• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU KESEHATAN MATA PALPEBRA & SISTEM LAKRIMASI

Dalam dokumen Rangkuman Panca Indera (Halaman 60-66)

ANATOMI  Terdiri atas :

- Kulit :

 Paling tipis

 Longgar : maka apabila tjd trauma, akan cepat melebar memarnya

 Tidak ada lemak subkutan - Otot Protraksi:

 M.orbicularis oculi  untuk menutup mata  Septum Orbita  memisahkan palpebral dengan

bag. dalam rongga orbita  Jar lemak orbita

- Otot Retraksi :

 M. levator  untuk membuka mata - Tarsus  rangka palpebra

 kaku, jaringan ikat --> kerangka dari palpebra  Tarsus palpebra superior : 10-12 mm

Tarsus palpebra inferior : 4,5 mm  Lebar : 29 mm

- Conjunctiva Tarsalis  menutup bagian belakang dari palpebra.

 Berhubungan dengan conjunctiva bulbi di fornix - Cilia  bulu mata

- Glandula  berperan pd bintitan “hordeolum”

 Zeis  kelenjar sebaseus, berada dkt bulu mata  apbl radang menyebabkan hordeolum eksternum  Moll 

 Meibom  hordeolum internum - Vaskularisasi :

 A/V Ophthalmica  A/V Lacrimalis

- Persyarafan sensoris : N V (trigeminus cabang pertama)  Otot – otot :

- M.Orbicularis oculi  sirkular

 fungsi : membuka atau menutup palpebra

 inervasi : N VII  jd kl ada gangguan tdk bisa menutup mata spt pd Bells palsy - M.Levator palebra :

 Menempel pada batas atas tarsus dan bagian medial kulit.  inervasi : N III  gangguan tdk bs membuka mata

- M. Muller :

 Otot tampak halus

 Insersi pada bagian proksimal tarsus. FUNGSI

PALPEBRA  Untuk melindungi bola mata dari gangguan faktor external atau kimia dan trauma

 Untuk mempertahankan permukaan bola mata tetap lembab dan licin dengan distribusi airmata yang merata dari Glandula Lacrimal (Pd bagian superior).

PENYAKIT PD PALPEBRA

INFEKSI

HORDEOLUM CHALAZION ABSES PADA PALPEBRA

 Infeksi supuratif akut pada kelenjar di palpebra yang disebabkan oleh Staphylococcus

- Hordeolum internum : pada kelenjar

meibom.

- Hordeolum eksternum : pada kel Zeis, Moll.

 Terapi:

- Antibiotika lokal & sistemik

- Kompres hangat (pagi & malam) sebelum tjd supuratif

- Salpe mata 3x/hari

- Insisi : bila sudah tjd nanah

 Paling sering pada hordeolum externum

 Insisi kulit: margo

 Insisi Conjuctival: margo  Komplikasi : abses pada palpebra

 Inflamasi lipogranulomatosa khronis pada kel Meibom.  interna

 Nodul berwarna merah keunguan (karna kronis) dan tidak nyeri pada conjunctiva

 Terapi: insisi.

 Berasal dari hordeolum atau infeksi berat pada cilia.

 Terapi:

 Antibiotika sistemik dan lokal.  Insisi sesuai garis kulit.

BLEPHARITIS ULSERATIVA BLEPHARITIS HERPES ZOOSTER OPHTALMICA  Infeksi margo palpebra yang disebabkan

oleh staphylococci pada anak-anak dengan keadaan umum tidak baik. (contoh :gizi buruk).

 Tanda klinis : palpebra kemerahan, squamous seborrhoic, ulserasi sepanjang margo yang tertutup oleh krusta.

 Kehilangan bulu mata, distorsi margo (bila khronik and berat).

 T/ : perbaiki keadaan umum,bersihkan krustanya dengan kapas basah, antibiotic ointment

 bilateral

 Infeksi khronis pada margo palpebra.  bagian tepi

 Squamous blepharitis (seborrhea) :  Tanda klinis: gatal, rasa terbakar,

squamous seborrheic (spt ketombe) pada bulu mata.

 Terapi : bersihkan dengan ‘cotton buds’ lembab, corticosteroid ointment

 E/ : Virus herpes zoster  bersembungi di system syaraf

 Tanda klinis: sangat nyeri dan rasa terbakar (terganggunya cabang pertama nervus V)

 Th/ : analgetik, antiviral (acyclovir), antibiotik (untuk mencegah infeksi sekunder) dan corticosteroid lokal.

 Tanda klinis : edema palpebral, biasanya bilateral  Tipe :

- Anafilaktik dan atopik (urtikaria dan angioneurotik edema) - contact allergy (kosmetik)

 Th/ :

- Menghilangkan etiologi - Steroid lokal dan sistemik

TUMOR

BENIGN MALIGNANT

 Naevus  tahi lalat, selama tidak menggangung dibiarkan.  Verucca  kelainan kulit

 Xanthelasma :

- Plak kekuningan, irregular terutama di bagian medial - Biasanya tidak menggangu pengelihatan, hanya

menggangu kosmetik

- Th/ : eksisi (alasan kosmetik)  Milium :

- Papil putih dan kecil (lenticular)

- Disebabkan oleh retensi glandula sebacea.  Haemangiom (vascular tumor)

- Cavernous haemangiom :

 Cabang vena yang membesar di daerah subkutan.  Biasanya pada bayi, hilang seiring bertambahnya

usia. Tp bila mengganggu sinar masuk harus diperhatikan

 Kebiruan

 Perubahan vaso dilatasi --> membesar bila menangis (Valsava test+)

- Capilary haemangiom :  superfisial

 Terdiri atas kapiler yang membesar.  Warna kemerahan.

- Th/ :

 cryocoagulation (bila membesar dan mengganggu)  Injeksi steroid.

 Neurofibromatosis (von Recklinghausen disease) - Biasanya terjadi di temporal

 Basal Cell Ca pada geriatri

- Keganasan pada palpebra yang terbanyak (90-95%) di palpebra inferior (dekat canthus medialis)

- Tanda klinis : nodu ulserativa, irregular, pigmentasi, jarang metastation.

- Th/ : excision  dibuang dgn palpebranya, dan radio th/  Nodular basal cell Ca

- kaku, menonjol, nodul mengkilap seperti mutiara - central ulceration

 Squamous Cell Ca (Epithelioma) - Terjadi pada geriatri

- Terutama pada palpebra superior

- Metastasi ke nodus preauricular melalui sistem lymphatis.

- Th/ : eksisi luas.

 Malignant Melanoma  tahi lalat ganas

- Berhubungan dengan melanoma conjuntiva.

- Th/ : operasi radikal  excenteration. Bola mata diangkat semua

 Sebaceous Cell Ca

- Pada glandula Meibom - Chalazion rekuren - multifokal - Metastase : jarang - Th/ :excision luas. MALPOSISI ENTROPION ECTROPION

 Margo palpebra ke arah dalam  bulu mata menyentuh cornea (Trichiasis)  iritasi cornea  ulkus cornea.

 unilateral atau bilateral CONGENIT

AL ENTEROPI

ON

 biarkan saja bl tdk teralu terganggu  akan keluar sendiri

SENILE ENTEROPI ON  pd org tua  Th/ : blepharoplasty (rekonstruksi) ACUTE

SPASTIC  Inflamasi ocular  Iritasi ocular CICATRICA

L ENTROPIO

N

 Disebabkan oleh sikatrisasi/pemendekan tarsus

 Etiologi:

- trauma thermal, trauma kimia dan trauma palpebra

- infeksi : trachoma, herpes zoster  Terapi:

- rekonstruksi palpebra

- trachoma  tarsotomy Sie Boen Lian technique (SBL)

 Margo palpebra mengarah ke luar  konjunctiva tidak tertutup dengan sempurna  tebal, hiperemis, conjunctivitis khronis. CONGENIT AL ENTEROPI ONSENILE ENTEROPI ON

Penyebab : relaksasi jaringan --->eversi margo palpebra

 Seringkali terjadi pada palpebra inferior PARALYTI

C ECTROPIO

N

 Penyebab : N.VII palsy--> sulit berkedip & lagophthalmos CICATRICA L ENTROPIO N  Th/ : blepharoplasty/reconstruction MEKANIK AL  Disebabkan oleh:

- massa tumor di palpebra - Akumulasi cairan

SIMBLEPHARON LAGOPHTHALMOS PTOSIS

 Menempelnya palpebra ke bola mata

(biasanya dengan kornea).

 K. tarsalis nempel ke k. bulbi, atau k. tarsalis nempel ke kornea  gabisa dibuka

 Bs krn trauma, luka bakar, sjs  Th/ : simblepharectomy

 Palpebra tidak dapat menutup dengan sempurna.

 E/ : paralise N.VII, cicatrix, proptosis, tumor

 Komplikasi : xerosis (dry eye)  krn gabsa nutup mata

 Palpebra superior tidak dapat membuka dengan sempurna.

 unilateral/bilateral  congenital ptosis  acquired ptosis

- senile - myogenic

- neurogenic (paralyze of N.III) - trauma

- mechanik (tumor)  Th/ :

- fasanela servat: Bila sebagian M Levator masih berfungsi dengan baik.

- levator shortening: Melalui kulit atau conjunctiva.

SISTEM

LAKRIMAL  Secretory apparatus: menghasilkan air mata - Glandula Lacrimalis :

 Letak : kuadran superolateral orbit  Kelenjar eksokrin.

- Accesoryexocrine glands :  Krause & Wolfring

 Letak : superior fornix dan diatas batas superior tarsus  Excretion section: mengalirkan air mata

- Pengaliran air mata ke dalam cavum nasi  Apabila terlalu banyak - Bermuara di valve of hasner(dibelakang konka inferior)

 Air mata keluar saat berkedip tanpa disadari AIR MATA  Sedikit basa

 Mengandung NaCl, serupa dengan enzim lyzozym yang bersifat bakteriostatik

 Normal : air mata membasahi bola mata  sebagian akan mengalami evaporasi dan sebagian besar mengalir akibat pompa aktif oleh M Orbicularis ketika berkedip.

 Pengukuran volume : Schirmer Test

Kertas (5x25mm) ujung diliipat ditempel di palpebral inferior, menempel di k.tarsalis inf  kalau air mata membasahi <10mm  dry eye KELAINAN KONGENITAL SISTEM NASOLAKRI MALIS OBSTRUKSI DUKTUS NASOLAKRIMALIS

ANOMALI PUNCTUM DRY EYE EPIPHORA

 Tidak terdapat duktus ataupun puncta

 Kelainan perkembangan janin

Fistula lacrimal cutaneus  Obstruksi dibagian distal (

valve of Hasner) ---> paling banyak

 Tidak ada punctum  Eversi punctum

- loose palpebra  paralisis facial

- cicatrix usia tua  Th/ : rekonstruksi

 Penyebab : menurunnya produksi air mata

 Terjadi pada :  Cicatrix conjunctiva akibat trachoma/ trauma  Sjorgen syndrome  Steven Johnson syndrome

 Gangguan ekskresi air mata, produksi normal  Terjadi pada :

- Gangguan posisi punctum lacrimalis - paralise M. orbicularis

--> melemahnya efek pompa dari canaliculi. - Obstruksi sakus

danduktus nasolakrimal  Hiperlakrimasi: produksi meningkat

 Pemeriksaan:

- Inspeksi punctum - Palpasi sakus area

penekanan --> discharge reflux - Dye Disappereance Test (Jones test)

- Anel test ( test irigasi)  masukan cairan nacl ke punctum, ada reflek menelan atau tidak, kalau ada apa rasanya, kl asin  normal

- probing dengan Bowman’s probe - dacryosistography dengan kontras

 TATALAKSANA:

- The upper system

 dilation ----> probing  ampullotomy  intubasi silikon - Lower systemdacryocystorrhinostomy (DCR) INFEKSI NASO LAKRIMAL

DACRIOADENITIS AKUT DACHRIOADENITIS KRONIK DACRIOSISTITIS KRONIK  Tanda:

- Hiperemis,nyeri dan bengkak kadang – kadang disertai pseudoptosis

 Etiologi:

- dewasa : gonorrhoica

- Anak-anak : menyertai penyakit lain --> parotitis

 edema sedikit  tidak nyeri

seringkali menyertai TB, leukemia, trachoma

 Th/ : bergantung pada etiologinya

 Gejala: - Epiphora - Edema  Terapi:

 Antibiotic topical, sistemik

 Kl sumbatan:

dacriosistorinostomi TUMOR

NASOLAKRI MALIS

TUMOR GLANDULA LAKRIMALIS TUMOR SAKUS LAKRIMALIS

 Benign/jinak - Adenoma - limphangioma  Malignant/ganas - mixed tumor - sarcoma  Th/ - Bedah - Radiasi  Benign/jinak - squamous papiloma  Malignant/ganas - epidermoid Ca  Th/

- Tindakan bedah (cystectomy) - Radiasi.

SCLERA

ANATOMI  Lapisan dibawah konjunctiva, membentuk bola mata, tertutup oleh k.bulbi  Dibentuk oleh kolagen tipe I (makanya agak keras) dan proteoglikan  Avascular, kecuali:

- Pembuluh darah superfisial dari episklera - Pleksus intraskleral di posterior limbus

 Bagian anterior terdiri atas jar. Ikat dengan vaskularisasi INFLAMASI

PD SCLERA

EPISKLERITIS SLEKRITIS

 Peradangan ringan jaringan ikat subkonjungtiva  sklera bag.anterior

 Kemerahan yang terjadi mendadak dan berulang (episcleritis periodica fugax)

 Bilateral,

 > banyak pd perempuan  mungkin berhubungan dgn hormonal

 Tjd smp sekeliling kornea, membentuk anular scleritis  Kadang sampai ke kornea menyebabkan keratitis sclerosis ETIOLO

GI  Reaksi alergi thd toxin endogen

 Kelainan sistemik lain/fokal infeksi (spt gigi/tht)  makanya kl berulang harus konsul dr. gigi/tht

 Immune-mediated vasculitis yang membuat proses peradangan dan merusak kornea

 Berkolerasi dengan pnykt sistemik: SLE, polyarteritis nodosa

GEJALA

KLINIS  Infiltrasi limfatik pd jaringan subkonjungtiva dan episklera

 Tanpa rasa nyeri atau sedikit dan rasa tidak nyaman, sering kali neuralgia

 Peradangan berwarna merah tua kebiruan kemudian akan menjd keunguan dan semitransparan

 Onset biasanya scr gradual slm bbrp hari

 Scleritis tjd berulang  sclera menipis choroid kelihatan TERAPI  Kortikosteroid eye drop / eye ointment

 NSAID drops

 Steroid drops  pure antibiotic + airmata buatan Airmata buatan menjg film airmata ttp intak  spy proses penyembuhan cepat

 Ringan:

- kortikosteroid topical

- NSAID (indometasin, naproxen, diclofenac)

 Berat: tambahan steroid oral atau dosis tinggi steroid IV

KORNEA

Dalam dokumen Rangkuman Panca Indera (Halaman 60-66)