• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN. (Studi Kasus Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN. (Studi Kasus Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam) SKRIPSI"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (Studi Kasus Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Fakultas Imlu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

Fatma Sari Boang Manalu 130903011

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

(2)
(3)

ABSTRAKSI

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(Studi Kasus Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam) Nama : Fatma sari Boang Manalu

Nim : 130903011

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Kariono, M. Si

Berkaitan dengan kependudukan, Administrasi kependudukan sebagai suatu sistem yang saling berkaitan dengan administrasi pemerintah dan administrasi negara dalam memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan terhadap hak-hak individu penduduk. Perlindungan tersebut berupa pelayanan publik berupa penerbitan dokumen kependudukan seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK) , Katru Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan akta-akta cacatan sipil lainnya seperti Akta kelahiran, Akta Kematian, Akta perkawinan dan Akta Perceraian. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan permintaan masyarakat yang cukup banyak dalam penerbitan dokumen kependudukan ataupun penerbitan akta catatan sipil lainnya pada hari kerja. Pemerintah Kota Subulussalam melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota subulussalam telah menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Semoga dengan adanya sistem ini, diharapkan akan terwujudnya database kependudukan nasional secara betrtahap dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh masyarakat Kota Subulussalam.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Sistem Informasi Administasi Kependudukan (SIAK). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, unit ananlisi yang teriri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam, Informan Utama yaitu Kepala Bidang pendaftaran Penduduk, Kepala BidangPencatatan Sipil, Kepala Bidang Data dan Informasi, sedangkan informan Tambahan adalah Masyarakat yang terlibat maupun tidak terlibat langsung.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam telah terlaksana cukup baik dan sesuai dengan Undang-Undang, walaupun masih terdapat kendala dibeberapa hal dan belum sepenuhnya terlaksan secara optimal.Dapat dilihat dari fasilitas yang diberikan cukup baik.

Kata Kunci : Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam”. Dan tak lupa pula penulis panjatkan Shalawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memebawa umat islam menuju ke alam yang berilmu pengetahuan yang seperti kita rasakan saat ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada kedua orang tua tersayang mamakku Nurbaya br.brutu dan Bapak Masrul BM yang tiada hentinya memberikan doanya kepada penulis, dengan tulus juga mamak dan bapak sabar dalam membesarkan, mendidik, membimbing dengan memberikan dukungan terbaik moril dan material. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bang Andi dan kepada kak Hayati, kak Ainun, kak Nilam, kak Ulan yang mana mereka juga menjadi kaca perbandingan penulis untuk selalu maju kedepan dan menjadi orang yang berguna, terimakasih untuk selalu memberikan dukungan serta doanya kepada adik tercinta kalian ini. Penulis menyangi kalian semua :*

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada orang orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, kepada yang terhormat:

1. Terima kasih kepada Dekan FISIP USU Bapak Dr. Muryanto Amin S.Sos, M.Si 2. Terima kasih kepada ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU Bapak

Drs. Rasudyn Ginting, M.Si

3. Terima kasih kepada Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku Pembimbing, yang mana beliau mengarhakan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

(5)

4. Kepada dosen-dosen Departemen Ilmu Adminitrasi Negara FISIP USU yang telah begitu banyak memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Terima kasih kepada Instansi tempat penulis melakukan penelitian di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam, Bapak H. Bicar Sinaga, SH.

MM, Bapak Budisari Warjo Cibro, SS. Ibu Cut Nurlela, SKM, Ibu Yuli Syahfitri SE dan juga kepada seluruh pegawai yang telah sempat memberikan waktunya untuk membantu penulis dalam melengkapi data-data dalam pembuatan skripsi ini.

6. Untuk kak Dian Siregar yang super baik hatinya dan kak Mega yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan.

7. Terima kasih buat sahabat-sahabatku Muleki Bella yang selalu ada buat dengerin curhat penulis juga selalu suport, thankyouuw buat supportnya, Vina Liplip kawan berantam yang mudah baperan, semangat terus ngerjain skripsinya biar cepet nikah sama mescomu, Widi Dombreta genduut yang yang ingin membantu dalam penulisanku tetapi gatau mau mulai darimana katanya terimakasih buat dukungannya, Anis margondrang uni padang yang lagi nyusun juga semagat terus yaaa, semoga kita bisa menjadi apa yang kita inginkan. Amiin.

8. Buat grup “PECAN” yang tiada tara, kalian semua yang terbaik. Datang ya pas acara wisuda penulis

9. Terimakasih buat team sempro, Vina, Santi, Gita, dan kawan sempro penulis Uci, Erika dan Ukty Purnama dan kawan-kawan yang udah sempat menghadri acara sempo penulis pada waktu itu. Suksess terus buat kita kedepannya

10. Teruntuk AN 13 buat kalian semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas kebahagian yang pernah kita bagi bersama, tawa bahagia yang kalian berikan kepada penulis selama perkuliahan kita. Semoga kita menjadi orang yang berguna untuk orang banyak. Amiin.

(6)

Akhirnya penulis berharap semoga amal baiksemua yang telah memberikan doa dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Tak lupa pula penulis meminta maaf kepada semuanya apabila ada perkataan maupun perbuatan penulis yang pernah menyinggung perasaan dan juga segala hal yang tidak berkenaan di hati.Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Medan, Februari 2017 Penulis

Fatma Sari Boang Manalu

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... ... i

KATA PENGANTAR ... ... ii

DAFTAR ISI... ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

1.1 LatarBelakang ... ... 1

1.2 Perumusan masalah ... ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... ... 7

1.5 Kerangka Teori ... ... 8

1.5.1 Kebijakan Publik ... ... 8

1.5.2 implementasi Kebijakan... ... 14

1.5.2.1 Pengertian Implementasi ... ... 14

1.5.2.2 Kinerja Implementasi ... ... 18

1.5.3 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) ... 20

1.5.3.1 Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ... 20

1.5.3.2 Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan ... 21

1.5.3.3 Manfaat Sistem Administrasi Kependudukan ... 21

1.5.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan ... ... 23

1.6 Definisi Konsep ... ... 24

BAB II METODE PENELITIAN... ... 25

2.1 Bentuk Penelitian ... ... 25

2.2 Lokasi Penelitian ... ... 25

2.3 Informan Penelitian ... ... 25

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... ... 26

2.5 Teknik Analisis Data... ... 28

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... ... 29

3.1 Profil Dinas Kependudukan Kota Subulussalam ... ... 29

3.2Visi dan Misi ... ... 30

3.2.1 Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam ... 30

(8)

3.2.2 Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam

3.3Struktur dan Susunan Organisasi Dinas Kependudukan Kota Subulussalam ... 32

3.4 Tugas dan Fungsi ... ... 33

3.5 Bagan Organisasi ... ... 36

BAB IV PENYAJIAN DATA ... ... 37

4.1Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam Pelayanan AdministrasiKependudukan... ... 37

4.2Bentuk Pelayanan Administrasi Kependudukan Dengan Aplikasi SIAK ... 43

4.3 Deskripsi Hasil Wawancara ... ... 49

4.3.1 Standart dan Sasaran Kebijakan ... ... 49

4.3.2 Sumber Daya ... ... 51

4.3.3 Komunikasi dan Pengutan Aktivitas ... ... 53

4.3.4 Karakteristik Agen Pelaksana... ... 55

4.3.5 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik... ... 55

4.3.6 Disposisi ... ... 56

BAB V ANALISIS DATA ... ... 57

5.1 Standart dan Sasaran Kebijakan... ... 59

5.2 Sumber Daya ... ... 60

5.3 Komunikasi dan Pengutan Aktivitas ... ... 61

5.4 Karakteristik Agen Pelaksana ... ... 61

5.5 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik ... ... 62

5.6 Disposisi ... ... 62

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... ... 63

6.2 Saran ... ... 64 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Bagan Organisasi Dinas Kependudukan Kota Subulussalam Lampiran 2 : Formulir Isian Biodata Penududuk WNI (per Keluarga) (F-1.01) Lampiran 3 : Formulir Permohonan Kartu Kelurga (KK) (F-1.06)\

Lampiran 4 :Formulir Surat Pernyataaan Perubahan Data Kependudukan (F-1.05)

Lampiran 5 : Formulir Surat Keterangan Pindah WNI (F-1.08) Lampiran 6 :Formulir Pelaporan Kelahiran (F-2.05)

Lampiran 7 :Formulir Pelaporan Kematian (F-2.28) Lampiran 8 : Formulir pelaporan Perkawinan (F-2.09) Lampiran 9 : Surat Permohonan Judul

Lampiran 10 : Undangan Seminar Proposal untuk Dosen Pembimbing Lampiran 11 : Undangan Seminar Proposal untuk Dosen Penguji Lampiran 12 : Jadwal seminar Proposal

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah penduduknya sangat besar.Sebagai negara kepulauan, penduduk Indonesia memiliki persebaran yang tidak merata.Berbagai masalah yang merupakan akibat dari persebaran penduduk yang tidak merata kerap kali muncul dan mendesak pemerintah untuk dapat sesegera mungkin bertindak untuk mengambil sebuah kebijakan.

Pertumbuhan penduduk yang sangat besar dengan persebaran tidak merata disertai rendahnya kualitas penduduk juga menjadi sumber permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan di Indonesia. Berbagai permasalahan ini mengakibatkan muculnya berbagai permasalahan-permasalahan baru di bidang kependudukan yang antara lain adalah : kemiskinan, kesehatan, pengangguran. Keselarasan jumlah penduduk yang besar akan menuntut adanya keselarasan terhadap segi kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

Akan timbul permasalahan-permasalahan menyangkut penduduk di sebuah negara apabila terjadi ketimpangan yang nyata antara jumlah penduduk yang besar dengan dukungan sumber daya manusia yang relatif rendah.Kedua aspek itulah yang perlu dijaga keseimbangannya agar permasalahan-permasalahan tidak mudah mencuat dan mengganggu stabilitas pembangunan di suatu negara.Ketepatan dan ketersediaan data-data tentang penduduk yang lengkap dalam pembangunan di negara kita merupakan aspek yang memegang peran yang sangatlah penting.Ini menuntut kerja keras para penyelenggara negara mulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat yang paling bawah di dalam mengumpulkan dan menjamin ketersediaan data penduduk yang dibutuhkan dalam rangka dukungan informasi mengenai

(11)

kependudukan yang baik untuk pihak yang berwenang dalam merumuskan suatu kebijakan di Indonesia.

Berkaitan dengan pembangunan kependudukan, pembangunan administrasi kependudukan sebagai sebuah sistem merupakan bagian yang tak terpisahkan dari administrasi pemerintahan dan administrasi negara dalam memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan terhadap hak-hak individu penduduk. Perlindungan tersebut berupa pelayanan publik melalui penerbitan dokumen kependudukan seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan akta-akta catatan sipil, termasuk Akta Kelahiran. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar, serta maraknya berbagai kejahatan kriminal dan terorisme baik dalam skala nasional maupun internasional, dengan pemalsuan dokumen identifikasi kependudukan (termasuk paspor, KK, dan lain-lain), diperlukan adanya penataan agar administrasi kependudukan dapat lebih tertib dari tahun ke tahun dan terpadu secara nasional. Meningkatnya ketertiban dan keterpaduan administrasi kependudukan akan sangat berguna bagi perumusan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan berbagai program pembangunan. Kemajuan teknologi informasi dalam mendukung berbagai kegiatan, termasuk pelayanan administrasi kependudukan merupakan suatu tuntutan yang tidak bisa diabaikan.

Menyikapi berbagai permasalahan itu pemerintah berusaha memperoleh data tentang kependudukan di Indonesia yang akurat untuk mampu membuat pemetaan yang tepat guna menanggulangi masalah kependudukan baik di tingkat lokal dan nasional. Data tersebut diperlukan untuk mampu membuat sebuah program dalam rangka: pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk, pemerataan persebaran penduduk.

Tetapi hingga saat ini perolehan data kependudukan di Indonesia masih sangat tergantung pada hasil sensus dan survei atau data administrasi yang diproleh secara periodik dan masih bersifat agregant (makro).kebutuhan data mikro penduduk untuk di identifikasi

(12)

calon pemilih pemilu, penyaluran dana jaringan pengaman sosial, bantuan untuk penduduk miskin, beasiswa untuk wajib belajar dan kegitan perencanaan pembangunan dirasakan masih belum akurat karena tidak diproleh dengan cara registrasi. Atau dasar pertimbangan tersebut maka diperlukan pentunjuk pencatatan dan pemutakhiran biodata penduduk.

Pengelolaan pendaftaran penduduk merupakan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten, dimana dalam pelaksanaannya diawali dari desa/kelurahan selaku ujung tombak pendaftaran penduduk, hingga setiap warga terdaftar secara administrasi sebagai warga negara Indonesia dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang administrasi kependudukan. Dalam pelayanan tersebut perlu dilakukan dengan benar dan cepat agar penduduk sebagai pelanggan merasa dapat pelayanan yang memuaskan.

Sebagai salah satu langkah untuk membantu berbagai pekerjaan mengenai pendaftaran kependudukan yang sesuai dengan berbagai standar yang diperlukan maka pemerintah mulai membuat sebuah kebijakan dengan mengadakan program yang dahulu dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK) yang dibuat sekitar tahun 1996.SIMDUK adalah sebuah kebijakan yang diterapkan di daerah kabupaten/kota, dan ditujukan untuk menangani status kependudukan dengan segala perubahannya. SIMDUK itu sendiri merupakan suatu aplikasi untuk mengelola data kependudukan daerah yang meliputi Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Kelahiran, Sensus Penduduk, dan Demografi Penduduk. Aplikasinya dapat digunakan untuk mengelola data kependudukan pada kecamatan atau kelurahan yang lokasinya terpisah, akan tetapi karena didasarkan pada basis internet maka dapat dikumpulkan di satu titik yaitu Internet Data Center.

Pada pelaksanaanya di lapangan ternyata didapati berbagai kelemahan SIMDUK sebagai sebuah sistem untuk mengelola data kependudukan.Dimana masih banyak terdapat pemalsuan identitas karena disebabkan kurang detailnya data-data mengenai

(13)

penduduk.Seperti yang terdapat di ibukota Jakarta, ditemukannya berbagai identitas ganda dengan nomor identitas yang berbeda pula.

Bedasarkan berbagai evaluasi terhadap kebijakan SIMDUK ini pemerintah merasa perlu menggantinya dengan sebuah kebijakan yang baru.Kebijakan baru itu tentunya juga lebih menjawab segala kebutuhan yang diperlukan untuk melengkapi data kependudukan.Berkenaan dengan hal tersebut untuk mempermudah penyelenggaraan administrasi kependudukan dengan adanya sistem pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil yang terintegrasi dapat merealisasikan Data Base penduduk. Dengan demikian pelayanan yang dihasilkan tidak hanya sebatas dapat merealisasikan pengumpulan data base penduduk, tetapi sekaligus memberi Nomor Induk bagi setiap penduduk, sehingga dapat mengeliminasi terjadinya kepemilikan identitas ganda. Untuk mempermudah penyelenggaraan administrasi kependudukan dalam melakukan pengumpulan, pengolahan data penduduk yang berbasis teknologi informasi, Pemerintah Pusat dalam hal ini telah menyiapkan suatu sistem yang diberi nama “Sistem Informasi Administrasi Kependudukan”

atau disingkat SIAK.

Secara hukum sistem ini sudah dikukuhkan dengan keputusan presiden Nomor 88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan. SIAK merupakan suatu sistem informasi berbasis web yang disusun bedasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi dibidang kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi dan juga membantu bagi petugas dijajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan didalam menyelenggarakan layanan kependudukan.

SIAK bisa menjadi solusi dari masalah kependudukan yang ada.Dengan adanya pengeolaan data secara online maka kelemahan-kelemahan pengolahan data secara konvensional dapat ditekan. SIAK sendiri memberikan banyak manfaat antara lain, hasil

(14)

perhitungan dan pengelolaan data statistik tersebut dapat digunakan sebagai bahan perumusan dan penyempurnaan kebijakan, strategi dan program bagi penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan di bidang kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk, serta kepentingan pembangunan lainnya.

Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari sistem administrasi negara, yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan pembangunan. hak asasi setiap orang dibidang pelayanan administrasi kependudukan, pemenuhan data statistik kependudukan secara nasional, regional, dan lokal serta dukungan terhadap pembangunan sistem administrasi kependudukan guna meningkatkan pemberian pelayanan publik tanpa diskriminasi.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 Pasal 13 tentang Nomor Induk Kependudukan maka pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan baru yang tertuang dalam PP Nomor 102 Tahun 2012 yang memuat tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Subulussalam merupakan salah satu daerah yang telah menerapkan sistem ini.

Salah satu latar belakang dibuatnya sistem ini tentunya untuk mampu melakukan pemetaan yang tepat tentang komposisi penduduk Kota Subulussalam, kepadatan penduduk, masalah kemiskinan yang dihadapi penduduk di pelosok, serta melihat kemajuan apa yang telah mampu dicapai oleh pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan dan kesehatan Kota Subulussalam. Tentunya tujuan ini perlu koordinasi dengan dinas lain yang bersangkutan.

SIAK diharapkan mampu memberikan Nomor Induk Penduduk yang telah terdaftar di Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memudahkan pemerintah pusat dan daerah guna melihat permasalahan penduduk yang ada serta menjaga agar proyek pembangunan di daerah memang telah tepat sasaran. Namun hingga saat ini masih ada masyarakat Kota Subulussalam yang belum memiliki nomor induk penduduk tersebut, sehingga masih banyak masyarakat yang belum masuk hitungan ataupun perkiraan dapat dibantu oleh

(15)

pemerintah.Selain itu masyarakat yang terdapat di wilayah Kota Subulussalam ada juga yang belum terjangkau pelayanan publik yang disediakan pemerintah daerah seperti kesehatan dan pendidikan sehingga belum tercapai standar pelayanan minimal yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang implementasi program SIAK secara langsung di lapangan yang meliputi tahapan-tahapannya, manfaat, permasalahan dan hasil yang diperoleh oleh masyarakat. Oleh karena itu penulis mengangkatnya ke dalam sebuah penelitian yang berjudul “Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam”

1.2 Perumusan Masalah

Bedasrakan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan

masalah dari penelitian ini adalah: “Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam ?"

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yakni untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam) dan

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami dalam Implementasi Sistem informasi Administrasi kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Catatan sipil kota Subulussalam.

(16)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat tersebut adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai pelatihan intelektual, mengembangkan wawasan berfikir yang dilandasi konsep ilmiah khususnya mengenai implementasi sistem;

2. Secara teoritis, akan diproleh informasi empirik bedasarkan pijakan teori yang mendukung terhadap Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK);

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai kontribusi terhadap pemecahan permasalahan yang terkait dengan operasional Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK);

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk melakukan kegiatan penelitian yang relevan dengan pijakan teori yang telah dibuktikan secara ilmiah melalui prosedur penelitian ini.

1.5 Kerangka Teori.

Teori merupakan seperangkat preposisi yang menggambarkan suatu gejala yang terjadi seperti ini.Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berfikir yaitu kerangka teori.Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih.Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.

1.5.1 Kebijakan Publik

(17)

Menurut Chandler dan Plano dalam Tangkilisan (2003) berpendapat bahwa kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumber daya-sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah.Dalam kenyataannya kebijakan tersebut telah banyak membantu para pelaksana pada tingkat birokrasi pemerintah maupun para politisi untuk memecahkan masalah-masalah publik.Selanjutnya dikatakan bahwa Kebijakan Publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas.

Menurut H. Hugh Henglo dalam Abidin (2004:21) kebijakan adalah suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai suatu tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan Anderson dalam Abidin (2004:21) mendefenisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.

Sedangkan menurut Woll dalam Tangkilisan (2003:2) kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah dimasyarakat, baik secara langsung maupun melalui lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh sebagai implikasi dari tindakan pemerintah yaitu:

1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi, pegawai pemerintah atau yang lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan publik untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat.

2. Adanya output kebijakan, dimana kebijakan yang diterapkan pada level ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat.

(18)

3. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Konsep kebijakan publik ternyata juga dimaknai dan dirumuskan secara beragam.Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar definisi yang dikemukakan dipengaruhi oleh maslah-masalah tertentu yang ingin dilihat.Pandangan pertama, ialah pendapat para ahli yang mengidentikkan kebijaka publik dengan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah.Beranggapan bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh pemerintah pada dasarnya disebut sebagai kebijakan publik.

R.S parker dalam Wahab (2008:1), menyatakan bahwa kebijakan publik adalah suatu tujuan tertentu atau, serangkaian asas tertentu, atau tindakan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada suatu waktu tertentu dalam kaitannya dengan suatu subjek atau sebagai respon terhadap keadaan yang kritis.Sedangkan Thomas R. Dye merumuskan kebijakan publik sebagai semua pilihan atau tindakan yang dilakukan pemerintah.Dalam hal ini Dye beranggapan bahwa kebijakan publik itu menyangkut pilihan-pilihan apapun yang dilakukan oleh pemerintah, baik untuk melakukan sesuatu ataupun untuk tidak berbuat sesuatu.

Pandangan yang kedua, ialah pendapat para ahli yang memusatkkan perhatian pada implementasi kebijakan (policy implementation).Mereka melihat kebijakan publik sebagai keputusan-keputusan yang mempunyai tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran tertentu dan mempunyai dampak dan akibat-akibat yang diramalkan (predictable), atau dapat diantisipasikan sebelumnya. Seperti apa yang dikemukakan Nakamura dan Smal Wood dalam Wahab, bahwa kebijakan publik adalah serentetan instruksi/perintah dari para pembuat kebijakan yang ditujukan kepada para pelaksana kebijakan yang menjelaskan tujuan-tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Namun pada hakekatnya, bahwa pendefenisian kebijakan tetap harus mempunyai pengertian mengenai apa yang sebenarnya dilakukan daripada apa yang diusulkan dalam

(19)

tindakan mengenai suatu persoaalan tertentu. Hal ini dilakukan karena kebijakan merupakan suatu proses yang mencakup pula tahap implementasidan evaluasi sehingga definisi kebijakan yang hanya menekankan pada apa yang diusulkan menjadi kurang memadai.

Seperti yang dikemukakan oleh James Anderson dalam Tangkilisan (2003:2) bahwa kebijakan publik merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatau masalah atau persoalan. Konsep kebijakan publik ini kemudian mempunyai beberapa implikasi yakni;

1. Kebijakan publik selalu memiliki tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.

2. Kebijakan publik itu berisi tindakan-tindakan pemerintah.

3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan.

4. Kebijakan pemerintah tersebut didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.

Dalam memecahkan sebuah permasalahan yang dihadapi kebijakan publik, Dunn dalam Tangkilisan (2003:6) mengemukakan bahwa ada beberapa tahap analisis yang harus dilakukan, yaitu;

1. Agenda kebijakan(agenda settings)

Tahap penetapan agenda kebijakan ini adalah penentuan masalah publik yang akan dipecahkan, dengan memberikan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah. Dalam hal ini isu kebijakan dapat berkembang menjadi agenda kebijakan apabila memenuhi syarat, seperti; memiliki efek yang besar terhadap kepentingan masyarakat, dan tersedianya teknologi dan dana untuk meyelesaikan masalah publik tersebut.

(20)

2. Formulasi kebijakan(policy formulation)

Formulasi kebijakan bearti pengembangan sebuah mekanisme untuk menyelesaikan masalah publik.Dalama menentukan kebijakan pada tahap ini dapat menggunakan analisis biaya manfaat dan analisis keputusan, dimana keputusan yang harus diambil pada posisi menentu dengan informasi yang serba terbatas. Pada tahap ini diidentifikasikemungkinan kebijakan yang dapat digunakan melalui prosedur forecasting untuk memmecahkan masalah yang didialamnya terkandung konsekuensi dari setiap pilihan kebijakan yang akan dipilih.

3. Adopsi kebijakan(policy adoption)

Merupakan Tahap untuk menetukan pilihan kebijakan yang akan dilakukan. Terdapat didalamnya beberapa hal yaitu identifikasi alternatif kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk merealisasikan masa depan yang diinginkan juga mengidentifikasi alternatif-alternatif dengan menggunakan kriteria-kriteria yang relevan agar efek positif alternatif kebijakan lebih besar dari pada efek negative yang akan terjadi.

4. Implementasi kebijakan(policy implementation)

Pada tahap ini suatau kebijakan yang telah dilaksanakan oleh unit-unit eksekutor (birokrasi pemerintah) tertentu dengan memobilisasikan sumber dana dan sumber daya lainnya (teknologi dan manajemen). Impelementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efesien sumber daya, unit-unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan progam.

5. Evaluasi kebijakan(policy assesment)

(21)

Tahap akhir dari proses pembuatan kebijakan adalah penelitian terhadap kebijakan yang telah diambil dan dilakukan. dalam penelitian ini semua proses implementasi dinilai apakah sudah sesuai dengan apa yang telah ditentukan atau direncanakan dalam program kebijakan tersebut sesuai dengan ukuran-ukuran (kriteria-kriteria) yang telah ditentukan.

Evaluasi kebijakan dapat dilakukan oleh lembaga independen maupun pihak birokrasi pemerintah sendiri (sebagai eksekutif) untuk mengetahui apakah program yang dibuat oleh pemerintah telah mencapai tujuannya atau tidak. Apabila ternyata tujuan program tidak tercapai atau memiliki kelemahan, maka perlu diketahui apa penyebabnya sehingga kesalahan yang sama tidak terulang di masa yang akan datang.

1.5.2 Implementasi Kebijakan

1.5.2.1 Pengertian Implementasi

Kamus webster dalam wahab (1997:64), pengertian implementasi dirumuskan secara pendek bahwa “to implement” (mengimplementasikan) bearti “to provide means for carrying out; to give practical effect to” (menyajikan sarana untuk melaksanakan sesuatu;

menimbulkan dampak/ berakibat sesuatu).

Implementasi kebijakan merupakan rangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan dirumuskan. Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan sia-sia belaka. Oleh karena itu implementasi kebijakan mempunyai kedudukan yang penting di dialam kebijakan publik.Bahkan Udoji dalam Wahab (1997:65) menyatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mumgkin jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.

Menurut Nakamura dan Smallwood dalam Tangkilisan (2003:17), hal-hal yang berhubungan dengan implementasi kebijakan adalah keberhasilan dalam mengevaluasi

(22)

masalah dan kemudian menerjemahkannya ke dalama keputusan yang bersifat khusus.

Sedangkan Pressman dan Wildavsky (1984) menyatakan implementasi adalah sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kasual antara yang diinginkan demgan cara untuk mencapainya.

Jones dalam Tangkilisan (2003:18), implementasi merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program ke dalam suatu tujuan kebijakan yang diinginkan. Tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi, yaitu

1. Penafsiran, yaitu merupakan kegiatan yang menerjemahkan makna program ke dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan,

2. Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program ke dalam tujuan kebijakan,

3. Penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah, dan lain-lainnya.

Proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan administratif yang bertanggung jawab untukelaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tujuan kebijakan, baik yang negatif maupun yang positf (Tangkilisan, 2003:19)

Kemudian dalam rangka untuk mengimplementasiakan kebijakan publik ini dikenal dengan beberapa model, antara lain:

(23)

a. Model Gogin

Untuk mengimplementasikan kebijakan dengan model Gogin, maka perlu diidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi tujuan-tujuan formal pada keseluruhan implememtasi yakni:

1) bentuk dan isi kebijakan, termasuk di dalamnya kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi.

2) kemampuan organisasi dengan segala sumber daya berupa dana maupun intensif lainnya yang akan mendukung implementasi secaya efektif

3) pengaruh lingkungan dari masyarakat dapat berupa karateristik, motivasi, kecendrungan hubungan antat warga masyarakat, termasuk pola komunikasinya.

b. Model Grindle

Grindle meciptakan model implementasi sebagai kaitan antara tujuan dan hasil-hasilnya, selanjutnya pada model ini hasil kebijakan yang dicapai akan dipengaruhi oleh isi kebijakan yang terdiri dari:

1) Kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi 2) Jenis atau tipe manfaat yang dihasilkan 3) Derajat perubahan yang diharapkan 4) Letak pengambilan keputusan 5) Pelaksanaan program

6) Sumber daya yang dilibatkan.

Pengaruh selanjutnya adalah lingkungan yang terdiri dari: kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat, karakteristik lembaga penguasa, dan kepatuhan serta daya tanggap.

(24)

c. Model Meter dan Horn

Model implementasi kebijakan oleh Meter dan Horn dipengaruhi oleh enam faktor yaitu:

1) Standar kebijakan dan sasaran yang menjelaskan rincian tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh

2) Sumber daya kebijakan berupa dana pendukung implementasi

3) komunikasi inter organisasi dan kegiatan pengukuran digunakan oleh pelaksana untuk memakai tujuan yang hendak dicapai

4) Karakteristik pelaksana, artinya karakteristik organisasi merupakan faktor krusial yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu program

5) Kondisi sosial ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi hasil kebijakan 6) Sikap pelaksanaan dalam memahami kebijakan yang akan ditetapkan.

d. Model Deskriptif

Wiliam N. Dunn dalam Tangkilisan (2008:18) mengemukakan bahwa model kebijakan dapat diperbandingakan dan dipertimbangkan menurut sejumlah banyak asumsi, yang paling penting diantaranya adalah:

1) perbedaan menurut tujuan 2) bentuk penyajian

dan fungsi metodologis model. Dua bentuk pokok dari model kebijakan adalah:

(1) model deskriptif

(2) model normatif.

Tujuan model deskriptif adalah menjelaskan dan atau meramalkam sebab dan akibat pilihan-pilihan kebijakan.Model kebijakan ini digunakan untuk memonitor hasil tindakan

(25)

kebijakan misalnya penyampaian laporan tahunan tentang keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan di lapangan.

1.5.2.2 Kinerja Implementasi

Sedangkan menurut Van Meter dan Van Horn dalam Subarsono (2005:99) menyatakan bahwa ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi yakni :

1. Standar dan Sasaran Kebijakan

Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direaslisasikan apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akanterjadi multi interrprestasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen implementasi.

2. Sumber Daya

Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia

3. Komunikasi dan Penguatan Aktivitas

Dalam implementasi program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain.

Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

4. Karakteristik Agen Pelaksana

Agar pelaksana mencakup sturuktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam borokrasi, yang semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu program.

5. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik

(26)

Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan dapat memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan.Karateristik para partisipan yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan.

6. Disposisi Implementor

Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yakni (a) respon implementor terhadap kebijakan, yang akan dipengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, (b) kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan (c) itensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.

1.5.3 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

1.5.3.1 Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Definisi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan , yaitu suatu sistem berbasis web yang disususn bedasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi dibidang kependudukan dan juga membantu bagi oetugas dijajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan dalam menyelenggarakan layanan kependudukan.

Dalam implementasinya, SIAK menerapkan Nomer Induk Kependudukan (NIK) yang merupakan nomer indentitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk indonesia. Yang berlaku selamanya. Dalam SIAK, database antara kecamatan, kabupaten-kota, provinsi dan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) akan terhubung dan terintegrasi. Seseorangtidak bisa memiliki identitas ganda

(27)

denga adanya Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Sebab, nomer bersifat unik dan akan keluar secara otomatis ketika instansi pelaksana memasukkannya ke database kependudukan.

Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), yaitu :

1) Database kependudukan terpusat melalui perlakuan Nomer Induk Kependudukan (NIK) nasional dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan.

2) Databasekependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain (statistika, pajak, imigrasi, dan lain-lain).

3) Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftarab Penduduk, Catatan Sipil, dan lain-lain)

4) Standarisasi Nasional; melindungi hak-hak individu penduduk, melalui pelayanan penertiban dokumen kependudukan (KK, KTP dan Akta-Akta Catatan Sipil) dengan mencantumkan NIK Nasional.

1.5.2.3 Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan mempunyai peranan antara lain

1) Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

2) Penertiban NIK Nasional.

3) Memfasilitasi validasi dan verifikadi individu pendudukan untuk pelayanan publik lainnya.

4) Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait dalam rangka oerencanaan pembangunan dan pelaksanaan program pemerintah.

1.5.3.3 Manfaat Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Sistem informasi Administrasu Kependudukan memiliki beberapa manfaat, antara lain :

(28)

1) Tercapainya tertib administrasi kependudukan, kareba dengan adanya NIK maka permasalahan seperti KTP ganda tidak akan terjadi.

2) Tercapainya efesiensi dan efektifitas dalam pelayanan publik (short time response), sehingga masyarakat tidak perlu repot harus bolak-balik mengurus lepentingan mereka.

3) Terhubungnya landasan bagi pengembangan sistem di masa yang akan datang menuju integrasi secara menyeluruh yang diharapkan dapat diterapkan secepatnya di semua provinsi di Indonesia.

4) Tercapainya Good Coorporate Governance dalam pubil services di Dinas Kependudukan, dimana biasanya masyarakat selalu beranggapan membuat KTP/KK itu susah karena harus bolak-balik dan ada biaya yang mahal.

5) Untuk menyediakan data individu penduduk (mikro) dan data agregat (makro) penduduk. Penyediaan data tersebut melalui pengembangan SIAK dengan membangun Bank Data Kependudukan Nasional yang dapat menyajikan berbagai profil kependudukan untuk kepentingan individu, masyarakat, pemerintah, dan kepentingan pembangunan lainnya.

6) Untuk pengeolahan data statistik vital (vital statistic) baik yang berhubungan dengan peristiwa penting (lahir, mati, kawain, cerai dan lain-lain) maupun peristiwa (perubahan alamat, pindag datang dan perpanjangan KTP). Hasil perhitungan dan pengolahan data statistik tersebut sebagai bahan perumusan dan penyempurnaan kebijakan, strategi dan program bagi para penyelenggara dan pelaksana pembangunan dibidang kualitas, kauntitas, dan mobilitas penduduk, serta kepentingan pembangunan lainnya.

1.5.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

(29)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi SIAK terutama dalam hal pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP), yaitu:

1) Faktor Komunikasi

Faktor konunikasi yaitu suatu proses penyimpanan informasi dari pejabat atau instansi tertentu secara hirarkis berkendudukan lebih tinggi, kepada pejabat atau instansi tertentu untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan informasi yang diberikan yang dilihat dari aspek transmisi atau pengiriman berita, aspek kejelasan dan konsitensi.

2) Faktor Sumber daya

Sumber daya yaitu sarana yang digunakan dalam implementasi, hal ink dilhat dari aspek staf/personil, informasi dan fasilitasi.

3) Faktor Sikap

Yaitu sikap dari para pelaksana dalam melayani masyarakat , dilihat dari aspek pembagian tugas dan aspek insentif

4) Faktor Struktur Birokrasi

Yaitu tataan organisasi yang mengatur tentang pedoman kerja dan penjabaran wilayah tanggung jawab bagi pelaksana, dan dilihat dari aspek prosedur standar operasi pembagian wilayah tanggung jawab.

1.6 Definisi Konsep

Menurut Masri Singarimbun (2003 :45) bahwa konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehungga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Untuk memberikan batasan yang jelas dalam penelitian inidengan memasukkan

(30)

sejumlah indikator maupun faktor yang memepengaruhi implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan tersebut, yaitu:

1) Standart dan sasaran kebijakan, yaitu kesesuaian antara tujuan adanya SIAK dengan manfaat yang diproleh.

2) Sumber daya, yaitu berupa dana dan pelaksana yang mendukung implementasi program SIAK.

3) Komunikasi dan penguatan aktivitas yaitu meliputi koordinasi internal (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) dan sosialisasi eksternal antara pelaksana dan masyarakat.

4) Karakteristik agen pelaksana, yaitu meliputi kompentensi dari implementor atau pelaksana.

5) Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik

Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan

6) Disposisi Implementor

(31)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Dengan demikian penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan objek penelitian ini serta menggali informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kependudukan Kota Subulussalam yang beralamat di Jalan Teuku Umar, Lae Oram Subulussalam Utara

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya.Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel (Baging Sutanto, 2005:171). Subjek penelitian yang telah tercermin dalam focus penelitian ditetukan secara tidak sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelian. Informan adalag seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diproleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan tersebut.

(32)

Menurut Bagong Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi beberapa macam yaitu: 1) Informan Kunci (key informan) merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. 2)Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. 3)Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci dan informan utama yaitu sebagai berikut:

1. Informan Kunci (key informan) adalah Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

2. Sedangkan informan utama adalah : 1) Kepala bidang pencatatan sipil

2) Kepala bidang informasi kependudukan

3) Kepala bidang kebijakan dan pendaftaran kependudukan.

3. Yang menjadi informan tambahan adalah masyarakat yang terlibat maupun yang tidak terlibat langsung.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klarifikasi jenis dan sumbernya yaitu:

1. Teknik pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer tersebut dilakukan denga instrument sebagai berikut:

a. Metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian ini

(33)

melakukan wawancara langsung dengan kepala dinas kependududkan dan catatan sipil.

b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.

Observasi dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan selanjutnya mengadakan pencatatan terhadap gejala-gejala yang ditemukan dilapangan serta mencatatnya kedalam pencatatan penelitian (field note).

2. Teknik pengumpulan data skunder

a. Studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui literature yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti serta analisis peraturan daerah

b. Studi dokumentasi yaitu dengan memanfaatkan dokumen tertulis, gambar, maupun foto-foto yang dilakukan penulis untuk mendukung data penelitian ini

2.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknikanalisa kualitatif. Menurut farids (1997:152) bahwa analisa kualitatif adalah analisa terhadap data yang diproleh bedasarkan kemapuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, informasi dan data.Jadi teknik analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara, observasi dan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan dilapangan.Sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan menarik kesimpulan.

(34)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Profil Dinas Kependudukan Kota Subulussalam

Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kota Subulussalam adalah unsur pelaksana pemerintah Kota Subulussalam. Rencana Strategis Dinas Kepedudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam merupakan rangkain kegiatan yang berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas organisasi, efesiensi anggaran, optimalisasi sumber daya manusia dan pemantauan kinerja berorientasikan pelayanan publik untuk mewudkan masyarakat yang sejahtera, relegius dan berbudaya dibidang kependudukan dan catatan sipil. Dalam rencana strategis ini diformulasikan perwujudan pandangan ideal yang akan dicapai di masa yang akan datang.

Untuk itu dibutuhkan dukungan penuh dari seluruh dari seluruh komponen, unsur pimpinan dan staff, denga memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat dalam pelayanan publik dibidang administrasi.

Untuk merealisasikan keinginan, harapan, dan cita-cita luhur dalam pelayanan publik, maka rencana tersebut dituang kedalam visi, misi, tujuan dan pengukuran kinerja yang berkaitan erat dengan tugas pokok dan fungsi organisasi secara jelas dan praktis serta didasarkan pada hasil pengujian faktor internal dan ekternal, sehingga didapatkan rumusan tujuan, alokasi sumber daya, dan pencapain sasaran yang berguna bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Sebagai unsur pelaksana pemerintahan dalam bidang kependudukan, maka cakupan pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam terdiri dari seluruh wilayah kota subulussalam yang memiliki luas areal 1.391 km² dengan 5 kecamatan dan 82 desa. Kelima kecamatan tersebut :

(35)

1. Simpang Kiri 2. Penanggalan 3. Rundeng 4. Sultan Daulat 5. Longkib

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 25 orang pegawai yang terdiri dari 17 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 8 orang tenaga honorer daerah/kontrak.

Adapun bedasarkan jenjang pendidikan dari 17 orang PNS jumlah lulusan Strata II (S-2) sebanyak 1 orang, Strata I (S-1) sebanyak 11 orang, D-III sebanyak 1 orang dan lulusan SLTA sebanyak 4 orang, sedangkan 8 dari anggota honorer daerah/kontrak jumlah S.1 sebanyak 3 orang, SMA sebanyak 4 orang dan SD 1 orang.

3.2 Visi dan Misi

3.2.1 Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil KotaSubulussalam

Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan dan secara potensial terwujud. Visi ditetapkan merupakan gambaran bersama mengenai masa depan dan menjadi komitmen murni dari seluruh masyarakat dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam. Tujuan penetapan visi adalah untuk mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus strategis yang menjadi perekat dan menyatukan gagasan srategi, melalai orientasi terhadap masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi yang mampu menjamin keseimbangan organisasi. Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam diharapkan dapat mendukung Visi Kota Subulussalam

(36)

yaitu : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas dan Islami”. Adapun Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam adalah :“Pelayanan Prima Kepada Masyarakat Kota Subulussalam dalam Pengurusan Dokumen Kependudukan”.

3.2.2 Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Sejalan dengan visi , maka Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Kota Subulussalam adalah:

a. Mewujudkan tertib administrasi Kependudukan;

b. Mewujudkan pelayan dokumen kependudukan yang cepat, transparan, mudah sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku, bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, serta penyalahgunaan kekuasaan;

c. Peningkatan kualitas SDM;

d. Pembangunan infrastruktur Kependudukan dan Pencatatan Sipil, membangkitkan kepedulian terhadap masyarakat.

3.3 Struktur dan Susunan Organisasi Dinas Kependudukan Kota Subulussalam

Setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta mempunyai struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi, maka organisasi akan mempunyai kesatuan tindakan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Tugas dan wewenang dari setiap karyawan akan jelas dan dapat mengerjakan tanggung jawabnya masing-masing demi mencapai tujuan perusahaan

(37)

Sebagaimana diatur dalam keputusan Walikota Subulussalam Nomor 23 tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan Pemerintah Kota Subulussalam. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam merupakan unsur penunjang Pemerintah kota Subulussalam yang dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Seketaris daerah.

Adapun susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Bina Program;

c. Sub bagian Keuangan;

3. Bidang Data dan Informasi terdiri dari:

a. Seksi Teknologi Informasi;

b. Seksi Pengolahan Data;

c. Seksi Pelaporan dan Dokumentasi;

4. Bidang Pendaftaran Penduduk terdiri dari:

a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Identifikasi dan Registrasi;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan;

5. Bidang Pencatatan Sipil terdiri dari:

a. Seksi Kelahiran dan Kematian;

b. Seksi Perkawinan dan Perceraian;

(38)

c. Seksi Pengangkatan, Pengakuan, Pengesahan Anak dan Pencatatan Kewarganegaraan.

3.4 Tugas dan Fungsi

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam Bedasarkan Qanun Nomor 04 Tahun 2009 merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta tugas pembantuan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam Mempunyai Fungsi sebagai berikut:

a. Penyelenggaran urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kependudukan dan pencatatan sipil;

b. Pembinaan dan pelaksanaan urusan dibidang kependudukan dan catatan sipil;

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bedasarkan Peraturan Walikota Subulussalam Nomer 23 Tahun 2010 tentang rincian pokok dan fungsi pemangku jabatan struktural dilingkungan dinas, lembaga teknis daerah dan kecamatan Pemerintah Kota Subulussalam, maka susunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kta Subulussalam terdiri atas :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam dipimpin oleh Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Subulussalam melalui sekretaris daerah dengan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dibidang pendaftaran

(39)

penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan data dan informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan perencanaan, program kerja, evaluasi dan pelaporan, pembinaan dan pengelolaan administrasi umum yang meliputi:

a. Kepegawaian b. Keuangan

c. Perlengkapan dan Kerumahtanggaan d. Kearsipan

e. Dokumentasi

f. Hubungan Masyarakat

g. Organisasi dan Tatakelaksanaan di Lingkup Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota subulussalam.

3. Bidang Data dan Informasi

Bidang Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Data dan Informasi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Data dan Informasi mempunyai tugas dalam melaksanaan:

a. Pengelolaan data

b. Penyajian data dan teknologi c. Peningkatan sumber daya manusia d. Evaluasi dan pelaporan

(40)

4. Bidang Pendaftaran Penduduk

Bidang Pendaftaran Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pendaftaran Penduduk mempunyai tugas melaksanakan:

a. Pendaftaran dan perpindahan penduduk b. Pelayanan penerbitan identitas penduduk c. Pendaftaran penduduk rentan

5. Bidang Pencacatan Sipil

Bidang Pencatatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Pencatatan Sipil yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Pencatatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan:

a. Pencatatan akta dan dokumentasi akta sipil (kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian) Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) b. Penerbitan akta dan dokumentasi akta sipil (kelahiran, kematian, perkawinan, dan

perceraian) Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) c. Pengakuan, Pengangkatan dan Pengesahan anak

d. Pencatatan kewarganegaraan

3.5 Bagan Organisasi

Bagan organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Subulussalam sesuai dengan SK Walikota Subulussalam Nomoe 23 Tahun 2010. (Lihat Lampiran)

(41)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Administrasi Kependudukan diarahkan untuk memnuhi hak asasi setiap orang di bidang kependudukan tanpa diskriminasi melalui pelayanan publik yang profesional.Namun sejauh ini pelayana publik yang diberikan instansi pemerintah atau birokrasi masih belum optimal dan belum memuaskan. Padahal administrasi kependudukan yang dijalankan dengan sistem profesional akan mempermudah berbagai urusan yang diperlukan masyarakatberupa pelayanan publik. Oleh karena itu masalah administrasi kependudukan adalah salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian lebih

Dalam bab ini penulis menyajikan data-data yang diproleh selama penelitian di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota subulussalam, penulis juga menyajikan hasi wawancara dengan informan sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana Impelementasi Sistem Administrasi Kependudukan ( SIAK ) di Disdukcapil kota Subulussalam maka penulis mencoba mencaritahu segala sesuatu informasi yang berhubungan dengan sistem informasi administrasi kependudukan di Disdukcapil Kota Subulussalam.

4.1 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam

PelayananAdministrasiKependudukan

Sebagai penduduk warga Negara Indonesia, masyarakat mempunyai kewajiban untuk memiliki identitas diri dalam pendaftaran pendudukdan peristiwa penting lainnya dalam pencatatan sipil sebagai masyarakat yang tertib akan administrasi kependudukan. Dalam administrasi kependudukan pemerintah bertugas memberikan pelayanan publik untuk melayani masyarakat yang akan melakukan pendftaran penduduk dan pencatatan sipil.

(42)

Melakukan pendaftaran penduduk seperti penertiban kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), serta penerbitan Akta pencatatan sipil seperti akta kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian dan menerbitkan dokumen peristiwa penting lainnya.

Dalam menjalankan tugas tersebut pemerintah perlu mengetahui tentang kondisi nyata masyarakat yang dinamis dengan beberapa permasalahannya. Salah satu permasalaham yang dihadapi masyarakat saai ini adalah masalah kependudukan seperti surat pindah karena seringnya pindah namun tidak melapor ke dinas kependudukan dan catatan sipil setempat karena masyarakat menganggap hanya sementara dan tidak perlu dilakukan perubahan dalam pencatatan.

Untuk menyikapi permasalahan kependudukan tersebut, pemerintah berusaha memperoleh data kependudukan yang akurat dan termutakhir untuk nenanggulangi masalah kependudukan nail ditingkat lokal maupun nasioanal. Data-data tersebut diperlukan untuk membuat program dalam rangka pengendalian jumlah penduduk serta pemerataan dan persebaran penduduk.

Pengelolaan pendaftaran penduduk di Kota Subulussalam merupakan suatu tanggung jawab pemerintah Kota Subulussalam dimana dalam pelaksanaanya diawali dari desa atau kelurahan sebagai ujung tombak pendaftaran penduduk dengan surat pengantar lalu diproses oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Subulussalam dengan membawa berkas- berkas yang diperlukan untuk pengurusan suatu pendaftaran penduduk atau untuk menerbitkan akta sipil atau peristiwa lainnya

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pelayanan administrasi kependudukan maka pemerintah mengeluarkan kebijakan pelayanan administrasi kependudukan dengan menggunkan Sisten Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

Pelayanan administrasi melalui sistem SIAK ini didasari Undang-Undang Nomer 23 Tahun

(43)

2006 khusunya pasal 82 yang menyebutkan tentang Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Menteri.Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan dilakukan melalui pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.Ketentuan lebih lanjut rnengenai Sistem informasi Administrasi Kependudukan diatur dengan Peraturan Pemerintah.Pengkajian dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kotadan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri

Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) bertujuanmewujudkan komitmen nasional dalam rangka menciptakan sistem pengenal tunggal,berupa NIK, bagi seluruh Penduduk Indonesia. Dengan demikian, data Penduduk dapatdiintegrasikan dan direlasionalkan dengan data hasil rekaman pelayanan PendaftaranPenduduk dan Pencatatan Sipil. Sistem ini akan menghasilkan data Penduduk nasionalyang dinamis dan mutakhir.Pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan denganmenggunakan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem jaringan komunikasi data yangefisien dan efektif agar dapat diterapkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Pada Pasal 83 dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 ini menyebutkan bahwa Data Penduduk yang dihasilkan oleh sistem informasi dan tersimpan di dalam databasekependudukan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti dalam menganalisadan merumuskan kebijakan kependudukan, menganalisa dan merumuskan perencanaan pembangunan, pengkajian ilmu pengetahuan. Dengan demikian baik pemerintah maupunnon pemerintah untuk kepentingannya dapat diberikan izin terbatas dalam arti terbataswaktu dan peruntukkannya

(44)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013. Beberapa perubahan Undang-Undang ini memberikan dampak positif bagi masyarakat dan juga terhadap dinas itu sendiri karena pemerintah dituntut untuk lebih aktif memberikan pelayanan kepada masyarakantnya.

Adapun beberapa perubahan yang mendasar pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Masa berlaku KTP Elektronik

Masa berlakunya KTP-el yang semula hanya berlaku 5 (lima) tahun diubah menjadi berlaku seumur hidup sepanjang tidak ada perubahan emelen data dalam KTP

2. Penggunaan Data Kementrian Dalam Negeri

Data Kependudukan Dalam Negeri yang bersumber dari data kependudukan kabupaten/kota merupakan satu-satunya data kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan, mulai daari alokasi dana (termasuk untuk oerhitungan (DAU), pelayanan publik, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan hukum dan pencegahan kriminal

3. Pencetakan Dokument/Personalisasi KTP-el

Pencetakan Dokument/Personalisasi KTP-el yang selama ini dilakukan terpusat di Jakarta akan diserahkan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten/Kota pada Tahun2014

4. Penerbitan Akta Kelahiran yang Pelaporannya Melebihi Batas Waktu 1 (satu) tahun Sebelumnya penerbitan tersebut memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, namun cukup diubah dengan keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota

5. Penerbitan Akta Pencatatan Sipil

(45)

Semula dilaksanakan di tempat terjadinya Peristiwa penting, di ubah menjadi penerbitannya di tempat domisili penduduk

6. Pengakuan dan Pengesahan Anak

Dibatasi hanya untuk anak yang dilahirkan dari perkawinan yang telah sah menurut hukum agama namunbelum sah menurut hukum negara. Pengesahana anak yang selama ini hanya dengan catatan pinggir di bah menjadi akta pengesahan anak.

7. Pengurusan dan Penertiban Dokumen Kependudukan Tidak Dipunggut Biaya (Gratis) Larangan untuk tidak dipungut biaya hanya semula hanya untuk penerbitan KTP-el, namun diubah menjadi untuk semua dokumen kependudukan seperti KK, KTP-el, Akta kelahiran, Kematian, Perkawinan, Perceraian, Pengakuan Anak dan yanglainnya 8. Pencatatan Kematian

Pelaporan Pencatatan Kematian yang semula menjadi kewajiban Penduduk, diubah menjadi kewajiban RT atau nama lain untuk melaporkan setiap kematian warganya kepaada instansi pelaksana. Pelaporan tersebut dilakukan secara berjenjang melalui RW atau Desa/ Kelurahan dan kecamatan. Dengan kebijakan ini diharapkan cakupan pencacatan ekamtian meningkat secara signifikan

9. Stelsel Aktif

Semula Stelsel Aktif diwajibkan kepada penduduk, diubah menjadi Stelsel Aktif diwajibkan kepada pemerintah melalui Petugas

10. Petugas Registrasi

Petugas Registrasi membantu Kepala Desa atau Lurah dan Instansi pelaksan dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil , petugas registrasi diangkat dan diberhentikan oleh bupati/walikota. Petugas regristrasi harus PNS, diubah diutamkan PNS

11. Pengangkatan Jabatan Struktural pada Unit Kerja Administrasi Kependudukan

(46)

Pejabatan Struktural pada Unit Kerja yang menangani administrasi kependudukan diProvinsi diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri atas usulan Gubernur. Pejabatan Struktural pada Unit Kerja yang menangani administrasi kependudukan diKabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Meneteri Dalam Negeri atas usulan Bupati/walikota melalui.

12. Pendanaaan Program dan Kegiatan Adminduk dibebankan pada APBN

Pendanaan untuk penyelenggaraan program dan kegiatan administrasi kependudukan, baik diprovinsi maupun kabupaten/kota dianggarkan dalam APBN dan mulai pada APBN-P pada tahun 2014, dengan demikian berati sebelum tersedia APBN-P tahun 2014, pendanaanya masih tetap menggunakan APBD

13. Penambahan Saksi

Setiap ornag yang memerintahkan/ memfasilitasai/ manipulasi data kependudukan atau elemen data penduduk dipidana dengan pidana penajara paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp. 75.000.000. Setiap pejabat dan petugas pada desa/kelurahan, kecamatan, UPTD, instnasi pelaksana yang memerintahkan atau memfasilitasi pungutan biaya kepda penduduk dalam pengurusan dan penertiban dokumen kependudukan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp. 75.000.000. Setiap orang atau Badan Hukum yang tanpa hak mencetak, menerbitkan atau mendistribusikan dokumen kependudukan dipidana dengan pidana penjara paling lam 10 tahun atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000.

4.2 Bentuk Pelayanan Administrasi Kependudukan Dengan Aplikasi SIAK

Perubahan Undang-Undang nomor 23 Tahun 2006 tentnag Administrasi Kependudukan denga Undang-Undpang Nomer 24 Tahun 2013 yang telah disahkan oleh DRR RI merupakan perubahan yang mendasar di bidang administasi kependudukan. Dalam

(47)

pelaksanaan SIAK adapun pelayanan administrasi kependudukan dalam bentuk dan persyaratan sebagai berikut:

a. Nomor Induk Kependudukan (NIK)

Nomer Induk Kependudukan (NIK) adalah Nomer identitas Penduduk yang bersifat untuk atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.Setiap penduduk wajib memiliki NIK dan NIK tersebut dimiliki oleh seorang penduduk sejak lahir dan berlaku seumur hidup.NIK yang ada pada seorang penduduk dicantumkan dalam KTP dan KK serta dalam pelayanan lainnya. NIK seseorang yang sudah pindah keluar wilayah dan yang sudah meninggal dunia tidak dapat diganti oleh orang lain.

b. Kartu Tanda Penduduk (KTP) a) Penerbitan KTP baru

Dalam pembuatan KTP-el baru memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Surat pengantar dari RT/RW dan Kepala Desa/ Lurah Setempat 2. Sudah berusia 17 tahun

3. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) 4. Menyerahkan KTP lama 5. Fotokopi akta kelahiran

6. Bagi wajib KTP pemula yang belum pernah melakukan perekaman data, pemohon harus datang sendiri (tidak dapat diwakilkan) ketempat perekaman data kependudukan dikecamatan atau di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat untuk melakukan rekam data dan foto.

b) KTP-el Hilang atau Rusak

(48)

Syarat berkas dokumen yang dibutuhkan untuk mengurus KTP-el yang hilang atau rusak sebagai berikut:

1. Surat pengantar dari RT/RW dan Kepala Desa/ Lurah Setempat 2. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

3. Bagi pemohon yang kehilangan KTP, menyerahkan Surat Keterangan Kehilagan KTP dari Kepolisian

4. Bagi pemohon KTP yang rusak, menyerahkan bukti KTP lama yang rusak

5. Melakukan perekaman data, pemohon harus datang sendiri (tidak dapat diwakilkan) ketempat perekaman data kependudukan dikecamatan atau di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat untuk melakukan rekam data dan foto.

c) Data Informasi KTP-el Salah/ Tidak Benar

1. Surat pengantar dari RT/RW dan Kepala Desa/ Lurah Setempat 2. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

3. Pemohon yang mengajukan permohona perubahan biodata, melampirkan fotokopi bukti/surat keterangan perubahan dimaksud

4. Melakukan perekaman data, pemohon harus datang sendiri (tidak dapat diwakilkan) ketempat perekaman data kependudukan dikecamatan atau di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat untuk melakukan rekam data dan foto.

c. Kartu Keluarga (KK)

1. Surat pengantar dari RT/RW dan Kepala Desa/ Lurah Setempat

2. Fotokopi Kartu Keluarga Lama ( Bagi yang memperbaharui kartu keluatga) 3. Surat Nikah/ Akta Perkawinan atau Akta perceraian

4. Akta kelahiran anak baru dan akta Pengankatan Anak ( Bila ada) 5. Surat Bukti Ganti Nama Apabila telah ganti nama

Referensi

Dokumen terkait

Tim BOS Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya harus memastikan bahwa sekolah mencadangkan separuh dari dana BOS triwulan II (20% dari alokasi satu tahun) di

Karakteristik residu yang demikian diduga bernilai positif dalam hubungannya dengan proses hidrogenasi dalam pencairan batubara karena dapat menurunkan konsumsi hydrogen

Pengklasifikasian pada tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui

Sumber Andalan Mandiri PT SAM (Sumber Andalan Mandiri) bergerak di bidang pekerjaan kontraktor. PT SAM mepunyai misi dan visi ingin menjadi perusahaan berskala

Rahardja, 2007; Setiabudy, 2007). Dengan alasan yang telah dijelaskan tersebut, penting dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan MTX terhadap jumlah

Tabel 4.16 Tanggapan responden mengenai Suhu udara di dalam ruangan Warung Nasi Ampera Cabang Padasuka memadai.... 57 Tabel 4.17 Tanggapan responden mengenai Kualitas udara di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM TAHUN 2016..

Saran bagi orangtua buruh pabrik perlunya menggunakan bahasa yang baik dalam menyampaikan suatu tugas atau perintah kepada anak, perlunya kerjasama antara ayah dan ibu dalam