• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

4.6. Implikasi Hasil Penelitian

demikian dapat diartikan bahwa tinggi rendahnya penerimaan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya persepsi petani terhadap peremajaan kelapa sawit rakyat melalui BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar.

Dapat diketahui bahwa pendapatan petani dilokasi penelitian tergolong kategori tinggi yaitu melalui distribusi penyebaran kuisioner diperoleh 53,1%

kategori tinggi dan kategori rendah dengan presentase 46,9% pada petani responden terhadap persepsi petani terhadap peremajaan kelapa sawit melalui BPDPKS. Dari hasil analisis korelasi hubungan antara pendapatan dengan persepsi petani terhadap peremajaan kelapa sawit melalui BPDPKS mempunyai hubungan yang kuat, yang berarti dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang tinggi yang dimiliki oleh petani memberikan persepsi positif terhadap peremajaan kelapa sawit menggunakan BPDPKS.

dengan t hitung = 8,84 dan t tabel ( α/2 = 5% db = N-2 ) = 1,69726 maka nilai t hitung >

t tabel (α = 0,05) maka tolak H0 yang mempunyai arti terdapat hubungan antara faktor pengalaman berusahatani dengan persepsi petani dalam peremajaan kelapa sawit rakyat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Kecamatan Sungai Bahar.

Faktor pendidikan nonformal dalam peremajaan kelapa sawit dengan persepsi petani memiliki hubungan positif terhadap peremajaan kelapa sawit melalui BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar. Hubungan antara kedua variabel tersebut tergolong positif atau berhubungan nyata yaitu nilai rs = 0,79 dengan t hitung = 7,01 dan t tabel ( α/2 = 5% db = N-2 ) = 1,69726 maka nilai t hitung > t tabel (α = 0,05) maka tolak H0 yang mempunyai arti terdapat hubungan antara faktor pendidikan non formal dengan persepsi petani dalam peremajaan kelapa sawit rakyat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Kecamatan Sungai Bahar.

Faktor luas lahan dalam peremajaan kelapa sawit dengan persepsi petani memiliki hubungan positif terhadap peremajaan kelapa sawit melalui BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar. Hubungan antara kedua variabel tersebut tergolong positif atau berhubungan nyata yaitu nilai rs = 0,56 dengan t hitung = 3,70 dan t tabel ( α/2 = 5% db = N-2 ) = 1,69726 maka nilai t hitung > t tabel (α = 0,05) maka tolak H0

yang mempunyai arti terdapat hubungan antara faktor luas lahan dengan persepsi petani dalam peremajaan kelapa sawit rakyat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Kecamatan Sungai Bahar.

Faktor modal dalam peremajaan kelapa sawit dengan persepsi petani memiliki hubungan positif terhadap peremajaan kelapa sawit melalui BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar. Hubungan antara kedua variabel tersebut tergolong positif atau

berhubungan nyata yaitu nilai rs = 0,46 dengan t hitung = 2,84 dan t tabel ( α/2 = 5%

db = N-2 ) = 1,69726 maka nilai t hitung > t tabel (α = 0,05) maka tolak H0 yang mempunyai arti terdapat hubungan antara faktor modal dengan persepsi petani dalam peremajaan kelapa sawit rakyat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Kecamatan Sungai Bahar.

Faktor pendapatan dalam peremajaan kelapa sawit dengan persepsi petani memiliki hubungan positif terhadap peremajaan kelapa sawit melalui BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar. Hubungan antara kedua variabel tersebut tergolong positif atau berhubungan nyata yaitu nilai rs = 0,48 dengan t hitung = 2,99 dan t tabel

(α/2 = 5% db = N-2 ) = 1,69726 maka nilai t hitung > t tabel (α = 0,05) maka tolak H0

yang mempunyai arti terdapat hubungan antara faktor pendapatan dengan persepsi petani dalam peremajaan kelapa sawit rakyat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Kecamatan Sungai Bahar.

Faktor sosial ekonomi petani pada penelitian ini memberikan pengaruh positif terhadap persepsi petani dalam peremajaan kelapa sawit rakyat menggunakan BPDPKS. Syarat pengajuan dana BPDPKS ini adalah petani harus tergabung kedalam KUD secara aktif, mempunyai lahan maksimal 4 hektar, membuat akad kredit dengan perbankan supaya penggunaan dana dapat terkontrol serta petani harus mau berkomitmen dalam menjadi pelaku usaha yang peduli dengan kelestarian lingkungan, serta petani harus bebas dari hutang dari pihak Bank yang menggadaikan sertifikat tanah kebunnya.

Syarat petani apabila ingin melakukan peremajaan menggunakan BPDPKS tersebut masih terdapat salah satu syarat petani yang tidak dapat dipenuhi petani maka petani tersebut tidak dapat mengajukan pendanaan melalui BPDPKS. Pada

hal ini, syarat yang belum dapat dipenuhi oleh petani adalah petani masih memiliki tanggungan hutang kepada pihak Bank sehingga petani tersebut tidak dapat mengajukan proposal pendanaan BPDPKS.

Pada penelitian ini terdapat petani yang memiliki lahan kelapa sawit seluas 2 Ha dan petani tersebut tidak mau meremajakan kelapa sawit disebabkan karena tidak ada sumber mata pencaharian lain selain menjadi petani kelapa sawit. Pada hal ini petani yang tidak mau melakukan peremajaan maka petani hanya mematikan kelapa sawit secara satu persatu dengan cara pohon kelapa sawit diracun dan akan mati secara perlahan, setelah itu petani dapat menanami kembali pohon kelapa sawit yang baru setelah pohon kelapa sawit yang lama telah mati.

Petani yang telah siap melaksanakan peremajaan menggunakan BPDPKS seperti kebun kelapa sawit telah memasuki usia yang tidak produktif lagi, petani yang tergabung kedalam KUD, dan petani yang memiliki kebun milik sendiri sehingga telah mampu melaksanakan peremajaan. Hal tersebut tentunya petani ingin melaksanakan peremajaan kelapa sawit tepat pada waktunya, akan tetapi hal tersebut tidak akan bisa dilakukan apabila petani masih memiliki tanggungan hutang dan sertifikat tanah yang digadaikan.

Pada umumnya, petani yang memiliki hutang atau menggadaikan surat tanahnya adalah petani yang memiliki kebun kelapa sawit lebih dari satu kapling atau sama dengan petani yang memiliki luas di atas 2 Ha. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari petani masih bisa mencukupi walaupun terdapat kebun kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi.

Pada lokasi penelitian petani biasa melakukan kredit menggunakan KUR.

Petani tidak terlalu memikirkan detail dari peminjaman bank yang terpenting yaitu uang pinjaman tersebut dapat segera dicairkan sesuai dengan yang diminta oleh pihak bank dan pihak bank akan datang kerumah petani. Pembayaran hutang tersebut pada umumnya petani memiliki tabungan di bank tersebut dan tabungan tersebut otomatis akan terpotong jika tanggal pembayaran telah tiba. Jika petani tidak memiliki tabungan dibank maka petani tersebut tetap membuat atm atau menjadi member di bank tersebut agar dapat membayar hutang tersebut. Petani biasa menggunakan bank Mandiri dan BRI.

Petani yang berhutang ke bank rata-rata memiliki kebun sawit lebih dari satu kapling atau memiliki kebun kelapa sawit yang luas. Sehingga pembayaran bank tersebut tidak memiliki kendala. Petani yang memiliki hutang kepada pihak bank jaminannya adalah SHM untuk berhutang petani direkomendasikan kepada pihak bank dan bukan pihak lain. Petani yang memiliki hutang kepada pihak bank sudah berjalan 1-3 tahun dan cara pelunasan hutang tersebut adalah dari hasil produksi kelapa sawit. Jangka waktu yang ditempuh untuk petani melunasi hutang tersebut berbeda-beda yaitu terdapat petani yang memeliki jangka waktu 5 tahun hingga 15 tahun tergantung jumlah pinjaman yang dilakukan petani.

88

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Faktor yang berhubungan dengan persepsi petani dalam peremajaan kelapa sawit rakyat melalui BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar adalah faktor pengalaman berusahatani berada pada kategori tinggi dengan persentase 71,9%. Kemudian faktor pendidikan non formal berada pada kategori tinggi 78,1%. Selanjutnya faktor luas lahan kategori tinggi 65,6% dan faktor modal pada kategori tinggi dengan persentase 53,1% dengan korelasi serta faktor pendapatan pada kategori tinggi yaitu 53,1%.

2. Persepsi petani terhadap peremajaan kelapa sawit melalui BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar pada kategori positif yaitu dengan persentase 81,2%.

3. Berdasarkan hasil uji Rank Spearman diperoleh bahwa faktor sosial ekonomi yaitu pengalaman berusahatani dengan korelasi rs = 0,85 thitung = 8,84, pendidikan nonformal rs = 0,79 t hitung = 7,01, luas lahan rs = 0,56 t hitung = 3,70, modal rs = 0,46 t hitung = 2,84 dan pendapatan rs = 0,48 t hitung = 2,99 yang memiliki arti berhubungan nyata dan signifikan yang bersifat positif, sehingga kedua variabel tersebut bersifat searah.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Petani perlu menyiapkan modal pribadi dalam proses peremajaan kelapa sawit melalui BPDPKS karena bantuan yang diberikan oleh BPDPKS tidak begitu besar dan tidak mencukupi hingga kelapa sawit mampu menghasilkan. Petani harus mampu mengoptimalkan dana yang diberikan kedepannya apabila ingin melakukan peremajaan kelapa sawit. Selain itu, petani perlu mengikuti penyuluhan atau sosialisasi mengenai peremajaan kelapa sawit menggunakan BPDPKS agar kedepannya petani lebih memahami terhadap keuntungan dalam peremajaan kelapa sawit menggunakan BPDPKS.

2. Petani sebaiknya lebih memahami program peremajaan kelapa sawit menggunakan BPDPKS karena keuntungan dan dampak positif yang diberikan oleh pemerintah dalam pendanaan tersebut sehingga petani bersedia melakukan peremajaan menggunakan dana BPDPKS.

3. Pemerintah melalui BPDPKS perlu menyiapkan modal yang lebih lagi untuk melakukan peremajaan kelapa sawit mengingat bantuan Rp. 30.000.000 masih belum mencukupi hingga sampai ketahap produksi mengingat menurut RAB yang dibutuhkan dalam melakukan peremajaan kelapa sawit sebesar Rp.56.000.000.

90

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan Prahendra, Zaini. 2019. Persepsi Pemuda Tani Terhadap Dampak Negatif Alih Fungsi Lahan Pertanian Padi Sawah Di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Allorerung, David. dkk. 2010. Budidaya Kelapa Sawit. Aska Media. Bogor

Daputra, Ipan. 2017. Persepsi Petani Plasma Terhadap Peremajaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin.Muaro Jambi. Universitas Jambi

Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi. 2022. Data Luas Lahan, TBM, TM, TT/TR, Produksi, Produktifitas, dan Jumlah Petani. Muaro Jambi.

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2022. Data Kelembagaan Penerima Bantuan BPDPKS di Provinsi Jambi dan Data Rencana Target Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat di Provinsi Jambi tahun 2022. Jambi

Hutagaol, Irsan. 2021. Hubungan Kredibilitas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dengan Penerapan Inovasi Penangkar Benih Padi Inpari IR Zinc Di Desa Rawa Medang Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Muaro Jambi. Universitas Jambi.

Kartikasari, Dian. 2011. Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produksi Padi Di Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.

Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Kasim, Musliar, Nalwida Rozen. dkk. 2016. Studi Persepsi dan Tingkat Adopsi Petani Padi Terhadap Penerapan System Rice Of Intensification (SRI) Di Kota Payakumbuh. Padang. Universitas Andalas.

Khasanah, Winanti. 2008. Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Petani Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Di Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo.

Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Laura, Amy. 2021. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Alih Fungsi Lahan Karet Menjadi Kelapa Sawit di Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo. Muaro Jambi. Universitas Jambi.

Maghfiroh Gusti, Irganov, Siwi Gayatri. dkk. 2021. Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, dan Lama Bertani Terhadap Pengetahuan Petani Mengenai Manfaat dan Cara Penggunaan Kartu Tani di Kecamatan Parakan. Vol. 19 No. 2, Desember 2021. Hal 209-221.

Majid, Nur Amalia. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani terhadap Produksi Usahatani Padi di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Mubyarto. 1989. Buku: Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES.

Novita, Rini. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Petani Dalam Melaksanakan Program Peremajaan Kelapa Sawit Melalui Kerangka Pendanaan BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi.

Jambi. Universitas Jambi

Octarina, Nurdian. 2009. Hubungan Antara Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Dengan Persepsi Petani Terhadap Program Perhutan Sosial (Kasus Pada Kelompok Tani ‘Marsudi Tani’ di Desa Trimulyo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah). Malang. Universitas Brawijaya.

Parulian Siregar, Piktor. 2020. Analisis Peremajaan (Replanting) Kebun Kelapa Sawit Terhadap Biaya Sosial Ekonomi Petani Kelapa Sawit Rakyat di Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mendailing Natal. Medan. Universitas Sumatra Utara.

Purwanto, Joko dan Ir. Sutarto. 2004. Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dengan Persepsi Petani Tembakau Terhadap Kredit Bank Rakyat (BRI) Di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. No.15 Juni 2004. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Riyan, Muhammad. 2021. Hubungan Kepuasan Petani Dalam Pelaksanaan Kemitraan Padi Bersertifikat Oleh PT. Pertani di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Muaro Jambi. Universitas Jambi Sani, Ibnu. 2018. Persepsi Petani Terhadap Peremajaan Kelapa Sawit (Elaeis

guineensis Jacq.) Rakyat (Studi Kasus : Kelurahan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu). Medan. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2019. Buku: Teori-Teori Psikologi Sosial. Raja Garfindo Persada.

Siegel, Sidney. 1992. Buku: Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Gramedia.

Sudarmawan, Hari Purnomo Arif. 2011. Hubungan Antara Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Petani dengan Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi Organik Di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Sugiyono. 2017. Buku: Metode Penelitian Kauntitatif, Kualitatif, dan R&D.

Alfabeta.

Susilastuti, Yetty. 2004. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Dengan Persepsinya Terhadap Sewa Lahan Untuk Budidaya Tembakau di Kecamatan Kebonarum Kabupaten Klaten. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Swarjana, I Ketut. 2021. Buku: Konsep Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Persepsi, Stres, Kecemasan, Nyeri, Dukungan Sosial, Kepatuhan, Motivasi, Kepuasan, Pandemi Covid-19, Akses Layanan Kesehatan – Lengkap dengan Konsep Teori, Cara Mengukur Variabel, dan Contoh Kuisioner. Andi.

Tawi, Muhammad Rifa’ah Altah. 2022. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Petani Melakukan Peremajaan Kelapa Sawit Di Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo. Muaro Jambi. Universitas Jambi

Lampiran 1. Kusioner Penelitian

Judul : Hubungan Antara Faktor Sosial Ekonomi dengan Persepsi Petani dalam Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Melalui Bantuan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Kecamatan Sungai Bahar Nama Peneliti : Suliyani

NIM : D1B018010 Fakultas : Pertanian

Program Studi : Agribisnis PPMA

No. Sampel :

Identitas Petani Responden

a. Nama :

b. Umur :

c. Alamat :

d. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan e. Jumlah anggota keluarga :

f. Tingkat pendidikan formal : Tidak sekolah/SD sederajat/SMP/SMA/PT Petunjuk Pengisian :

Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a atau b) yang dianggap sesuai dengan jawaban atau pendapat yang diberikan oleh bapak/ibu.

A. Kondisi Sosial Ekonomi Petani

I. Indikator Pendidikan Nonformal Petani

1. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pendidikan non formal seperti sosialisasi atau penyuluhan mengenai peremajaan kelapa sawit menggunakan BPDPKS ini?

a. Ya, Pernah 5

b. Tidak pernah 1

2. Berapa kali bapak/ibu mengikuti pendidikan non formal seperti penyuluhan, pelatihan, seminar, dan sosialisasi selama menjadi petani kelapa sawit ?

a. > 2 kali 5

b. < 2 kali 1

3. Siapakah yang memberikan materi atau pengetahuan mengenai peremajaan menggunakan dana dari BPDPKS?

a. Penyuluh, ketua kelompok, dinas, dan lainnya 5 b. Belum pernah mengikuti penyuluhan 1

4. Apakah dengan mengikuti penyuluhan atau sosialisasi Bapak/Ibu dapat merubah pikiran untuk ikut melaksanakan peremajaan kelapa sawit menggunakan BPDPKS?

a. Ya, dapat merubah 5

b. Tidak dapat merubah 1

5. Dengan adanya sosialisasi atau penyuluhan apakah membuat Bapak/Ibu lebih memahami keuntungan meremajakan kelapa sawit menggunakan BPDPKS?

a. Ya, memahami 5

b. Tidak memahami 1

II. Indikator Pengalaman Usahatani

1. Apakah Bapak/Ibu sepenuhnya mengetahui syarat yang ada untuk dapat melakukan peremajaan menggunakan BPDPKS?

a. Ya, sudah mengetahui b. Tidak mengetahui

2. Berapa lama pengalaman Bapak/Ibu telah menjadi petani kelapa sawit rakyat?

a. > 15 tahun b. < 15 tahun

3. Apakah Bapak/Ibu memiliki pengalaman dari orang lain untuk tidak melakukan peremajaan menggunakan BPDPKS?

a. Mempunyai pengalaman dari teman atau ketua kelompok b. Tidak memiliki pengalaman

4. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan sehingga belum melaksanakan peremajaan kelapa sawit menggunakan BPDPKS?

a. Ya, Ada b. Tidak ada

5. Jika ada hambatan apa hambatan Bapak/Ibu sehingga belum melaksanakan peremajaan menggunakan BPDPKS ?

a. Kelapa sawit masih produktif dan hambatan lainnya b. Tidak ada hambatan

III. Indikator Modal Petani

1. Apakah Bapak/Ibu mempunyai modal (simpanan) untuk melakukan peremajaan kelapa sawit ?

a. Ya ada b. Tidak ada

2. Dalam bentuk apakah simpanan Bapak/Ibu yang akan digunakan dalam peremajaan kelapa sawit?

a. Emas, tanah, uang tunai, dll b. Tidak ada

3. Berapa besar modal atau simpanan dalam bentuk uang tunai yang dimiliki Bapak/Ibu untuk melakukan peremajaan kelapa sawit dalam satu kali peremajaan?

a. < Rp. 10.000.000

b. Rp. 10.000.000 – > Rp. 20.000.000

4. Apakah Bapak/Ibu memiliki rencana meminjam modal kepada Koperasi, Bank atau pihak lain untuk melaksanakan peremajaan kelapa sawit ?

a. Ya ada b. Tidak ada

5. Apakah dengan mempunyai modal tersebut Bapak/Ibu ingin ikut melaksanakan peremajaan menggunakan dana BPDPKS?

a. Ya, ingin b. Tidak ingin

IV. Indikator Luas Lahan

1. Apakah Bapak/Ibu ikut melaksanakan program peremajaan kelapa sawit menggunakan dana dari BPDPKS ?

b. Belum melaksanakan peremajaan c. Sudah melaksanakan peremajaan

2. Dalam mengusahakan kelapa sawit apakah Bapak/Ibu mempunyai lahan atau kebun sendiri?

a. Ya, Ada

b. Sewa lahan atau milik orang lain

3. Berapa luas lahan kebun kelapa sawit yang diusahakan oleh bapak/ibu ? a. > 3 Hektar

b. 0,5 – 3 Hektar

4. Apakah kebun Bapak/Ibu sudah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM)?

a. Ya, Sudah b. Tidak memiliki

5. Apakah dengan luas lahan yang Bapak/Ibu miliki dapat melakukan peremajaan menggunakan BPDPKS?

a. Ya b. Tidak

V. Indikator Pendapatan petani

1. Apakah Bapak/Ibu memiliki pekerjaan lain selain menjadi petani kelapa sawit?

a. Ya, ada b. Tidak ada

2. Jika ada apa pekerjaaan sampingan Bapak/Ibu?

a. Pedagang atau peternak, pegawai negeri, tenaga pendidik, dan lain-lain.

b. Tidak ada

3. Berapa penerimaan bapak/ibu per bulan dari sektor perkebunan kelapa sawit dan non kelapa sawit?

a. > Rp. 5.000.000 b. < Rp. 5.000.000

4. Berapa penerimaan Bapak/Ibu per bulan dari luar sektor perkebunan kelapa sawit?

a. > Rp. 5.000.000 b. < Rp. 5.000.000

5. Apakah dengan penerimaan tersebut Bapak/Ibu mampu ikut melaksanakan program peremajaan menggunakan BPDPKS di masa mendatang?

a. Ya, mampu

b. Tidak mampu

B. Pertanyaan yang Berhubungan Dengan Persepsi Petani Pada Peremajaan Kelapa Sawit Melalui BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar

I. Karakteristik Petani (The perceiver)

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya kegiatan peremajaan kelapa sawit menggunakan dana BPDPKS?

a. Ya, memahami 5

b. Tidak memahami 1

2. Apakah Bapak/Ibu berminat mengikuti program peremajaan kelapa sawit menggunakan dana BPDPKS?

a. Berminat 5

b. Tidak berminat 1

3. Apakah Bapak/Ibu merasa senang dengan adanya program peremajaan kelapa sawit menggunakan dana hibah BPDPKS ?

a. Sangat senang 5

b. Tidak senang 1

4. Menurut Bapak/Ibu apakah peremajaan kelapa sawit menggunakan dana BPDPKS ini penting untuk kelangsungan hidup masa depan?

a. Sangat penting 5

b. Tidak penting 1

5. Apakah Bapak/Ibu berencana akan melakukan peremajaan kelapa sawit menggunakan dana dari BPSPKS dibandingkan dengan menggunakan biaya pribadi?

a. Ya, berencana 5

b. Tidak berencana 1

6. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan dana BPDPKS dalam melaksanakan peremajaan kelapa sawit?

a. Ya, membutuhkan 5

b. Tidak membutuhkan 1

7. Apakah Bapak/Ibu merasa keberatan dalam untuk melaksanakan peremajaan menggunakan dana BPDPKS?

a. Tidak keberatan 5

b. Ya keberatan 1

8. Apakah Bapak/Ibu mampu melaksanakan peremajaan kelapa sawit menggunakan dana BPDPKS untuk kedepannya?

a. Ya mampu 5

b. Tidak mampu 1

9. Apakah Bapak/Ibu memiliki keyakinan bahwa jika melakukan peremajaan menggunakan BPDPKS akan berhasil ?

a. Yakin 5

b. Tidak yakin 1

10. Apakah Bapak/Ibu merasa diuntungkan dengan adanya program peremajaan menggunakan dana BPDPKS ini?

a. Ya, merasa 5

b. Tidak merasa 1

II. Situasi yang dipengaruhi (The situation)

1. Apakah menurut Bapak/Ibu pengetahuan petani mampu mempengaruhi keputusan untuk melakukan peremajaan menggunakan BPDPKS?

a. Ya, mempengaruhi 5

b. Tidak mempengaruhi 1

2. Apakah menurut Bapak/Ibu pengalaman dalam berusahatani atau pengalaman di masyarakat akan berpengaruh dalam melakukan peremajaan menggunakan dana hibah BPDPKS?

a. Ya, mempengaruhi 5

b. Tidak mempengaruhi 1

3. Apakah menurut Bapak/Ibu pendidikan non formal seperti mengikuti penyuluhan, seminar, dan kegiatan lainnya mampu mempengaruhi Bapak/Ibu dalam melakukan peremajaan menggunakan dana hibah BPDPKS?

a. Ya, mempengaruhi 5

b. Tidak mempengaruhi 1

4. Apakah menurut Bapak/Ibu luas lahan yang dimiliki mempengaruhi Bapak/Ibu untuk mengikuti program BPDPKS dimasa mendatang?

a. Ya, mempengaruhi 5

b. Tidak mempengaruhi 1

5. Apakah menurut Bapak/Ibu modal yang dimiliki mampu mempengaruhi Bapak/Ibu dalam mengikuti program peremajaan menggunakan BPDPKS ini?

a. Ya mempengaruhi 5

b. Tidak mempengaruhi 1

6. Apakah menurut Bapak/Ibu pendapatan yang dihasilkan mampu mempengaruhi Bapak/Ibu mengikuti program peremajaan ini dimasa mendatang?

a. Ya, mempengaruhi 5

b. Tidak mempengaruhi 1

7. Apakah Bapak/Ibu merasakan dampak positif dalam melaksanakan peremajaan menggunakan dana hibah BPDPKS?

a. Ya, merasakan 5

b. Tidak, merasakan 1

8. Apakah Bapak/Ibu merasakan dampak negatif dengan adanya program peremajaan menggunakan dana hibah BPDPKS?

a. Tidak merasakan 5

b. Ya, merasakan 1

III. Karakteristik objek yang diteliti mampu mempengaruhi apa yang dirasakan (The target)

1. Apakah menurut Bapak/Ibu peremajaan menggunakan dana BPDPKS merupakan solusi terbaik dibandingkan melakukan peremajaan menggunakan dana pribadi?

a. Ya 5

b. Tidak 1

2. Apakah Bapak/Ibu sudah lama mengenal program peremajan menggunakan BPDPKS ini?

a. Ya, sudah mengenal 5

b. Tidak mengenal 1

3. Apakah menurut Bapak/Ibu peremajaan menggunakan dana BPDPKS ini dapat diterima dengan baik oleh petani yang pada umumnya melakukan peremajaan secara mandiri?

a. Ya, dapat diterima 5

b. Tidak dapat diterima 1

4. Apakah menurut Bapak/Ibu peremajaan menggunakan dana BPDPKS merupakan suatu hal yang asing bagi petani untuk mengikuti program ini?

a. Tidak 5

b. Ya 1

5. Apakah menurut Bapak/Ibu peremajaan menggunakan dana BPDPKS merupakan upaya yang baik dalam peremajaan kelapa sawit?

a. Ya 5

b. Tidak 1

6. Apakah menurut Bapak/Ibu peremajaan menggunakan dana BPDPKS mampu menarik perhatian petani sehingga petani mau melaksanakan peremajaan dimasa mendatang?

a. Ya 5

b. Tidak 1

7. Apakah menurut Bapak/Ibu peremajaan menggunakan dana BPDPKS berlawanan dengan kebiasaan petani yang meremajakan kelapa sawit dengan biaya pribadi?

a. Tidak 5

b. Ya 1

8. Apakah Bapak/Ibu mengetahui program peremajaan menggunakan dana BPDPKS ini sejak pertama kali program ini ada di Kecamatan Sungai Bahar?

a. Ya 5

b. Tidak 1

9. Apakah menurut Bapak/Ibu peremajaan menggunakan dana BPDPKS memberikan kemajuan terhadap kehidupan untuk masa depan ?

a. Ya 5

b. Tidak 1

10. Menurut Bapak/Ibu apakah bermanfaat dengan adanya program peremajaan menggunakan dana BPDPKS ini?

a. Sangat bermanfaat 5

b. Tidak bermanfaat 1

Pertanyaan Terbuka

1. Apakah Bapak/Ibu memiliki hutang kepada pihak bank,koperasi, atau lembaga lainnya?

Jawab:

2. Jika Bapak/Ibu memiliki hutang maka sudah berapa lama Bapak/Ibu berhutang kepada pihak tersebut?

Jawab:

3. Bagaimana Bapak/Ibu melunasi hutang tersebut?

Jawab:

4. Dalam jangka waktu berapa lama hutang Bapak/Ibu melunasi hutang tersebut?

Jawab:

5. Apakah setelah lunas Bapak/Ibu akan berhutang kembali untuk penambahan modal dalam peremajaan kelapa sawit?

Jawab:

Lampiran 2. Identitas Petani yang Belum Melaksanakan Peremajaan Menggunakan Dana BPDPKS di Kecamatan Sungai Bahar

No. Nama Alamat Umur Tingkat

Pendidikan

Jumlah Anggota Keluarga

Jenis Kelamin

1. Asmara Parangin-Angin RT 01 Mekar Sari Makmur 60 SMA 3 L

2. Sugito RT 08 Mekar Sari Makmur 60 SMP 3 L

3. Subarman RT 03 Mekar Sari Makmur 56 SMP 4 L

4. Sugeng Gunawan RT 03 Mekar Sari Makmur 60 SD 3 L

5. H. Lasono RT 09 Mekar Sari Makmur 60 SMA 4 L

6. Miskun RT 10 Mekar Sari Makmur 65 Tidak Sekolah 4 L

7. Sugiyono B.A RT 11 Mekar Sari Makmur 62 SD 2 L

8. H. Jumangat RT 11 Mekar Sari Makmur 56 SMA 3 L

9. Hanafi RT 07 Mekar Sari Makmur 44 SMA 4 L

10. Akmal RT 09 Mekar Sari Makmur 60 SMA 2 L

11. Mulyadi RT 05 Mekar Sari Makmur 65 SMA 2 L

12. Asimah RT 01 Mekar Sari Makmur 68 SD 2 P

13. Rohman RT 01 Mekar Sari Makmur 52 SD 4 L

14. Mihasan RT 01 Mekar Sari Makmur 54 SMA 3 L

15. S. Iswahyudi RT 03 Mekar Sari Makmur 37 SMP 4 L

16. H. Supriyanto RT 03 Mekar Sari Makmur 55 SMA 3 L

17. Samini RT 01 Mekar Sari Makmur 68 SMA 2 P

18. Robun RT 08 Mekar Sari Makmur 57 SD 2 L

19. Sunardianto RT 03 Mekar Sari Makmur 53 SMA 5 L

20. H. Jamiun RT 06 Mekar Sari Makmur 68 SD 3 L

21. Sutrimo RT 11 Berkah 50 SMP 4 L

22. Siti Mudaima RT 11 Berkah 52 SMA 1 P

23. Parnen RT 11 Berkah 60 SD 3 L

24. Yayuk RT 07 Berkah 55 SMP 2 P

25. Muhadi RT 05 Berkah 38 SMA 5 L

26. Maryadi RT 05 Berkah 47 SMP 5 L

27. Satrik RT 08 Berkah 53 SD 3 L

28. Daliman RT 05 Berkah 64 SMA 2 L

29. Nur Kholis RT 11 Berkah 48 SMA 4 L

30. LatipYono RT 11 Berkah 60 SMA 5 L

31. Suharto RT 11 Berkah 57 SMP 4 L

32. Sobirin RT 11 Berkah 53 SMA 4 L

Dokumen terkait