• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Kerangka Teori

1.5.2 implementasi Kebijakan

1.5.2.1 Pengertian Implementasi

Kamus webster dalam wahab (1997:64), pengertian implementasi dirumuskan secara pendek bahwa “to implement” (mengimplementasikan) bearti “to provide means for carrying out; to give practical effect to” (menyajikan sarana untuk melaksanakan sesuatu;

menimbulkan dampak/ berakibat sesuatu).

Implementasi kebijakan merupakan rangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan dirumuskan. Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan sia-sia belaka. Oleh karena itu implementasi kebijakan mempunyai kedudukan yang penting di dialam kebijakan publik.Bahkan Udoji dalam Wahab (1997:65) menyatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mumgkin jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.

Menurut Nakamura dan Smallwood dalam Tangkilisan (2003:17), hal-hal yang berhubungan dengan implementasi kebijakan adalah keberhasilan dalam mengevaluasi

masalah dan kemudian menerjemahkannya ke dalama keputusan yang bersifat khusus.

Sedangkan Pressman dan Wildavsky (1984) menyatakan implementasi adalah sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kasual antara yang diinginkan demgan cara untuk mencapainya.

Jones dalam Tangkilisan (2003:18), implementasi merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program ke dalam suatu tujuan kebijakan yang diinginkan. Tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi, yaitu

1. Penafsiran, yaitu merupakan kegiatan yang menerjemahkan makna program ke dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan,

2. Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program ke dalam tujuan kebijakan,

3. Penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah, dan lain-lainnya.

Proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan administratif yang bertanggung jawab untukelaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tujuan kebijakan, baik yang negatif maupun yang positf (Tangkilisan, 2003:19)

Kemudian dalam rangka untuk mengimplementasiakan kebijakan publik ini dikenal dengan beberapa model, antara lain:

a. Model Gogin

Untuk mengimplementasikan kebijakan dengan model Gogin, maka perlu diidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi tujuan-tujuan formal pada keseluruhan implememtasi yakni:

1) bentuk dan isi kebijakan, termasuk di dalamnya kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi.

2) kemampuan organisasi dengan segala sumber daya berupa dana maupun intensif lainnya yang akan mendukung implementasi secaya efektif

3) pengaruh lingkungan dari masyarakat dapat berupa karateristik, motivasi, kecendrungan hubungan antat warga masyarakat, termasuk pola komunikasinya.

b. Model Grindle

Grindle meciptakan model implementasi sebagai kaitan antara tujuan dan hasil-hasilnya, selanjutnya pada model ini hasil kebijakan yang dicapai akan dipengaruhi oleh isi kebijakan yang terdiri dari:

1) Kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi 2) Jenis atau tipe manfaat yang dihasilkan 3) Derajat perubahan yang diharapkan 4) Letak pengambilan keputusan 5) Pelaksanaan program

6) Sumber daya yang dilibatkan.

Pengaruh selanjutnya adalah lingkungan yang terdiri dari: kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat, karakteristik lembaga penguasa, dan kepatuhan serta daya tanggap.

c. Model Meter dan Horn

Model implementasi kebijakan oleh Meter dan Horn dipengaruhi oleh enam faktor yaitu:

1) Standar kebijakan dan sasaran yang menjelaskan rincian tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh

2) Sumber daya kebijakan berupa dana pendukung implementasi

3) komunikasi inter organisasi dan kegiatan pengukuran digunakan oleh pelaksana untuk memakai tujuan yang hendak dicapai

4) Karakteristik pelaksana, artinya karakteristik organisasi merupakan faktor krusial yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu program

5) Kondisi sosial ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi hasil kebijakan 6) Sikap pelaksanaan dalam memahami kebijakan yang akan ditetapkan.

d. Model Deskriptif

Wiliam N. Dunn dalam Tangkilisan (2008:18) mengemukakan bahwa model kebijakan dapat diperbandingakan dan dipertimbangkan menurut sejumlah banyak asumsi, yang paling penting diantaranya adalah:

1) perbedaan menurut tujuan 2) bentuk penyajian

dan fungsi metodologis model. Dua bentuk pokok dari model kebijakan adalah:

(1) model deskriptif

(2) model normatif.

Tujuan model deskriptif adalah menjelaskan dan atau meramalkam sebab dan akibat pilihan-pilihan kebijakan.Model kebijakan ini digunakan untuk memonitor hasil tindakan

kebijakan misalnya penyampaian laporan tahunan tentang keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan di lapangan.

1.5.2.2 Kinerja Implementasi

Sedangkan menurut Van Meter dan Van Horn dalam Subarsono (2005:99) menyatakan bahwa ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi yakni :

1. Standar dan Sasaran Kebijakan

Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direaslisasikan apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akanterjadi multi interrprestasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen implementasi.

2. Sumber Daya

Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia

3. Komunikasi dan Penguatan Aktivitas

Dalam implementasi program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain.

Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

4. Karakteristik Agen Pelaksana

Agar pelaksana mencakup sturuktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam borokrasi, yang semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu program.

5. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik

Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan dapat memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan.Karateristik para partisipan yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan.

6. Disposisi Implementor

Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yakni (a) respon implementor terhadap kebijakan, yang akan dipengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, (b) kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan (c) itensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.

Dokumen terkait