• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas 4

Bab V Penutup

B. Penyajian Data dan Analisis Data

1. Implementasi Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas 4

MIMA 35 Nurul Ulum Ambulu

a. Perencanaan Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik

1) Melalui Pembelajaran di Kelas

Bahasa Jawa sendiri masuk dalam mata pelajaran muatan lokal, sesuai dengan peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 Tahun 2014. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Halim selaku kepala Madrasah.

Berkaitan dengan pembelajaran bahasa Jawa ini termasuk dalam mata pelajaran muatan lokal sesuai dengan peraturan Gubernur. Pembelajaran bahasa Jawa di sekolah kami lebih sedikit berbeda dengan sekolah lain, karna kami ingin lulusan dari MIMA 35 Nurul Ulum mampu berbicara bahasa JawaKrama yang baik di masyarakat.5

Dari pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa pelajaran bahasa Jawa termasuk dalam muatan lokal dan guru mata pelajaran bahasa Jawa sebelum melaksanakan selalu membuat perencanaan pembelajaran seperti silabus dan RPP, agar pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

5Maftuhin Halim, Wawancara, Ambulu, 15 April 2021.

Perencanaan pembelajaran merupakan proses pembuatan rencana kegiatan-kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan dokumentasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan data bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran bahasa Jawa pada peserta didik kelas VI meliputipengembangan silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan penentuan media pembelajaran yang relevan. Berikut wawancara dengan guru bahasa Jawa kelasIV:

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pastinya saya membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terlebih dahulu agar mempermudah nantinya saat mengajar, seperti tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pemilihan materi, metode pembelajaran, media pembelajaran dan rencana evaluasi pembelajaran. Pembuatan RPP juga merujuk pada silabus.6

Gambar 4.1

wawancara dengan guru Bahasa Jawa

6Moh. Solkhan, Wawancara, Ambulu, 22 April 2021.

Hal tersebut juga disampaikan oleh bapak Halim selaku kepada MIMA 35 Nurul Ulum:

RPP merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang wajib disusun oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. RPP yang disusun oleh guru merujuk kepada silabus yang telah ada.7

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi pedoman pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan dokumentasi dan wawancara, rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup hal-hal berikut:

a) Kompetensi Inti

Kompetensi inti merupakan operasionalilasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki peserta didik.

kompetensi inti memliki 4 aspek yaitu: sikap religius, sikap sosial, sikap pengetahuan dan sikap keterampilan. Keempat aspek tersebut harus dikuasai peserta didik selama dan setelah proses kegiatan pembelajaran.

Dalam hal ini bapak Solkhan selaku guru bahasa Jawa ketika menentukan Kompetensi Inti dalam RPP bahasa Jawa mengacu kepada silabus bahasa Jawa yang telah ada. Berikut hasil wawancara dengan guru bahasa Jawa bapak Solkhan:

Dalam penentuan Kompetensi Inti yang saya gunakan pada RPP, itu saya mengacu pada silabus mata pelajaran bahasa Jawa.8

7Maftuhin Halim, Wawancara, Ambulu, 15 April 2021.

8Moh. Solkhan, Wawancara, Ambulu, 22 April 2021.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dapat dipahami bahwa kompetensi inti yang digunakan guru dalam RPP mengacu pada silabus mata pelajaran bahasa Jawa. Hal tersebut juga dibuktikan dengan dokumentasi silabus yang telah dilampirkan.

b) Kompetensi dasar dan indikator

Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran yang minimal harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran yang mengacu pada kompetensi inti.

Dalam menentukan kompetensi dasar sama dengan menentukan kompetensi inti yaitu guru mengambil dari silabus mata pelajaran bahasa Jawa yang telah dikelompokkan pada setiap materi pembelajaran.

Sedangkan indikator adalah garis-garis besar yang harus dicapai oleh peserta didik selama proses pembelajaran.

Penyusunan indikator guru diberikan kewenangn untuk menyusun indikator yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik.

Sesuai dengan pernyataan bapak solkhan selaku guru mata pelajaran bahasa Jawa:

Sama dengan kompetensi inti untuk kompetensi dasar juga mengambil pada silabus mata pelajaran bahasa Jawa, sedangkan untuk indikatornya kami mengembangkan sendiri yang tentunya disesuaikan dengan kondisi peserta didik di MIMA 35 Nurul

Ulum.9

Berikut pengembangan indikator berdasarkan pada kompetensi dasar yang dilakukan oleh guru bahasa Jawa kelas IV:

Tabel 4.4

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1. Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Jawa sebagai bahasa Ibu

2. Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, santun dan percaya diri dalam mengungkapkan keinginan dan pendapat menggunakan bahasa Jawa

3. Memahami cerita rakyat (sage)

4. Menceritakan kembali cerita rakyat yang dibaca

1. Mengartikan katakata sulit yang terdapat dalam cerita rakyat

2. Menjawab pertanyaan tentang isi cerita tradisi setempat

3. Mengungkapkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam teks cerita rakyat secara lisan dala ragama krama 4. Menuliskan cerita rakyat

(sage) dalam raga krama 5. Menceritakan kembali cerita

rakyat.

c) Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Solkhan tujuan pembelajaran disusun sesuai dengan indikator yang telah dibuat. penyusunan tujuan pembelajaran berfungsi untuk memudahkan guru dalam menilai proses kegiatan pembelajaran.

d) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan aspek terpenting dari kurikulum yang dipersiapkan untuk mencapai sasaran

9Moh. Solkhan, Wawancara, Ambulu, 22 April 2021.

pembelajaran. Materi pembelajaran yang disusun oleh guru menyesuaikan dengan buku yang dipakai dan dengan tema yang sesuai. Dalam RPP yang terlampir materi pembelajaran pada tema “kesungguhan” pembelajaran 5.

e) Langkah-Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran bahasa Jawa yang direncanakan oleh guru memiliki tiga tahapan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pada kegiatan pendahuluan guru mengalokasikan waktu 5 menit, sedangkan untuk kegiatan inti, guru mengalokasikan waktu 35 menit. Sedangkan pada kegiatan penutup, guru mengalokasikan waktu 5 menit. Waktu pembelajaran yang dipangkas karena mengingat masih dalam kondisi pandemi covid-19. Dengan waktu tersebut guru dituntut untuk bisa menyampaikan materi dengan baik.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bapak Solkhan selaku guru bahasa Jawa:

Untuk waktu dalam kegiatan pembelajaran saat ini disusun secara singkat karena masa pandemi covid-19.

Kegiatan pendahuluan 5 menit, kegiatan inti 35 menit dan kegiatan penutup 5 menit.10

10Moh. Solkhan, Wawancara, Ambulu, 22 April 2021.

f) Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber dan media pembelajaran untuk memudahkan interaksi antara peserta didik dan guru. Berikut ini adalah pernyataan guru bahasa Jawa kelas IV dalam merencanakan penentuan sumber dan media pembelajaran pada pembelajaran bahasa Jawa:

Untuk sumber belajarnya saya menggunakan buku yang sudah disediakan oleh sekolah yaitu Buku Remen Basa Jawi Pelajaran Bahasa Jawa Muatan Lokal Wajib dan untuk media pembelajarannya menyesuaikan dengan materi, karena pemilihan media juga mempengaruhi minat siswa dalam belajar11

Berdasarkan hasil dokumentasi dan wawancara tersebut, ditemukan data bahwa, penentuan sumber dan media pembelajaran menyesuaikan dengan materi pembelajaran, dan media pembelajaran yang tercantum dalam RPP meliputi papan tulis, LCD, text chart, gambar, karena RPP yang dibuat guru memuat beberapa pertemuan.Media yang digunakan guru pada saat peneliti mengamati jalannya pembelajaran guru menggunakan media LCD yang memuat cerita rakyat.

Sedangkan sumber belajar guru menggunakan buku yang telah disediakan oleh sekolah yaitu Buku Remen Basa Jawi Pelajaran Bahasa Jawa Muatan Lokal Wajib Jawa Tengah Kanggo SD/MI Kelas IV Karangan Im Tri Suyoto., Trimo, M.Pd., dan Sri Sunarsih, S,Pd. (Tim Pena Guru), Penerbit Erlangga Jakarta.

11Moh. Solkhan, Wawancara, Ambulu, 22 April 2021.

2) Melalui Pembiasaan di Luar Jam Pembelajaran Bahasa Jawa Kepala MIMA 35 Nurul Ulum menekankan kepada dewan guru untuk selalu mengajarkan bahasa Jawa kepada peserta didik di setiap kesempatan. Berikut ini dokumentasi wawancara dengan Bapak Halim selaku Kepala Madrasah.

Pembelajaran bahasa Jawa di MIMA 35 Nurul Ulum sangat diperhatikan, selain pembelajaran di kelas kami juga membiasakan pembelajaran bahasa Jawa di luar jam pembelajaran. Jadi kita mempelajari teori di dalam kelas dan diaplikasikan di luar jam pembelajaran bahasa Jawa.

Perencanaan untuk di luar jam pembelajaran tidak ada persiapan khusus hanya perlu memperbanyak kosa kata saja baik bagi guru atau peserta didik. Kalau peserta didik berbicara dengan orang yang lebih tua dengan basa Jawa Krama itu tingkat kesopannya semakin bertambah.12

Gambar 4.2

Wawancara dengan kepala madrasah

12Maftuhin Halim, Wawancara, Ambulu, 15 April 2021.

Dengan anjuran dari bapak kepala madrasah maka Pembelajaran basa Jawa Krama di MIMA 35 Nurul Ulum maka dilakukan program pembelajaran di luar jam pembelajaran bahasa Jawa, ada 3 program yaitu melalui program Jum’at basa, melalui pengantar pada semua mata pelajaran dan melalui komunikasi antara guru dan peserta didik setiap harinya. Pembelajaran di luar jam pembelajaran bahasa Jawa ini tidak memiliki perencanaan khusus, yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan pembiasaa basa Jawa Krama ini adalah koleksi kosa kata bahasa Jawa yang banyak baik dari segi guru dan peserta didik.

Hal tersebut juga disampaikan oleh bapak Solkhan selaku guru mata pelajaran bahasa Jawa:

Pada pembiasaan diluar jam pelajaran tidak mempunyai perencanaan khusus seperti pada pembelajaran bahasa Jawa yang mempunyai perencanaan sebelumnya.13

Dari wawancara dan dokumentasi dapat diketahui bahwa di MIMA 35 Nurul Ulum mempunyai cara yang berbeda dalam mengajarkan bahasa Jawa terutama Jawa Krama, bukan hanya teori saja yang diajarkan tapi juga adanya praktik, dengan kata lain pembelajaran di dalam kelas sebagai penerimaan teori dan pembelajaran di luar kelas sebagai praktiknya, hal ini ditujukan agar peserta didik bisa dan terbiasa berbicara bahasa JawaKrama yang baik sehingga nantinya saat terjuan di masyarakat sudah

13Moh. Solkhan, Wawancara, Ambulu, 22 April 2021.

terbiasa menggunakan basa Jawa Krama saat berbicara dengan orang yang lebih tua, karena dengan begitu peserta didik memiliki kemampuan untuk berbicara sopan santun.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik

1) Melalui Pembelajaran di Kelas

Berdasarkan hasil observasi lapangan di MIMA 35 Nurul Ulum pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa disesuaikan dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dibuat guru sebelumnya. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran terdapat 3 kegiatan yaitu kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.14Dalam kegiatan pembuka biasanya berisi tentang persiapan sebelum melakukan pembelajaran. Pada kegiatan ini guru harus memastikan peserta didik siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Biasanya pada kegiatan ini diberikan ice breaking terlebih dahulu untuk memastikan peserta didik siap dan berkonsentrasi saat pembelajaran dimulai.

Sedangkan kegiatan inti berisi tentang penyampaian materi oleh guru kepada peserta didik. Dalam penyampaian materi guru harus memilih metode dan media yang tepat. Metode sendiri adalah cara yang digunakan untuk mewujudkan tujuan

14Observasi di MIMA 35 Nurul Ulum, Ambulu, 25 Maret 2021.

pembelajaran. Sedangkan media berfungsi sebagai alat untuk membantu guru menyampaikan informasi kepada peserta didik.

Kegiatan terakhir adalah kegiatan penutup, dalam kegiatan ini biasanya guru mengevaluasi materi yang telah disampaikan.

Berikut ini uraian pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa Jawa yang ada di MIMA 35 Nurul Ulum Ambulu:

a) Kegiatan pembukaan

Kegaitan pembukaan dilakukan guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yangmemungkinkan agar peserta didik siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Saat melakukan observasi pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan guru sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran bahasa Jawaadalah terlebih dahulu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik harus menjawab dengan bahasa Jawa Krama, dengan begitu peserta didik bisa lebih banyak koleksi kosa kata dan nantinya lebih siap saat menerima materi bahasa Jawa terutama materi basa Jawa Krama. 15

b) Kegiatan inti

Data yang didapat saat observasi dan dokumentasi, dalam kegiatan inti pembelajaran bahasa Jawa ini guru menggunakan media pembelajaran yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan materi kepada peserta didik

15Observasi di MIMA 35 Nurul Ulum, Ambulu, 25 Maret 2021.

agar lebih mudah dipahami. Media yang dipakai adalah LCD yang memuat video tentang materi, melalui video tersebut peserta didik diminta untuk mengamati dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru berdasarkan video yang ditampilkan.

Gambar 4.3

Suasana pembelajaran bahasa Jawa dengan memanfaatkan media video.

Selain menggunakan video, pembelajaran bahasa Jawa di kelas juga dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kemudian diberikan kalimat yang harus mereka terjemahkan menjadi bahasa Jawa Krama yang tepat.

Kemudian peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi.16 Dengan adanya cara tersebut peserta didik bisa mempunyai koleksi kosa kata bahasa Jawa juga dapat mengucapkan dengan benar.

16Observasi di MIMA 35 Nurul Ulum, Ambulu, 25 Maret 2021.

Gambar 4.4

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi menerjemahkan kalimat kedalam bahasa Jawa Krama.

Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Jawa kelas IV mengenai respon peserta didik saat menggunakan bahasa Jawa Krama di kelas:

Respon peserta didik lumayang antusias karena ada yang sudah dibiasakan oleh orang tuanya berbicara dengan bahasa Jawa Krama, ada juga yang tidak. Tapi secara keseluruhan mereka sangat menyambut baik program yang dilakukan oleh sekolah.17

Hal tersebut juga disampaikan oleh perwakilan peserta didik kelas IV Aulia dan Izza, Aulia menyampaikan bahwa:

Iya, saya sangat bersemangat ketika pelajaran bahasa Jawa, tapi kadang-kadang masih lupa tidak berbahasa Jawa Krama.18

17Moh. Solkhan, Wawancara, Ambulu, 22 April 2021.

18Aulia , Wawancara, Ambulu, 29 April 2021.

Gambar 4.5

Wawancara dengan Aulia perwakilan peserta didik

Izza juga menuturan hal yang sama mengenai respon saat menggunakan bahasa Jawa Krama bahwa:

Saya suka saat pembelajaran bahasa Jawa karena bisa belajar bahasa Jawa Krama.19

Gambar 4.6

Wawancara dengan Izza perwakilan peserta didik

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peserta didik sangat antusias saat pembelajaran bahasa Jawa yang mengharuskan peserta didik menggunakan bahasa Jawa Krama. Meskipun ada beberapa peserta didik yang masih lupa dan tidak menggunakan bahasa Jawa Krama, namun secara

19Izza , Wawancara, Ambulu, 29 April 2021.

keseluruhan mereka sangat antusias belajar bahasa Jawa Krama.

c) Kegiatan penutup

Berdasarkan obeservasi dan dokumentasi kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah dengan menyimpulkan materi dan mereview kembali materi yang telah diajarkan dengan memberikan pertanyaan kecil untuk memperkuat pengetahuan peserta didik.20

Dari hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa jawa sesuai dengan RPP yang telah dibuat guru sebelumnya dan peserta didik menunjukkan sikap santun saat pembelajaran dimulai. Peserta didik menjawab sapaan dari guru dengan lembut namun bersemangat menggunakan bahasa Jawa. Selebihnya ketika proses pembelajaran terjadi komunikasi antara guru dan peserta didik menggunakan bahasa Jawa Krama.

2) Melalui pembiasaan di Luar Jam Pembelajaran Bahasa Jawa

Pelakasaan pembelajaran di luar jam pembelajaran bahasa Jawa ini disesuaikan dengan programnya. Seperti program Jum’at basa yang dilakukan setiap hari Jum’at mulai dari bel masuk berbunyi sampai bel pulang sekolah, sehingga seluruh warga

20Observasi di MIMA 35 Nurul Ulum, Ambulu, 25 Maret 2021.

sekolah wajib berkomunikasi dengan bahasa Jawa Krama. Ketika ada peserta didik yang berbicara dengan guru tidak menggunakan bahasa Jawa Krama, maka guru mengingatkan harus menggunakan menggunakan bahasa Jawa krama dengan memberikan contoh.21Namun bukan hal yang mudah membudayakan bahasa Jawa Krama kepada peserta didik, karena masih banyak yang belum menguasai bahasa Jawa Krama.

Selain, program Jum’at basa, ada program lain yaitusebagai pengantar pada semua mata pelajaran. Jadi, penggunaan bahasa Jawa tidak dilakukan pada pembelajaran bahasa Jawa, tetapi juga pada mata pelajaran lainnya, pelaksanaanya saat melakukan pengantar di mata pelajaran selain bahasa Jawa.22Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Solkhan selaku guru kelas IV yang merangkap sebagai guru bahasa Jawa.

Walaupun saya sebagai guru kelas yang notabene mengajar banyak mata pelajaran, tetapi sebisa saya menyisipkan bahasa Jawa Krama di dalamnya. Karena bagi saya kalau berbicara dengan bahasa Jawa Krama itu kalau didengarkan itu lebih sopan dan juga agar peserta didik terbiasa menggunakan bahasa Jawa Krama.23

Program yang terakhir adalah komunikasi sehari-hari dengan guru menggunakan bahasa Jawa krama, program ini

21Observasi di MIMA 35 Nurul Ulum, Ambulu, 8 April 2021.

22Observasi di MIMA 35 Nurul Ulum, Ambulu, 8 April 2021.

23Solkhan, Wawancara, Ambulu, 22 April 2021.

dilaksanakan setiap hari ketika peserta didik berkomunikasi dengan guru.24

Berdasarakan wawancara dengan perwakilan kelas IV terkait komunikasi sehari-hari antara peserta didik dan guru:

Iya, tapi kadang-kadang lupa tidak menggunakan bahasa Jawa Krama, kerena masih suka lupa artinya dalam bahasa Jawa Krama.25

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi, pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa diluar jam pembelajaran disesuaikan dengan programnya. Dengan adanya pembiasan berbahasa Jawa Krama maka sikap sopan santun pada peserta didik juga tumbuh dengan sendirinya. Hal tersebut dapat terbukti ketika peserta didik ke kantor untuk menyerahkan buku tabungan, hal pertama yang dilakukan peserta didik adalah mengucapkan salam kemudian berbicara dengan lembut dan berbahasa Jawa Krama. Bukti yang ke-dua ketika peneliti datang ke sekolah mereka menyapa dengan sopan dan ketika peserta didik lewat tepat di depan peneliti mereka menundukkan badannya seraya berkata

“nuwun sewu” yang berarti permisi.26

24Observasi di MIMA 35 Nurul Ulum, Ambulu, 8 April 2021.

25Izza, Wawancara, Ambulu, 29 April 2021.

26Observasi di MIMA 35 Nurul Ulum, Ambulu, 8 April 2021.

c. Evaluasi Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik

1) Melalui pembelajaran di dalam kelas

Setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa telah selesai, langkah yang akan diambil adalah proses evaluasi.

Kegiatan evaluasi ini adalah kegiatan yang sangat penting dalam proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa, karena didalam evaluasi terdapat alat ukur apakah proses pembelajaran telah tercapai secara maksimal, atau terdapat adanya kendala saat proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara bersama guru bahasa Jawa didapatkan informasi bahwa:

Evaluasi pembelajaran bahasa Jawa materi unggah-ungguh basa Jawa, adalah tidak semua peserta didik bisa berbasa Jawa Krama adakalanya yang lupa bahkan ada yang belum bisa. Tetapi peserta didik yang sudah bisa bahasa Jawa Krama juga sudah banyak. Jadi, tinggal dibenahi lagi pembelajaran bahasa Jawa di kelas. Untuk penilaiannya meliputi penilaian sikap, penilaian tertulis dan penilaian kinerja27

Berdasarkan hasil wawancara dengan perwakilan peserta didik kelas IV yaitu Aulia dan Izza, Aulia menyatakan bahwa:

Kesulitan saat berbicara bahasa Jawa Krama kadang lupa dan kadang belum tahu arti dalam dalam bahasa Jawa Krama.28

27Solkhan, Wawancara, Ambulu, 22 April 2021.

28Aulia, Wawancara, Ambulu, 29 April 2021

Hal tersebut juga disampaikan oleh Izza yang menyatakan bahwa:

Kesulitannya ada kosa kata yang belum tau artinya dalam bahasa Jawa Krama29.

Dari hasil penelitian evaluasi pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa ditemukan bahwa masih ada peserta didik yang belum bisa bahasa Jawa Krama. Oleh karena itu metode pembelajaran yang digunakan harus dibenahi agar sebagian kecil peserta didik yang belum bisa bahasa Jawa Krama menjadi bisa. Kemudian dilakukan penilaian pembelajaran bahasa Jawa agar dapat diketahui tingkat pemahaman dan pengetahuan peserta didik.

Evaluasi penilaian tertulis berupa soal-soal harian, Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penialain Akhir Semerter (PAS). Jadi, dengan begitu guru menjadi lebih mudah untuk menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Berikut ini beberapa penilaian evaluasi materi unggah-ungguh bahasa Jawa soal-soal harian yang dilakukan setelah penjelasan materi pelajaran:

29Izza, Wawancara, Ambulu, 29 April 2021.

Gambar 4.7

Lembar hasil jawaban peserta didik

2) Melalui Pembiasaan di Luar Jam Pembelajaran Bahasa Jawa

Sama halnya dengan pembelajaran bahasa Jawa di dalam kelas, pembiasaan di luar jam pembelajaran juga harus dievaluasi.

Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah program tersebut dapat berjalan dengan lancar atau terdapat kendala di dalamnya.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Madrasah dapat informasi bahwa:

Pelaksanaan program pembiasaan bahasa Jawa Krama di luar jam pembelajaran kendalanya adalah masih ada peserta didik yang belum bisa berbahasa Jawa Krama dengan baik

apalagi pada kelas rendah jadi harus dimaklumi, tapi program harus tetap berjalan. Kendala lain pada program Jum’at basa yaitu pandemi covid-19, dimana belajar tatap muka harus dialihkan pada pembelajaran online. Karena itu pelaksanaan program Jum’at basa tidak efektif.30

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditemuka bahwa adanya kendala dalam proses pelaksanaan program yang ada di MIMA 35 Nurul Ulum yaitu masih ada peserta didik yang tidak berbasa Jawa Krama ketika berkomunikasi dengan guru.

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan perwakilan peserta didik Aulia dan Izza mengenai komunikasi antara peserta didik dengan guru sehari-hari. Aulia menyatakan bahwa:

Iya, tapi kadang-kadang lupa tidak pakai bahasa Jawa Krama.31

Menurut pernyataan Izza mengenai komunikasi sahari-hari antara peserta didik dengan guru, bahwa:

Saya kadang-kadang tidak berbicara bahasa jawa krama dengan guru. 32

Evaluasi penilaian pembelajaran di luar jam pembelajaran bahasa Jawa berupa hal-hal yang berkaitan dengan tutur kata menggunakan bahasa Jawa dan sikap sopan santun yang dimiliki peserta didik. Sebagai tolak ukur apakah program dapat berajalan sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini beberapa tutur kata dan sikap yang dievaluasi sebagai berikut: Menggunakan bahasa Jawa Krama saat berkomunikasi dengan guru, Menghormati guru,

30Maftuhin Halim, Wawancara, Ambulu, 15 April 2021.

31Aulia, Wawancara, Ambulu, 29 April 2021

32Izza, Wawancara, Ambulu, 29 April 2021.

Dokumen terkait