• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abbasiyah . . . . . . . .

. . . .

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Umayyah Andalusia dimulai ketika Khalifah Abdurrahman al-Ausat memerintah. Ia dikenal sebagai khalifah yang cinta dan memiliki perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Ia memiliki kebiasaan mengundang para ilmuwan dan peneliti untuk berkunjung ke negeri yang dipimpinnya. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Umayyah Andalusia mencapai puncaknya ketika Abdurrahman III memegang kepemimpinan.

Menandai berkembangnya ilmu pengetahuan pada masa Daulah Umayyah Andalusia dibangunlah Universitas Cordoba. Mereka yang belajar di universitas ini tidak hanya umat Islam, tetapi orang-orang Eropa turut menimba ilmu di Universitas Cordoba. Ketika Daulah Umayyah memerintah, Andalusia men-jadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa.

Para Ilmuwan Muslim

Dalam sejarah Islam, kemajuan ilmu pengetahuan mencapai puncaknya pada era Daulah Abbasiyah. Saat itu, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung sangat mengagumkan. Wajar jika lahir ilmuwan-ilmuwan muslim yang berkompeten di bidangnya. Bahkan, menurut para ahli sejarah karya-karya merekalah yang telah mendorong terjadinya gerakan pencerahan di Eropa hingga meraih kemajuan peradaban seperti dapat kita lihat sekarang ini.

1. Filsafat Islam

Filsafat Islam pertama kali muncul pada masa Daulah Umayyah dan telah mengalami perkembangan pesat pada masa Daulah Abbasiyah. Munculnya filsafat Islam dimulai dari pe-nerjemahan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab. Penerjemah-an secara besar-besarPenerjemah-an dilakukPenerjemah-an pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid sekaligus mengadakan penyesuaian dengan ajaran Islam.

Sumber:Ensiklopedi Islam untuk Pelajar 2 ▲Gambar 15.4

Al-Farabi (870–950) sedang mengajar filsafat kepada para muridnya.

Di antara para filsuf yang terkenal sebagai berikut.

a. Ibnu Rusyd, di barat ia dikenal dengan nama Averos. Di antara karya yang dihasilkannya yaitu Maba-di’ al-Falsafah (Pengantar Ilmu Filsafat), Tafsir Urjuza, Taslul, Taha-fut at-Taha-fut, Kasyful Adillah, dan Muwa-faqatil H.ikmah wal Syari’a. Selain itu, Ibnu Rusyd juga memiliki karya di bidang kedokteran yang berjudul Kulliyah fit.-T.ibb.

b. Al-Farabi, pemikirannya yang terkenal adalah tentang filsafat emanasi ketuhanan. Selain itu, ia juga mengemukakan pendapat tentang filsafat kenabian. Menurutnya kenabian adalah sesuatu yang diperoleh oleh para nabi dan rasul tanpa melalui upaya diri mereka.

c. Ibnu Miskawaih, dengan pemikirannya tentang pembahasan filsafat moral yang bersumber pada psikologi. Menurutnya, kondisi psikologi seseorang menimbulkan persoalan etika. Tokoh-tokoh lain yang terkenal dalam bidang filsafat sebagai berikut. a. Ibnu Sina. b. Ibnu Masarrah. c. Ibnu Tufail. d. Al-Kindi.

2. Fikih

Ilmu Fikih juga mendapat perhatian serius di kalangan para ahli. Ilmu ini membahas tentang masalah hukum, cara melaku-kan ibadah, serta muamalah dalam Islam.

Fikih Islam mulai berkembang pada masa keemasan Daulah Abbasiyah. Pada saat itu lahir ahli-ahli hukum Islam (fukaha) dengan kitab fikih karya mereka yang terkenal hingga saat ini. Mereka dikenal sebagai Imam yang empat (al-Ima-m al-Arba‘ah) yang terdiri atas:

a. Imam Malik, b. Imam Hanafi, c. Imam Syafi’i, dan d. Imam Hambali.

Dalam perkembangannya, pendapat dan pemikiran keempat imam tersebut mempunyai ulama-ulama pendukung yang terkenal. Kelompok mazhab tersebut memiliki penganut yang tersebar di berbagai penjuru dunia termasuk di Indonesia.

3. Tasawuf

Tasawuf merupakan ilmu yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan diri secara benar kepada Allah. Pemahaman kaum muslimin tentang sufi saat itu tidak lagi bertujuan meninggalkan kehidupan dunia, tetapi lebih mengacu pada usaha menghindarkan diri dari keterikatan yang berlebihan pada dunia. Pada saat itu, seorang sufi harus tetap dapat menguasai dunia, sambil menjaga diri agar mereka tidak dikuasai oleh dunia. Dalam ilmu tasawuf, terlahir banyak tokoh. Di antara tokoh-tokoh dalam bidang filsafat sebagai berikut.

Al-Gazali berjasa dalam hal mendamaikan antara ajaran tasawuf dengan syariat Islam sehingga dapat diterima oleh umat Islam.

b. Rabiah al-Adawiyah, seorang wanita yang sangat mencintai Tuhannya. Ia menghabiskan hidupnya untuk berzikir dan beribadah kepada Allah swt. Ia terkenal dengan pengalaman spiritualnya, yaitu mahabah atau penyerahan diri secara total kepada Allah swt.

c. Al-Hallaj, mendapat julukan ”sang perantara”. Ia menulis karya yang berjudul Kitab at-Tawa-sin.

d. Ibnul ‘Arabi, dengan ajaran wahdatul wujud. Wahdatul wujud yaitu paham bahwa tidak ada sesuatu pun dalam wujud kecuali Tuhan. Di antara karyanya yang terkenal, yaitu Futuha-t al-Makkiyyah dan Risa-lah al-Anwa-r.

4. Kedokteran

Ilmu kedokteran/ketabiban dalam Islam dikenal dengan nama at.-.Ti-b. Oleh karena itu, seorang dokter atau ahli pengobatan dikenal dengan sebutan t.abi-b (tabib).

Pada masa Daulah Abbasiyah, kedokteran Islam mencapai puncaknya. Pada masa ini banyak terlahir dokter kenamaan. Rumah sakit besar dan sekolah tinggi kedokteran juga banyak di-dirikan. Pada saat itu berdiri juga beberapa perguruan tinggi ke-dokteran di Kota Bagdad, Damaskus, dan Cordoba dengan maha-siswa yang tidak hanya dari dunia Islam, tetapi dari bangsa Barat. Di antara ilmuwan muslim yang terkenal dalam bidang kedokteran sebagai berikut.

a. Ibnu Sina, mendapat julukan ”Bapak Kedokteran Dunia”. Karyanya yang sangat terkenal yaitu al-Qanu-n fi at.-T.ib atau The Canon of Medicine. Ibnu Sina merupakan orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa memiliki keterkaitan dan saling mendukung. Ibnu Sina juga mengenalkan ilmu yang sekarang diberi nama pathology dan farmasi kepada dunia kedokteran. Karya lain dalam bidang kedokteran adalah asy-Syifa.

b. Ar-Razi, di Barat ia dikenal dengan nama Rhazes. Karyanya dalam bidang ilmu kedokteran berjudul al-Ha-wi-yang di dalam-nya membahas tentang campak dan cacar. Al-Ha-wi- diterjemah-kan ke dalam bahasa Latin menjadi Continens (1279).

c. Abu al-Qasim az-Zahrawi, mendapat julukan ”Bapak Bedah Modern” dengan karyanya kitab al-Tasrif.

d. Ibnu Rusyd, dengan karyanya Kulliyat fit. T.ibb (Aturan Umum Kedokteran).

(Ensiklopedi Islam untuk Pelajar 3. 2001: halaman 10)

5. Sejarah

Sejarah dalam keilmuan Islam dikenal dengan istilah tarikh. Tarikh adalah ilmu yang mempelajari keadaan serta peristiwa yang terjadi pada suatu tempat dan waktu.

Pada masa itu lahir para sejarawan ternama dengan beberapa kitab sejarah karyanya. Tokoh-tokoh yang terkenal, antara lain sebagai berikut.

a. Abu Ismail al-Ajdy, kitab karangannya Futu-h.usy Sya-m. b. Al-Waqidy, kitab karangannya Fath.ul ‘Ajam.

Sumber:www.upload.wikimedia.org ▲Gambar 15.5

c. Ibnu Jarir at.-.Tabary, beliau terkenal sebagai ahli tafsir dan sejarah. Salah satu karyanya al-Akhba-rur Rusul wal Muluk. d. Khatib Bagdadi, kitab karangannya lebih dari 55 judul buku tentang sejarah, hadis, adab, dan bahasa. Salah satu karangannya berjudul Ta-rikh Bagda-d.

e. Ibnu .Hayyan, seorang penulis sejarah Andalusia. Beberapa karangannya, antara lain: Kita-bun Na-tih fi- Ta-ri-khil Asbaniyyah, Al-Muntaqab fi- Ta-ri-khil Andalu-s, dan Ma‘rifa-tus Sah.a-bah.

6. Geometri

Geometri merupakan cabang matematika. Dalam keilmuan Islam, ilmu ini dikenal dengan nama Ilmu Riya-d.iyah. Kaum muslimin mempunyai andil besar dalam mengembangkan ilmu ini. Terbukti dengan ditemukannya angka nol oleh ilmuwan muslim.

Para sarjana Ilmu Pasti dari kalangan kaum muslimin yang terkenal antara lain sebagai berikut.

a. Al-Khawarizmi, beliau inilah penemu angka nol dan dikenal sebagai Bapak Aljabar. Hasil karyanya berjudul Al-Jabr wal-Muqabalah. Dalam kitab tersebut al-Khawarizmi men-jelaskan tentang tabel trigeonometri sehingga kita dapat mengenal teori kalkulus.

b. Sabit bin Qurrah al-Hirany, kitab karangannya antara lain .Hisa-bul Ahillah dan Kita-bul ‘Adad.

c. Sinan Ali Muhammad bin Hasan, beliau seorang sarjana dan tokoh ilmu arsitektur pada zamannya.

7. Geografi

Dalam Islam, geografi atau Ilmu Bumi dikenal dengan nama Jugra-fiyya. Ilmu ini muncul bersamaan dengan meluasnya daerah kekuasaan Islam serta perdagangan. Pada saat itu terjadilah Rih.lah ‘Ilmiah (perjalanan ilmiah) dan Rih.lah Rah.iyah (perjalanan untuk pesiar).

Mereka yang melakukan perjalanan itu melukiskan penge-tahuan perjalanannya dalam kitab-kitab tulisannya. Tulisan mereka itu umumnya berkaitan dengan geografi atau Ilmu Bumi. Dari kalangan muslimin terkenal yang telah banyak menyusun buku, antara lain:

a. Ibnu Khardazabah, dengan kitabnya yang terkenal Kita-bul Masa-lik wal Mama-lik.

b. Al-Muqaddasy, dengan kitabnya yang terkenal Ah.sa-nut Taqa-sim fi- Ma‘rifatil ‘Aqa-lim. Beliau telah melengkapi buku geografinya itu dengan peta berwarna.

c. Yaqut al-Hamawy, dengan kitab karangannya Mu‘jamul Bulda-n dan Mu‘jamul Udabi.

8. Kesenian

Kesenian Islam harus bersumber pada Al-Qur’an dan as-Sunah. Karena itu, seni tidak boleh bertentangan dengan ajaran Islam. Hasil kesenian Islam beragam, baik seni berbentuk

Sumber:www.farm1.static.flickr.com ▲Gambar 15.6

Patung al-Khawarizmi, ilmuwan muslim dalam bidang matematika.

Abu Nawas Abu Nuwas memiliki nama lengkap Abu Nuwas

al-Hasan bin Hani al-Hakimi. Akan tetapi, ia lebih dikenal dengan nama Abu Nawas. Ia merupakan salah seorang tokoh seni atau sastra yang hidup pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, tepatnya pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid.

Bakat dalam bidang sastra telah terlihat se-menjak kecil. Ia dibawa oleh ibunya ke Basra setelah ayahnya meninggal dunia. Di Basra ia belajar ber-bagai cabang ilmu pengetahuan. Akan tetapi, dari banyak ilmu pengetahuan yang dipelajari, ia lebih menonjol di bidang sastra. Selanjutnya, Walibah bin Habab al-As’adi mengajak Abu Nawas untuk belajar kepada penyair Arab bernama Khalaf Ahmar. Dari sini, Abu Nawas pindah ke Bagdad sehingga dapat berkumpul dengan para penyair dari berbagai penjuru

negeri. Dalam kisah Alf Lailah wa Lailah ia digambar-kan sebagai sosok badut yang cerdik dan sangat dekat dengan Khalifah Harun ar-Rasyid.

Pada awalnya puisi yang ditulis oleh Abu Nawas bertemakan cinta. Syair-syair yang ditulisnya mem-buatnya dikenal di penjuru negeri. Pada perkembang-annya, syair-syair yang ditulis Abu Nawas tidak hanya bertemakan cinta. Ia juga menulis syair tentang masalah kehidupan zuhud, wanita dan cinta, lelucon, serta senda gurau. Secara lengkap syair-syair yang ditulis Abu Nawas dapat ditemukan dalam Diwan Abi Nuwwas. Sajak pertobatan yang ditulis oleh Abu Nawas masih dapat kita temukan hingga saat ini. Sajak tersebut dikenal dengan judul ”Al-I’tiraf”. Sajak tersebut berisi permohonan ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

Keteladanan Kemajuan Peradaban