• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Deli

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1. Implementasi Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Deli

Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Rumah sakit dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit wajib melaksanakan program keselamatan pasien dan wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien. Pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat yang harus diterapkan di semua rumah sakit yang akan diakreditasi dengan penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Sasaran dalam standar akreditasi tersebut dibentuk berbasis kepada kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Bila dikaji dari definisi keselamatan pasien rumah sakit di atas yang menyatakan bahwa keselamatan pasien adalah suatu sistem di rumah sakit sehingga merupakan suatu proses atau struktur yang melibatkan gabungan dari beberapa

elemen, unit ataupun instalasi dalam rangka berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi.

Implementasi keselamatan pasien berbasis kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 di Rumah Sakit Umum Deli Medan dalam rangka persiapan menghadapi akreditasi versi 2012 merupakan program yang masih baru mengingat kebijakan dari Direktur baru ditetapkan pada tanggal 10 Juli 2013, oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada gambaran implementasi dan monitoring pada pemenuhan dokumennya serta faktor-faktor yang memengaruhi supaya keselamatan pasien dapat ditingkatkan.

Perencanaan implementasi keselamatan pasien dalam rangka menghadapi akreditasi versi 2012 di Rumah Sakit Umum Deli Medan diawali dengan pelaksanaan sosialisasi Permenkes No. 1691/ Menkes/ PER/ VIII/ 2011 dilakukan pada acara Workshop Akreditasi tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien untuk Direktur dan Ketua Panitia Akreditasi pada tanggal 29 Mei 2013 di Medan, kemudian Ketua Panitia Akreditasi melakukan sosialisasi kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS). Kegiatan berikutnya adalah TKPRS mengadakan rapat internal dalam rangka penyusunan program kerja keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Deli Medan.

Keanggotaan TKPRS di Rumah Sakit Umum Deli Medan terdiri dari tenaga kesehatan berbagai unit, akan tetapi belum melibatkan tenaga non kesehatan. Hal tersebut tidak berjalan sesuai dengan kebijakan yang ada karena Permenkes No.

1691/ Menkes/ PER/ VIII/ 2011 menyatakan bahwa keanggotaan TKPRS terdiri dari manajemen rumah sakit dan unsur dari profesi kesehatan di rumah sakit.

TKPRS berkoordinasi dengan Pokja Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang dibentuk oleh Panitia Akreditasi dalam rangka persiapan menghadapi akreditasi versi 2012 dalam hal sosialisasi Permenkes No. 1691/ Menkes/ PER/ VIII/ 2011 kemudian pemenuhan dokumen berupa Standar Prosedur Operasional (SPO), pedoman, panduan dan petunjuk pelaksanaan yang berkaitan dengan sasaran keselamatan pasien. Kebijakan Pelayanan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Deli Medan kemudian ditetapkan oleh Direktur pada tanggal 10 Juli 2013 dengan penerbitan Surat Keputusan No. 551/ SK/ DIR/ VII/ 2013.

Pemenuhan dokumen Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) mengacu kepada Standar Akreditasi versi 2012. Dokumen–dokumen yang harus dipenuhi antara lain :

7) Sasaran Keselamatan Pasien I : Ketepatan Identifikasi Pasien d) Kebijakan/ Panduan Identifikasi Pasien.

e) SPO Pemasangan Gelang Identifikasi.

f) SPO Identifikasi sebelum memberikan obat, darah/ produk darah, mengambil darah/ specimen lainnya, pemberian pengobatan dan tindakan/ prosedur.

8) Sasaran Keselamatan Pasien II : Peningkatan Komunikasi yang Efektif

c) Kebijakan/ Panduan Komunikasi Pemberian Informasi dan Edukasi yang Efektif.

9) Sasaran Keselamatan Pasien III : Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medications)

e) Kebijakan/ Panduan/ Prosedur mengenai obat-obat yang high alert minimal mencakup identifikasi, lokasi, pelabelan, dan penyimpanan obat high alert.

f) Daftar obat-obatan high alert.

g) Daftar obat LASA (Look Alike Sound Alike)/ NORUM h) Daftar Elektolit Konsentrat

10)Sasaran Keselamatan Pasien IV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat- pasien operasi

d) Kebijakan/ Panduan/ SPO Pelayanan Bedah untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/ dental.

e) SPO Penandaan Lokasi Operasi.

f) Dokumen Implementasi : Surgery Safety Check List dilaksanakan dan dicatat di rekam medis pasien operasi.

11)Sasaran Keselamatan Pasien V : Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan

e) Kebijakan/ Panduan Hand Hygiene. f) SPO Cuci Tangan.

g) SPO 5 (lima) Momen Cuci Tangan. h) Dokumen Implementasi :

• Indikator Infeksi yang terkait Pelayanan Kesehatan. • Bukti Sosialisasi Kebijakan dan Prosedur Cuci Tangan. 12)Sasaran Keselamatan Pasien VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

e) Kebijakan/ Panduan/ SPO asesmen dan asesmen ulang risiko pasien jatuh. f) Kebijakan langkah-langkah pencegahan risiko pasien jatuh

g) SPO Pemasangan Gelang Risiko Jatuh

h) Form monitoring dan evaluasi hasil pengurangan cedera akibat jatuh. TKPRS juga berkoordinasi dengan Bagian Diklat Rumah Sakit untuk pelaksanaan diklat keselamatan pasien. Kebijakan, panduan, pedoman tentang keselamatan pasien yang sudah terbentuk masuk dalam agenda jadwal diklat rutin untuk disosialisasikan kepada tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Deli Medan. Dalam rangka peningkatan pemahaman yang lebih mendalam tentang keselamatan pasien, diklat dilakukan secara bertahap yaitu 1 (satu) bulan membahas 2 (dua) topik sasaran keselamatan pasien. Diklat yang sudah dilaksanakan kemudian dievaluasi berupa ujian tertulis dari TKPRS. Hanya sosialisasi kepada seluruh dokter terutama dokter yang bekerja di Kamar Operasi belum dilakukan.

Untuk Unit Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan Rumah Sakit (PSP2RS), Unit Satuan Pengaman (Satpam), Unit Sanitasi, Unit Linen dan Laundry, Unit Gizi hanya dilakukan pelatihan cuci tangan menurut WHO oleh TKPRS dalam rangka mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Deli Medan.

Dengan adanya diklat tersebut, pengertian keselamatan pasien pada umumnya sudah diketahui oleh seluruh unit, akan tetapi pemahaman yang lebih mendalam perlu ditingkatkan.

Kegiatan lain TKPRS untuk implementasi keselamatan pasien adalah berkoordinasi dengan Instalasi Rekam Medis dalam melakukan revisi berkas rekam medis. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka mencegah cedera yang dapat terjadi akibat mengambil tindakan ataupun tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pencegahan berupa penambahan format rekam medis, sebagai contoh pengadaan format pengkajian pasien jatuh untuk dewasa skala Morse supaya tenaga kesehatan dapat melakukan pengkajian risiko jatuh sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien pulang. Apabila setelah dikaji pasien tersebut mempunyai risiko tinggi untuk jatuh maka tenaga kesehatan akan melakukan berbagai upaya agar pasien terhindar dari insiden tersebut seperti memasang palang tempat tidur, mengunci roda tempat tidur, memasang tanda merah yang menandakan pasien tersebut perlu perhatian sebagai pasien risiko tinggi jatuh.

Dari segi penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana terlihat dari adanya gelang identitas pasien, pemasangan palang dan rem tempat tidur di semua ruang perawatan, pemasangan lantai anti selip, pegangan pasien di kamar mandi dan lain sebagainya. Akan tetapi fasilitas yang ada saat ini dinilai belum memadai karena masih banyak yang kurang untuk mendukung implementasi keselamatan pasien.

TKPRS menyelenggarakan rapat internal untuk membahas insiden yang terjadi, analisa dan mengembangkan solusi untuk pembelajaran agar insiden tersebut

tidak terulang kembali. Namun, rapat yang dilaksanakan TKPRS belum terjadwal dengan baik dan hanya bersifat insidentil sehingga masih banyak anggota yang tidak hadir dalam rapat. Komunikasi dan koordinasi TKPRS dengan semua unit masih minim dapat terlihat dari laporan insiden yang masih sedikit. Selain itu, dari TKPRS sendiri kurang memberikan feedback dari insiden yang dilaporkan untuk analisa mencari solusi pemecahan masalah dari insiden yang terjadi dan pembelajaran untuk pencegahan insiden yang sama terulang kembali. TKPRS juga belum menjalankan peran pemantauan (monitoring) dan evaluasi di semua unit secara optimal atas kendala ataupun masalah yang ada dalam pelaksanaan keselamatan pasien.

5.2. Monitoring Implementasi Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Deli

Dokumen terkait