HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli
Berdasarkan hasil penelitian, SDN 1 Sekarsuli sudah berupaya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dari sila I sampai sila ke V. Sekolah mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Implementasi nilai-nilai Pancasila juga dicerminkan dari hubungan keseharian antar anggota sekolah, baik antara guru dengan guru, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa lainnya. Mengimplementasikan nilai-nilai
83
Pancasila di sekolah sepertinya tidak sulit dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini sependapat dengan Kaelan (2010: 259) yang menyatakan pengamalan Pancasila secara subjektif adalah pengamalan Pancasila dalam pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat. Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli setiap harinya juga mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Guru memasukkannya dalam metode mengajar, materi ajar, dan memanfaatkan lingkungan sekolah. Guru membiasakan siswa untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan terus melakukan pembinaan di sekolah.
a. Pengamalan Nilai-nilai Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa) di SDN 1 Sekarsuli
Sila I yaitu “ Ketuhanan Yang Maha Esa” . Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia tidak pernah putus-putusnya percaya kepada Tuhan. Sila pertama ini mengandung nilai-nilai yang menjiwai keempat sila lainnya. Negara didirikan sebagai penjawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kegiatan bernegara berdasarkan Pancasila, maka negara menjamin hak-hak warga negara untuk dapat menjalankan keyakinan yang dianutnya.
Bedasarkan hasil Penelitian, kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli yang mengimplementasikan nilai-niali Pancasila sila I ini yaitu dengan membiasakan budaya mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan setelah pembelajaran. Kegiatan ini selalu dilakukan setiap hari. Pembelajaran dimulai dengan dilaksanakan kegiatan membaca surat pendek bagi yang muslim dan berdoa untuk yang non Islam. Dalam kegiatan ini juga terlihat toleransi antar
84
siswa yang Islam dan non Islam, dengan terbukti siswa tidak saling menggangu dalam kegiatan beribadah. Selain itu, di sekolah juga diadakan kegiatan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah di masjid sekolah. Siswa sudah terbiasa setiap hari mengikuti kegiatan ini sehingga tidak perlu diminta guru, setiap jam sholat mereka langsung menuju masjid. Pada kegiatan sholat juga dilaksanakan kegiatan dzikir dan membaca doa bersama-sama yang dipimpin dan diawasi oleh guru. Siswa non muslim yang tidak melaksanakan sholat juga terlihat sangat menghormati dan tidak menggangu siswa yang sedang sholat. Sealin kegiatan tersebut, di SDN 1 Sekarsuli juga diadakan kegiatan TPA yang melatih siswa untuk belajar membaca Al-quran sebagai kitab suci umat muslim. Kegiatan implementasi nilai-nilai Pancasila sila pertama di SDN 1 Sekarsuli sudah mencerminkan beberapa nilai-nilai Pancasila sila pertama.
Hasil penelitian sesuai dengan arti dan makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa diantaranya Pengakuan adanya kausa prima yaitu Tuhan Yang Maha Esa, menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya (Rukiyati dkk, 2010: 58). Hal ini juga sejalan dengan kaedah implementasi nilai-nilai Pancasila sila pertama menurut Ketut Rindjin yaitu sembahyang, berdoa, membaca buku suci, berguru pada tokoh agama, serta mempunyai toleransi agama/ kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ketut Ridjin, 2012: 192).
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai sila pertama Pancasila di SDN 1 Sekarsuli dilakukan dengan membiasakan anak berdoa, mengucapkan salam, beribadah menurut
85
kepercayaan masing-masing siswa, membaca kitab suci, serta mengembangkan rasa toleransi antar umat beragama dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru melakukan pengawasan pada setiap kegiatan pembelajaran siswa. Pada saat kegiatan sholat berjamaah, guru selalu mengingatkan siswa untuk tertib mengikuti kegiatan, membimbing siswa secara langsung dalam membaca kitab suci, serta memeberikan contoh perilaku yang baik sesuai nilai-nilai sila pertama dengan ikut langsung dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa.
b. Pengamalan Nilai-nilai Sila 2 (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) di SDN 1 Sekarsuli
Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli menunjukkan adanya implementasi nilai-nilai sila kedua. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa implementasi nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dengan membiasakan siswa untuk mengembangkan budaya senyum, salam, sapa, dan menghormati kepada yang lebih tua. Kegiatan senyum salam sapa dibiasakan dalam kegiatan sehari-hari siswa di sekolah. Budaya untuk menghormati orang yang lebih tua dan menghormati hak-hak orang lain juga dibiasakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Menghormati hak orang lain dilakukan dengan membiasakan mengantri dan menghargai pendapat oranglain.
Guru juga membiasakan siswa untuk bersikap sopan dan menegur siswa yang tidak sopan. Guru membiasakan siswa untuk sopan dalam berbagai hal seperti dalam kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam kegiatan pembelajaran ada beberapa siswa yang kurang sopan seperti berkata kasar dan bercanda saat kegiatan sholat, guru langsung menegur dan mengingatkan siswa.
86
Guru juga memberikan kesempatan yang sama kepada siswa tanpa memandang latar belakang siswa, jenis kelamin, dan lain sebagainya dalam kegiatan pembelajaran atau melaksankan suatu tugas. Hal itu terlihat ketika guru memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam berpendapat, memimpin siswa lain secara bergiliran, dan pembagian tugas piket secara adil. Siswa juga terlihat sudah ada kepedulain dengan sesama dengan mau mengajari teman yang tidak bisa, membagi makanan, maupun membantu dalam orang yang sedang butuh bantuan. Sekolah juga membiasakan anak untuk menjenguk temannya yang sedang sakit, hal ini akan dapat menumbuhkan rasa saling menyayangi antar sesama manusia. Siswa biasanya diajak kerumah untuk menjenguk, namun jika rumahnya jauh hanya perwakilan beberapa siswa saja yang menjenguk.
Darmdiharjo (1996) dalam Kaelan (2010: 81) bahwa konsekuensi nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menghargai kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, agama, ras keturunan, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, saling meghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai sila kedua dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli dilakukan dengan membudayakan senyum, salam, sapa dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga membiasakan siswa untuk menghargai hak orang lain, peduli terhadap sesama, serta berlaku adil. Kegiatan pembelajaran ini sesuai
87
dengan hakikat sila kedua yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengembangkan rasa saling mencintai, dan rasa saling menghormati.
c. Pengamalan Nilai-nilai Sila 3 (Persatuan Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli Implementasi nilai-nilai Pancasila sila Persatuan Indonesia di SDN 1 Sekarsuli dilaksanakan dengan berbagai cara. Menanamkan rasa cinta bangsa dan tanah air, guru memulainya dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar yaitu dengan mengadakan piket, merawat tanaman di sekolah, menjaga kebersihan lingkungan, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kegiatan piket diadakan di semua kelas dengan pembagian setiap siswa mendapat bagian yang sama setiap minggunya dan untuk pembagian kelompok setiap guru mempunyai pertimbangan tersendiri sesuai keadaan siswa. Kegiatan merawat tanaman dilaksanakan setiap hari senin setelah upacara, dan dilakukan oleh siswa dan guru. Pada pagi hari, saat akan memulai pembelajaran materi, siswa juga menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama dengan dipimpin oleh salah seorang siswa yang maju kedepan. Siswa yang memimpin setiap harinya berganti sesuai gilirannya. Secara tidak langsung sekolah juga mengajarkan rasa cinta tanah air dan bangga sebagai bangsa Indonesia dengan dipasang foto Presiden, Wakil Presiden, serta Burung Garuda di setiap kelas. Selain itu, di dalam kelas juga dipajang berbagai karya siswa seperti hasil batik ikat celup, hasil mewarnai dan lain sebaginya yang dapat menumbuhkan rasa bangga siswa terhadap karyanya
Nilai yang terkandung dalam sila ketiga yang lain yaitu nilai persatuan, sekolah juga mengadakan kegiatan sholat bersama yang dapat menjadikan antar siswa lebih akrab dan dapat membaur. Kegiatan sholat bersama ini dilakukan
88
setiap hari di masjid sekolah, yaitu sholat dhuha berjamaah dan sholat dhuhur berjamaah. Dalam kegiatan sholat ini semua siswa dari berbagai kelas dijadikan satu dan tidak dipisah berdasarkan kelas, jadi siswa dapat berbaur dengan siswa lain dan merasa menjadi satu kesatuan sebagai siswa. Hal lain yang dilakukan untuk menanamkan nilai persatuan yaitu dengan membiasakan gotong royong dalam berbagai hal seperti dalam kegiatan piket dan merawat tanaman yang ada di sekolah. Guru membiasakan untuk tertib dalam melaksanakan setiap kegitan sekolah tersebut.
Guru juga mengajarkan nilai-nilai sila ketiga ini pada saat ada materi pembelajaran yang sesuai contohnya saat ada materi Upacara Bendera di kelas 2, guru mengajarkan bagaimana cara hormat yang benar, bagaimana sikap yang baik saat upacara, mengenalkan lebih lanjut tentang lagu Indonesia Raya dan maksud dari mengheningkan cipta. Contoh lain terlihat ketika kegiatan olahraga, guru juga mengenalkan permainan tradisional gobak sodor. Dalam permainan ini juga dituntut kerjasama antar siswa dalam tim dan sekaligus dapat mengenalkan permainan tradisional pada anak. Pada halaman sekolah juga sudah disediakan area bermain gobak sodor dan engklek. Berdasarkan wawancara dengan siswa juga menunjukkan data bahwa siswa juga hafal beberapa lagu wajib nasional serta menyukai permainan tradisonal Indonesia. Siswa juga diajarkan dengan budaya yang ada di Indonesia seperti tari-tari dan juga batik. Kegiatan tari dilaksanakan setiap hari sabtu sedangkan batik setiap kelas ada jadwalnya masing-masing. Pada saat penelitian ini kegiatan membatik baru sampai belajar membauat pola di kertas.
89
Hasil penelitian sesuai dengan nilai-nilai sila ketiga menurut Rukiyati dkk (2013: 61) menyatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia adalah nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan atau kekuasaan keturunan dan perbedaan warna kulit serta menumbuhkan rasa senasib dan seperjuangan.
Inti dari nilai-nilai sila ketiga yaitu persatuan dan nasionalisme. Guru mengimplementasikan nilai-nilai sila ketiga ini dengan berbagai kegiatan yaitu pengenalan lagu wajib nasional, permainan tradisional, mencintai lingkungan sekitar, dan membiasakan siswa untuk bergotong royong. Dengan berbagai kegiatan diatas dan dengan bimbingan guru diharapkan nilai-nilai sila ketiga ini dapat dipahami serta tertanam dalam diri siswa. Siswa juga diharapkan dapat mengamalkannya dalam kegiatan sehari-hari. Dengan pengamalan nilai-nilai sila ketiga ini siswa akan mempunyai rasa nasionalisme, persatuan, cinta bangsa dan tanah air serta bangga sebagai bangsa Indonesia.
d. Pengamalan NIiai-nilai Sila 4 (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan) di SDN 1 Sekarsuli
Implementasi nilai-nilai Pancasila sila Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli yaitu yang pertama guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya. Guru memberikan kesempatan siswa menyampaikan pendapatnya, seperti pada
90
saat pembelajaran siswa dibolehkan bertanya, menyampaikan jawabannya dan menyampaikan idenya. Siswa juga terlihat sudah berani menyampaikan pendapatnya di dalam kelas.
Pada ruang kelas juga terdapat susunan kepengurusan kelas yaitu ketua, sekretaris dan bendahara. Penentuan pengurus kelas dilaksanakan secara musyawarah. Menurut penuturan guru kelas 6, guru hanya sebgai fasilitator, siswa yang menentukan berdasarkan pilihannya. Guru kelas 2 juga menyampaikan bahwa pemilihan pengurus kelas dilakukan dengan pemilihan. Siswa diminta menuliskan nama siswa yang ia tunjuk di selembar kertas, kemudian dihitung. Siswa yang paling banyak dipilih menjadi ketua, kemudia selanjutnya menjadi sekretaris dan bendahara. Namun pada kelas rendah, susunan kepengurusan kelas belum dapat sepenuhnya berjalan. Selain hal tersebut, guru juga memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk berani memimpin temannya secara bergantian dalam beberapa kegiatan sekolah seperti memimpin baris dan memimpin bernyanyi. Siswa secara bergantian melaksanakan tugas ini setiap hari. Setiap siswa akan mendapat giliran sehingga pada akhirnya semua dapat merasakan menjadi seorang pemimpin walupun dalam kegiatan kecil dan sederhana.
Pada saat pembelajaran di sekolah tentunya pernah ada suatu masalah. Masalah dapat terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun guru dengan guru. Namun yang paling sering terjadi adalah masalah antar siswa. Siswa sering berbeda pendapat, mengejek, dan bermain berlebihan yang pada akhirnya dapat menimbulkan konflik dan permusuhan antar siswa. Dalam
91
menghadapi konflik antar siswa tersebut guru menyelesaikan masalah antar siswa tersebut dengan musyawarah untuk mendapat keputusan yang adil dan bijaksana. Guru akan mencari informasi dari kedua belah pihak yang berselisih dan menyelesaikan masalahnya dengan musyawarah dan seadil mungkin, sehingga tidak menimbulkan permasalahan lain bagi siswa.
Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Kelan (2010: 82), menyatakan bahwa dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup bernegara. Rukiyati (2013: 62) juga menyatakan bahwa hakikat utama sila keempat ini adalah demokrasi dan permusyawaratan. Demokrasi dalam arti umum yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Permusyawaratan artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru setelah itu diadakan tindakan bersama.
Inti dari nilai-nilai sila keempat yaitu demokrasi dan musyawarah mufakat. Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli mengimplementasikan nilai-nilai sila keempat ini dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk menyampaikan pendapat, mengajarkan demokrasi, serta menyelesaikan masalah dengan mengedepankan musyawarah mufakat. Guru dalam kegiatan pembelajaran selalu menerima masukan dari siswa dan berusaha bersikap bijaksana dalam menghadapi setiap permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
e. Pengamalan Nilai-nilai sila 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli
Implementasi nilai-nilai sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli diwujudkan guru dengan
92
memberikan kesempatan yang sama kepada anak untuk berpendapat dan berlaku adil terhadap anak. Guru menanggapi jawaban siswa tanpa membeda-bedakan siswa. Contoh lain yaitu guru pada saat pembelajaran di kelas 3 ada beberapa siswa yang tidak membawa penggaris, guru berusaha meminjami penggaris untuk semua siswa yang tidak membawa penggaris. Guru juga memberikan kesempatan sama kepada anak untuk dapat memimpin temannya dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya dan memimpin barisan secara bergiliran.
Siswa juga terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman. Siswa mau berteman dengan siapa saja di dalam kelas. Siswa juga mau berbagi dengan temannya, hal ini ditunjukkan saat siswa kelas 2 ada kegiatan menggambar siswa mau membagi pewarnanya dengan siswa lain serta siswa juga mau bermain bersama mainan milik salah satu siswa. Dengan berbagai kebiasaan dan kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat menerapkan nilai-nilai keadilan sosial dalam kehidupannya sehari-hari.
Rukiyati dkk (2013: 63) menyatakan pokok pikiran yang perlu dipahami dalam sila kelima ini adalah kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat, seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing, serta melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai bidangnya. Nilai keadilan harus tercermin dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai sila kelima dilakukan dengan guru bersikap adil terhadap semua siswa dan mengajarkan siswa untuk mau berbagi dengan sesama. Siswa
93
juga sudah terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman dan sudah muncul rasa peduli terhadap sesama teman lainnya dengan mau berbagi. Keadilan dapat diwujudkan dengan memberikan hak kepada orang lain sesuai haknya, berlaku adil, tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum, suka bekerja keras, suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Nilai-nilai sila