• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pengumpulan Data atau Kegiatan Di Lapangan

1. Implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Rumusan masalah pertama yang dibahas adalah bagaimana keterlaksanaan implementasi dengan pendekatan PPR pada pokok

bahasan bangun ruang sisi datar yakni Prisma kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika belum menunjukkan pelaksanaan pendekatan PPR secara maksimal. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara siswa yang menyatakan bahwa guru lebih banyak memberi latihan soal tanpa dinamika yang ada pada pendekatan PPR. Metode pembelajaran yang digunakan cenderung menggunakan metode cermah dimana guru sebagai pusat. Kegiatan Aksi dan Refleksi merupakan ciri khas pelaksanaan pendekatan PPR nampak dilakukan dikelas VIII D. Tahap kedua dari penelitian ini adalah peneliti melakukan pembelajaran di kelas VIII D pada sub materi prisma dengan menggunakan pendekatan PPR. Dalam peneltiian ini, pembelajaran dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan pertama membahas pengertian prisma, unsur-unsur prisma serta jaring-jaring prisma sedangkan pembelajaran kedua membahas tentang luas permukaan prisma dan volume prisma, pada pertemuan ketiga diadakan evaluasi atau ulangan prima dan untuk pertemuan keempat diadakan remedial dikarenakan ada 11 orang yang belum mencapai nilai KKM. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam waktu 80 menit. Berikut merupakan paparan pelaksanaan pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan PPR yang telah dilaksanakan.

Nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan konteks siswa dan materi pelajaran. Konteks siswa antara lain taraf perkembangan pribadi, kondisi sosial, budaya, dan agama (Subagyo, 2005a). Konteks materi pelajaran antara lain kompetensi dasar, ruang lingkup materi, sifat materi, keterkaitan materi dengan kehidupan nyata, dan cara mempelajarinya

1) Pertemuan Pertama

Peneliti akan menerapkan langkah—langkah dalam pendekatan PPR yang pertama yaitu Konteks. Konteks dalam proses pembelajaran prisma pada pertemuan pertama adalah saat guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya yakni kubus dan balok. Bagian ini disebut sebagai apresepsi. Selanjutnya sebagai motivasi guru menanyangkan video tentang bangunan-bangunan yang berbentuk prisma, selanjutnya siswa diminta untuk menyebutkan kembali contoh bangun prisma dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menegaskan kembali jawaban siswa dengan menunjukkan alat peraga berupa bungkus kemasan makanan yang berbentuk prisma.

G : Guru SS : Semua Siswa BS : beberapa siswa Sn : Siswa ke-n Kn : Kelompok ke-n S : Siswa

G : Tadi kita sudah melihat video singkat mengenai macam-macam bentuk prisma di dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita temui. Coba sekarang sebutkan, benda nyata yang berbentuk bangun prisma?

S1 : Coklat toblerone,Bu. S2 : tenda.

S3 : bungkus kemasan makanan hello panda,Bu. S4 : bungkus pepsodent.

G : jawaban kalian benar semua, untuk menegaskan kembali saya membawa beberapa contoh bangun yang berbentuk prisma‖

[guru mengeluarkan beberpa bangun prisma dan bungkus kemasan makanan yang berbentuk prisma]

Berdasarkan transkrip pembelajaran pada pertemuan pertama mengindikasikan telah terdapat proses konteks, yakni menggali pengertian dan pengetahuan ketika memulai pembelajaran. Siswa mampu menyebutkan beberapa benda dalam kehidupan nyata yang termasuk bentuk prisma. Dari transkrip pembelajaran pertemuan pertama tersebut sekaligus memperlihatkan adanya fase pertama dalam tahap Van Hiele yakni informasi. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi segala hal ataupun yang belum diketahui oleh siswa seperti yang dikemukakan.

2) Pertemuan Kedua

Peneliti mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Hal ini terlihat pada transkrip pembelajaran pada pertemuan kedua yang membahas mengenai luas permukaan prisma dan volume prisma.

G : Anak-anak kemaren kalian sudah melihat benda nyata bangun prisma kan? Sudah mengerti semua?

SS : Sudah Bu.

G : Apakah kalian sudah berkumpul dengan kelompok ahli?

SS : Sudah,Bu.

G : Saya akan membagikan tiap kelompok 2 bangun yang berbentuk prisma di dalam kelompok ahli, sekarang coba kalian iriskan dengan silet sisi tegaknya hingga membentuk jaring-jaring sebuah prisma. S5 : Bu, ini diirisnya dibagian mana?

G : dibagian sisi tegaknya.

S7 : kalau prisma segiempat ini sama saja kaya balok kemaren ya?

G : Benar. Apakah sudah selesai semua? SS : Sudah Bu.

G : Kalian sekarang amati jaring-jaring prisma tersebut dari jaring-jaring tersebut kita dapat menentukan apa?

S8 : Tidak tahu, Bu.

S9 : rumus luas permukaan,Bu?

G : Benar Sekali , dairi jaring-jaring prisma tersebut kita dapat menentukan rumus luas permukaan. Setalah

kita daopat meenentukan luas permukaan, kita juga dapat menentukan apa?

S10 : Tidak tau Bu S11 : Apa ya Bu?

S12 : Kalau volume Bu?

G : Iya Benar, kita dapat menentukan volume. Bagaimana cara menentukan volume bangun prisma?

S13 : Luas alas dikali tinggi, Bu.

G : Benar sekali. Sekarang kalian coba diskusikan LKS-2 , kalian melengkapi langkah-langkahnya. Kalau ada yang belum paham dapat bertanya kepada saya‖

SS : Baik Bu.

Transkrip pembelajaran di atas memperlihatkan konteks yang digali oleh peneliti dengan bantuan alat peraga. Siswa menggunakan alat peraga untuk mendapatkan pengetahuan untuk mengerjakan permasalahan selanjutnya. Alat peraga tersebut memudahkan mereka mendapatkan pengetahuan untuk memahami materi mengenai materi luas permukaan dan volume prisma.

Dari transkrip pembelajaran pertemuan kedua tersebut sekaligus memperlihatkan adanya fase pertama dalam tahapan pembelajaran Van Hiele yakni informasi. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi segala hal yang sudah ataupun yang belum diketahui oleh siswa.

Pengalaman menunjuk pada setiap kegiatan yang memuat pemahaman kognitif bahan yang disimak yang juga memuat unsur afeksi yang dihayati oleh pelajar (Subagja,2010).

1) Pertemuan Pertama

Peneliti membagi dalam 8 kelompok asal untuk mengerjakan LKS. LKS tersebut berisi pertanyaan untuk menyelidiki unsur-unsur prisma dan jaring-jaring prisma serta latihan-latihan soal mengenai unsur-unsur prisma. Satu kelompok asal terdiri dari dari 4-5 anggota yang telah ditentukan oleh peneliti berdasarkan hasil nilai ulangan tengah semseter (UTS). Setelah berdiskusi pembagian soal lalu mereka berkumpul kembali dengan kelompok ahli dimana dalam satu kelompok membahas satu topik yang sama.

G : Apakah kalian sudah mendapatkan tugas masing-masing?

S14 : Sudah Bu.

G : Jika sudah kalian berkumpul dengan kelompok ahli. S15 : Bu, ini yang termasuk diagonal bidang alas yang mana

ya?

G : Diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak bersebelahan pada bidang alas.

S15 : Oke Bu.

S16 : Bu kalau bidang diagonal yang mana ya?

G : Bidang diagonal adalah bidang yang memuat bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar. S16 : Baik Bu.

G : Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan titik sudut pada alas dengan titik sudut pada bidang atas yang tidak terletak pada sisi tegak yang sama.

S17 : Baik Bu.

Transkrip di atas menunjukkan fase kedua dalam tahapan pembelajaran Van Hiele yaitu orientasi terpadu. Pada tahap ini siswa mulai mempelajari objek-objek secara cermat dan teliti.

2) Pertemuan Kedua

Peneliti membagi dalam 8 kelompok asal untuk mengerjakan LKS. LKS tersebut berisi latihan-latihan soal mengenai luas permukaan dan volume prisma. Satu kelompok asal terdiri dari dari 4-5 anggota yang telah ditentukan oleh peneliti berdasarkan hasil nilai ulangan tengah semseter (UTS). Setelah berdiskusi pembagian soal lalu mereka berkumpul kembali dengan kelompok ahli dimana dalam satu kelompok membahas satu topik yang sama.

G :Apakah kalian sudah membawa bangun ruang berbentuk prisma dalam kelompok?

SS :Sudah Bu.

G :Apakah kalian sudah berkumpul dalam kelompok ahli? SS : Sudah Bu.

G :Silahkan kalian amati bangun ruang berbentuk prisma yang kalian bawa, lalu irislah menjadi jaring-jaring prisma sehingga dapat mengerjakan latihan soal yang terdapat di LKS-2.

S18 :Bu,kalau rumus volume prisma itu Luas alas kali tinggi, nah luas alas nya ini yang mana ya Bu kalau prisma segita?

G :Berarti kalau luas alas segitiga ya ½ x alas x tinggi baru dikali tinggi sisi tegak dari bangun prisma tersebut?

S18 : Oke Bu.

S19 : Bu, kalau rumusn itu kan 2 dikali alas ditambah keliling alas dikali tinggi kan Bu?

G : Iya Benar Sekali.

Transkrip di atas menunjukkan fase kedua dalam tahapan pembelajaran Van Hiele yaitu orientasi terpadu. Pada tahap ini siswa mulai mempelajari objek-objek secara cermat dan teliti.

c. Refleksi

1) Pertemuan Pertama

Sistematika refleksi pada pertemuan pertama adalah siswa diajak untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan lalu menuliskannya kedalam kertas kecil berwana merah dan kuning berbentuk macam-macam prisma.

G : Pelajaran hari ini sudah selesai Ibu membawa kertas kecil berwana merah dan kuning berbentuk bangun prisma, kalian secara bebas boleh menuliskan

perasaan kalian setelah mengikuti pembelajaran matematika dan nilai apa yang didapat setelah mengikuti pembelajaran pada hari ini.

S20 : Bu, ini bebas kan menuliskan apa saja? G : Iya bebas.

Dalam kegiatan refleksi siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua diberikan dua pertanyaan yang menunjukkan refleksi siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan PPR. Pertanyaan yang pertama adalah Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran hari ini dan pertanyaan kedua adalah nilai apakah yang dapat setelah mengikuti pembelajaran pada hari ini. Dari hasil refleksi siswa yang ditunjukkan dengan tulisan siswa yang dituliskan di kertas berbentuk prisma berwarna merah dan kuning menyimpulkan bahwa siswa merasa senang dalam dinamika kelompok pada pertemuan pertama dan kedua. Adapaun nilai yang didapat adalah saling menghargai pendapat teman, saling bekerjasama untuk menyelesaikan soal, saling menolong teman yang tidak mengerti dan bertanggung jawab atas pilihannya. Sikap antusias siswa juga terlihat dari tindakan siswa bersemangat untuk menuliskan pendapatnya dikertas.

d. Aksi

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama guru memberikan tugas aksi yaitu setelah pembelajaran matematika siswa membawa bentuk bangun prisma yang ada di kehidupan sehari-hari.

G : Berhubung kalian sudah belajar tentang unsur-unsur prisma dan Ibu juga sudah memperlihatkan video mengenai contoh bangun berbentuk prisma yang ada disekitar kita. Sebagai tugas dari aksi besok satu kelompok ahli membawa 2 jenis bangun berbentuk prisma ya. Jangan lupa.

S21 : bangun prisma nya sesuai dengan topik di kelompok ahli apa gimana Bu?

G : Begini , jadi 1 kelompok ahli membawa 2 bangun prismasesuai dengan topik. Misalkan prisma segitiga membawa bangun berbentuk prisma segitiga sebanyak 2 macam. Apakah ada yang ingin menanyakan lagi?

SS : Tidak Bu.

G : Oke, jangan lupa ya.

2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, guru menanyakan kepada siswa secara berkelompok mengenai kelanjutan dari aksi yang sudah di berikan pada pertemuan pertama.

G : Bagaimana apakah ada kesulitan tentang tugas aksi pada pertemuan pertama?

S22 : Bu, kelompok kami hanya membawa 1 macam bangun prisma dikarenakan ada teman kami yang lupa membawa.

G : Oke tidak apa-apa.

S23 : Bu kelompok kami lupa membawa, jadi bagaimana Bu?

G : Oke tidak apa, besok jangan lupa dibawa ya. e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran. Evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan laporan hasil diskusi beserta peran setiap anggota kelompok. Selain itu, guru menanyakan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga guru bisa mengetahui sejauh mana penangkapan siswa terhadap materi.

2) Pertemuan Kedua

Kegiatan evaluasi pada pertemuan kedua, kegiatan evaluasi sama dengan pertemuan pertama. Berikut ini merupakan hasil evaluasi siswa yang terdidi dari Competence, Conscience, dan Compassion.

2. Pencapaian kompetensi dalam implementasi pendekatan PPR

Dokumen terkait