IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Karya Nugraha Boyolali
1. Profil Sekolah
SMK Karya Nugraha Boyolali didirikan pada tahun 1991, yang
merupakan sekolah menengah kejuruan otomotif tertua di Boyolali.
Sekolah ini secara geografis terletak di Sariasih Karanggeneng Kabupaten
Boyolali Provinsi Jawa Tengah dengan Kode Pos 57312. SMK Karya Nugraha Boyolali bernaung di bawah lembaga pendidikan Ma‘arif Nahdlatul Ulama kabupaten Boyolali, dengan menempati tanah seluas
5.619 m2 dengan status sertifikat hak milik serta sebagian hak guna
bangunan.30 SMK Karya Nugraha mempunyai 5 program keahlian:
pertama, teknik kendaraan ringan (TKR); kedua, teknik bodi otomotif
(TBO); ketiga, teknik sepeda motor (TSM); keempat, teknik komputer
jaringan (TKJ); kelima, perbankan syariah (PS).31
Visi SMK Karya Nugraha adalah “Berdaya Guna sebaga pencetak Wirausahawan SDM trampil untuk memenuhi kebutuhan industri di era
global dengan dilandasi Iman dan Taqwa kepada Allah SWT” dengan visi
30 Wawancara dengan Sarbiyanto Kepala SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 17
Mei 2017.
tersebut maka Misi SMK Karya Nugraha Boyolali adalah dengan
menyelenggarakan proses pembelajaran yang dapat:
a. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif secara intensif
kepada seluruh warga sekolah
b. Melaksanakan proses Pembelajaran secara optimal yang berkwalitas
dengan pendekatan bahasa asing sebagai pengantar
c. Membentuk tamatan yang berkepribadian luhur, yang berakar pada
sistim nilai adat istiadat, budaya masyarakat dengan tetap mengikuti
perkembangan dunia luar.
d. Menghasilkan tenaga terampil dan profesional yang handal yang
mampu bersaing di lapangan kerja di era global
e. Menyiapkan wirausahawan-wirausahawan yang potensi
f. Menyiapkan kader-kader muda yang memiliki akhlak mulia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
g. Mengembang Unit Produksi dan jasa yang profesional dengan
berbagai usaha yang dapat menunjang penyelenggaraan proses
pembelajaran
h. Menumbuhkan kembangkan potensi dan kapasitas guru karyawan
agar mampu melaksanakan pembaharuan secara terus menerus
i. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan sekolah dengan
DU/ DI dan institusi lain yang telah memiliki reputasi nasional dan
internasional, sebagai perwujudan dari prinsip demand driven.32
Keberadaan tenaga pendidik yang kompeten di sekolah
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi. Demikian pula halnya
dengan SMK Karya Nugraha Boyolali. Hingga saat ini SMK Karya
Nugraha telah memiliki 62 orang guru dan 16 tenaga kependidikan.
Yang semuanya berstatus sebagai guru maupun pegawai tetap
yayasan. Dari 62 orang guru tersebut, 2 orang berpendidikan Strata
dua (S2), 53 orang Strata satu (S1), dan sisanya berpendidikan ≤ D3. Jumlah siswa di SMK Karya Nugraha Boyolali tahun ajaran
2016/2017 adalah 1.277 orang. Terdiri dari 456 orang kelas X, 437
orang kelas XI, dan 384 orang kelas XII. Rombongan belajar yang
diselenggarakan di SMK Karya Nugraha Boyolali berdasarkan
jurusan yang dipilih siswa ada 35 kelas dengan rincian kelas X dan XI
ada dua belas kelas 12, dan 11 kelas untuk kelas XII.
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan hal yang harus ada dalam interaksi
seorang guru dengan murid dalam setiap pembelajaran, yang tujuannya
agar suatu pembelajaran itu dapat mencapai hasil yang efektif dan
efisien.33 Selanjutnya strategi pembelajaran di dalam kelas lebih ditekankan dengan menggunakan model student centered tujuannya untuk
memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
33
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Agama Islam, Bandung; Remaja Rosdakarya, 2012, 129.
efisien.34 Untuk kegiatan belajar mengajar di SMK Karya Nugraha Boyolali sudah menggunakan sistem pindah kelas (moving classroom).
Pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Karya Nugraha Boyolali
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam proses pembelajaran agama Islam di SMK Karya Nugraha
Boyolali kurikulum yang dipergunakan adalah kurikulum tahun 2013.
Dalam implementasinya mata pelajaran pendidikan agama Islam
diselenggarakan selama tiga jam pelajaran, dengan satu jam pelajarannya
dilaksanakan selama 45 menit.
3. Metode Pembelajaran
Dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan agama
Islam di SMK Karya Nugraha Boyolali menerapkan metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, observasi, demonstrasi, dan penugasan.35 Selanjutnya untuk pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi
atau materi yang harus dikuasai siswa dan waktu yang tersedia.
Hasil observasi dengan Mualim guru pendidikan agama Islam
ketika sedang mengajar di kelas XI. pembelajaran dimulai dengan
menyampaikan sebuah hadis ajakan kepada umat Islam untuk saling
menghargai, saling menghormati, dan saling mencintai di antara sesama. Dari Anas ra. Sesunggunya Rasulullah saw. bersabda, “Demi (Allah)
yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia
34 Wawancara dengan Mujito Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum SMK Karya
Nugraha Boyolali pada tanggal 27 April 2017.
35Wawancara dengan Mualim guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4 Mei
mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim), dalam hal ini guru memberikan pemahaman kepada
para siswa bahwa kita hidup dalam negara demokrasi yang dituntut untuk
selalu bersikap toleran, yaitu sikap saling menghormati, dan menghargai
kebebasan beragama dengan memberikan kebebasan kepada pemeluk
agama untuk mengamalkan ajaran agamanya tanpa ada perasaan saling
mengganggu. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, para siswa diminta
untuk mendiskusikan berbagai tema yang telah diberikan oleh guru, setiap
tema didiskusikan oleh empat orang siswa, yang telah dibentuk kelompok,
setelah selesai diskusi setiap kelompok diminta untuk mengumpulkan hasil
diskusinya. 36
Pemilihan dan penggunaan strategi dan metode pembelajaran di
SMK Karya Nugraha Boyolali menerapkan sesuai dengan pada kurikulum
2013. Dapat disimpulkan bahwa metode dan pembelajaran yang digunakan
oleh guru pendidikan agama Islam di SMK Karya Nugraha Boyolali
menggunakan metode diskusi kelompok, ceramah interaktif, dan lain
sebagainya. Guru berusaha untuk mengurangi metode ceramah yang
monoton, meskipun guru masih menggunakan metode ceramah hanya
sekedar untuk mengantarkan siswa dalam memahami materi secara umum.
Terciptanya proses belajar mengajar yang menyenangkan yaitu ketika guru
memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan sendiri dibawah
36Observasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Mualim guru PAI SMK Karya
bimbingan guru, siswa akan lebih mudah dalam mengingat dan lebih
paham materi ketika mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
4. Sumber Belajar
Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa selama proses pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMK Karya Nugraha Boyolali menggunakan
berbagai sumber belajar, antara lain: buku pendidikan agama Islam dan
budi pekerti kurikulum 2013 dari kementerian pendidikan dan
kebudayaan, ditambah lagi dengan buku-buku penunjang seperti buku
mata pelajaran ke-NU-an ahlussunnah wal jamaah dari pengurus wilayah
NU LP Ma‘arif NU Jawa Tengah, serta berbagai sumber pembelajaran dari
buku-buku yang ada kaitannya dengan materi pendidikan agama Islam,
misalnya al-Qur‘an, serta buku tuntunan shalat lengkap, dan lain sebagainya.
5. Media Pembelajaran
Media merupakan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran yang
bertujuan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan
siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru pendidikan
agama Islam kelas X sebagai berikut:
“Saya lebih sering menggunakan media laptop dan LCD dalam pembelajaran, menggunakan laptop dalam pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam belajar, terutama materi yang sedang saya
sampaikan”.37
37Wawancara dengan Sri Nikmatul Hikmah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
Media pembelajaran sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar, karena media pembelajaran sangat membantu bagaimana proses
perjalanan informasi dari guru kepada siswa. Pemilihan media
pembelajaran yang sesuai akan mendapatkan pembelajaran yang kondusif,
dan menyenangkan, maka dengan demikian tujuan dari materi yang
bersangkutan mudah dipahami oleh para siswa.
6. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan komponen penting dalam implementasi
pembelajaran. Materi pelajaran pendidikan agama Islam di
sekolah-sekolah, termasuk SMK Karya Nugraha Boyolali mempunyai beberapa
aspek dalam penerapannya, yaitu aspek al-Qur’an dan hadits, keimanan (aqidah), akhlak, fiqih (hukum Islam), dan aspek tarikh (sejarah).
Meskipun masing-masing aspek tersebut dalam prakteknya saling
mengaitkan atau terkait (mengisi dan melengkapi), namun demikian jika
dilihat secara teoritis masing-masing memiliki karakteristik tersendiri,
seperti sebagai berikut: pertama, aspek al-Qur’an dan hadits, lebih menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami
makna secara tekstual, juga mengamalkan kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari; kedua, aspek aqidah, menekankan pada kemampuan
memahami dan mempertahankan keyakinan yang benar serta menghayati
dan mengamalkan nilai-nilai asma‘ul husna; ketiga, aspek akhlak, ditekankan pada pembiasaan akhak terpuji serta menjauhi akhlak tercela
kemampuan cara melaksanakan ibadah maupun muamalah yang benar dan
baik; kelima, aspek tarikh dan kebudayaan Islam, menekankan pada
pengambilan hikmah atau teladan dari peristiwa-peristiwa bersejarah
Islam, juga meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya
dengan fenomena-fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, dan
lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.38 7. Evaluasi Pembelajaran
Penilaian hasil belajar di SMK Karya Nugraha sudah mengacu kepada
kurikulum 2013. Yang pada hal ini, mengacu kepada dua macam
penilaian, penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, dan
Penilaian autentik tujuannya untuk menilai kesiapan peserta didik,
kemudian proses dan hasil belajar siswa secara utuh. Penilaian autentik
memiliki kaitan yang erat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya,
menalar, mencoba, dan membangun jejaring.39
Lebih lanjut untuk evaluasi pembelajaran dilakukan melalui
analisis hasil belajar peserta didik dalam bentuk hasil tiap mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan perubahan perilaku. Evaluasi pembelajaran
diadakan beberapa kali yaitu setelah pembelajaran dikelas, setelah guru
38 Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2009, 33.
39Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
mengoreksi tugas anak, dan setelah kegiatan diskusi. Sedangkan evaluasi
rutinan adalah evaluasi ulangan harian, ulangan semesteran, dan ujian
nasional.40 Untuk kelas X diwajibkan harus hafal 10 surah, mulai dari
surah Annas, Al Falaq, Al Ikhlas, Al lahab, An nasr, Al kafirun, Al kausar, Al ma’un, Al Quraish, dan Al Fill; untuk kelas XI melanjutkan hafalan surah berikutnya dimulai dari Al Humazah, Al ‘Asr, At Takasur, Al Qariah, Al Adiyat, Az Zalzalah, Al Bayyinah, Al Qadr, Al Alaq, hingga At Tin, kemudian untuk kelas XII hafalan ayat kursi dan tahlil.41
Selain kewajiban yang harus dikuasai oleh para siswa, siswa siswi
SMK Karya Nugraha Boyolali juga ada pembiasaan yang menjadi ciri
khas dari SMK Karya Nugraha Boyolali sendiri, seperti yang dijelaskan
oleh salah seorang guru pendidikan agama Islam.
“... ada yang namanya pembiasaan membaca Asmaul Husna setiap harinya, sebelum memulai pembelajaran di pagi hari. Membaca Al-Qur’an seminggu 2X pada hari selasa dan kamis. Untuk kegiatan tersebut dipandu oleh guru agama secara bergiliran, juga setelah selesai membaca Asmaul Husna dan membaca Al-Qur’an, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya secara bersama-sama juga... ”.42
Berdasarkan wawancara dengan bapak Mualim bahwa semua siswa
sudah dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), untuk mata
pelajaran pendidikan agama Islam nilai KKMnya 80.43
40 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
3 Mei 2017.
41Wawancara dengan Siti Qadariyah, Mua‘lim, dan Sri Nikmatul Hikmah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 3-5 Mei 2017.
42 Wawancara dengan Mualim guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4-5
Mei 2017
43 Wawancara dengan Mualim guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4 Mei
Dalam implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam maka
setiap guru wajib menyusun Silabus dan RPP setiap akan mengajar.44 Pada saat implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Karya
Nugraha Boyolali memiliki nuansa pembelajaran yang toleran. Hal ini
nampak dari guru ketika menyampaikan materi pembelajaran tanpa
menyinggung maupun menjelek-jelekan organisasi atau aliran lain. ketika ada
siswa yang memiliki alasan yang berbeda guru menanggapi dengan cara yang
sopan, juga tanpa membeda-bedakan perlakuan terhadap para siswa yang
memiliki pandangan yang berbeda.
Pembelajaran yang dilakukan guru pendidikan agama Islam telah
berupaya untuk tidak memisahkan antara hal yang bersifat teoritis dan praktis.
Selain memberi pengetahuan belajar juga diarahkan untuk dapat dipahami
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pendidikan agama
Islam yang dilaksanakan di SMK Karya Nugraha Boyolali, guru senantiasa
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan atau kisah nyata dari
siswa itu sendiri.
Ketika guru menjelaskan gerakan shalat, dijelaskan juga bahwa ada
beberapa model takbir yang berbeda-beda, disini guru mengajak para siswa
untuk mantap pada pengetahuan yang di dapat dari guru atau kyai, ketika ada
perbedaan ada perbedaan jangan dipermaslahkan, tidak perlu
dipermasalahkan, kalau tidak mengangkat tangan jangan dielek-elek, sebab
itu termasuk dalam sunnah shalat, demi persatuan dan kesatuan. Selain itu
44 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
ketika ada seseorang yang mengerjakan shalat sambil melihat eternit itu juga
jangan dipermasalahkan. Ada yang doa iftitah memakai memakai kabiraw
dan ada juga yang memakai Allahumma baid baini, memang ada banyak versi
dalam doa iftitah. Guru berpesan kalaupun ada teman kamu yang tidak sama
jangan dipermasalahkan. Selanjutnya ada saudara kita yang menganggap
bismillah dibaca atau tidak atau dibaca tetapi pelan itu semua perbedaan
dalam ibadah shalat, masih banyak perbedaan yang lainnya, yang terpenting
kalian melakukannya sesuai keyakinan.45
Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa memahami bukan
serta merta menyetujui. Saling memahami adalah kesadaran bahwa nilai-nilai
mereka dan kita adalah berbeda, dan mungkin saling melengkapi serta
memberi kontribusi terhadap relasi yang dinamis dan hidup.46 Dari uraian diatas maka dapat dipahami bahwa dalam hal ini guru sudah menyampaikan
pembelajaran pendidikan agama Islam secara toleran yang harapannya siswa
dapat meningkat perilaku toleransi intra-agamanya.
45Observasi pembelajaran ke-Nuan dengan Rusdi guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali
pada tanggal 4 Mei 2017.
46Observasi pembelajaran ke-Nuan dengan Rusdi guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali
B. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK