C. IMPLEMENTASI TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DALAM PENDIDIKAN
2. Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky dalam Pendidikan
Slavin mengemukakan bahwa ada 2 implikasi utama dari penerapan teori perkembangan kognitif Vygotsky:92
a. Menyusun rencana pembelajaran kooperatif di antara kelompok- kelompok siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Pengajaran pribadi oleh teman sebaya yang lebih kompeten dapat berjalan efektif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan pada zona perkembangan proksimal (Das, 1995), demikian pula interaksi di sekitar tugas-tugas yang rumit (Roth & Lee, 2007).
b. Pendekatan pengajaran menekankan pentanggaan (scaffolding), dengan siswa yang memikul makin banyak tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Guru memimpin kelompok-kelompok kecil siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang bahan ajar yang telah mereka baca dan secara bertahap mengalihkan tanggung jawab untuk memimpin diskusi kepada siswa (Pallincsar, Brown & Martin, 1987).
Selain itu, lebih rinci Santrock menjabarkan teori perkembangan kognitif Vygotsky dalam hal implikasi utama teori pembelajarannya yaitu: a. Menilai ZPD anak
Seperti Piaget, Vygotsky tidak merekomendasi tes-tes formal terstandarisasi sebagai cara terbaik dalam menilai kegiatan pembelajaran anak-anak. Bahkan Vygotsky berpendapat bahwa penilaian seharusnya berfokus penentuan zona perkembangan proksimal anak. Seorang pelatih yang terampil akan menyajikan kepada anak tugas-tugas dengan kesulitan yang bervariasi untuk menentukan level yang terbaik dalam menilai instruksi.
b. Menggunakan zona perkembangan proksimal dalam mengajar
Mengajar sebaiknya dimulai dengan mengarah daerah batas atas, supaya anak dapat meraih sasaran melalui bantuan serta beranjak ke levelketerampilan dan pengetahuan yang lebih tinggi. Tawarkan bantuan secukupnya. Anda dapat bertanya “apa yang dapat saya lakukan untuk membantumu?” atau cukup sekedar mengobservasi 92 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan, op. cit., h.
intensi-intensi dan usaha-usaha anak serta menyediakan dukungan apabila diperlukan. Ketika anak ragu-ragu, besarkan hatinya. Doronglah juga agar anak melatih keterampilan tersebut. Anda dapaat memperhatikan dan menghargai latihan anak dan menawarkan dukungan ketika anak lupa apa yang harus diperbuat.
c. Menggunakan kawan-kawan sebaya yang lebih terampil sebagai guru Ingatlah bahwa tidak hanya orang dewasa yang dapat berperan penting dalam membantu anak-anak belajar. Anak-anak juga memperoleh keeuntungan melalui dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh anak-anak yang lebih terampil.
d. Tempatkan intsruksi di dalam konteks yang bermakna
Kini para pendidik sudah meninggalkan penyajian materi secara abstrak, kini mereka lebih banyak menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar di dalam lingkungan dunia yang nyata. Sebagai contoh, daripada hanya sekedar mengingat rumus matematika para siswa bekerja menyelesaikan soal-soal matematika dengan implikasi-implikasinya di dunia nyata.
e. Mengubah ruang kelas dengan ide-ide Vygotsky
ZPD adalah elemen kunci intstruksi program ini. Anak-anak dapat membaca suatu cerita kemudian menginterpretasikan artinya. Sebagian besar aktivitas itu dilakukan dalam kelompok kecil. Semua anak menghabiskan waktu paling tidak 20 menit setiap pagi dalam sebuah setting yang disebut “center one”. Dalam konteks ini scaffolding
digunakan untuk meningkatkan keterampilan literasi para siswa. Guru bertanya, merespon pertanyaan, serta membangun ide-ide yang dihasilkan oleh siswa.
Papalia juga menjelaskan mengenai bagaimana bentuk implementasi teori perkembangan kognitif Vygotsky sebagai berikut:
Mungkin aplikasi yang paling terkenal dari teori Vygotsky adalah dalam pengujian pendidikan. Memperluas konsep zona perkembangan
proksimal, Vygotsky menggunakan kemungkinan teori komprehensif pertama pengujian dinamis. Program kurikuler berdasarkan prinsip Vygotskian tersebar luas di rusia. Di Amerika Serikat program tersebut sering disebut komunitas pelajar. Sebuah komunitas pelajar adalah program bersama di bawah pengendalian bersama guru dan siswa, yang mengambil alih, memimpin, mengatur dan memonitor belajar kelompok. Perkiraan kemampuan dalam kelompok membentuk beberapa zona perkembangan proksimal, dan siswa yang kemampuannya kurang bisa menjadi lebih maju. Guru dapat menggunakan penilaian yang dinamis untuk menilai seberapa baik siswa telah memahami konsep-konsep ilmiah. Jika seorang anak mengetahui konsep, seperti perbedaan antara mengkonsumsi daging dan vegetarian, guru akan menambah pemahaman anak secara mendalam dengan mengusung contoh bertentangan dengan pemahaman siswa atau dengan meminta anak untuk menerapkan konsep dalam cara baru.
Keberhasilan pembelajaran kolaboratif sebagian besar tergantung pada kemampuan guru dan administrator untuk membuat perubahan dari struktur kelas yang dikendalikan secara tradisional. Dari perspektif Vygotskian, evaluasi pembelajaran kooperatif harus didasarkan pada 'bagaimana individu berpartisipasi dan berkontribusi untuk kegiatan yang sedang berlangsung' bukan pada apa pengetahuan dan keterampilan yang mereka telah capai. Kriteria keberhasilan mungkin termasuk sejauh mana semua anggota berpartisipasi aktif, peran mereka mengubah tujuan dan pemahaman tentang apa yang setiap orang kontribusikan terhadap kegiatan kelompok
Konsep pembelajaran kolaboratif dari Vygotsky bukanlah acuan di sebagian besar sekolah-sekolah AS. Dalam banyak kelas, anak-anak tidak dianjurkan bahkan mendiskusikan pekerjaan mereka dengan anak-anak lain. Praktek ini didasarkan pada keyakinan bahwa anak-anak akan mengalihkan perhatian satu sama lain, mengubah waktu belajar menjadi bermain, dan mencegah satu sama lain dari melakukan pekerjaan terbaik
mereka. Namun penelitian menunjukkan bahwa anak-anak belajar dengan baik ketika bekerja bersama-sama.
Dalam satu percobaan, siswa kelas empat yang berpasangan dan diberikan untuk memecahkan masalah bersama-sama datang dengan hipotesis yang lebih baik daripada pasangan yang diminta untuk tidak berbicara saat mereka bekerja. Dalam studi lain, siswa kelas empat menulis cerita yang lebih baik dengan anak-anak lain, daripada yang mereka lakukan sendiri. Bekerja sebagai tim, berkonsentrasi pada tugas, mengelaborasi ide satu sama lain dan saling memberi saran merupakan alternatif pembelajaran yang efektif.
Apa yang membuat kerjasama antar teman berhasil? karena teman- teman saling mengenal dengan baik, mereka dapat lebih memahami kebutuhan masing-masing, kemampuan, dan perilaku. Mereka bisa mendapatkan timbal balik, mereka lebih nyaman dan percaya; sehingga mereka memiliki lebih banyak keberanian untuk mengambil risiko intelektual. Mendorong kerjasama semacam ini adalah langkah sederhana yang bisa diambil guru untuk menerapkan prinsip vygotsky di kelas.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, beberapa hal pokok yang bisa diimplementasikan dalam pendidikan mengacu pada teori perkembangan Piaget antara lain:
a. Menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efekif dalam masing-masing zone of proximal development mereka.
b. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran dalam menekankan
scaffolding. Jadi teori belajar vigotsky adalah salah satu teori belajar social sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif social yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah.
D. EVALUASI TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF