• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

Dalam dokumen IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATERI UNGGAH-UNGGUH (Halaman 108-124)

Bab V Penutup

C. Pembahasan Temuan

Pengertian perencanaan menurut Ahmad Nursobah yang mengemukakan bahwa:

Perencanaan juga diartikan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran-sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang akan dikendaki.37

Berikut adalah perencanaan pembelajaran materi Unggah-Ungguh Basa Jawa saat pembelajaran di kelas maupun diluar jam pembelajaran:

1) Melalui Pembelajaran di Kelas

Berdasarkan wawancara dan observasi diperoleh data bahwa sebelum pembelajaran bahasa Jawa guru mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terlebih dahulu yang didasarkan pada silabus. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melakukan pembelajaran yang memuat langkah-langkah pembelajaran bahasa Jawa. Suatu pembelajaran akan berjalan dengan baik dan terarah jika RPP disusun secara sistematis.

Temuan tersebut sesuai dengan pendapat Mukni’ah yang mengemukakan bahwa:

RPP merupakan pedoman guru dalam proses pembelajaran di kelas. RPP juga digunakan untuk memprediksi keberhasilan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.38Komponen-komponen RPP mencakup; 1) identitas sekolah, mata pelajaran dan kelas/semester, 2) materi pokok, 3) alokasi waktu, 4) tujuan pembelajaran, 5) materi pembelajaran, 6) metode pembalajaran, 7) media,

37Ahmad Nursobah, Perencanaan Pembelajaran MI/SD, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2019), 2.

38Mukni’ah, Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Timgkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 (K-13), (Jember : IAIN Jember Press, 2016), 68.

alat, dan sumber belajar, 8) langkah-langkah pembelajaran dan 9) penilaian.39

Berdasarkan teori tersebut, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana yang disusun sebagai acuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam menyusun RPP harus memuat beberapa komponen, yaitu : identitas sekolah, mata pelajaran dan kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembalajaran, media, alat, dan sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian. Hal tersebut dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan temuan yang telah disesuaikan dengan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan pembelajaran bahasa Jawa telah terimplementasi dengan baik sesuai RPP yang telah disusun oleh guru. Hal ini ditunjukkan dengan langkah-langkah pembelajaran yang tercantum dalam RPP, selain itu, penentuan media pembelajaran juga sudah relevan dengan materi yang disampaikan. Namun dalam penyusunan RPP tidak dicantumkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Metode sendiri adalah cara yang digunakan agar pembelajaran berjalan secara efektif. Jadi, agar pembelajaran unggah-ungguh basa Jawa dapat berjalan dengan lancar sebaiknya

39Mukni’ah, Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Timgkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 (K-13), (Jember : IAIN Jember Press, 2016), 84.

digunakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik, dan juga metode yang digunakan guru harus dicantumkan dalam RPP, karena RPP merupakan acuan atau pedoman yang digunakan gruru saat kegiatan pembelajaran.

2) Melalui Pembiasaan di Luar Jam Pembelajaran Bahasa Jawa

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi memperoleh data bahwa berbeda dengan perencanaan pembelajaran materi Unggah-Ungguh Basa Jawa saat jam pembelajaran, perencanaan saat di luar jam pembelajaran tidak ada perencanaan khusus. Hanya perlu mempersiapkan koleksi kosa kata dalam bahasa Jawa khususnya Jawa Krama baik guru maupun peserta didik, agar nantinya saat pelaksanaan program yang ada di luar jam pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Program pembelajaran bahasa Jawa di MIMA 35 Nurul Ulum meliputi; Jum’at basa, penggunaan bahasa Jawadalam pengantar setiap mata pelajaran, dan komunikasi sehari-hari anatar guru dengan peserta didik. Dengan adanya program tersebut bisa membantu peserta didik untuk terbiasa berbicara dengan bahasa Jawa.

Berdasarkan temuan yang telah disesuaikan dengan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembiasaan berbicara dengan bahasa Jawa Krama di luar jam pembelajaran bahasa jawa memiliki kekurangan kerena tidak mempunyai

perencanaan khusus dalam program-progamnya. Perencanaan sendiri merupakan rencana yang digunakan agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Jadi, agar program tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan sebaiknya disusun sebuah perencanaan yang dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan program tersebut.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas 4 MIMA 35 Nurul Ulum Ambulu

Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi di MIMA 35 Nurul Ulum Ambulu Jember, bahwa pelaksanaan merupakan aktivitas yang salingmenyesuaikan atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakansemua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan.

Pengertian pelaksanaan di atas sejalan dengan pendapat Gilang yang berpendapat bahwa:

Suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasinya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederehana pelaksanaan dapat diartikan sebagai penerapan.

Sedangkan Browne dan Wildavisky mengemukakan bahwa pelaksanaan merupakan perluasan altivitas yang saling menyesuaikan.40

40R. Gilang K, Pelaksanaan Pembelajaran Daring Di Era Covid-19, (Banyumas: Lutfi Gilang, 2020), 71-72.

Berikut adalah pelaksanaan pembelajaran materi Unggah-Ungguh Basa Jawa saat pembelajaran di kelas maupun diluar jam pembelajaran:

1) Melalui Pembelajaran di Kelas

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi memperoleh data bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa di kelas disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya.

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa memuat tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Guru kelas IV juga telah mengalokasikan waktu dalam RPP menjadi tiga kegiatan pembelajaran. Alokasi waktu yang disediakan guru yaitu 5 menit untuk kegiatan pendahuluan, 35 menit untuk kegiatan inti, dan 5 menit untuk kegiatan penutup.

Alokasi tersebut disesuaikan dengan kondisi saat ini yaitu pandemi covid-19 yang mengakibatkan jam pembelajaran yang harus dipangkas.

Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru yaitu, dimulai dengan salam dan menanyakan kabar, dilanjutkan dengan do`a, peserta didik diingatkan untuk selalu mengutamakan 3 M selama pandemi Covid 19, yaitu Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan, mengadakan presensi, menginformasikan tema yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pertanyaan dan peserta didik harus menjawab dengan

bahasa Jawa Krama. Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran bertujuan untuk membangkitkan motivasi dan menambah konsentrasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Kegiatan inti dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Jawa adalah dengan menyampaikan materi pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah menyampaikan materi, dalam hal ini guru menggunakan media pembelajaran berbasis video pembelajaran.

Video tersebut berisi tentang materi yang diajarkan pada hari tersebut.

Pengertian media tersebut juga sesuai dengan pendapat Azhar Arsyad yang mengemukakan bahwa

Media segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam belajar.41

Kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran bahasa Jawa adalah peserta didik menyimak penguatan dan kesimpulan pembelajaran hari ini yang disampaikan guru, berdo`a bersama, dan salam penutup dari guru.

Berdasarkan temuan yang telah disesuaikan dengan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran unggah-ungguh basa Jawadi MIMA 35 Nurul Ulum telah

41Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2017), 10.

terimplementasi dengan baik, dan sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.

2) Melalui Pembiasaan di Luar Jam Pembelajaran Bahasa Jawa

Bedasarkan wawancara dan observasi peneliti memproleh data bahwa pelaksanaan program di luar jam pembelajaran dilakukan sesuai dengan programnya, seperti program Jum’at basa ini dilakukan setiap hari Jum’at, sehingga seluruh warga sekolah wajib berbicara dengan bahasa Jawa Krama. Ketika ada peserta didik yang berbicara dengan guru tidak menggunakan bahasa Jawa Krama, maka guru mengingatkan harus. Namun bukan hal yang mudah membudayakan bahasa Jawa Krama kepada peserta didik, karena masih banyak yang belum mengasai bahasa Jawa Krama.

Kemudian, program bahasa Jawa yang dijadikan sebagai pengantar pada semua mata pelajaran dilaksanakan pada semuamata pelajaran. Jadi, penggunaan bahasa Jawa tidak dilakukan pada pembelajaran bahasa Jawa, tetapi juga pada mata pelajaran lainnya. Pelaksanaan program komunikasi antara guru dan peserta didik menggunakan bahasa Jawa Krama ini dilakukan setiap hari. Seperti saat mereka ke kantor untuk menyerahkan buku tabungan. Pertama mengucapkan salam dan berbicara dengan lembut dan berbahasa Jawa Krama.

Berdasarkan temuan yang telah disesuaikan teori tersebut dapat diambil kesimpulkan bahwa pelaksanaan program

pembiasaan berbicara dengan bahasa Jawa Krama di luar jam pembelajaran telah terimplementasi dengan baik sesuai dengan waktu pelaksanaan setiap programnya. Pelaksanaan program pembiasaan berbicara dengan bahasa Jawa Kramadi MIMA 35 Nurul Ulum memiliki keunggulan karena masih jarang sekolah yang memiliki program pembiasaan berbicara dengan bahasa Jawa Krama dalam berkomunikasi sehari-hari.

c. Evaluasi Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas 4 MIMA 35 Nurul Ulum Ambulu

Berdasarkan hasil lapangan di MIMA 35 Nurul Ulum Ambulu, evaluasi dilakukan setelah kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di dalam kelas atau di luar kelas. Kegiatan evaluasi ini digunakan untuk menentukan hasil dari perencanaan yang telah dibuat untuk mendukung tujuan yang akan dicapai.

Pengertian evaluasi di atas sesuai dengan pendapat Suchman yangmenyatakan bahwa

evalusi sebagai sebuah proses menentukan hasil yangtelah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukun tercapainnya tujuan. Dan adapun pengertian evaluasi pendapat dari Worthen dan Sanders yang menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang beharga tentang sesuatu dalam pencarian tersebut juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilaikeberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategiyang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.42

42Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 1.

Berikut adalah pelaksanaan pembelajaran materi Unggah-Ungguh Basa Jawa saat pembelajaran di kelas maupun diluar jam pembelajaran:

1) Melalui Pembelajaran di Kelas

Kegiatan evaluasi ini sangat penting dalam proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa, karna didalam evaluasi terdapat suatu alat ukur apakah proses pembelajaran telah tercapai secara maksimal, atau adanya kendalasaat proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil temuan yang peneliti dapatkan bahwaevaluasi pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa ditemukan bahwa masih ada peserta didik yang belum bisa bahasa Jawa Krama. Dengan adanya evaluasi maka pembelajaran dapat diperbaiki dari sisi metode, media dan pedekatan. Agar peserta didik yang belum bisa menggunakan bahasa Jawa Krama menjadi bisa dan terbiasa.

Kemudian dilakukan penilaian pembelajaran bahasa Jawa agar dapat diketahui tingkat pemahaman dan pengetahuan peserta didik. Penilaiannya berupa soal-soal harian, Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penialain Akhir Semerter (PAS).

Berdasakan temuan yang telah disesuaikan dengan teori dapat disumpulkan bahwa evaluasi pembelajaran unggah-ungguh basa Jawa sudah baik dan dapat menjadi acuan guru dalam membuat alternatif keputusan. Melalui evaluasi berupa soal-soal

harian, PTS dan PAS guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi. Jadi, dengan begitu guru menjadi lebih mudah menyesuaikan peserta didik yang sudah mengusai dan belum mengusai bahasa Jawa.

2) Melalui Pembiasaan di Luar Jam Pembelajaran Bahasa Jawa

Tidak jauh berbeda dengan pembelajaran bahasa Jawa di dalam kelas, pembelajaran di luar jam pembelajaran juga harus dievaluasi. Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah program tersebut dapat berjalan dengan lancar atau terdapat kendala di dalamnya. Evaluasi penilaian pembelajaran di luar jam pembelajaran bahasa Jawa berupa hal-hal yang berkaitan dengan tutur kata menggunakan bahasa Jawa dan sikap sopan santun yang dimiliki peserta didik. Sebagai tolak ukur apakah program dapat berajalan sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini beberapa tutur kata dan sikap yang dievaluasi sebagai berikut: Menggunakan bahasa Jawa Krama saat berkomunikasi dengan guru, Menghormati guru, Berbicara dengan halus dan sopan kepada guru, Berpakaian sopan, Tidak berkata kotor dan kasar.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan evaluasi dari pembelajaran materi unggah-ungguh basa Jawa di luar jam pembelajaran masih ditemukan beberapa kendala yaitu peserta didik yang masih belum bisa berbahasa Jawa Krama dengan benar, kebanyakan berasal dari kelas rendah. Tidak bisa dipungkiri bahwa

kelas rendah masih belum terbiasa atau masih lupa arti kata dalam bahasa Jawa Krama. Kendala yang berikutnya adalah adanya pademi covid-19 yang menyebabkan pelaksanaan program terhambat. Meskipun begitu program yang ada di MIMA 35 Nurul Ulum harus tetap terlaksana agar peserta didik semakin terbiasa menggunakan bahasa Jawa Krama, karena dengan berbahasa Jawa Krama peserta didik memiliki kemampuan berbicara sopan santun kepada lawan bicaranya terlebih lawan bicaranya adalah orang yang lebih tua. Sudah menjadi ciri khas dari MIMA 35 Nurul Ulum dengan keunggulan berbahasa Jawanya.

Berdasarkan temuan yang telah disesuaikan dengan teori dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi program pembiasaan di luar jam pembelajaran bahasa Jawa sudah baik, dengan evaluasi ini ditemukan beberapa kendala yang harus diperbaiki kedepannya, agar program pembiasaan berbicara menggunakan bahasa Jawa Krama yang ada di MIMA 35 Nurul Ulum dapat menjadi panutan sekolah-sekolah lain dalam melestarikan budaya Jawa.

2. Implikasi Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas 4 MIMA 35 Nurul Ulum Ambulu

Berdasarkan pemaparan data dan pembahasan temuan dapat diketahui bahwa implementasi materi Unggah-Ungguh Basa Jawa terhadap kemampuan berbicara sopan santun peserta didik membawa

dampak positif. Hal tersebut terbukti ketika peneliti datang ke sekolah mereka menyapa dengan sopan dan ketika lewat didepan peneliti mereka menundukkan badanya seraya berkata “nuwun sewu” yang berarti permisi.

Data tersebut terbukti dengan adanya penilaian kemampuan berbicara dan sikap sopan santun yang rata-rata peserta didik memiliki nilai yang bagus dan dinyatakan tuntas. Meskipun masih ada yang mendapat nilai kurang pada salah satu indikator yang telah ditetapkan oleh guru.

Pengertian implikasi adalah akibat langsung yang terjadi karena suatu hal misalnya penemuan atau hasil penelitian. Implikasi bisa didefinisikan sebagai suatu akibat yang terjadi karena suatu hal.

Menurut Islamy yang telah diuraikan lagi oleh Andewi Suhartini mengemukakan bahwa:

Implikasi adalah segala sesuatu yang telah dihasilkan dengan adanya proses perumusan kebijakan. Dengan kata lain implikasi adalah akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan dengan dilaksanakannya kebijakan atau kegiatan tertentu. Sedangkan menurut Silalahi yang telah diuraikan lagi oleh Andewi Suhartini, implikasi adalah akibat yang ditimbulkan dari adanya penerapan suatu program atau kebijakan, yang dapat bersifat baik atau tidak terhadap pihak-pihak yang menjadi sasaran pelaksanaan program atau kebijaksanaan tersebut.43

Berdasarkan hasil temuan yang telah disesuaikan dengan teori dapat disimpulkan bahwa implikasi dari pembelajaran materi unggah-ungguh basa Jawa di MIMA 35 Nurul Ulum berdampak positif pada perubahan perilaku dan kemampuan berbicara peserta didik dengan guru.

Dengan dampak yang baik ini pembelajaran unggah-ungguh basa Jawa

43Andewi Suhartini, Belajar Tuntas: Latar Belakang, Tujuan, Dan Implikasi, Jurnal Pendidikan (Makassar: Vol 10, No 1, 2007), hlm. 42-43.

diharapkan dapat diikuti oleh sekolah lain agar semakin banyak anak-anak yang mempunyai perilaku dan kemampuan berbicara sopan santun kepada orang yang lebih tua.

Dari pembahasan atas kajian tentang Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas IV MIMA 35 Nurul Ulum Ambulu Tahun Ajaran 2020/2021, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Implementasi Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas IV

a. Perencanaan Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa Terhadap Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas IV ialah mempersiapkan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran untuk pembelajaran bahasa Jawa di saat jam pembelajaran, dan saat di luar jam pembelajaran hanya perlu mempersiapkan kosa kata bahasa Jawa Krama baik bagi guru dan peserta didik.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas IV, pelaksanaan saat pembelajaran di kelas disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat guru sebelumnya dan menggunakan media video pembelajaran yang berisi materi bahasa Jawa yang sudah dipersiapkan, meda video ini digunakan untuk mempermudah menyampaikan materi kepada peserta didik. pelaksanaan di luar jam pembeljaran tergantung

pada programnya seperti Jum’at basa yang dilaksanakan pada hari Jum’at, program bahasa Jawa yang dijadikan sebagai pengantar pada semua mata pelajaran dilaksanakan pada semua mata pelajaran, dan pelaksanakan program komunikasi antara guru dan peserta didik menggunakan bahasa Jawa Krama ini dilakukan setiap hari.

c. Evaluasi Pembelajaran Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas IV saat pembelajaran di dalam kelas adalah dengan menggunakan soal-soal harian, PTS dan UAS, sedangkan evaluasi di luar jam pembelajaran dengan penilaian berupa hal-hal yang berkaitan dengan tutur kata menggunakan bahasa Jawa dan sikap sopan santun yang dimiliki peserta didik. Dalam hal ini beberapa tutur kata dan sikap yang dievaluasi sebagai berikut: Menggunakan bahasa Jawa Krama saat berkomunikasi dengan guru, Menghormati guru, Berbicara dengan halus dan sopan kepada guru, Berpakaian sopan, Tidak berkata kotor dan kasar. Selain itu juga adanya kendala yaitu masih ada peserta didik yang lupa menggunakan bahasa Jawa Krama keika berbicara dengan guru dan adanya pandemi covid-19 yang menghambat pelaksanaan program yang ada di MIMA 35 Nurul Ulum.

2. Implikasi Materi Unggah-Ungguh Basa Jawa dalam Kemampuan Berbicara Sopan Santun Peserta Didik Kelas IV membawa dampak positif, peserta didik merespon baik dengan adanya program pembelajaran bahasa Jawa khususnya bahasa Jawa Krama saat jam pembelajaran maupun

diluar jam pembelajaran. Dengan adanya program tersebut peserta didik menjadi terbiasa menggunakan bahasa Jawa Krama saat berkomunikasi dengan guru, tidak hanya terbiasa menggunakan bahasa Jawa Krama hal tersebut juga membawa dampak positif terhadap sikap sopan dan santun peserta didik.

Dalam dokumen IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATERI UNGGAH-UNGGUH (Halaman 108-124)

Dokumen terkait