• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Perkawinan Beda Agama pada hak anak

Dalam dokumen OLEH: DEZA ARMAN SUAIBI NIM: (Halaman 88-94)

HAK-HAK PERLINDUNGAN ANAK DALAM PERKAWINAN BEDA AGAMA

C. Implikasi Perkawinan Beda Agama terhadap Perlindungan Hukum Bagi Anak. Hukum Bagi Anak

2. Implikasi Perkawinan Beda Agama pada hak anak

96 Ibid. h. 138

97 Ibid. h. 138

98 Jane Marlen Makalew “Akibat Hukum Dari Perkawinan Beda Agam di

76

Terjadinya Perkawinan beda agama memunculkan beberapa dampak negatif baik dampak sosial kemasyarakatam atau dalam perspektif hukum Islam. Namun jika kita pandang dalam kacamata yurisprudensi islam maka terjadinya perkawinan beda agama akan berdampak pada hak anak yaitu.

3. Perwalian Nikah

Dalam agama Islam wali nikah merupakan suatu hal yang fundamental dan harus ada dalam seuatu proses pernikahan kecuali madzhab Hanafi namun semua madzah dalam Islam mengharuskan adanya wali nikah berdasarkan hadits Rasulallah Saw yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA. بّيأ : يٛمي صلى الله عليه وسلم الله يٛعس ذعّع : يٛمر بٕٙع الله يضس خشئبع بٕرذيع ًطبث بٙحبىٕف ًطبث بٙحبىٕف ًطبث بٙحبىٕف بٙيٌٚ ْرإ شيغث ذحىٔ حأشِا لَ ِٓ يٌٚ ْبطٍغٌبف اٚشجبشر ْإٚ بٙثبصأ بّث ب٘شِٙ بٍٙف بٙثبصأ ْئف از٘ ،ٌٗ يٌٚ ٖبجشخي ٌُٚ ٓيخيشٌا طشش ٍٝع حيحص شيذح Artinya:

“Sayyidah Aisyah berkata bahasa saya pernah mendengar Rasulallah Saw bersabda ”Siapa saja dari permpuan menikah tanpada seizin walinya maka pernikahannya batal” (hadits in sahih berdasarkan syarat imam Bukhori dan Imam Muslim)99

Begitu juga ada hadits yang diriwayatkan oleh imam Hamad yang berbunyi:

99 Muhammad Ibn Abdillah Abu Abdillah al-Hakim an-Naisaburi,

77

لدع يدهاشو يلوب لاإ حاكن لا Artinya:

“Pernikahan itu tidak akan dianggap kecuali dengan menggunakan wali dan dua orang saksi yang adil”100

Wali nikah dianggap sebagai rukun agar sahnya suatu pernikahan dan ini telah ditetapkan dalam pasal 19 KHI. Maka apabila pernikahan tidak melengkapi perwalian ini maka pernikahan itu tidaklah dianggap sah101.

Adapun jika ada terjadi sebuah pernikahan beda agama maka wali nikah yang non muslim tidak diperkenankan menjadi wali nikah anaknya yang muslim namun dalam kasus ini yang menjadi wali nikahnya adalah hakim sebagaimana yang telah ditentukan dalam beberapa pasal yaitu pasal 21, 22, 23 kompilasi hukum Islam (KHI). 4. Hak Waris

Terealisasinya pernikah beda agama akan memiliki pengaruh terhadap hukum warits terkhususnya agama Islam. Sebab dalam pernikahan beda agama, agama Islam begitu memperhatikan aturan hak waris bahkan terdapat suatu bidang disiplin ilmu yang khusus mengkaji prihal waris ini.

Sebagaimana penulis telah memaparkan pada bab-bab sebelumnya bahwa dalam Agama Kristen dan Katholik misalnya mereka memlihat hukum kewarisan berbeda

100 HR. Ahmad

101 Ahmad Sukardi dan Bakri. A. Rahman, “Hukum perkawinan menurut

78

dengan Islam sebab menurut dua agama ini perbedaan agama dalam pernikahan tidak menghalangi seorang anak untuk mendapatkan hak dalam masalah waris dengan alasan bahwa anak dari kecil seharusnya tidak dibebani dengan tidak mendapatkan harta waris apalagi hanya dengan hanya perbedaan dalam segi agama karena harta orang tua merupakan hak seorang anak dari orang tuanya102.

Begitu juga dengan agama Budha dan Hindu, mereka dalam permasalahan hak waris menyerahkan aturan itu kepada hukum negara. Dan semua agama itu sangat berbeda dengan Islam karena dalam Islam ditemukan hukum dan bahwak pelajaran khusus yang membahas tentang hak waris yang disebut ilmu faraid yaitu ilmu yang membahas mengenai ketentuan-ketentuan siapa yang berhak mendapatkan harta warisan, siapa yang tidak berhak dan berapa yang harus diberikan bagi penerima harta warisan dari orang tua yang telah meninggal duina.103

Jika kita berbicara mengenai tentang hukum Islam maka kita tidak akan terlepas dari dasar-dasar hukum Islam yaitu Alquran, hadits, ijma‟ dan ijtihad104

. Dalam permasalahan hukum waris terdapat beberapa hal yang menghalangi seorang anak mendapatkan hak waris

102 Ahmad Rapiq, “Fiqih Mawarits”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002)

h. 3

103 Ibid. h. 3

79

sebagaimana dalam kitab Hasyiah al-Bujairami ala Syarhi al-Minhaj at-Tullab105:

g. Berbeda Agama h. Berbeda Akad

i. Tidak diketahui kematian yang memberikan waris j. Murtad

k. Budak l. Pembunuhan

Dalam kitab Hasyiah Bujairami disebutkan beda agama merupakan penghalang pertama untuk memperoleh hak waris, maka syarat yang harus terpenuhi bagi seorang anak adalah tidak berbeda agama karena dalam Islam berbeda agama merpakan penghalang mendapatkan hak waris. Dan landasan itu berdasakan Al-Quran dan hadits Rasulallah Saw.

Adapun dalam Al-Quran adalah firman Allah Swt: ِْْإ َٚ ُُْىَعَِ ُْٓىَٔ ٌََُْأ اٌُٛبَل ِ َّاللَّ َِِٓ ٌحْزَف ُُْىٌَ َْبَو ِْْئَف ُُْىِث َُْٛصَّثَشَزَي َٓيِزٌَّا

ْعََّْٕٔ َٚ ُُْىْيٍََع ْرِْٛحَزْغَٔ ٌََُْأ اٌُٛبَل ٌتي ِصَٔ َٓي ِشِفبَىٌٍِْ َْبَو ُ َّللَّبَف َٓيِِِْٕؤٌُّْا َِِٓ ُُْى

ًلَيِجَع َٓيِِِْٕؤٌُّْا ٍََٝع َٓي ِشِفبَىٌٍِْ ُ َّاللَّ ًََعْجَي ٌَْٓ َٚ ِخَِبَيِمٌْا ََ َْٛي ُُْىَْٕيَث ُُُىْحَي Artinya:

“(orang-orang) yang sedang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapatkan kemenangan dari Allah Swt mereka berkata “Bukanlah kami (turut berperang) bersama kamu? Dan jika orang kafir mendapati bagian, mereka

105 Sulaiman Ibn Umar Ibn Muhammad al-Bujairami, “Hasyiah al-Bujairami

80

berkata “Bukankah kami turut memenagkanmu, dan membela kamu dari orang mukmin?” maka Allah Swt akan memberikan putusan antara kamu pada hari kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman”106.

Sedangakan dalil dari hadits adalah Sabda Rasulallah Saw yang diriwayatkan dari Usamah Ibn Zaid:

الله ٍٝص يجٌٕا ْأ ذيص ٓث خِبعأ ٓع ْبفع ٓث ْبّضع ٓث ٚشّع ٓع ٍَُِْغٌُّْا ُشِفبَىٌْا ُس ِشَي َلَ َٚ َشِفبَىٌْا ٍُُِْغٌُّْا ُس ِشَي َلَ يبل ٍُعٚ ٗيٍع 107

Artinya:

“Diriwayatkan dari Amr Ibn Utsman Ibn Affan dari Usamah Ibn Zaid bahwasanya Rasulallah Saw bersabda: Orang muslim tidak mewariskan (harta) orang kafir dan orang kafir tidak mewariskan (harta) orang muslim”.

Selain dari hadit ini ada juga seperti peraktik Rasulallah Saw dimana karena perbedaan agama ini Rasulallah Saw tidak membagikan harta warisan dari kafir kepada muslim yaitu dalam kasus tatkala wafatnya Abu Thalib yang belum masuk Islam dan meninggalkan empat orang anak yaitu Ali dan Ja‟far yang sudah masuk Islam dan Uqoil dan Thalib yang belum masuk Islam. Pada Kasus ini Rasulallah Saw

106 QS. An-Nisa‟ Ayat: 141

107 Muhammaad Ibn Nasr Ibn alHajjaj al-Marwazi Abu Abdillah “As-Sunnah li

81

tidak membagi harta warisan kepada Ali dan Ja‟far namun memberikan kepada Uqoil dan Tholib108

Tabel Pemenuhan hak anak dari perkawinan beda agama:

No Pasangan Agama Hak

Material Hak Immaterial Suami Isteri 1. Bapak HR

Dalam dokumen OLEH: DEZA ARMAN SUAIBI NIM: (Halaman 88-94)

Dokumen terkait