• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PENELITIAN

2.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknikanalisa kualitatif. Menurut farids (1997:152) bahwa analisa kualitatif adalah analisa terhadap data yang diproleh bedasarkan kemapuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, informasi dan data.Jadi teknik analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara, observasi dan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan dilapangan.Sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan menarik kesimpulan.

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Profil Dinas Kependudukan Kota Subulussalam

Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kota Subulussalam adalah unsur pelaksana pemerintah Kota Subulussalam. Rencana Strategis Dinas Kepedudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam merupakan rangkain kegiatan yang berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas organisasi, efesiensi anggaran, optimalisasi sumber daya manusia dan pemantauan kinerja berorientasikan pelayanan publik untuk mewudkan masyarakat yang sejahtera, relegius dan berbudaya dibidang kependudukan dan catatan sipil. Dalam rencana strategis ini diformulasikan perwujudan pandangan ideal yang akan dicapai di masa yang akan datang.

Untuk itu dibutuhkan dukungan penuh dari seluruh dari seluruh komponen, unsur pimpinan dan staff, denga memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat dalam pelayanan publik dibidang administrasi.

Untuk merealisasikan keinginan, harapan, dan cita-cita luhur dalam pelayanan publik, maka rencana tersebut dituang kedalam visi, misi, tujuan dan pengukuran kinerja yang berkaitan erat dengan tugas pokok dan fungsi organisasi secara jelas dan praktis serta didasarkan pada hasil pengujian faktor internal dan ekternal, sehingga didapatkan rumusan tujuan, alokasi sumber daya, dan pencapain sasaran yang berguna bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Sebagai unsur pelaksana pemerintahan dalam bidang kependudukan, maka cakupan pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam terdiri dari seluruh wilayah kota subulussalam yang memiliki luas areal 1.391 km² dengan 5 kecamatan dan 82 desa. Kelima kecamatan tersebut :

1. Simpang Kiri 2. Penanggalan 3. Rundeng 4. Sultan Daulat 5. Longkib

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 25 orang pegawai yang terdiri dari 17 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 8 orang tenaga honorer daerah/kontrak.

Adapun bedasarkan jenjang pendidikan dari 17 orang PNS jumlah lulusan Strata II (S-2) sebanyak 1 orang, Strata I (S-1) sebanyak 11 orang, D-III sebanyak 1 orang dan lulusan SLTA sebanyak 4 orang, sedangkan 8 dari anggota honorer daerah/kontrak jumlah S.1 sebanyak 3 orang, SMA sebanyak 4 orang dan SD 1 orang.

3.2 Visi dan Misi

3.2.1 Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil KotaSubulussalam

Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan dan secara potensial terwujud. Visi ditetapkan merupakan gambaran bersama mengenai masa depan dan menjadi komitmen murni dari seluruh masyarakat dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam. Tujuan penetapan visi adalah untuk mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus strategis yang menjadi perekat dan menyatukan gagasan srategi, melalai orientasi terhadap masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi yang mampu menjamin keseimbangan organisasi. Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam diharapkan dapat mendukung Visi Kota Subulussalam

yaitu : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas dan Islami”. Adapun Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam adalah :“Pelayanan Prima Kepada Masyarakat Kota Subulussalam dalam Pengurusan Dokumen Kependudukan”.

3.2.2 Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Sejalan dengan visi , maka Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Kota Subulussalam adalah:

a. Mewujudkan tertib administrasi Kependudukan;

b. Mewujudkan pelayan dokumen kependudukan yang cepat, transparan, mudah sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku, bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, serta penyalahgunaan kekuasaan;

c. Peningkatan kualitas SDM;

d. Pembangunan infrastruktur Kependudukan dan Pencatatan Sipil, membangkitkan kepedulian terhadap masyarakat.

3.3 Struktur dan Susunan Organisasi Dinas Kependudukan Kota Subulussalam

Setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta mempunyai struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi, maka organisasi akan mempunyai kesatuan tindakan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Tugas dan wewenang dari setiap karyawan akan jelas dan dapat mengerjakan tanggung jawabnya masing-masing demi mencapai tujuan perusahaan

Sebagaimana diatur dalam keputusan Walikota Subulussalam Nomor 23 tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan Pemerintah Kota Subulussalam. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam merupakan unsur penunjang Pemerintah kota Subulussalam yang dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Seketaris daerah.

Adapun susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Bina Program;

c. Sub bagian Keuangan;

3. Bidang Data dan Informasi terdiri dari:

a. Seksi Teknologi Informasi;

b. Seksi Pengolahan Data;

c. Seksi Pelaporan dan Dokumentasi;

4. Bidang Pendaftaran Penduduk terdiri dari:

a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Identifikasi dan Registrasi;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan;

5. Bidang Pencatatan Sipil terdiri dari:

a. Seksi Kelahiran dan Kematian;

b. Seksi Perkawinan dan Perceraian;

c. Seksi Pengangkatan, Pengakuan, Pengesahan Anak dan Pencatatan Kewarganegaraan.

3.4 Tugas dan Fungsi

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam Bedasarkan Qanun Nomor 04 Tahun 2009 merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta tugas pembantuan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam Mempunyai Fungsi sebagai berikut:

a. Penyelenggaran urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kependudukan dan pencatatan sipil;

b. Pembinaan dan pelaksanaan urusan dibidang kependudukan dan catatan sipil;

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bedasarkan Peraturan Walikota Subulussalam Nomer 23 Tahun 2010 tentang rincian pokok dan fungsi pemangku jabatan struktural dilingkungan dinas, lembaga teknis daerah dan kecamatan Pemerintah Kota Subulussalam, maka susunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kta Subulussalam terdiri atas :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam dipimpin oleh Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Subulussalam melalui sekretaris daerah dengan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dibidang pendaftaran

penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan data dan informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan perencanaan, program kerja, evaluasi dan pelaporan, pembinaan dan pengelolaan administrasi umum yang meliputi:

a. Kepegawaian b. Keuangan

c. Perlengkapan dan Kerumahtanggaan d. Kearsipan

e. Dokumentasi

f. Hubungan Masyarakat

g. Organisasi dan Tatakelaksanaan di Lingkup Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota subulussalam.

3. Bidang Data dan Informasi

Bidang Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Data dan Informasi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Data dan Informasi mempunyai tugas dalam melaksanaan:

a. Pengelolaan data

b. Penyajian data dan teknologi c. Peningkatan sumber daya manusia d. Evaluasi dan pelaporan

4. Bidang Pendaftaran Penduduk

Bidang Pendaftaran Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pendaftaran Penduduk mempunyai tugas melaksanakan:

a. Pendaftaran dan perpindahan penduduk b. Pelayanan penerbitan identitas penduduk c. Pendaftaran penduduk rentan

5. Bidang Pencacatan Sipil

Bidang Pencatatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Pencatatan Sipil yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Pencatatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan:

a. Pencatatan akta dan dokumentasi akta sipil (kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian) Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) b. Penerbitan akta dan dokumentasi akta sipil (kelahiran, kematian, perkawinan, dan

perceraian) Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) c. Pengakuan, Pengangkatan dan Pengesahan anak

d. Pencatatan kewarganegaraan

3.5 Bagan Organisasi

Bagan organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam sesuai dengan SK Walikota Subulussalam Nomoe 23 Tahun 2010. (Lihat Lampiran)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Administrasi Kependudukan diarahkan untuk memnuhi hak asasi setiap orang di bidang kependudukan tanpa diskriminasi melalui pelayanan publik yang profesional.Namun sejauh ini pelayana publik yang diberikan instansi pemerintah atau birokrasi masih belum optimal dan belum memuaskan. Padahal administrasi kependudukan yang dijalankan dengan sistem profesional akan mempermudah berbagai urusan yang diperlukan masyarakatberupa pelayanan publik. Oleh karena itu masalah administrasi kependudukan adalah salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian lebih

Dalam bab ini penulis menyajikan data-data yang diproleh selama penelitian di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota subulussalam, penulis juga menyajikan hasi wawancara dengan informan sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana Impelementasi Sistem Administrasi Kependudukan ( SIAK ) di Disdukcapil kota Subulussalam maka penulis mencoba mencaritahu segala sesuatu informasi yang berhubungan dengan sistem informasi administrasi kependudukan di Disdukcapil Kota Subulussalam.

4.1 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam

PelayananAdministrasiKependudukan

Sebagai penduduk warga Negara Indonesia, masyarakat mempunyai kewajiban untuk memiliki identitas diri dalam pendaftaran pendudukdan peristiwa penting lainnya dalam pencatatan sipil sebagai masyarakat yang tertib akan administrasi kependudukan. Dalam administrasi kependudukan pemerintah bertugas memberikan pelayanan publik untuk melayani masyarakat yang akan melakukan pendftaran penduduk dan pencatatan sipil.

Melakukan pendaftaran penduduk seperti penertiban kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), serta penerbitan Akta pencatatan sipil seperti akta kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian dan menerbitkan dokumen peristiwa penting lainnya.

Dalam menjalankan tugas tersebut pemerintah perlu mengetahui tentang kondisi nyata masyarakat yang dinamis dengan beberapa permasalahannya. Salah satu permasalaham yang dihadapi masyarakat saai ini adalah masalah kependudukan seperti surat pindah karena seringnya pindah namun tidak melapor ke dinas kependudukan dan catatan sipil setempat karena masyarakat menganggap hanya sementara dan tidak perlu dilakukan perubahan dalam pencatatan.

Untuk menyikapi permasalahan kependudukan tersebut, pemerintah berusaha memperoleh data kependudukan yang akurat dan termutakhir untuk nenanggulangi masalah kependudukan nail ditingkat lokal maupun nasioanal. Data-data tersebut diperlukan untuk membuat program dalam rangka pengendalian jumlah penduduk serta pemerataan dan persebaran penduduk.

Pengelolaan pendaftaran penduduk di Kota Subulussalam merupakan suatu tanggung jawab pemerintah Kota Subulussalam dimana dalam pelaksanaanya diawali dari desa atau kelurahan sebagai ujung tombak pendaftaran penduduk dengan surat pengantar lalu diproses oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Subulussalam dengan membawa berkas-berkas yang diperlukan untuk pengurusan suatu pendaftaran penduduk atau untuk menerbitkan akta sipil atau peristiwa lainnya

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pelayanan administrasi kependudukan maka pemerintah mengeluarkan kebijakan pelayanan administrasi kependudukan dengan menggunkan Sisten Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

Pelayanan administrasi melalui sistem SIAK ini didasari Undang-Undang Nomer 23 Tahun

2006 khusunya pasal 82 yang menyebutkan tentang Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Menteri.Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan dilakukan melalui pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.Ketentuan lebih lanjut rnengenai Sistem informasi Administrasi Kependudukan diatur dengan Peraturan Pemerintah.Pengkajian dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kotadan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri

Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) bertujuanmewujudkan komitmen nasional dalam rangka menciptakan sistem pengenal tunggal,berupa NIK, bagi seluruh Penduduk Indonesia. Dengan demikian, data Penduduk dapatdiintegrasikan dan direlasionalkan dengan data hasil rekaman pelayanan PendaftaranPenduduk dan Pencatatan Sipil. Sistem ini akan menghasilkan data Penduduk nasionalyang dinamis dan mutakhir.Pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan denganmenggunakan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem jaringan komunikasi data yangefisien dan efektif agar dapat diterapkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Pada Pasal 83 dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 ini menyebutkan bahwa Data Penduduk yang dihasilkan oleh sistem informasi dan tersimpan di dalam databasekependudukan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti dalam menganalisadan merumuskan kebijakan kependudukan, menganalisa dan merumuskan perencanaan pembangunan, pengkajian ilmu pengetahuan. Dengan demikian baik pemerintah maupunnon pemerintah untuk kepentingannya dapat diberikan izin terbatas dalam arti terbataswaktu dan peruntukkannya

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013. Beberapa perubahan Undang-Undang ini memberikan dampak positif bagi masyarakat dan juga terhadap dinas itu sendiri karena pemerintah dituntut untuk lebih aktif memberikan pelayanan kepada masyarakantnya.

Adapun beberapa perubahan yang mendasar pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Masa berlaku KTP Elektronik

Masa berlakunya KTP-el yang semula hanya berlaku 5 (lima) tahun diubah menjadi berlaku seumur hidup sepanjang tidak ada perubahan emelen data dalam KTP

2. Penggunaan Data Kementrian Dalam Negeri

Data Kependudukan Dalam Negeri yang bersumber dari data kependudukan kabupaten/kota merupakan satu-satunya data kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan, mulai daari alokasi dana (termasuk untuk oerhitungan (DAU), pelayanan publik, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan hukum dan pencegahan kriminal

3. Pencetakan Dokument/Personalisasi KTP-el

Pencetakan Dokument/Personalisasi KTP-el yang selama ini dilakukan terpusat di Jakarta akan diserahkan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten/Kota pada Tahun2014

4. Penerbitan Akta Kelahiran yang Pelaporannya Melebihi Batas Waktu 1 (satu) tahun Sebelumnya penerbitan tersebut memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, namun cukup diubah dengan keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota

5. Penerbitan Akta Pencatatan Sipil

Semula dilaksanakan di tempat terjadinya Peristiwa penting, di ubah menjadi penerbitannya di tempat domisili penduduk

6. Pengakuan dan Pengesahan Anak

Dibatasi hanya untuk anak yang dilahirkan dari perkawinan yang telah sah menurut hukum agama namunbelum sah menurut hukum negara. Pengesahana anak yang selama ini hanya dengan catatan pinggir di bah menjadi akta pengesahan anak.

7. Pengurusan dan Penertiban Dokumen Kependudukan Tidak Dipunggut Biaya (Gratis) Larangan untuk tidak dipungut biaya hanya semula hanya untuk penerbitan KTP-el, namun diubah menjadi untuk semua dokumen kependudukan seperti KK, KTP-el, Akta kelahiran, Kematian, Perkawinan, Perceraian, Pengakuan Anak dan yanglainnya 8. Pencatatan Kematian

Pelaporan Pencatatan Kematian yang semula menjadi kewajiban Penduduk, diubah menjadi kewajiban RT atau nama lain untuk melaporkan setiap kematian warganya kepaada instansi pelaksana. Pelaporan tersebut dilakukan secara berjenjang melalui RW atau Desa/ Kelurahan dan kecamatan. Dengan kebijakan ini diharapkan cakupan pencacatan ekamtian meningkat secara signifikan

9. Stelsel Aktif

Semula Stelsel Aktif diwajibkan kepada penduduk, diubah menjadi Stelsel Aktif diwajibkan kepada pemerintah melalui Petugas

10. Petugas Registrasi

Petugas Registrasi membantu Kepala Desa atau Lurah dan Instansi pelaksan dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil , petugas registrasi diangkat dan diberhentikan oleh bupati/walikota. Petugas regristrasi harus PNS, diubah diutamkan PNS

11. Pengangkatan Jabatan Struktural pada Unit Kerja Administrasi Kependudukan

Pejabatan Struktural pada Unit Kerja yang menangani administrasi kependudukan diProvinsi diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri atas usulan Gubernur. Pejabatan Struktural pada Unit Kerja yang menangani administrasi kependudukan diKabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Meneteri Dalam Negeri atas usulan Bupati/walikota melalui.

12. Pendanaaan Program dan Kegiatan Adminduk dibebankan pada APBN

Pendanaan untuk penyelenggaraan program dan kegiatan administrasi kependudukan, baik diprovinsi maupun kabupaten/kota dianggarkan dalam APBN dan mulai pada APBN-P pada tahun 2014, dengan demikian berati sebelum tersedia APBN-P tahun 2014, pendanaanya masih tetap menggunakan APBD

13. Penambahan Saksi

Setiap ornag yang memerintahkan/ memfasilitasai/ manipulasi data kependudukan atau elemen data penduduk dipidana dengan pidana penajara paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp. 75.000.000. Setiap pejabat dan petugas pada desa/kelurahan, kecamatan, UPTD, instnasi pelaksana yang memerintahkan atau memfasilitasi pungutan biaya kepda penduduk dalam pengurusan dan penertiban dokumen kependudukan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp. 75.000.000. Setiap orang atau Badan Hukum yang tanpa hak mencetak, menerbitkan atau mendistribusikan dokumen kependudukan dipidana dengan pidana penjara paling lam 10 tahun atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000.

4.2 Bentuk Pelayanan Administrasi Kependudukan Dengan Aplikasi SIAK

Perubahan Undang-Undang nomor 23 Tahun 2006 tentnag Administrasi Kependudukan denga Undang-Undpang Nomer 24 Tahun 2013 yang telah disahkan oleh DRR RI merupakan perubahan yang mendasar di bidang administasi kependudukan. Dalam

pelaksanaan SIAK adapun pelayanan administrasi kependudukan dalam bentuk dan persyaratan sebagai berikut:

a. Nomor Induk Kependudukan (NIK)

Nomer Induk Kependudukan (NIK) adalah Nomer identitas Penduduk yang bersifat untuk atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.Setiap penduduk wajib memiliki NIK dan NIK tersebut dimiliki oleh seorang penduduk sejak lahir dan berlaku seumur hidup.NIK yang ada pada seorang penduduk dicantumkan dalam KTP dan KK serta dalam pelayanan lainnya. NIK seseorang yang sudah pindah keluar wilayah dan yang sudah meninggal dunia tidak dapat diganti oleh orang lain.

b. Kartu Tanda Penduduk (KTP) a) Penerbitan KTP baru

Dalam pembuatan KTP-el baru memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Surat pengantar dari RT/RW dan Kepala Desa/ Lurah Setempat 2. Sudah berusia 17 tahun

3. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) 4. Menyerahkan KTP lama 5. Fotokopi akta kelahiran

6. Bagi wajib KTP pemula yang belum pernah melakukan perekaman data, pemohon harus datang sendiri (tidak dapat diwakilkan) ketempat perekaman data kependudukan dikecamatan atau di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat untuk melakukan rekam data dan foto.

b) KTP-el Hilang atau Rusak

Syarat berkas dokumen yang dibutuhkan untuk mengurus KTP-el yang hilang atau rusak sebagai berikut:

1. Surat pengantar dari RT/RW dan Kepala Desa/ Lurah Setempat 2. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

3. Bagi pemohon yang kehilangan KTP, menyerahkan Surat Keterangan Kehilagan KTP dari Kepolisian

4. Bagi pemohon KTP yang rusak, menyerahkan bukti KTP lama yang rusak

5. Melakukan perekaman data, pemohon harus datang sendiri (tidak dapat diwakilkan) ketempat perekaman data kependudukan dikecamatan atau di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat untuk melakukan rekam data dan foto.

c) Data Informasi KTP-el Salah/ Tidak Benar

1. Surat pengantar dari RT/RW dan Kepala Desa/ Lurah Setempat 2. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

3. Pemohon yang mengajukan permohona perubahan biodata, melampirkan fotokopi bukti/surat keterangan perubahan dimaksud

4. Melakukan perekaman data, pemohon harus datang sendiri (tidak dapat diwakilkan) ketempat perekaman data kependudukan dikecamatan atau di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat untuk melakukan rekam data dan foto.

c. Kartu Keluarga (KK)

1. Surat pengantar dari RT/RW dan Kepala Desa/ Lurah Setempat

2. Fotokopi Kartu Keluarga Lama ( Bagi yang memperbaharui kartu keluatga) 3. Surat Nikah/ Akta Perkawinan atau Akta perceraian

4. Akta kelahiran anak baru dan akta Pengankatan Anak ( Bila ada) 5. Surat Bukti Ganti Nama Apabila telah ganti nama

6. Paspor dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian bagi WNA 7. Surat Keterangan Pindah asal

8. Mengisi formulir permohonan Kartu Keluarga (F-1.01 dan F-1.06) dan formulir F-1.16 (bagi perubahan kartu keluarga)

d) Surat Keterangan Pindah Datang (SKPD)

Untuk mendapatkan SKPD persyaratan adalah sebagai berikut:

1. Surat pengantar dari RT/RW 2. Kartu Keluarga (KK)

3. KTP-el

4. Mengisi foemulir permohonan pindah datang WNI (F-1.23) apabila dalam satu desa/kelurahan, (F-1.25) apabila desa/kelurahan dalam satu kecamatan, (F-1.29) apabila antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota.

e) Akta Kelahiran

Penerbitan Akta Kelahiran memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Surat Keterangan lahir dari bidan atau rumah sakit 2. Nama dan identitas saksi kelahiran

3. Fotocopy KK dan KPT orangtua 4. Surat pengantar RT/RW

5. Buku Nikah/ Akta perkawinan orangtua

6. Mengisi formulir permohonan surat keterangan kelahiran (F-2.01) f) Akta Perkawinan

Penerbitan Akta perkawinan memiliki persyaratan umum sebagai berikut:

1. Surat keterangan terlah terjadinya perkawinan dari pemiuka agama/pendeta atau surat perkawinan pengahayatkepercayaan yang ditangani oleh pemuka penghayat kepercayaan

2. Fotocopy KTP suami istri 3. Fotocopy KK suami istri

4. Pas Foto gandenh Uk. 4x6 sebanyak 3 lembar 5. Surat atau akta cerai (bagi yang pernah cerai) 6. Surat keterangan kematian (bagi yang cerai mati) 7. Surat pengantar dari RT/RW

8. Ijazah bagi yang ingin mencantumkan gelar

9. Mengisi formulir permohonan pelaporan perkawinan (F-2.09) Adapun persyaratan khususnya adalah sebagai berikut:

1) WNI keturunan:

a. Surat Bukti Kewarganegaraan Indonesia (SBKRI)

b. Surat Keterangan Ganti Nama bagi yang sudah ganti nama 2) Warga Negara asing (WNA)

a. Pasport dan Visa

b. Surat Tanda Melapor Diri (STMD)

c. Kartu Ijin Masuk/ Sementara (KIM/KIMS) d. Tanda Lunas Pajak Bangsa Asing

e. Surat ijin kontrak dari Disnaker bagi tenaga asing yang melaksanakan kontrak kerja di Indonesia

f. Surat ijin dari Kedutaan Besar/ Konsulat Negara yang bersangkutan g) Akta Perceraian

Bedasarkan Penelitian yang dilakukan oleh penulis di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam bahwasanya tidak adanya warga yang melakukan

atau menerbitkan akta percerainnya tidak adanya penjelasan dari Dinas yang bersangkutan mengapa hal tersebut terjadi.

h) Akta Kematian

Setiap kematian wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili kepada instansi pelaksana. Adapun persyarat untuk penerbitan akta kematian sebagai berikut:

1. Surat kematian (Visum) dari dokter/ petugas kesehatan

1. Surat kematian (Visum) dari dokter/ petugas kesehatan

Dokumen terkait