• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang mendukung

2.1.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam

2.1.1.5.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris ‘science’. Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata dalam bahasa latin ‘scientia’ yang berarti saya tahu. Ilmu Pengetahuan Alam atau biasa disingkat (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang ada pada kurikulum pendidikan di Indonesia (Depdiknas, 2010). Materi IPA menyangkut tentang alam semesta dan benda-benda di dalamnya. IPA diajarkan pada tingkat pendidikan paling dasar yaitu, Sekolah Dasar (Depdiknas, 2010). Dijelaskan oleh Fowler (dalam Trianto, 2015:136) bahwa IPA sebagai pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis, berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan yang didasarkan pada suatu kegiatan mengamati lingkungan. Adapun Wahyana (dalam Trianto, 1986:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sebagaimana dijelaskan (Trianto:2015) adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan alam semesta, dengan sekumpulan teori yang tersistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen yang menuntut sikap ilmiah.

2.1.1.5.2 Hakikat IPA

Pada hakikatnya, IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah (Trianto, 2015:137). Sementara itu, menurut Prihantoro (dalam Trianto, 2015:137) mengatakan hakikat IPA merupakan suatu produk, proses, dan aplikasih. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep. Sebagai proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk sains, dan sebagai aplikasi, terori-teori IPA yang akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep. Proses ilmiah, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk sains, dan sebagai sikap ilmiah, terori-teori IPA yang akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan, namun penerapannya harus dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

2.1.1.5.3 Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Depdikbud (2006:485), menyatakan bahwa pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi, agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi.

Fungsi dan tujuan IPA, Depdiknas (dalam Trianto, 2010:138) adalah sebagi berikut:

1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.

3. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi.

4. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup bermasyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia terlebih bagi siswa Sekolah Dasar, pembelajarannya tidaklah semata-mata pada dimensi pengetahuan tetapi lebih dari itu, yakni keyakinan akan adanya sebuah kekuatan yang Mahadahsyat yang tidak dapat dibantah.

2.1.1.5.4 Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda

Materi dalam penelitian ini adalah sifat dan perubahan wujud benda. Standar Kompetensi (SK) 6.1 Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Untuk

Kompetensi Dasar (KD) yaitu, 6.1 mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu, dan 6.2 mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair ke padat ke cair; cair ke gas ke cair; padat ke gas.

Berikut ini penjabaran materi tentang sifat dan perubahan wujud benda: A. Wujud Benda

Benda-benda memiliki beraneka macam bentuk, wujud, dan warna. Benda adalah segala sesuatu yang berada di alam dan mempunyai wujud. Benda disebut juga barang. Berdasarkan wujudnya, benda dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu benda padat, benda cair, dan gas.

1. Benda Padat

Benda padat adalah benda yang bentuk dan volumenya selalu tetap. Cintohnya; meja, kursi, pensil, dan lain-lain.

2. Benda Cair

Benda Cair adalah benda yang volumenya mengikuti bentuk wadahnya. Contohnya; air mineral, minyak goreng, kecap, dan lain-lain.

3. Benda Gas

Benda gas adalah benda yang berwujud gas. Berbeda dengan benda padat dan cair, benda gas sulit untuk diamati. Contoh benda gas adalah udara dan asap.

B. Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas Sifat-sifat Benda Padat

Benda padat adalah benda yang berwujud padat. Berikut ini sifat-sifat yang dimiliki benda padat:

1. Bentuk dan ukuran benda padat tidak dipengaruhi oleh bentuk wadahnya.

Misalnya pensil yang ada di dalam tas sama bentuknya dengan pensil di dalam gelas. Bola di dalam keranjang tidak berubah bentuk jika

diletakkan di lantai. Hal itu berarti bentuk benda padat tidak mengikuti bentuk wadahnya. Benda padat tidak berubah bentuk jika hanya berpindah tempat.

2. Bentuk benda padat dapat diubah dengan perlakukan tertentu. Bentuk benda padat berubah misalnya, kain diubah menjadi baju seragam. Ujung pensil diraut menjadi runcing. Bentuk benda padat dapat diubah jika benda padat itu mendapat perlakuan tertentu, misalnya ditekan, didorong, atau dipotong.

Sifat-sifat Benda Cair

2. Bentuk benda cair tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya Bentuk benda cair dapat berubah-ubah. Jika air dituang ke botol, bentuk air seperti botol. Jika air dimasukkan ke

dalam gelas, bentuk air seperti gelas. Demikian juga jika air dimasukkan ke dalam mangkuk, bentuknya seperti mangkuk. Jadi bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya.

3. Benda cair mengalir ke tempat rendah Air di sungai mengalir mulai dari hulu sampai ke hilir. Hulu sungai berada di pegunungan sementara hilir berada di muara, biasanya berakhir di laut. Hal ini membuktikan bahwa air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.

4. Permukaan benda cair yang tenang selalu datar

Dalam keadaan tenang, permukaan air selalu datar. Akan tetapi, jika mendapat perlakuan, permukaan air tidak lagi datar.

5. Benda cair meresap melalui celah-celah kecil

Berbagai peristiwa meresapnya benda cair melalui celah-celah kecil terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa itu disebut kapilaritas.

Misalnya, minyak tanah meresap pada sumbu kompor atau sumbu lampu, dan peresapan air pada vas bunga.

6. Benda cair melarutkan zat tertentu

Gula pasir larut dalam air teh sehingga rasa air teh menjadi manis. Air dapat melarutkan zat atau bahan tertentu sehingga air disebut zat pelarut. Sifat-sifat Benda Gas

1. Benda gas mempunyai bentuk dan volume sesuai dengan wadahnya Bentuk balon menunjukkan bentuk udara yang ada di dalamnya. Jadi, bentuk benda gas tergantung dari wadahnya. Selain bentuk, volume udara juga menyesuaikan dengan volume (isi) wadahnya.

2. Benda gas menekan ke segala arah

Udara yang dialirkan ke dalam ban akan menekan ke seluruh ruang ban tersebut.

3. Benda gas terdapat di segala tempat

Benda gas yang selalu ada di sekitar kita adalah udara. Di semua tempat ada udara.

C. Perubahan Wujud Benda Padat, Cair, dan gas

Benda-benda dapat mengalami perubahan wujud jika diberi perlakuan. Perubahan wujud benda yang bersifat sementara disebut perubahan fisika. Beberapa peristiwa perubahan wujud benda,

antara lain, mencair (melebur), membeku, menguap, mengembun, dan menyublim. 1. Mencair (Melebur)

Es dan mentega berubah wujud dari padat menjadi cair karena adanya kenaikan suhu (panas). Peristiwa perubahan zat padat menjadi zat cair dinamakan mencair atau melebur.

2. Membeku

Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku. Es adalah wujud air dalam bentuk padat. Air dapat membeku jika mengalami penurunan suhu yang sangat dingin.

3. Menguap

Uap air panas yang keluar dari mulut cerek tersebut berada di udara, hanya saja mata kita tidak mampu untuk melihat titik-titik uap air yang berada di udara. Peristiwa berubahnya zat cair menjadi gas disebut penguapan.

4. Mengembun

Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud gas menjadi cair. Jadi, mengembun merupakan kebalikan dari menguap. Pada waktu gas mengembun, gas melepaskan kalor.

5. Menyublim

Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas. Contoh menyublim adalah kapur barus atau kamper yang dipanaskan lama-kelamaan akan habis.

Dokumen terkait