• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkes RI versi

Dalam dokumen Oleh Zaqia Putri Ramadhanty NIM (Halaman 47-0)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dan Konsep

3. Iklan Layanan Masyarakat Kemenkes RI versi

Jaga Keluarga dan Bangsa Indonesia dengan Mencegah Penularan Covid-19”

a. Kemenkes RI (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) adalah kementerian dalam pemerintah Indonesia yang membidangi urusan Kesehatan.

Kementerian Kesehatan dipimpin oleh seorang meteri Kesehatan. Kementerian bediri sejak 19 Agustus 1945 yang memiliki dasar hukum pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021.

Kemenkes RI melakukan perubahan logo yang ditetapkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/589/2016 yang ditanda tangani oleh Menkes RI pada 14 November 2016. Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), berharap logo baru Kemenkes dapat memberikan suasana dan semangat baru dalam mewujudkan masyarakat sehat.

Sebagai wujud tiga pilar program Indonesia Sehat, memunculkan semangat universal yang tulus dalam melayani. Berikut adalah logo terbaru dari Kemenkes RI.

Gambar 2.1 Logo Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Logo Kemenkes RI terdiri dari dua unsur:

1. Simbol, pada logo Kemenkes RI terdapat 4 simbol diantaranya:

a. Tiga bidang warna biru turquoise, melambangkan tiga pilar program Indonesia Sehat yaitu Penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan Kesehatan, dan kaminan Kesehatan nasional.

b. Bidang warna hijau terang berbentuk hati, melambangkan semangat universal yang tulus dalam mewujudkan seluruh warga negara Indonesia yang sehat tanpa membedakan suku bangsa, ras, social, dan budaya.

c. Inisial K, mewakili bentuk sederhana dari singkatan dari kata “Kesehatan” makna verbal dari bidang yang ditangani oleh institusi kementerian ini.

d. Lima ujung bidang yang membulat, mewakili nilai-ninlai kemenkes yaitu Pro rakyat, inklusif, responsive, efektif, dan bersih serta berlandaskan Pancasila.

e. Garis burur panah, mewakili target dan tujuan institusi kementerian keseharan yakni mewujudkan Indonesia sehat sesuai dengan Pancasila dan undang-undang dasar 45.

2. Warna

a. Warna Biru Turqoise, melambangkan unsur sehat, kepercayaan dan integritas.

b. Warna hijau terang, memberikan efek ramah, hangat, semangat dalam melayani.

c. Warna Hitam (warna logotype), melambangkan tegas dan format selaku badan resmi negara dalam pembuat regulasi.

Berikut ini adalah visi, misi dan tujuan Kementerian Kesehatan RI:

1) Visi : Menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan.

2) Misi :

 Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

 Menurunkan angka stunting pada balita

 Memperbaiki pengelolaan jaminan Kesehatan nasional

 Meningkatkan kemandirian dan penggunaan produk farmasi dan alat Kesehatan dalam negeri 3) Tujuan:

 Peningkatan derajat Kesehatan masyarakat memlaui pendekatan siklus hidup

 Penguatan pelayanan Kesehatan dasar dan rujukan

 Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan Kesehatan masyarakat

 Peningkatan sumber daya Kesehatan

b. Profil Iklan Layanan Masyarakat versi “Ayo! Jaga Keluarga dan Bangsa Indonesia dengan Mencegah Penularan Covid-19”

Berikut adalah profil Ayo! Jaga Keluarga dan Bangsa Indonesia dengan Mencegah Penularan Covid-19”:

Judul : Ayo! Jaga Keluarga dan Bangsa Indonesia dengan Mencegah Penularan Covid-19 Durasi : 33 detik

Produksi : Tahun 2020 Format : Full HD

Tabel 2.2 Spot Iklan Layanan Masyarakat Kemenkes RI versi “Ayo! Jaga Keluarga dan Bangsa Indonesia

dengan Mencegah Penularan Covid-19”

Isi Cerita Gambar (Model)

Dialog (Suara)

Sekumpulan ibu-ibu sedang belanja sayuran

Tanpa disadari virus dapat menyebar di sekitar kita Tukang

sayur bersin dan

menerima uang

Seorang anak 1 bersin dan

Anak 2 memegang pagar

Melalui hal yang dilakukan sehari-hari

Seorang ibu

Seorang ibu

mulut

Komunikasi menurut Berelson dan Steiner (1964) adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata, gambar, angka, dan lainl-lain.19 Maka dari itu kunci utama komunikasi adalah proses penciptaan autu kesamaan pemikiran yang dikembangkan antara pengirim dan penerima.

Dalam komunikasi terdapat proses yang harus dilalui untuk mencapai tujuan akhir yang dikehendaki seperti Tindakan yang

19 Sendjaja, S, Djuarsa, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h.121.

diambil oleh penerima pesan. Salah satunya dengan menggunakan komunikasi Persuasif.

Menurut Winston Brembeck dan Willian Howell dalam Persuasion : A means of sosial Change (1952), mendefinisikan persuasi sebagai: “usaha sadar untuk mengubah pikiran dan Tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang kea rah tujuan yang sudah ditetapkan.” Pada 1970, Winston Brembeck dan William Howell mengubah pendapatnya dengan merumuskan persuasi sebagai: “communication intended to influence choise.”

(komunikasi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pilihan orang).20

Persuasi dipandang sebagai sebuah cara belajar yang berkaitan dengan mengubah perilaku yang disebabkan oleh pesan-pesan yang diterima berdasarkan komunikasi persuasif. Teori bejalar persuasi sesuai dengan teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) yang memandang berlajar persuasive sebagai suatu gabungan prosuk pesan yang diterima individu dan mengantar berbagai kekuatan didalam individu yang bertindak berdasarkan pesan-pesan tersebut agar menghasilkan akibat-akibat persuasive.21

Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response semula berasal dari psikologi. Kemudian menjadi teori komunikasi, karena obyek materialnya sama antara psikologi dan

20 Dedy Djamaluddin, Komunikasi Persuasif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), h. 5.

21 Weiss Ronald Lane dan J Thomas, Advertising Aframework, (United of states Amerika: Pretince Hall, 1968), h, 145.

komunikasi yaitu manusia yang jiwanya meliputi sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.22

Teori S-O-R merupakan teori yang mengatakan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi audience (penonton atau pendengar) dengan cara menyeleksi pesan atau stimulus yang diterima, dan mereka akan memilih pesan atau stimulus sesuai dengan yang diinginkan audience.

Terdapat tiga unsur dalam teori ini, yaitu:

1. Pesan (Stimulus, S)

2. Komunikasi (Organism, O) 3. Efek (Response, R)

Teori ini berbeda dengan teori jarum hipodermik yang mengakatan, bahwa audience akan menerima secara utuh dengan apa yang disajikan oleh media. Sedangkan dalam teori ini audience dapat menolak atau menerima apa yang disajikan oleh media.

Proses Komunikasi yang berkenaan dengan perubahan perilaku menurut Hovland, Janis, dan Kelly mengakatan bahwa terdapat tiga komponen penting yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan.23

22 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 254.

23 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 255.

Gambar 2.2 Tiga Komponen Perubahan Perilaku

Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa perubahan perilaku tergantung pada proses yang terjadi. Stimulus atau pesan yang disampaikan mungkin akan diterima atau ditolak.

Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan lalu dimengerti dan akan melanjutkan ke proses berikutnya.

Setelah komunikasi mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesedian untuk perubahan sikap.24

Keterkaitan penelitian ini dengan teori S-O-R adalah peneliti ingin mengetahui terjadinya perubahan perilaku yang ditimbulkan setelah melihat tayangan iklan mayarakat. Stimulus dalam penelitian ini adalah tayangan iklan layanan masyarakat. Lalu iklan tersebut akan mendapat perhatian, pengertian, dan pemahaman setelah melihat tayangan iklan, tahap ini merupakan tahap organism. Kemudian akan menimbulkan respon dari khalayak berupa perubahan perubahan perilaku.

24 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 256.

Stimulus

Organism 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan

Respons

B. Kerangka Berpikir

Perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 adalah mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Perilaku tersebut wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam sebuah kegiatan seperti majelis taklim.

Mengukur efektivitas iklan dapat dilakukan dengan menggunakan tiga dimensi dalam riset pesan kreatif seperti kognitif, afektif, dan konatif. Dimensi kognitif, dapat diukur dengan seseorang memperhatikan, menyadari, mengenal dan mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan. Sedangkan, dimensi afektif dapat diukur dengan perubahan sikap suka atau tidak suka dari pesan kreatif dalam iklan. Sedangkan, dimensi konatif dapat diukur dari keterlibatan seseorang dengan iklan, seperti ibu-ibu majelis taklim RW 010 di perumahan Puri Bukit Depok menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan pesan yang terdapat pada iklan dalam kehidupan sehari-hari maupu dalam kegiatan majelis taklim.

Oleh karena itu dalam penelitian ini terdapat hubungan antara variable X berupa efektivitas Iklan Layanan Masyarakat dengan variable Y yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. Maka konstelasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sutau pernyataan formal mengenai hubungan antara variable dan uji secara langsung. Hipotesis juga disebut sebagai suatu jawaban sementara atas pernyataan penelitian.

Penelitian ini menggunakan hipotesis Assosiatif yang menanyakan anatara dua variabel.25 Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0 = Tidak ada pengaruh Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.

Ha = Ada pengaruh Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.

25 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.64-69

Variabel Bebas (Independent) Variabel Terikat (dependent) Efektivitas Iklan

Layanan Masyarakat (X)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(Y)

46 BAB III

METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Pada penelitian ini populasi penelitian dibagi menjadi dua yaitu populasi target dan populasi terjangkau.

a. Populasi target

Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target ini bersifat umum. Pada penelitian ini populasi target adalah seluruh anggota Majelis Taklim Rukun Warga 010 di Perumahan Puri Bukit Depok yang terdiri dari 150 orang.

b. Populasi terjangkau

Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria penelitian biasanya dapat dijangkau oleh peneliti.

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah anggota majelis taklim yang menonton iklan layanan masyarakat

“Ayo Jaga Keluarga dan Bangsa Indonesia dengan Pencegahan Penularan Covid-19” berjumlah 109 orang.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2002), h. 57.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagian sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.2 Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin.

Rumus Slovin

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁. 𝑒2 Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = total populasi

e = Tingkat Kesalahan dalam pengambilan sampel

Terdapat dua macam tingkat kesalahan pada rumus Slovin, yaitu tingkat kesalahan 5% dan tingkat kesalahan 10%. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kesalahan 5% dengan perhitungan sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁. 𝑒2

𝑛 = 150

1 + 150. 0,052

𝑛 = 150

1 + 150.0,025

𝑛 = 150

1 + 150. 0,052

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 117.

𝑛 = 150 1 + 0,375

𝑛 = 150 1,375 𝑛 = 109,09

Dari perhitungan rumus slovin di atas, jumlah sampel yang didapatkan adalah 109,09 dibulatkan menjadi 109. Jadi sampel yang akan digunakan adalah 109 anggota Majelis Taklim Rukun Warga 010 di Perumahan Puri Bukit Depok yang sudah menonton iklan layanan masyarakat Kemenkes RI Versi “Ayo Jaga Bangsa dan Keluarga dengan Pencegahan Penularan Covid-19”.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu.3 Pada teknik ini responden harus mempunyai karekteristik yang sesuai dengan penelitian ini, diantarannya:

a. Anggota Majelis Taklim Rukun Warga 010 di Perumahan Puri Bukit Depok.

b. Pernah menonton iklan layanan masyarakat Kemenkes RI Versi “Ayo Jaga Bangsa dan Keluarga dengan Pencegahan Penularan Covid-19”

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 84-85.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan November 2020 sampai dengan bulan Maret 2021.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Majelis Taklim Rukun Warga 010 di Perumahan Puri Bukit Depok, Sasakpanjang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor.

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.

Data primer diperoleh dari sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan.4 Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada anggota Majelis Taklim Rukun Warga 010 di Perumahan Puri Bukit Depok.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.5 Data sekunder terdapat dua jenis, yaitu internal data yang tertulis pada sumber

4 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik, Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2005), h. 132.

5 Suryani, Hendrayani, Metode Riset Kuantitatif Teori Dan Aplikasi, (Jakarta: Prenada Group, 2015), h. 171.

data seconder, dan eksternal data yang diperoleh dari sumber luar.6 Penelitian mendapat data sekunder dari berbagai sumber seperti buku, jurnal atau skripsi, website, dan data dari Majelis Taklim terkait.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

Kuesioner dibagikan kepada responden yang berisikan pertanyaan-pertanya mengenai efektivitas iklan layanan masyarakat dan perilaku hidup bersih dan sehat dari kedua variabel ini memiliki dimensinya masing-masing. Dimensi ini berupa indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai acuan untuk menyusun butir-butir pertanyaan yang akan dijawab oleh responden.

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat a. Definisi Konseptual

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalah sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekan gerakan ini melalui pendekatan kepemimpinan.

6 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik, Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2005), h. 132.

b. Definisi Operasional

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku anggota majelis taklim Al-Istiqomah dalam menjaga kesahatan dengan cara menerapkan kebiasaan hidup bersih yang didasari oleh kesadaran diri sendiri demi kesehatan pribadi maupun masyarakat dengan indikator memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan dan mencuci tangan sesering mungkin.

c. Kisi-Kisi Instrumen

Berikut adalah tabel kisi-kisi instrumen variabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat:

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Skala adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan data ordinal.

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

Variabel Indikator Nomor Butir

Perilaku Hidup Bersih Dan

Sehat (Y)

Memakai Masker 14,17,18 Menjaga Jarak dan

Menghindari Kerumunan 19,20,21 Mencuci Tangan Sesering

Mungkin 22,23,24,25,26

digunakan dalam kuesioner dan merupakan skala yang digunakan dalam riset berupa survei. Sedangkan data ordinal adalah data yang menunjukkan data dalam suatu urutan tertentu atau dalam satu seri.7 Skala Likert ini mempunyai dua gradasi dari sangat positif sampai negatif. Dalam penelitian ini masing-masing pertanyaan memilki bobot skor 1,2,3,dan 4. Berikut tabel skor dalam penelitian:

Tabel 3. 2 Skala Skor Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Skala Skor

Tidak Pernah 1

Kadang-kadang 2

Sering 3

Selalu 4

d. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji valid atau tidaknya suatu instrument penelitian. Dalam perhitungan uji validitas sebuah instrument menggunakan rumus korelasi product moment atau dikenal juga dengan korelasi pearson. Adapun rumusnya sebagai berikut:8

𝑟 = 𝑁. Σ𝑥𝑦 − (Σ𝑥)(Σ𝑦)

√[𝑁. Σ𝑥2− (Σ𝑥2][𝑁. Σ𝑦2− (Σ𝑦2]

7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta:

Kencana, 2017), h.131.

8 Slamet Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan, MEtode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian di bidan Teknik, Pendidikan dan Esperimen,…63.

Keterangan:

r = Koefisien korelasi antara skor butir dan skor total N = Jumlah subjek penelitian

∑x = Jumlah skor butir

∑y = Jumlah skor total

∑xy = Jumlah perkalian antara skor butir dengan skor total

∑x2 = Jumlah kuadrat skor butir

∑y2 = Jumlah kuadrat skor total

Instrumen penelitian dikatakan valid, apabila instrumen penelitian memiliki rhitung > rtabel (a:n-2) dengan menggunakan perhitungan melalui SPSS.

Dalam penelitian ini telah dilakukan uji coba instrumen kepada 30 responden yang memiliki kriteria yaitu pernah menonton iklan layanan masyarakat Kemenkes RI Versi “Ayo Jaga Bangsa dan Keluarga dengan Pencegahan Penularan Covid-19”. Setelah dilakukan uji coba instrumen kepada 30 orang dengan memberikan 13 pernyataan, tidak terdapat pernyataan yang tidak valid.

Tabel 3. 3 Uji Validitas Variabel Y Variabel Indikator Item r-hitung

r-tabel

(Variabel Sehat) berdasarkan hasil uji validitas diperoleh pertanyaan yang valid berjumlah 13 item dari 13 item. Artinya semua pertanyaan dinyatakan valid dan tidak ada yang dihilangkan.

e. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Agar mendapatkan hasil yang konsisten dari instrument penelitian yang berasal dari kuesioner maka dapat mengacu pada nilai Cronbach Alpha (α), dimana suatu konstruk atau variable dinyatakan reliable apabila memiliki Cronbach Alpha (α) . 0,7, rumus dari uji reliabilitas adalah

r = Reliabilitas Instrumen

9 Slamet Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan, Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian di bidan Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen,…75.

σt2 = Varians total

k = Banyak butir pertanyaan atau soal

∑ σb2 = Jumlah varian butir

Berikut hasil uji reliabilitas uji coba instrumen penelitian pada variabel Y (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat);

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

Berdasarkan uji reliabilitas variabel y (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di peroleh koefisien 0.910. Dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliabel karena nilai koefisien lebih dari 0.60.

2. Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat a. Definisi konseptual

Efektivitas iklan layanan masyarakat adalah iklan yang dapat memikirkan dan memahami kebutuhan pelanggan, iklan yang mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan yang spesifik iklan yang menekankan pada tindakan spesifik yang harus diambil oleh konsumen.

b. Definisi operasional

Efektivitas iklan layanan masyarakat adalah persepsi anggota majelis taklim Al-Istiqomah tentang iklan layanan Masyarakat Kemenkes RI Versi “Ayo Jaga Keluarga Dan Bangsa Indonesia Dengan Pencegahan Penularan Covid-19”

terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” dengan indikator Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,910 13

kualitas pesan iklan, daya tarik iklan, dan frekuensi penayangan iklan.

c. Kisi-kisi Instrumen

Berikut tabel kisi-kisi Instrumen variabel Efektivitas Iklan layanan Masyarakat.

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Instrumen Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat

Skala adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan data ordinal.

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner dan merupakan skala yang digunakan dalam riset berupa survei. Sedangkan data ordinal adalah data yang menunjukkan data dalam suatu urutan tertentu atau dalam satu seri.10 Skala Likert adalah suatu skala

10 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta:

Kencana, 2017), h.131.

Variabel Indikator Nomor Butir

Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat

(X)

Kualitas Pesan Iklan 1,2,3,4 Daya Tarik Iklan 5,6,7,8,9,10

Frekuensi Penayangan Iklan 11,12,13

psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner dan merupakan skala yang digunakan dalam riset berupa survei.

Skala Likert ini mempunyai dua gradasi dari sangat positif sampai negatif. Dalam penelitian ini masing-masing pertanyaan memilki bobot skor 1,2,3,dan 4. Berikut tabel skor dalam penelitian:

Tabel 3. 6 Skala Skor Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat

Skala Skor

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Setuju 3

Sangat Setuju 4

d. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji valid atau tidaknya suatu instrument penelitian. Dalam perhitungan uji validitas sebuah instrument menggunakan rumus korelasi product moment atau dikenal juga dengan korelasi pearson. Adapun rumusnya sebagai berikut:11

𝑟 = 𝑁. Σ𝑥𝑦 − (Σ𝑥)(Σ𝑦)

√[𝑁. Σ𝑥2− (Σ𝑥2][𝑁. Σ𝑦2− (Σ𝑦2] Keterangan:

r = Koefisien korelasi antara skor butir dan skor total

11 Slamet Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan, MEtode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian di bidan Teknik, Pendidikan dan Esperimen,…63.

N = Jumlah subjek penelitian

∑x = Jumlah skor butir

∑y = Jumlah skor total

∑xy = Jumlah perkalian antara skor butir dengan skor total

∑x2 = Jumlah kuadrat skor butir

∑y2 = Jumlah kuadrat skor total

Instrumen penelitian dikatakan valid, apabila instrumen penelitian memiliki rhitung > rtabel (a:n-2) dengan menggunakan perhitungan melalui SPSS.

Dalam penelitian ini telah dilakukan uji coba instrumen kepada 30 responden yang memiliki kriteria yaitu pernah menonton iklan layanan masyarakat Kemenkes RI Versi “Ayo Jaga Bangsa dan Keluarga dengan Pencegahan Penularan Covid-19”. Setelah dilakukan uji coba instrumen kepada 30 orang dengan memberikan 15 pernyataan, terdapat 1 butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid.

Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas Variabel X

Variabel Indikator Item r-hitung r-tabel Keterangan

Efektivitas

Item 12 Item 13

0.666 0.447

0.361 0.361

Valid Valid Pernyataan-pernyataan kuesioner untuk variabel X (Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat) berdasarkan hasil uji validitas diperoleh pertanyaan yang valid berjumlah 12 item dari 13 item. Artinya ada 1 item yang tidak valid dan selanjutnya untuk item yang tidak valid akan dihilangkan, sehingga yang valid menjadi 12 item instrumen.

e. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Agar mendapatkan hasil yang konsisten dari instrument penelitian yang berasal dari kuesioner maka dapat mengacu pada nilai Cronbach Alpha (α), dimana suatu konstruk atau variable dinyatakan reliable apabila memiliki Cronbach Alpha (α) . 0,7, rumus dari uji reliabilitas adalah sebagai berikut:12

𝑟 = ( 𝑘

𝑘 − 1) (1 −Σ𝜎𝑏2 𝜎𝑡2 ) Keterangan:

r = Reliabilitas Instrumen σt2 = Varians total

12 Slamet Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan, Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian di bidan Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen,…75.

k = Banyak butir pertanyaan atau soal

∑ σb2 = Jumlah varian butir

Berikut hasil uji reliabilitas uji coba instrumen penelitian pada variabel X (Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat);

Tabel 3. 8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

Berdasarkan uji reliabilitas variabel x (Efektifitas Iklan

Berdasarkan uji reliabilitas variabel x (Efektifitas Iklan

Dalam dokumen Oleh Zaqia Putri Ramadhanty NIM (Halaman 47-0)

Dokumen terkait