• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.6 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

VARIABEL DEFINISI CARA UKUR &

ALAT UKUR

HASIL UKUR SKALA UKUR Umur Lama waktu hidup

(sejak dilahirkan) Mengisi jawaban

Kuesioner 40- 50 tahun 51 - 60 tahun dan

> 60 tahun

Rasio

Pendidikan Pendidikan adalah jenjang pendidikan

yang sederajat

Jumlah Anak Jumlah anak yang dilahirkan seorang

konsisten terhadap

Perilaku Perilaku adalah tindakan atau

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini diperoleh dari 106 responden yang telah didapat dengan metode simple random sampling dengan kriteria inklusi penelitian yang telah ditetapkan. Kondisi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat penelitian berlangsung dan ditetapkannya protokol kesehatan berupa physical-distancing menyebabkan tidak memungkinkan peneliti bertemu secara langsung dengan responden, maka pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner secara online melalui Google Form kepada subjek penelitian.

Adapun link dari Google Form tersebut diedarkan dengan menggunakan social media berupa Whatsapp Group dan Line. Pengumpulan data dilakukan pada 17 september – 20 oktober 2020.

4.1 HASIL

4.1.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN

Karakteristik responden yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan jumlah anak. Berikut gambaran hasil karakteristik responden berdasarkan data sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden

Karakteristik n =106 %

Usia Responden

40-50 tahun 51 48,1

51-60 tahun 53 50,0

>60 tahun 2 1,9

Tingkat Pendidikan

Pendidikan Rendah 3 1,9

Pendidikan Sedang 38 35,8

Pendidikan Tinggi 65 61,3

Pekerjaan

Bidan/Petugas Kesehatan 8 7,5

Guru 12 11,3

Ibu Rumah Tangga 46 43,4

Karyawan 8 7,5

Wiraswasta 14 13,2

Lain-lain 18 17,0

Penghasilan

<Rp 500.000; 29 27,4

Rp 500.000; - Rp 1.000.000; 4 3,8

Rp 1.000.000; - Rp 3.000.000; 8 7,5

Rp 3.000.000; - Rp 5.000.000; 25 23,6

>Rp 5.000.000; 40 37.7

Jumlah Anak

1 4 3,8

2 23 21,7

3 43 40,6

4 24 22,6

Pada tabel 4.1 diatas, menunjukkan bahwa distribusi karakteristik responden berdasarkan usia didominasi oleh kelompok usia 50-60 tahun yaitu sebanyak 53 responden (50%), lalu diikuti dengan kelompok usia 40-50 tahun sebanyak 51 responden (48,1%), serta kelompok dengan usia >60 tahun sebanyak 2 responden (1,9%). Hasil ini tidak sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan kelompok usia, dimana pada data tersebut dijumpai populasi perempuan pada rentang usia 40-49 tahun lebih banyak dibandingkan dengan populasi perempuan pada rentang usia 50-59 tahun.

Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan responden dikategorikan menjadi tiga kelompok: sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat/tidak tamat perguruan tinggi) yaitu sebanyak 65 responden (61,3%). Sebanyak 38 responden (35,8%) memiliki tingkat pendidikan sedang (tamat/tidak tamat SMU dan yang sederajat). Dan sebanyak 3 responden (1,9%) memiliki tingkat pendidikan rendah (buta huruf/tidak pernah sekolah, tamat/tidak tamat SD dan sederajat, tamat/tidak tamat SMP dan yang sederajat). Hal ini tidak sejalan dengan profil perempuan Indonesia pada tahun 2019 yang mayoritas penduduk perempuan usia 15 tahun keatas SD/Sederajat (25,79%), lalu diikuti SMA/Sederajat (23,54%) dan pendidikan S1(Perguruan tinggi) sebanyak 8,61%.

Berdasarkan karakteristik pekerjaan terlihat bahwa sebagian besar dari total responden sebanyak 46 responden (43,4%) tidak memiliki pekerjaan (ibu rumah tangga), sebanyak 18 responden (17%) memiliki pekerjaan lainnya (seperti wirausaha, dosen ), sebanyak 14 responden (13,2%) bekerja sebagai wiraswasta, dan sebanyak 12 responden (11,3%) bekerja sebagai guru, serta sebanyak 8 responden (7,5%) bekerja sebagai masing-masing bidan/petugas kesehatan dan karyawan. Hal

5 8 7,5

6 4 3,8

ini tidak sesuai dengan profil perempuan Indonesia pada tahun 2019 dimana mayoritas penduduk perempuan usia 15 tahun ke atas bekerja 49,15% lalu diikuti dengan mengurus rumah tangga sebanyak 36,67%.

Berdasarkan karakteristik penghasilan, didominasi oleh responden dengan penghasilan diatas 5 juta rupiah/bulan sebanyak 40 orang (37,7%), lalu diikuti dengan penghasilan dibawah 500 ribu rupiah/bulan sebanyak 29 orang (27,4%), 3-5 juta rupiah/bulan sebanyak 25 orang (23,6%), 1-3 juta rupiah/bulan sebanyak 8 orang (7,5%), dan penghasilan 500 ribu-1 juta rupiah/bulan sebanyak 4 orang (3,8%).

Menurut data Badan Pusat Statistik, Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP) dan rata-rata nasional per tahun 2016 (dalam Rupiah) di Indonesia adalah sebesar Rp 1.997.819,00

Berdasarkan karakteristik jumlah anak, didominasi oleh responden dengan 3 anak sebanyak 43 orang (40,6%), lalu diikuti dengan responden dengan jumlah anak 4 sebanyak 24 orang (22,6%), 2 anak sebanyak 23 orang (21,7%), 5 anak sebanyak 8 orang (7,5%), serta masing-masing 1 anak dan 6 anak sebanyak 4 orang (3,8%). Hal ini sesuai dengan. Hal ini sesuai dengan survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2017 yang menunjukkan angka fertilitas total (Total Fertility Rate) sebesar 2,4, yang berarti seorang wanita di Indonesia rata-rata melahirkan 2,4 anak selama hidupnya.

4.1.2 PENGETAHUAN RESPONDEN

Variabel pengetahuan responden dikategorikan menjadi 3, yaitu pengetahuan baik, sedang, dan kurang. Hasil penelitian pengetahuan responden tentang imunisasi dasar lengkap dapat dilihat dari beberapa pertanyaan mengenai imunisasi. Pertanyaan terdiri dari 7 pertanyaan. Skor nilai pertanyaan responden tertinggi 7 dan nilai terendah 1 dengan nilai tengah 6,00. Data tersebut menunjukkan bahwa responden dengan nilai pengetahuan diatas median sebanyak 56 orang (52,8%) dan pengetahuan

dibawah median sebanyak 50 orang (47,2%). Gambaran hasil distribusi frekuensi pengetahuan responden akan disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2 Gambaran Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden

Berdasarkan tabel 4.2, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden didominasi oleh pengetahuan baik yaitu sebanyak 56 orang (52,8%), lalu diikuti dengan pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (28,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 20 orang (18,9%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Dasar Lengkap

No Item Pertanyaan Frekuensi

Benar % Salah % 1 Mengetahui imunisasi dasar pada bayi

101 95.3 5 4.7

2 Mengetahui jenis imunisasi dasar

89 84.0 17 16.0 3

Mengetahui pemberian imunisasi BCG untuk

mencegah penyakit tuberculosis 88 83.0 18 17.0

4

Mengetahui sebaiknya imunisasi polio

diberikan pada bayi sebanyak 4 kali 48 45.3 58 54.7

5

Mengetahui imunisasi polio I diberikan pada

usia 1 bulan 83 78.3 23 21.7

6

Mengetahui imunisasi campak diberikan pada

usia 9 bulan 70 66.0 36 34.0

7

Mengetahui jarak waktu yang tepat pemberian

vaksin DPT 1, DPT 2, dan DPT 3 79 74.5 27 25.5

Pengetahuan Responden n %

Baik 56 52.8

Cukup 30 28.3

Kurang 20 18.9

Jumlah 106 100

Dari tabel 4.3, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor satu yaitu sebesar 95,3%. Sedangkan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor empat yaitu sebesar 54,7%.

4.1.3 SIKAP RESPONDEN

Variabel sikap responden dikategorikan menjadi 2, yaitu sikap baik, dan kurang. Sikap responden tentang imunisasi dasar lengkap dilihat dari beberapa pernyataan mengenai imunisasi. Pertanyaan terdiri dari 10 pernyataan. Skor nilai pernyataan responden tertinggi 50 dan nilai terendah 22 dengan nilai tengah 45,00.

Data tersebut menunjukkan bahwa responden dengan nilai sikap diatas median sebanyak 55 orang (51,9%) dan sikap dibawah median sebanyak 51 orang (48,1%).

Gambaran hasil distribusi frekuensi sikap responden akan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.4 Gambaran Distribusi Frekuensi Sikap Responden

Berdasarkan tabel 4.4, diperoleh hasil bahwa sikap ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap tidak jauh berbeda, dimana ibu yang memiliki sikap baik sebanyak 55 orang (51,9%) dan sikap kurang sebanyak 51 orang (48,1%).

Sikap Responden n %

Baik 55 51.9

Kurang 51 48.1

Jumlah 106 100

4.1.4 PERILAKU RESPONDEN

Variabel perilaku responden dikategorikan menjadi 2, yaitu perilaku baik, dan kurang. Perilaku responden tentang imunisasi dasar lengkap dilihat dari beberapa pernyataan mengenai imunisasi. Pertanyaan terdiri dari 7 pernyataan. Skor nilai pernyataan responden tertinggi 7 dan nilai terendah 0 dengan nilai tengah 5,00. Data tersebut menunjukkan bahwa responden dengan nilai perilaku diatas median sebanyak 57 orang (53,8%) dan sikap dibawah median sebanyak 49 orang (46,2%).

Gambaran hasil distribusi frekuensi perilaku responden akan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.5 Gambaran Distribusi Frekuensi Perilaku Responden

Berdasarkan tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa perilaku responden didominasi oleh perilaku baik yaitu sebanyak 57 orang (53,8%), dan perilaku kurang sebanyak 49 orang (46,2%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Responden Tentang Imunisasi Dasar Lengkap

No Item Pertanyaan Frekuensi

Benar % Salah % 1

Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi

Hepatitis B 0 pada anak 78 73.6 28 26.4

2

Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi

DPT-HB-Hib 1 pada anak 57 53.8 49 46.2

3

Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi

DPT-HB-Hib 2 pada anak 65 61.3 41 38.7

4 Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi 62 58.5 44 41.5

Perilaku Responden n %

Baik 57 53.8

Kurang 49 46.2

Jumlah 106 100

DPT-HB-Hib 3 pada anak

5

Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi

Campak 89 84.0 17 16.0

6

Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi

Polio I 67 63.2 39 36.8

7

Perilaku ibu memberikan Imunisasi lengkap

pada anak 94 88.7 12 11.3

Dari tabel 4.6, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor tujuh yaitu sebesar 88,7%. Sedangkan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor dua yaitu sebesar 46,2%.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP

Dari hasil penelitian didapat bahwa gambaran pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar lengkap termasuk kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak (52,8%), lalu diikuti dengan pengetahuan cukup sebanyak (28,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak (18,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan baik lebih banyak dibanding pengetahuan cukup ataupun kurang. Berdasarkan hasil analisis kuesioner, mayoritas responden memberikan jawaban benar terhadap pertanyaan mengenai imunisasi dasar lengkap yang wajib diberikan sebelum usia 1 tahun dan juga responden mengetahui bahwa imunisasi sebagai upaya mencegah penyakit seperti tuberkulosis, difteri, pertusis,tetanus, polio, hepatitis b, campak, dan penyakit yang disebabkan oleh Hemofilus Influenza tipe b,

mayoritas responden juga mengetahui waktu pemberian imunisasi dan kapan waktu harus ditunda pemberian imunisasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Normalisa, 2015) yang menyatakan bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi dasar (75%). Menurut penelitian tersebut pengetahuan yang baik pada ibu didukung oleh faktor usia ibu yang masih produktif dan masih memiliki anak yang berusia dibawah 1 tahun, mayoritas pendidikan ibu tamat SLTA, dan mayoritas ibu tidak bekerja sehingga ibu mempunyai banyak waktu luang untuk bisa mendapatkan informasi dari berbagai media (televisi, radio, surat kabar dan sosial media dan lain-lain) tentang imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan ibu yang bekerja akan cenderung tidak memiliki waktu yang cukup untuk imunisasi anaknya.

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitan ini juga mendapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang imunisasi dasar yaitu sebanyak 48,72% (Dillyana & Nurmala, 2019). Dan juga dalam penelitian Mohamed 2013 didapati hasil penelitian yang sama didalam penelitian ini, yaitu sebanyak 61% responden memiliki pengetahuan yang baik, menurut penelitian ini yang dikutip dari Notoatmodjo bahwa pengetahuan dipengaruhi faktor pendidikan formal, pengetahuan saat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif dari objek diketahui, maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tetentu, salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.

Namun pada penelitian (Sarri & PH, 2018) dan penelitian (Hudhah &

Hidajah, 2012) diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan penelitian ini. Pada penelitian (Sarri & PH, 2018) mayoritas responden memiliki pengetahuan yang sedang (53,3%) dan pada penelitian (Hudhah & Hidajah, 2012) menunjukkan bahwa mayoritas ibu berpengetahuan rendah atau buruk (59,0%).

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh faktor usia, pengalaman, dan pendidikan. Semakin tinggi usia seseorang maka pengalaman yang dimiliki juga akan semakin banyak sehingga penerapan dalam kehidupan sehari-hari sudah lebih baik (Notoatmodjo, 2007). Pengalaman ibu sebelumnya pada anak yang sudah mendapat imunisasi lengkap dapat memperluas pengetahuannya tentang fungsi imunisasi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar peluang untuk mandapatkan informasi yang dapat mempunyai pengertian lebih baik tentang pencegahan penyakit dan mempunyai kesadaran lebih tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan (Rizani, Hakimi, & Ismail, 2009) Berdasarkan hasil penelitian, penelitian terkait dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu dikategorikan baik, hal ini terkait dengan pendidikan responden yang mayoritas memiliki pendidikan tinggi yaitu sebanyak 61.3% sehingga diharapkan dengan pengetahuan tinggi responden maka pemahaman mengenai imunisasi juga akan lebih luas sehingga sikap dan perilaku dalam pemberian imunisasi juga akan semakin baik.

4.2.2 GAMBARAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP

Dari hasil penilitian diatas diperoleh hasil bahwa sikap ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap tidak jauh berbeda, dimana ibu yang memiliki sikap baik sebanyak (51,9%) dan sikap kurang sebanyak (48,1%). Dari hasil analisis kuesioner didapatkan bahwa sikap ibu sudah baik dalam memberikan imunisasi dasar yang ditunjukkan dengan jawaban bahwa ibu setuju jika anaknya harus diberikan imunisasi secara lengkap karena imunisasi penting bagi kesehatan, ibu juga mengetahui bahwa

manfaat yang didapat dari imunisasi lebih besar dari pada kerugiannya (efek samping), serta ibu mengerti akan pentingnya mendapat informasi tentang imunisasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Sarri & PH, 2018) dan penelitian (Dillyana

& Nurmala, 2019). Pada penelitian (Sarri & PH, 2018)menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap baik tentang imunisasi dasar (50,6%) dan pada penelitian (Dillyana & Nurmala, 2019) juga sebagian besar responden memiliki sikap positif tentang imunisasi dasar (74,36%).

Namun pada penelitian (Gondowardojo & Wirakusama, 2015) diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan penelitian ini, yang menunjukkan bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang negative (51,1%) terhadap imunisasi dasar lengkap, hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas metode penyuluhan tentang imunisasi dasar dan manfaat imunisasi oleh puskesmas ataupun posyandu.

Menurut Notoatmodjo, sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang ia miliki. Semakin baik pengetahuannya maka akan semakin baik pula sikapnya, begitu juga sebaliknya. Faktor-faktor lain yang turut memengaruhi sikap seseorang antara lain seperti fasilitas sumber informasi (misal: media massa, penyuluhan) dan faktor internal dari diri orang tersebut untuk menerima atau tidak menerima objek (sikap positif dan negatif), (Anton, 2014). Sikap ibu yang baik disebabkan karena ibu dapat memahami dan memiliki motivasi dari petugas kesehatan tentang imunisasi dasar, sedangkan sikap ibu yang kurang disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya imunisasi dasar pada bayi, (Gondowardojo & Wirakusama, 2015) 4.2.3 GAMBARAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP

Dari hasil penelitian didapat bahwa perilaku responden didominasi oleh perilaku baik yaitu sebanyak (53,8%), dan perilaku kurang sebanyak (46,2%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Huda, 2009), terlihat bahwa mayoritas dari

total responden yaitu sebanyak 93,5% memiliki perilaku yang baik tentang pelaksanaan imunisasi dasar lengkap.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian (Anton, 2014) dan (Gondowardojo &

Wirakusama, 2015). Pada penelitian (Anton, 2014), diperoleh hasil sebanyak 53,1%

responden memiliki perilaku yang buruk dan pada penelitian Yustinus, sebanyak 51,1% responden memiliki perilaku buruk.

Perilaku buruk dapat dipengaruhi oleh sikap buruk. Namun sikap yang baik, belum tentu menghasilkan perilaku yang baik pula , mungkin saja bahkan sebaliknya seperti teori “disonansi kognitif” yang menyatakan bahwa ada kecenderungan manusia untuk menghindari kesesuaian antara perilaku dengan sikap ataupun kesesuaian antara pengetahuan dengan sikap dan perilaku. Disonansi kognitif terjadi ketika seseorang memegang dua perilaku yang berbeda atau ketika kepercayaan tidak sejalan dengan perilaku. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki pengetahuan baik belum tentu akan bersikap baik walaupun pengetahuan dan sikap dianggap dua hal yang berhubungan. Apalagi seseorang dengan sikap yang buruk kemungkinan besar akan berperilaku buruk pula.

Perwujudan dari perilaku dapat melalui pengetahuan dan sikap, namun suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan. Terwujudnya suatu sikap agar menjadi tindakan perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain seperti fasilitas dan dukungan dari pihak lain seperti keluarga, sekolah, lingkungan dan kelompok sebaya. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kadang-kadang kekuatannya lebih besar daripada karakteristik individu (contoh: motivasi, nilai, kepribadian dan sikap (Mowbray, 2012).

Sama halnya seperti hasil yang diperoleh pada penelitian ini, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki perilaku yang baik. Pengetahuan baik yang dimiliki responden tersebut menimbulkan sikap yang baik sehingga menciptakan perilaku yang baik juga.

4.3 KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada populasi dan jumlah sampel yang sesuai dengan rencana peneliti sebelumnya. Peneliti merasa terkendala dalam menjangkau responden secara langsung dalam hal menyebarkan kuesioner online sehingga dibutuhkan bantuan responden perwakilan tiap angkatan untuk menyebarkan kuesioner ataupun harus menyebarkan kuesioner dengan menghubungi satu per satu mahasiswa agar ibu mahasiswa tersebut mengisi kuesioner. Dan juga pengisian kuesioner dilakukan secara online sehingga banyak responden membutuhkan bantuan anaknya untuk mengisi kuesioner. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dengan jumlah pertanyaan terkait pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pemberian imunisasi dasar sebanyak 24 pertanyaan, sehingga sangat memungkinkan terjadinya kejenuhan pada responden saat mengisi kuesioner.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017 Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap”

adalah sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan responden untuk kategori baik sebesar 52,8% yang merupakan persentase paling tinggi, sedangkan kategori pengetahuan cukup memiliki persentase yaitu 28,3% dan tingkat pengetahuan kategori kurang sebesar 18,9%. Hal ini menunjukkan pengetahuan responden tentang imunisasi dasar pada anak baik.

2. Sikap responden dalam pemberian imunisasi dasar lengkap tidak jauh berbeda, dimana ibu yang memiliki sikap baik sebanyak 51,9% dan sikap kurang sebanyak 51 orang 48,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sikap responden terhadap imunisasi dasar lengkap pada anak baik

3. Perilaku responden didominasi oleh perilaku baik yaitu sebanyak 53,8%, sedangkan perilaku kurang sebanyak 46,2%. Hal ini menunjukkan perilaku responden terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap dikategorikan baik.

5.2 SARAN

1. Pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan atau puskesmas perlu meningkatkan pemberian informasi yang tepat mengenai imunisasi kepada masyarakat dan juga pemberian edukasi mengenai pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Pemberian informasi dapat berupa penyuluhan dan pembagian brosur.

2. Diharapkan dalam pendidikan kedokteran perlu menekankan pemahaman pada mahasiswa bahwa kelengkapan imunisasi dasar pada bayi sangat penting untuk kekebalan tubuh, dengan cara memberikan informasi yang benar kepada ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan pengetahuan ibu dengan sikap ataupun perilaku dalam pemberian imunisasi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi dengan jumlah populasi yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Anton, A. (2014). Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selalong Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau ( Skripsi) . Pontianak:

Universitas Tanjungpura .

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Bernstein, H. H., Kilinsky, A., & Orenstein, W. A. (n.d.). Chapter 197: immunization practices. In R. M. Kliegman, J. W. ST Geme III, N. J. Blum, S. S. Shah, R.

C. Tasker, K. M. Wilson, et al., Nelson Textbook Of Pediatrics (pp. 5515-5576). Elsevier.

Dahlan, M. S. (2016). Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 4. Jakarta: Epidemiologi Kesehatan.

Dahlan, M., & Dahlan, M. S. (2014). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS.

Jakarta: Epidemiologi Indonesia. Balita terhadap Tindakan Imunisasi Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Andalas, 388,389,390.

Gerlich, W. H. (2013). Medical Virology of Hepatitis B: how it began and where we are now. Virology Journal, 1-25.

Gondowardojo, Y. R., & Wirakusama, I. B. (2015). Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Mengenai Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem 2014. E-Jurnal Medika Udayana Vol.4 No.4, 1-15.

Hakiki, G., Supriyanto, S., Prastiwi, D., Prastiwi, W., Larasati, W., & Khoer, M. I.

(2019). Profil Perempuan Indonesia 2019. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Heraris, S. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembina Plaju Palembang. Skripsi.

Huda, N. (2009). Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Ciputat (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah.

Hudhah, M., & Hidajah, A. C. (2012). Perilaku Ibu dalam Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Gayam Kabupaten Sumenep. Jurnal Promkes Vol. 5 No. 2, 167-180.

Kemenkes. (2014). Buku Ajar Imunisasi . Jakarta Selatan: Pusat dan Tenaga Kesehatan.

Kemenkes. (2014). Infodatin Situasi Dan Analisis Imunisasi. Jakarta Selatan: Pusat Data Dan Informasi.

Kemenkes. (2016). Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Situasi Imunisasi di Indonesia, 1-11.

Kemenkes. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Kemenkes. (2018). Pusat Data Dan Indormasi Kemenkes Ri. Situasi Campak dan Rubella di Indonesia.

Kemenkes. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes. (2019). Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018.

Mowbray, O. (2012). Can Social Networks Inform Treatment Use for Persons with Co-Occurring Substance Use and Mental Health Problems? Journal of Addiction: Research & Therapy, 1-3.

Normalisa. (2015). Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Puskesmas Kota Banjarmasin . Banjarmasin: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin.

Notoatmojo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.

Notoatmojo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.

Notoatmojo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.

Proverawati A, C. (2010). Buku Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha medika.

Putri, D. K., & Zuiatna, D. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi. Jurnal Bidan Komunitas Vol.1 No.2 , 104-114.

Ranuh, I. G., Hadinegoro, S. R., Kartasasmita, C. B., Ismoedijanto, Soedjatmiko, Gunardi, H., et al. (2017). Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Keenam tahun 2017. Jakarta Pusat: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Rizani, A., Hakimi, M., & Ismail, D. (2009). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0 -7 Hari di Kota Banjarmasin. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. 25 (1), 12-20.

Sarri, R. K., & PH, L. (2018). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar. Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, 75-82.

Simbolon, L. N., Mulyani, N. S., & Supriyanti. (2018). Korelasi Pengetahuan, Sikap dan Persepsi Bidan Terhadap Perilaku Pemberian Vaksin Hepatitis B Saat Lahir. Sari Pediatri Vol. 18 No. 2, 106-110.

Tanjung, I. C., Rohmawati, L., & Sofyani, S. (2017). Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap dan Faktor Yang Mempengaruhi. Sari Pediatri Vol. 19 No. 2, 87,89.

UNICEF. (2018, September). Unicef Immunization Roadmap 2018-2030. Retrieved

Maret 21, 2020, from

https://www.unicef.org/sites/default/files/2019/01/UNICEF_Immunization_R oadmap_2018.pdf: https://www.unicef.org

WHO. (2013, September 27). Weekly Epidemiological Record: Haemophilus influenzae type b (Hib) Vaccines. Retrieved April 15, 2020, from Weekly Epid. Record (2013, 88: 413-428) : https://www.who.int/wer

WHO. (2015, August 25). Weekly Epidemiological Record: Pertussis Vaccines.

Retrieved April 15, 2020, from Weekly Epid. Record (2015, 90: 433-460) [:

https://www.who.int/wer

WHO. (2016, March 25). Weekly Epidemiological Record: Polio Vaccines. Retrieved April 15, 2020, from Weekly Epid. Record (2016, 9: 145-168):

WHO. (2016, March 25). Weekly Epidemiological Record: Polio Vaccines. Retrieved April 15, 2020, from Weekly Epid. Record (2016, 9: 145-168):

Dokumen terkait