• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Dalam dokumen PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK (Halaman 22-36)

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) dan Peraturan No. VIII.G.7 yang

diterbitkan oleh BAPEPAM-LK mengenai “Penyajian dan Pengungkapan Laporan

Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” dan surat keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-347/BL/2012.

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian, disusun dengan konsep harga perolehan dan basis akrual, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

Laporan arus kas konsolidasian, yang disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memerlukan penggunaan estimasi akuntansi tertentu dan asumsi-asumsi. Hal ini juga mengharuskan manajemen untuk melakukan pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi di dalam Grup. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan dalam Catatan 3.

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) Mata uang fungsional dan penyajian

Transaksi-transaksi yang disertakan dalam laporan keuangan pada setiap entitas anggota Grup diukur menggunakan mata uang yang sesuai dengan lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi ("mata uang fungsional"). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

Angka-angka dalam laporan keuangan konsolidasian dibulatkan dalam jutaan Rupiah dan, jika disebutkan khusus, dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain.

Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ("ISAK")

Penerapan dari standar akuntansi berikut oleh Grup, yang berlaku pada awal dan atau setelah 1 Januari 2015, memberikan dampak material pada laporan keuangan konsolidasian Grup: - Perubahan PSAK 1, “Penyajian Laporan Keuangan” mengenai penghasilan komprehensif

lain. Perubahan yang utama adalah persyaratan untuk mengelompokkan akun yang disajikan dalam “penghasilan komprehensif lain” berdasarkan potensi akun tersebut dapat diklasifikasikan ke laporan laba rugi pada periode berikutnya (penyesuaian reklasifikasi). - Perubahan PSAK 60, "Instrumen Keuangan: Pengungkapan", untuk meningkatkan

pengungkapan terkait dengan saling hapus.

- PSAK 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”. PSAK 67 mengatur beberapa pengungkapan tambahan terkait kepentingan dalam entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi, seperti yang telah disajikan pada Catatan 2b. Standar ini tidak berdampak pada pengakuan dan pengukuran investasi Grup.

- PSAK 68, "Pengukuran Nilai Wajar", bertujuan untuk meningkatkan konsistensi dan mengurangi kompleksitas dengan memberikan definisi spesifik untuk nilai wajar dan juga

sebagai sumber tunggal yang mengatur ketentuan mengenai pengukuran dan

pengungkapan nilai wajar. Ketentuan-ketentuan tersebut tidak mencakup penggunaan akuntansi nilai wajar tetapi memberikan pedoman penerapan ketika penggunaannya diharuskan atau diperbolehkan oleh PSAK lain.

- PSAK 24 (revisi 2013) "Imbalan Kerja". Perubahan pada kebijakan akuntansi Grup adalah sebagai berikut: seluruh biaya jasa lalu diakui langsung di laporan laba rugi; dan biaya bunga dan imbal hasil yang diharapkan dari aset program diganti dengan nilai bunga neto yang dihitung berdasarkan tingkat diskonto terhadap kewajiban (aset) imbalan pasti neto. Sebagai tambahan, seluruh keuntungan atau kerugian aktuarial terkait kewajiban imbalan pascakerja diakui sebagai penghasilan komprehensif lain. Lihat Catatan 2c untuk dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian.

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)

Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ("ISAK") (lanjutan)

Penerapan dari standar serta interpretasi standar akuntansi revisian berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015, tidak menimbulkan perubahan substansial terhadap kebijakan akuntansi Grup dan tidak memberikan dampak yang material terhadap jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian periode berjalan:

- PSAK 4 (revisi 2013) "Laporan keuangan tersendiri"

- PSAK 15 (revisi 2013) "Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama" - PSAK 46 (revisi 2014) "Pajak penghasilan"

- PSAK 48 (revisi 2014) "Penurunan nilai aset"

- PSAK 50 (revisi 2014) "Instrumen keuangan: Penyajian"

- PSAK 55 (revisi 2014) "Instrumen keuangan: Pengakuan dan pengukuran" - PSAK 65 (revisi 2014) "Laporan keuangan konsolidasian"

- PSAK 66 "Pengaturan bersama"

- ISAK 26 "Penilaian kembali derivatif melekat"

- ISAK 15 (revisi 2015) “Batas aset imbalan pasti, persyaratan pendanaan minimum, dan interaksinya”

- Pencabutan PSAK 12 (revisi 2009) "Bagian partisipasi ventura bersama" - Pencabutan ISAK 7 "Konsolidasi - entitas bertujuan khusus"

- Pencabutan ISAK 12 "Pengendalian bersama entitas: kontribusi non-moneter oleh venturer"

Standar baru, amandemen dan interpretasi yang berdampak pada operasional Grup, sudah diterbitkan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut :

Berlaku 1 Januari 2016 :

- PSAK 4 (revisi 2015) “Laporan keuangan tersendiri” - PSAK 5 (revisi 2015) “Segmen operasi”

- PSAK 7 (revisi 2015) “Pengungkapan pihak-pihak berelasi” - PSAK 13 (revisi 2015) “Properti investasi”

- PSAK 15 (revisi 2015) “Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama” - PSAK 16 (revisi 2015) “Aset tetap”

- PSAK 19 (revisi 2015) “Aset takberwujud” - PSAK 22 (revisi 2015) “Kombinasi bisnis” - PSAK 24 (revisi 2015) “Imbalan Kerja”

- PSAK 25 (revisi 2015) “Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan kesalahan”

- PSAK 65 (revisi 2015) “Laporan keuangan konsolidasian” - PSAK 66 (revisi 2015) “Pengaturan bersama”

- PSAK 67 (revisi 2015) “Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain” - PSAK 68 (revisi 2015) “Pengukuran nilai wajar”

- ISAK 30 (revisi 2015) “Pungutan” Berlaku 1 Januari 2017 :

- PSAK 1 (revisi 2015) “Penyajian laporan keuangan”

- ISAK 31 (revisi 2015) “Interpretasi dari PSAK 13: Properti investasi”

Pada tanggal persetujuan atas laporan keuangan konsolidasian ini, Grup masih melakukan evaluasi terhadap dampak yang potensial dari standar baru dan revisian terhadap laporan keuangan konsolidasian.

b. Prinsip-prinsip konsolidasi Entitas anak

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak. Entitas anak adalah seluruh entitas dimana Grup memiliki pengendalian. Pengendalian timbul ketika Grup terekspos atas, atau memiliki hak untuk, pengembalian yang bervariasi dari keterlibatannya dengan entitas dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas entitas. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal dimana pengendalian dialihkan kepada Grup. Entitas anak tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal dimana Grup kehilangan pengendalian.

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang diserahkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan atau liabilitas yang diakui pada tanggal akuisisi. Kelebihan jumlah imbalan yang diserahkan dan nilai wajar dari kepentingan non-pengendali atas jumlah aset teridentifikasi yang diakuisisi dan liabilitas dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah imbalan yang diserahkan lebih rendah dari nilai wajar aset bersih entitas anak yang diakuisisi, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi.

Transaksi, saldo dan keuntungan yang belum direalisasi antar entitas dalam Grup telah dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi, kecuali bila terbukti adanya penurunan nilai aset yang ditransfer.

Laporan keuangan entitas anak disusun untuk tahun pelaporan yang sama dengan Grup. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah jika diperlukan agar konsisten dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi Grup.

Berikut adalah ringkasan informasi keuangan (sebelum eliminasi) untuk entitas anak yang mempunyai kepentingan nonpengendali yang material terhadap Grup:

Lintasarta dan entitas anak 2014 (Disajikan

2015 kembali)

Ringkasan laporan posisi keuangan

Aset lancar 1.230.297 1.220.916

Liabilitas jangka pendek (378.064) (296.302)

Jumlah aset bersih - lancar 852.233 924.614

Aset tidak lancar 1.491.572 1.178.407

Liabilitas jangka panjang (80.403) (82.766)

Jumlah aset bersih - tidak lancar 1.411.169 1.095.641

Aset bersih 2.263.402 2.020.255

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) Entitas anak (lanjutan)

Lintasarta dan entitas anak 2014 (Disajikan

2015 kembali)

Ringkasan laporan laba rugi

Pendapatan 1.929.217 1.734.547

Laba sebelum pajak penghasilan 471.546 483.148

Beban pajak penghasilan (122.883) (130.116)

Laba tahun berjalan 348.663 353.032

Jumlah penghasilan komprehensif 354.445 350.357

Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada

kepentingan nonpengendali 82.293 77.219

Dividen yang dibayarkan kepada

kepentingan nonpengendali 24.544 25.748

Ringkasan arus kas

Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi 686.546 640.008

Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi (493.608) (402.154)

Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (128.426) (111.966)

Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas

dan setara kas 5.044

-Kenaikan bersih kas dan setara kas 69.556 125.888

Kas dan setara kas pada awal tahun 583.672 457.784

Kas dan setara kas pada akhir tahun 653.228 583.672

Asosiasi

Entitas asosiasi adalah entitas di mana Grup memiliki pengaruh signifikan namun bukan pengendalian, umumnya melalui kepemilikan hak suara antara 20% dan 50%. Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan metode ekuitas dan pengakuan awal dicatat sebesar harga perolehan. Di dalam investasi Grup atas entitas asosiasi termasuk goodwill yang diidentifikasi ketika akuisisi.

Bagian Grup atas laba rugi entitas asosiasi pasca akuisisi diakui dalam laporan laba rugi dan bagian atas mutasi penghasilan komprehensif lain pasca akuisisi diakui di dalam penghasilan komprehensif lain dan diikuti dengan penyesuaian pada jumlah tercatat investasi.

Pada setiap tanggal pelaporan, Grup menentukan apakah terdapat bukti objektif bahwa telah terjadi penurunan nilai pada investasi pada entitas asosiasi. Jika ada, Grup menghitung besarnya penurunan nilai sebagai selisih antara jumlah yang terpulihkan dan nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi dan mengakui selisih tersebut pada laporan laba rugi.

Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antara Grup dengan entitas asosiasi diakui dalam laporan keuangan Grup hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi, kecuali bila terbukti adanya penurunan nilai aset yang ditransfer.

c. Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasian

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup telah menerapkan secara retrospektif PSAK 24 (Revisi 2013): "Imbalan Kerja".

PSAK ini mengatur, antara lain (i) penghapusan "pendekatan koridor" yang diizinkan berdasarkan versi sebelumnya dan (ii) perubahan signifikan dalam pengakuan, penyajian dan pengungkapan imbalan pascakerja yang antara lain adalah sebagai berikut:

• Keuntungan dan kerugian aktuarial sekarang diwajibkan untuk diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan dikeluarkan secara permanen dari laporan laba rugi.

• Imbal hasil yang diharapkan dari aset program tidak lagi dapat diakui dalam laporan laba rugi. Imbal hasil yang diharapkan digantikan dengan mengakui penghasilan bunga atau beban terhadap aset atau liabilitas imbalan pasti neto di laporan laba rugi, yang dihitung menggunakan tingkat diskonto untuk mengukur kewajiban pensiun.

Biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui sepanjang periode vesting ke depan. Sebaliknya, semua biaya jasa lalu akan diakui pada periode mana yang lebih awal antara terjadinya perubahan/kurtailmen atau ketika Grup mengakui biaya restrukturisasi atau pemutusan kontrak kerja terkait.

Dampak dari penyajian kembali adalah sebagai berikut:

Tanggal 1 Januari 2014:

1 Januari 2014 Penyesuaian

(Dilaporkan penyajian 1 Januari 2014

sebelumnya) kembali (Disajikan kembali)

ASET

Aset lancar

Bagian lancar dari beban dibayar di muka:

- Beban dibayar di muka lainnya 58.440 (37) 58.403 Aset tidak lancar

Aset pajak tangguhan - bersih 96.057 5.796 101.853 Beban dibayar di muka

jangka panjang:

- Beban dibayar di muka lainnya 115.957 41.988 157.945 Aset tidak lancar lain-lain - bersih 135.901 (2.592) 133.309

LIABILITAS

Liabilitas jangka pendek Kewajiban imbalan kerja

jangka pendek 337.312 (340) 336.972

Liabilitas jangka panjang

Liabilitas pajak tangguhan - bersih 893.285 91.391 984.676 Kewajiban imbalan kerja jangka

panjang - setelah dikurangi

bagian jangka pendek 1.046.414 (299.443) 746.971

EKUITAS

Saldo laba

Belum dicadangkan 12.877.143 37.340 12.914.483

Pengukuran kembali atas program

imbalan pasti - 222.054 222.054

c. Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasian

(lanjutan)

Dampak dari penyajian kembali adalah sebagai berikut (lanjutan):

Tanggal 31 Desember 2014:

31 Desember 2014 Penyesuaian

(Dilaporkan penyajian 31 Desember 2014 sebelumnya) kembali (Disajikan kembali) ASET

Aset lancar

Bagian lancar dari beban dibayar di muka:

- Beban dibayar di muka lainnya 72.699 (708) 71.991 Aset tidak lancar

Aset pajak tangguhan - bersih 85.181 6.876 92.057 Beban dibayar di muka

jangka panjang:

- Beban dibayar di muka lainnya 109.152 11.652 120.804 Aset tidak lancar lain-lain - bersih 132.143 (2.964) 129.179

LIABILITAS

Liabilitas jangka pendek Kewajiban imbalan kerja

jangka pendek 332.158 (35) 332.123

Liabilitas jangka panjang

Liabilitas pajak tangguhan - bersih 662.929 42.988 705.917 Kewajiban imbalan kerja jangka

panjang - setelah dikurangi

bagian jangka pendek 1.091.315 (130.688) 960.627

EKUITAS

Saldo laba

Belum dicadangkan 10.889.973 16.146 10.906.119

Pengukuran kembali atas program

imbalan pasti - 92.268 92.268

Kepentingan nonpengendali 686.542 (5.823) 680.719

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 31 Desember

2014 Penyesuaian

(Dilaporkan penyajian 31 Desember 2014 sebelumnya) kembali (Disajikan kembali) BEBAN

Karyawan (1.712.518) (26.109) (1.738.627)

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 77.901 5.902 83.803

(RUGI) LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk (1.987.170) (21.194) (2.008.364)

c. Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasian

(lanjutan)

Dampak dari penyajian kembali adalah sebagai berikut (lanjutan):

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014

2014 Penyesuaian

(Dilaporkan penyajian 2014

sebelumnya) kembali (Disajikan kembali) PENGHASILAN (RUGI)

KOMPREHENSIF LAIN

Kerugian pengukuran kembali atas

program imbalan pasti - (174.332) (174.332)

Pajak penghasilan terkait - 43.583 43.583

- (130.749) (130.749)

RUGI PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK

(Rupiah penuh) (365,70) (3,90) (369,60)

d. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas dan kas pada bank, dan semua deposito berjangka yang tidak dibatasi penggunaannya (termasuk deposito on call) yang jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan.

Deposito berjangka yang dijadikan jaminan untuk bank garansi tidak diklasifikasikan sebagai bagian dari “Kas dan Setara Kas”. Kas dan deposito berjangka ini disajikan sebagai bagian dari “Kas yang Dibatasi Penggunaannya”.

e. Persediaan

Persediaan, terutama terdiri dari kartu Subscriber Identification Module (“SIM”), paket perdana, modem broadband, telepon genggam selular (cellular handset) dan voucher pulsa isi ulang dinilai menurut nilai yang terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa, dikurangi beban penjualan. Harga perolehan ditetapkan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

Provisi penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan estimasi penjualan masing-masing persediaan tersebut di masa yang mendatang.

f. Aset Tetap

Aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan termasuk biaya pengangkutan, biaya penanganan, biaya persiapan lahan, biaya instalasi, biaya karyawan internal, dan kapitalisasi biaya pinjaman tertentu yang timbul selama tahap konstruksi, dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali hak atas tanah) dan penurunan nilai. Hak atas tanah, termasuk biaya legal yang timbul saat akuisisi awal hak atas tanah, dicatat sebesar harga perolehan, dan tidak diamortisasi. Biaya spesifik terkait dengan pembaruan atau perpanjangan hak kepemilikan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah atau umur manfaat ekonomis tanah, periode mana yang lebih pendek.

f. Aset Tetap

(lanjutan)

Penyusutan dimulai pada tanggal aset tersebut digunakan atau siap untuk digunakan, menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi umur manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20 sampai 40

Peralatan teknologi informasi 3 sampai 5

Peralatan kantor 3 sampai 5

Sarana penunjang bangunan dan partisi 3 sampai 25

Kendaraan 3 sampai 5

Peralatan teknis selular 8

Peralatan transmisi dan cross-connection 3 sampai 15

Peralatan teknis jaringan tetap nirkabel 7

Pusat operasi dan pemeliharaan dan unit pengukuran 3 sampai 5

Peralatan jaringan akses tetap 3 sampai 10

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan perbaikan signifikan yang meningkatkan kondisi aset melebihi standar kinerja semula, dikapitalisasi. Pada saat aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dijual, biaya perolehan beserta akumulasi penyusutannya dihentikan pengakuannya dari kelompok aset tetap, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi.

Aset tetap yang diperoleh dalam pertukaran aset non-moneter atau kombinasi aset moneter dan non-moneter diukur pada nilai wajar, kecuali: (i) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau (ii) nilai wajar dari aset yang diterima atau diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Aset yang diperoleh diukur pada nilai wajar, meskipun jika Grup tidak dapat langsung menghentikan pengakuan dari aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur secara andal nilai wajarnya, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan ditambah kas yang dibayarkan.

Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian dan pemasangan. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai.

Aset dalam pembangunan dan pemasangan dinyatakan sebesar biaya perolehan, termasuk biaya pinjaman. Semua biaya pinjaman seperti bunga, beban keuangan dalam sewa pembiayaan dan selisih kurs (diestimasi setiap tiga bulanan sepanjang selisih kurs tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga dengan membatasi selisih kurs yang diperhitungkan sebagai biaya pinjaman sebesar jumlah biaya pinjaman atas pinjaman yang setara dalam mata uang fungsional) yang dapat diatribusikan ke aset tertentu, dikapitalisasi ke harga perolehan aset dalam pembangunan dan pemasangan. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat pembangunan atau pemasangan selesai dan aset yang dibangun atau dipasang tersebut siap untuk digunakan.

g. Aset takberwujud

a) Goodwill

Goodwill awalnya diukur sebagai kelebihan jumlah imbalan yang dialihkan dan nilai wajar jumlah kepentingan nonpengendali atas jumlah aset teridentifikasi bersih yang diperoleh dan kewajiban yang timbul. Jika jumlah imbalan yang dialihkan ini lebih rendah dari nilai wajar aset bersih entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut langsung diakui dalam laporan laba rugi. Goodwill atas perolehan entitas anak termasuk di dalam aset takberwujud “Goodwill dan Aset Takberwujud”.

Untuk keperluan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis dialokasikan pada setiap unit penghasil kas, atau kelompok unit penghasil kas, yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut. Setiap unit atau kelompok unit yang memperoleh alokasi goodwill menunjukkan tingkat terendah di dalam entitas dimana goodwill-nya dipantau untuk tujuan internal manajemen. Goodwill dipantau pada level segmen operasi.

Peninjauan atas penurunan nilai pada goodwill dilakukan setahun sekali atau dapat lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya potensi penurunan nilai. Nilai tercatat dari goodwill dibandingkan dengan jumlah yang terpulihkan, yaitu nilai yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Rugi penurunan nilai dibebankan langsung dalam laba rugi dan selanjutnya tidak dibalik kembali.

b) Aset takberwujud lain

Aset takberwujud yang diperoleh secara terpisah disajikan sebesar harga perolehannya. Aset takberwujud yang diperoleh dari kombinasi bisnis diakui sebesar nilai wajar pada tanggal perolehannya. Aset takberwujud Grup memiliki umur manfaat yang terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus.

Aset takberwujud lain diamortisasi menggunakan metode garis lurus berdasarkanestimasi

masa manfaat ekonomis aset takberwujud sebagai berikut:

Tahun

Basis pelanggan (Customer base)

- Prabayar 6

- Pasca-bayar 5

Izin spektrum (Spectrum licenses) 5

Merk 8

Piranti lunak yang tak terintegrasi 5

h. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Goodwill tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilainya setiap tahun, atau mana yang lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan pada kondisi yang mengindikasikan kemungkinan penurunan nilai. Aset yang diamortisasi diuji ketika terdapat indikasi bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. Rugi penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkan. Nilai terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset. Dalam menentukan penurunan nilai, aset dikelompokkan pada tingkat yang paling rendah di mana terdapat arus kas yang dapat diidentifikasi. Aset nonkeuangan selain goodwill yang mengalami penurunan nilai, diuji setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan pemulihan penurunan nilai.

h. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

(lanjutan)

Pembalikan rugi penurunan nilai, untuk aset selain goodwill, diakui jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan jumlah terpulihkan aset sejak pengujian penurunan nilai terakhir kali. Pembalikan rugi penurunan nilai tersebut diakui segera dalam laba rugi. Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dibalik lagi.

i. Sewa

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan, atau mengandung, sewa dibuat berdasarkan substansi perjanjian pada tanggal awal sewa. Perjanjian tersebut ditelaah apakah pemenuhan atas perjanjian bergantung dari penggunaan aset tertentu atau aset, dan apakah perjanjian memberikan hak untuk menggunakan aset, bahkan jika hak tersebut tidak dijabarkan secara eksplisit di perjanjian.

Grup sebagai lessee

Sewa pembiayaan di mana Grup memiliki sebagian besar risiko dan manfaat kepemilikan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewa dan nilai kini pembayaran sewa minimum. Pembayaran sewa dialokasikan antara liabilitas dan beban keuangan sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo liabilitas yang tersisa. Beban keuangan diakui pada biaya keuangan pada laporan laba rugi.

Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama masa manfaat dari aset tersebut. Namun jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa Grup akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara estimasi umur manfaat aset dan masa sewa.

Sewa di mana sebagian besar risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan dipertahankan oleh lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban usaha dalam laporan laba rugi secara garis lurus selama masa sewa.

Grup sebagai lessor

Sewa di mana Grup tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Penghasilan sewa kontinjensi, jika ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya.

Sewa di mana Grup mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan dari aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Aset sewa diakui sebagai aset sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan disajikan sebagai piutang sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto.

Transaksi jual dan sewa-balik

Ketika Grup menandatangani sebuah transaksi jual dan sewa-balik, maka Grup menganalisa pemenuhan kriteria untuk sewa pembiayaan atau sewa operasi atas perjanjian sewa-balik

Dalam dokumen PT INDOSAT Tbk DAN ENTITAS ANAK (Halaman 22-36)