologi palsu terhadap kondisi sebenarnya (Littlejohn & Foss, 2010, h. 433).

Hegemoni merupakan istilah dimana usaha untuk menguasai dari sebuah kelompok terhadap kelompok lain. Kajian ini berangkat dari pengertian ideologi yang intinya ingin masyarakat lain paham dengan bagaimana salah satu individu yang berpengaruh inginkan. Setelah ideologi salah satu individu atau kelompok inginkan ini tertanam pada masyarakat luas, maka tindakan selanjutnya adalah menguasai masyarakat tersebut.

Istilah hegemoni ditemukan oleh Antonio Gramsci ketika fenomena ideologi dirasa terlalu luas dan abstrak mengenai implementasinya pada masyrakat sosial. Stoddart (2008) berpendapat bahwa teori ideologi dari kedua mahzab yaitu Marxist dan Frankfurt School hanya menyimpulkan jika ideologi merupakan sebuah proses pengaruh dan integrasi antara kelompok kalangan atas dan kelompok kalangan bawah. Pemikiran mengenai ideologi ini akan terlalu abstrak jika dilihat dari bentuk-bentuk interaksi masyarakat secara individual atau kelompok kecil (Stoddart, 2008, h. 200).

Teori hegemoni Gramsci mengarahkan pada tindakan sehari-hari masyarakat sosial yang lambat laun akan menggambarkan bagaimana sebuah ideologi itu berlaku pada masyarakat yang lebih luas. Pemikiran Gramsci diceritakan oleh Stoddart (2008) bermuara pada dua buah tindakan yang bersinggungan dan bahkan berjalan secara bersamaan yaitu antara pemaksaan dan meyakinkan. Contoh dari proses ini adalah ketika sebuah negara memaksa masyarakatnya untuk selalu larut dalam pola kehidupan yang kapitalis, akan tetapi disaat itu pula norma dan peraturan yang dibuat untuk menunjukkan sebuah nilai tatanan masyarakat kemungkinan juga merupakan bentuk eksploitasi sistem guna

menunjang hadirnya sebuah ideologi (Stoddart, 2008, h. 201).

Dalam penelitian ini berarti pesan dalam video game tersebut mencoba untuk menguasai pola pikir pemain. Video game bertindak sebagai sebuah media yang menjembatani antara pihak publisher sebagai kelompok yang ingin mengusai secara ideologis dan pemain sebagai pihak masyarakat. Kegiatan menguasai ini tidak dalam wujud pemaksaan namun bersifat persuasif, tidak disadari media berperan besar atas kegiatan ini (Littlejohn & Foss, 2010, h 433). Merujuk pada kata persuasif maka proses hegemoni ini disajikan dalam bentuk yang sangat menarik, serta tidak ada kata menguasai secara otoriter. Sedangkan kata ‘tidak disadari’ memberikan pengertian jika implementasi dari praktek hegemoni tidak dapat dilakukan secara terang-terangan dan tersembunyi dibalik makna-makna. Sarana yang digunakan dalam penekanan ideologi ini dikatakan menggunakan media, media mengarahkan pada bagaimana kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi media sangatlah besar, sehingga media dikatakan berperan besar dalam praktek hegemoni.

Teori ini berkembang menjadi proses penanaman sebuah pengetahuan umum oleh institusi sosial seperti sekolah, keluarga, dan media, sehingga penanamannya sangat halus dan tidak lepas dari modifikasi sistem yang dilakukan oleh kelas yang lebih dominan terhadap kelas yang lebih kecil tingkat dominasinya (Stoddart, 2008, h. 220). Teori ini juga berlaku pada sebuah video game, video game merupakan sebuah produk dari kaum kapitalis (merupakan sebuah bentuk industri), yang mana industri video game berada dibawah peraturan-peraturan yang dibawahi oleh negara. Video game hadir di masyarakat

dalam bentuk paket hiburan sehingga pemain seakan lepas dari pengaruh politik, namun posisi video game tidak lepas dari proses produksi dan distribusi sebuah industri besar. Pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah game akan diterima begitu saja karena dianggap sebagaicommon sensebagi pemain tersebut.

Common sense ini dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian mengarahkan pada pengertian hegemoni menurut Althusser. Althusser (2006) melanjutkan pemikiran Gramsci dengan berpendapat bahwa hegemoni merupakan permainan silang yang menggabungkan antara kekuasaan dan kepentingan di bidang ekonomi dan politik. Secara praktek proses dominasi ini dilakukan dengan dua cara yaitu represif ancaman dan represif idealis. Represif ancaman dilakukan oleh aparatur negara untuk melakukan tindakan hegemoni secara memaksa, sedangkan represif idealis dilakukan dengan cara mempengaruhi. Kedua hal yang dikemukakan Althusser ini dilakukan demi terwujudnya sebuah sistem kehidupan yang mengarahkan pada tindakan mendominasi.

Secara utuh pemikiran hegemoni ini jika implementasikan pada Delta Force: Black Hawk Down maka pemain akan bertindak sebagai sebuah aparatur tentara Amerika yang secara paksa akan mendominasi negara Somalia dengan cara perang (memaksa), secara idealis adalah sebagai pemain yang hanya tersimulasi memainkan kegiatan ini sebagaicommon sense.

Dalam dokumen DOMINASI MILITER AMERIKA DALAM VIDEO GAM (Halaman 34-39)