Ikan beracun adalah ikan-ikan yang menyebabkan berbagai gangguan saluran pencernaan dan syaraf bila daging atau anggota tubuh ikan itu dimakan oleh manusia. Secara umum, ikan beracun (poisonous fishes) ditujukan kepada ikan-ikan yang jaringannya, baik sebagian maupun secara keseluruhan, bersifat toksik (beracun). Ikan berbisa (venomous fishes) biasanya terbatas hanya pada ikan-ikan yang mampu menghasilkan racun dan menyebarkan racun tersebut pada saat menggigit atau menusuk korbannya. Kenyataannya, semua ikan berbisa adalah beracun tetapi tidak semua ikan beracun adalah berbisa. Ikan-ikan yang secara nyata mempunyai organ berbisa (venom apparatus) disebut
phanerotoxic, sedangkan ikan-ikan yang jaringan tubuhnya mengandung racun disebut cryptotoxic.
Ikan-ikan beracun dapat dibedakan atas:
a. Ichthyosarcotoxic fishes = ikan-ikan yang mengandung racun di antara otot, viscera, atau kulit
b. Ichthyootoxic fishes = ikan-ikan yang menghasilkan racun terbatas hanya pada gonad. Umumnya pada ikan-ikan air tawar. Termasuk ikan-ikan yang mempunyai telur-telur yang beracun.
c. Ichthyohemotoxic fishes = ikan-ikan yang mempunyai racun di dalam darahnya. Ditemukan pada belut air tawar dan beberapa ikan laut.
d. Ichthyocrinotoxic fishes = ikan-ikan yang menghasilkan racun melalui sekresi kelenjar, tetapi tidak mempunyai organ berbisa. Misalnya boxfishes, trunkfishes, hagfishes, dan lampreys, yang seluruhnya memproduksi substansi beracun pada kulitnya dan kadang-kadang melepaskan racun tersebut ke lingkungan perairan tempat mereka ditemukan.
Ichthyosarcotoxism adalah peristiwa keracunan akibat memakan ikan yang mengandung racun di dalam otot, kulit, atau kotoran tubuhnya. Meliputi antara lain: ciguatera poisoning, tetraodon poisoning, scombroid poisoning, clupeoid poisoning, elasmobranch poisoning, hallucinatory poisoning, cyclostomes poisoning, chimaera poisoning, dan gempylid poisoning. Ichthyocrinotoxism
adalah peristiwa keracunan akibat terserang oleh ikan-ikan yang memiliki racun pada kulitnya.
Ciguatera poisoning adalah peristiwa keracunan ikan yang menimbulkan gangguan pada alat pencernaan dan syaraf. Merupakan sebuah bentuk rasa mabuk yang menimbulkan rasa mual, muntah, sakit perut, panas dingin, dan mati rasa pada mulut. Gejala-gejala lainnya termasuk sakit kepala, kejang, pusing atau pening, dan kadang-kadang kulit tangan dan kaki melepuh. Istilah ini pertama kali dipakai pada peristiwa keracunan yang disebabkan oleh Livona picta, sejenis cacing laut, di Laut Karibia.
Ciguatera poisoning umumnya disebabkan oleh ikan-ikan yang hidup di terumbu karang daerah tropis dan ikan-ikan laut yang semipelagis; hidup di dasar tetapi jarang ditemukan pada kedalaman 200 kaki; di antara 35°LU dan 34°LS; pemakan alga bentik, ikan bentik, atau organisme bentik lainnya, dan jarang yang bersifat plankton-feeder. Ada sekitar 440 spesies ikan laut yang bersifat
ciguatoxic. Racun ini juga ditemukan pada beberapa Echinodermata, Moluska, dan Arthropoda, yang hidup di laut. Sebagian besar ikan laut di perairan tropis dapat menyebabkan ciguatera poisoning, walaupun beberapa spesies dapat bersifat toksik di lokasi geografis tertentu sedangkan di lokasi lainnya tidak. Ikan-ikan yang sering menyebabkan ciguatera poisoning antara lain adalah: morays (Muraenidae), barracuda (Sphyraenidae), snappers (Lutjanidae), groupers (Serranidae), jack (Carangidae), milkfish (Chanidae), tarpons (Elopidae), herrings (Clupeidae), anchovies (Engraulidae), lizardfishes (Synodontidae), conger eels
(Congridae), flyingfishes (Exocoetidae), squirrelfishes (Holocentridae), surgeonfishes (Acanthuridae), butterflyfishes (Chaetodontidae), mackerels dan
tuna (Scombridae), trunkfishes (Ostraciidae), puffer (Tetraodontidae), porcupinefishes (Diodontidae), goatfishes (Mullidae), porgies (Sparidae), wrasses (Labridae), parrotfishes (Scaridae).
Tetrodotoxin adalah racun yang terdapat di viscera ikan buntal dan kerabatnya (Tetraodontidae, Diodontidae, dan Molidae). Ovari dan hati merupakan organ yang paling toksik, sedangkan perut dan usus dapat menyebabkan kematian, demikian juga mata dan ginjal. Beberapa spesies ikan buntal mempunyai kulit, jaringan sub-cutaneous, dan testis yang beracun. Struktur kimia
tetrodotoxin mirip dengan tarichatoxin, racun yang ditemukan pada kadal air
Taricha torosa. Tetraodon poisoning merupakan peristiwa keracunan disebabkan oleh makan ikan buntal (viscera, khususnya ovari dan liver) dan kerabatnya.
Tetrodotoxin (TTX) disebut juga puffer poison atau fugu poison ditemukan
pada
beberapa puffers, ocean sunfishes, porcupinefishes, triggerfishes, spikefishes, trunkfishes, dan filefishes. Sekitar 75 spesies bersifat racun.
Scombroid poisoning adalah peristiwa keracunan disebabkan oleh makan ikan tongkol dan cakalang (mackerel, tuna, skipjack, bonito, dan Japanese saury
Cololabis saira). Jika ikan scombroid diawetkan, substansi beracun terbentuk di
dalam ototnya, dikenal dengan istilah saurine. Substansi tersebut dibentuk oleh aksi enzim dan bakteri pada saat ikan mati. Clupeoid poisoning merupakan peristiwa keracunan disebabkan oleh makan ikan tembang (herrings, anchovies, tarpons, bonefishes dan slickheads). Toksisitas racun berasosiasi dengan rantai makanan.
Beberapa peristiwa keracunan lainnya yang disebabkan oleh karena memakan ikan antara lain adalah:
- Fish poisoning atau ichthyotoxism adalah keracunan karena makan ikan (bersifat umum).
- Elasmobranch poisoning adalah peristiwa keracunan disebabkan oleh makan daging, viscera, gonad, dan hati ikan cucut dan ikan pari. Ikan cucut yang beracun di antaranya adalah requiem sharks (Carcharhinidae), cow sharks (Hexanchidae), dogfish sharks (Squalidae), dan mackerel sharks (Lamnidae).
- Hallucinatory poisoning adalah peristiwa keracunan disebabkan oleh makan ikan belanak dan kuro
- Cyclostome poisoning adalah peristiwa keracunan disebabkan oleh makan ikan lamprey dan hagfishes.
- Gempylid poisoning adalah peristiwa keracunan disebabkan oleh makan daging ikan famili Gempylidae. Daging tersebut mengandung wax (semacam lilin) dalam konsentrasi yang tinggi. Wax terdiri atas cetyl dan ester oleyl berasal dari asam oleat dan asam hidroksi-oleat.
Berdasarkan asal dari racun yang terdapat di dalam tubuh ikan, maka terdapat beberapa istilah berkaitan dengan hal tersebut, antara lain yaitu:
- Ichthyotoxin adalah racun yang berasal dari ikan (secara umum)
- Ichthyosarcotoxin adalah racun yang terdapat pada daging ikan, tidak termasuk racun-racun yang disebabkan oleh aktivitas bakteri
- Ichthyootoxin adalah racun yang ditemukan hanya pada telur-telur ikan
- Ichthyoacanthotoxin adalah racun yang disekresikan oleh organ-organ beracun (venom apparatus), seperti spina, alat penyengat, atau gigi ikan.
- Ichthyocrinotoxin adalah racun yang berasal dari kelenjar kulit yang dihasilkan oleh ikan hagfishes, lampreys, morays (Muraenidae), soapfishes
(Grammistidae), puffer (Tetraodontidae), dan porcupinefishes (Diodontidae).
- Ostracitoxin adalah substansi racun yang berasal dari kulit ikan Ostracion lentiginosus (ikan buntal, boxfish atau trunkfish) untuk membunuh ikan atau
hewan laut lainnya. Racun ini disebut juga pahutoxin.
Kadar racun yang terdapat pada organ dalam ikan berbeda-beda, tergantung kepada jenis ikan dan organnya. Namun demikian, ovari dan hati merupakan organ-organ yang sangat berbahaya (Tabel 6).
Tabel 6. Kadar racun pada beberapa organ dalam ikan
D. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per kelompok). Selanjutnya, setiap kelompok melakukan penelusuran pustaka dan
carilah lima jenis ikan ikan-ikan air tawar yang beracun yang terdapat di lokasi anda. Carilah pula lima jenis ikan-ikan air laut yang beracun. Presentasikan tugas tersebut di dalam kelas.
E. Daftar Pustaka
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah, Z. dan M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan.
Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Andy Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Jurusan Perikanan Universitas Hasanuddin, Ujungpandang.
Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Chiasson, R. 1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown Company Publishers, Dubuque, Iowa.
Djamali, A., Burhanuddin, dan M. Hutomo. 1994. Fauna Ikan-ikan Laut Berbisa dan Beracun di Indonesia. Proyek Pemasyarakatan dan Pembudayaan IPTEK, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Halstead, B.W. 1988. Poisonous and Venomous Marine Animals of the World. Second edition. Darwin Press, Darwin. 1168 p.
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology. Second edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.
Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Wischnitzer, S. 1972. Atlas and Dissection Guide for Comparative Anatomy. Second edition. W. H. Freeman and Company, San Francisco.
VIII. SISTEM ALAT GERAK A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian dari sebuah urat daging atau otot ikan.
2. Agar mahasiswa mampu menunjukkan letak urat daging atau otot-otot ikan.
3. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian dari rangka ikan.
4. Agar mahasiswa mampu menunjukkan letak dan nama-nama tulang ikan