BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.6 Pengetahuan
2.6.3 Kriteria Pengetahuan
Menurut Arikunto (2013) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
• Baik, bila subyek menjawab benar 76%-100% seluruh pertanyaan.
• Cukup, bila subyek menjawab benar 56%-75% seluruh pertanyaan.
• Kurang, bila subyek menjawab benar <56% seluruh pertanyaan.
2.7 SIKAP
2.7.1 PENGERTIAN SIKAP
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara
nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas,akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2014).
Menurut Notoatmodjo (2014), sikap mempunyai tiga komponen pokok yakni:
a) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, c) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
(a) Menerima (receiving), (b) Merespons (responding), (c) Menghargai (valuing),
(d) Bertanggung jawab (responsible).
Faktor sikap merupakan faktor yang timbul dari dalam diri individu sendiri.
Tidak membawa anak ketempat pelayanan kesehatan untuk diimunisasi dikarenakan sikap ibu yang tidak memahami pentingnya imunisasi. Sebaliknya ibu yang membawa anaknya untuk diimunisasi didorong oleh sikap ibu yang memahami pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit. Proses terjadinya sikap karena adanya rangsangan seperti pengetahuan masyarakat. Rangsangan tersebut menstimulus masyarakat untuk memberi respon berupa sikap positif maupun sikap negatif yang pada akhirnya akan terwujud dalam tindakan yang nyata (Notoatmodjo, 2014).
2.8 PERILAKU
2.8.1 PENGERTIAN PERILAKU
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2014).
Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2014) merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner disebut “S-O-R”
atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua respons, yaitu:
1. Respondent response atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Respons-respons ini mencakup perilaku emosional.
2. Operasi response atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
2.8.2 BENTUK PERILAKU
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2014), yaitu:
1. Perilaku tertutup (covert behaviour)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi pengetahuan/ kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behaviour)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
2.8.3 DOMAIN PERILAKU
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor- faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Menurut Notoatmodjo (2014) faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku, yang dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan
2. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
2.8.4 PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2014) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam dari orang tersebut terjadi proses berurutan, disingkat AIETA yang artinya:
• Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.
• Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
• Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
• Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
• Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dari sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan besifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
2.9 KERANGKA TEORI
Gambar 2.2 Kerangka Teori
2.10 KERANGKA KONSEP
Gambar 2.3 Kerangka Konsep
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain studi potong lintang (cross sectional). Untuk mengetahui gambaran, sikap, dan perilaku ibu tentang pemberian imunisasi dasar lengkap.
3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukaan mulai saat penyusunan usulan penelitian hingga pembuatan laporan hasil penelitian pada bulan November 2020. Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2020.
3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3.3.1 POPULASI PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah seluruh Ibu dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017 yang memiliki karakteristik sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
• Ibu dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017.
b. Kriteria Eksklusi
• Subjek yang memiliki kelainan jiwa
• Subjek yang menolak berpartisipasi dalam penelitian
• Subyek yang telah meninggal dunia
3.3.2 SAMPEL PENELITIAN
Estimasi besar sampel diambil menggunakan simple random sampling, rumus yang digunakan adalah:
𝑛 =𝑍𝛼2 𝑃𝑄 𝑑2 Keterangan:
n = besar sampel
Z = Nilai standar dari alpha. Nilainya diperoleh dari tabel z kurva normal yaitu 1,96
P = Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (P = 0,50)
Q = (1 - P) = (1- 0,50 = 0,50)
d = presisi penelitian, yaitu kesalahan prediksi proporsi yang masih dapat diterima (d = 0,1)
Maka besarnya sampel adalah sebagai berikut :
𝑛 =
(1,96)2 x 0,50 x 0,50 (0,1)2 = 96Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 96 subjek penelitian.Untuk mengantisipasi terdapatnya bias maka jumlah sampel ditambah 10% dari besar sampel sehingga total jumlah sampel menjadi 106 responden.
3.4 METODE PENGUMPULAN DATA 3.4.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan data primer berupa pengisian kuesioner terhadap seluruh Ibu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017 yang dilakukan dalam waktu relatif bersamaan. Data primer meliputi data ibu tentang (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, alamat), pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap, sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap dan perilaku ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang imunisasi dasar lengkap adalah kuesioner yang dibuat sendiri setelah melalui uji validasi dan reliabilitas. Data dikelompokkan berdasarkan variabel yang telah ditentukan.
Pengisian kuesioner dilakukan secara online dengan mengisi google form.
3.4.2 VARIABEL PENELITIAN 1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel independen penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada bayi.
3.4.3 INSTRUMEN PENELITIAN
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa daftar pertanyaan berupa formulir yang disusun untuk memperoleh data sesuai yang
diinginkan peneliti. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas 3 bagian, yaitu:
1. Kuesioner Tentang Pengetahuan Responden Mengenai Imunisasi Dasar Lengkap
Kuesioner ini merupakan penilaian mengenai pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap. Pada kuesioner ini terdapat 7 aspek yang akan dinilai berdasarkan kondisi responden saat pengumpulan data dengan skor 0 dan 1.
2. Kuesioner Tentang Sikap Responden Mengenai Imunisasi Dasar Lengkap Kuesioner ini merupakan penilaian mengenai sikap tentang imunisasi dasar lengkap. Pada kuesioner ini terdapat 10 aspek yang akan dinilai berdasarkan kondisi responden saat pengumpulan data dengan skor 5,4,3,2, dan 1.
Pertanyaan pada kuesioner ini menggunakan pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban yaitu: Jika pertanyaan positif nilai: Sangat setuju= 5, setuju= 4, ragu-ragu= 3, tidak setuju= 2, sangat tidak setuju = 1 dan Jika pertanyaan negatif nilai: Sangat setuju= 1, setuju= 2, ragu-ragu= 3, tidak setuju= 4, sangat tidak setuju = 5.
3. Kuesioner Tentang Perilaku Responden Mengenai Imunisasi Dasar Lengkap
Kuesioner ini merupakan penilaian mengenai perilaku tentang imunisasi dasar lengkap. Pada kuesioner ini terdapat 7 aspek yang akan dinilai berdasarkan kondisi responden saat pengumpulan data dengan skor 0 dan 1.
3.5 METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
3.5.1 PENGOLAHAN DATA
Setelah selesai mengumpulkan data, segera periksa hasil data yang terkumpul untuk melihat kelengkapan isian kuesioner, dan kemudian lakukan pengolahan data.
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu (Notoatmodjo, 2018):
1. Editing
Memeriksa dan mengkoreksi data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner dengan tujuan menghilangkan kesalahan yang terdapat saat pencatatan, memperjelas data, serta memudahkan dalam pengolahan data yang dikumpulkan.
2. Coding
Menyederhanakan data yang terkumpul dengan cara memberi kode atau simbol tertentu misalnya dengan penomoran pada data untuk memudahkan dalam pengolahan data.
3. Entry
Data yang telah diberi kode kemudian dimasukan kedalam program SPSS. Perlu ketelitian dan kecermatan dalam memasukkan data tersebut.
4. Cleaning
Memeriksa kembali data yang telah di-entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak
3.5.2 ANALISIS DATA
Data yang akan dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan variabel selanjutnya akan diolah dan dianalisis menggunakan program komputer berupa aplikasi statistik (SPSS). Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari tiap variabel yang diteliti, yaitu variabel dependen dan independen, akan digunakan analisis univariat.
Analisis univariat adalah suatu teknik analisis data terhadap satu variabel secara mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan variabel lainnya. Analisis univariat biasa juga disebut analisis deskriptif atau statistik deskriptif yang berujuan menggambarkan kondisi fenomena yang dikaji. Analisis univariat merupakan metode analisis yang paling mendasar terhadap suatu data. Hampir dipastikan semua laporan, baik laporan penelitian, praktek, laporan bulanan, dan informasi yang menggambarkan suatu fenomena, menggunakan analisis univariat. Angka hasil pengukuran dapat ditampilkan dalam bentuk angka, atau sudah diolah menjadi presentase, ratio, prevalensi. Penyajian data dapat dalam bentuk narasi, tabel, grafik, diagram, maupun gambar. Kemiringan suatu data erat kaitannya dengan model kurva yang dibentuk data.
3.6 DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 3.1 Definisi Operasional
VARIABEL DEFINISI CARA UKUR &
ALAT UKUR
HASIL UKUR SKALA UKUR Umur Lama waktu hidup
(sejak dilahirkan) Mengisi jawaban
Kuesioner 40- 50 tahun 51 - 60 tahun dan
> 60 tahun
Rasio
Pendidikan Pendidikan adalah jenjang pendidikan
yang sederajat
Jumlah Anak Jumlah anak yang dilahirkan seorang
konsisten terhadap
Perilaku Perilaku adalah tindakan atau
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini diperoleh dari 106 responden yang telah didapat dengan metode simple random sampling dengan kriteria inklusi penelitian yang telah ditetapkan. Kondisi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat penelitian berlangsung dan ditetapkannya protokol kesehatan berupa physical-distancing menyebabkan tidak memungkinkan peneliti bertemu secara langsung dengan responden, maka pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner secara online melalui Google Form kepada subjek penelitian.
Adapun link dari Google Form tersebut diedarkan dengan menggunakan social media berupa Whatsapp Group dan Line. Pengumpulan data dilakukan pada 17 september – 20 oktober 2020.
4.1 HASIL
4.1.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN
Karakteristik responden yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan jumlah anak. Berikut gambaran hasil karakteristik responden berdasarkan data sampel dalam penelitian ini:
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden
Karakteristik n =106 %
Usia Responden
40-50 tahun 51 48,1
51-60 tahun 53 50,0
>60 tahun 2 1,9
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Rendah 3 1,9
Pendidikan Sedang 38 35,8
Pendidikan Tinggi 65 61,3
Pekerjaan
Bidan/Petugas Kesehatan 8 7,5
Guru 12 11,3
Ibu Rumah Tangga 46 43,4
Karyawan 8 7,5
Wiraswasta 14 13,2
Lain-lain 18 17,0
Penghasilan
<Rp 500.000; 29 27,4
Rp 500.000; - Rp 1.000.000; 4 3,8
Rp 1.000.000; - Rp 3.000.000; 8 7,5
Rp 3.000.000; - Rp 5.000.000; 25 23,6
>Rp 5.000.000; 40 37.7
Jumlah Anak
1 4 3,8
2 23 21,7
3 43 40,6
4 24 22,6
Pada tabel 4.1 diatas, menunjukkan bahwa distribusi karakteristik responden berdasarkan usia didominasi oleh kelompok usia 50-60 tahun yaitu sebanyak 53 responden (50%), lalu diikuti dengan kelompok usia 40-50 tahun sebanyak 51 responden (48,1%), serta kelompok dengan usia >60 tahun sebanyak 2 responden (1,9%). Hasil ini tidak sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan kelompok usia, dimana pada data tersebut dijumpai populasi perempuan pada rentang usia 40-49 tahun lebih banyak dibandingkan dengan populasi perempuan pada rentang usia 50-59 tahun.
Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan responden dikategorikan menjadi tiga kelompok: sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat/tidak tamat perguruan tinggi) yaitu sebanyak 65 responden (61,3%). Sebanyak 38 responden (35,8%) memiliki tingkat pendidikan sedang (tamat/tidak tamat SMU dan yang sederajat). Dan sebanyak 3 responden (1,9%) memiliki tingkat pendidikan rendah (buta huruf/tidak pernah sekolah, tamat/tidak tamat SD dan sederajat, tamat/tidak tamat SMP dan yang sederajat). Hal ini tidak sejalan dengan profil perempuan Indonesia pada tahun 2019 yang mayoritas penduduk perempuan usia 15 tahun keatas SD/Sederajat (25,79%), lalu diikuti SMA/Sederajat (23,54%) dan pendidikan S1(Perguruan tinggi) sebanyak 8,61%.
Berdasarkan karakteristik pekerjaan terlihat bahwa sebagian besar dari total responden sebanyak 46 responden (43,4%) tidak memiliki pekerjaan (ibu rumah tangga), sebanyak 18 responden (17%) memiliki pekerjaan lainnya (seperti wirausaha, dosen ), sebanyak 14 responden (13,2%) bekerja sebagai wiraswasta, dan sebanyak 12 responden (11,3%) bekerja sebagai guru, serta sebanyak 8 responden (7,5%) bekerja sebagai masing-masing bidan/petugas kesehatan dan karyawan. Hal
5 8 7,5
6 4 3,8
ini tidak sesuai dengan profil perempuan Indonesia pada tahun 2019 dimana mayoritas penduduk perempuan usia 15 tahun ke atas bekerja 49,15% lalu diikuti dengan mengurus rumah tangga sebanyak 36,67%.
Berdasarkan karakteristik penghasilan, didominasi oleh responden dengan penghasilan diatas 5 juta rupiah/bulan sebanyak 40 orang (37,7%), lalu diikuti dengan penghasilan dibawah 500 ribu rupiah/bulan sebanyak 29 orang (27,4%), 3-5 juta rupiah/bulan sebanyak 25 orang (23,6%), 1-3 juta rupiah/bulan sebanyak 8 orang (7,5%), dan penghasilan 500 ribu-1 juta rupiah/bulan sebanyak 4 orang (3,8%).
Menurut data Badan Pusat Statistik, Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP) dan rata-rata nasional per tahun 2016 (dalam Rupiah) di Indonesia adalah sebesar Rp 1.997.819,00
Berdasarkan karakteristik jumlah anak, didominasi oleh responden dengan 3 anak sebanyak 43 orang (40,6%), lalu diikuti dengan responden dengan jumlah anak 4 sebanyak 24 orang (22,6%), 2 anak sebanyak 23 orang (21,7%), 5 anak sebanyak 8 orang (7,5%), serta masing-masing 1 anak dan 6 anak sebanyak 4 orang (3,8%). Hal ini sesuai dengan. Hal ini sesuai dengan survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2017 yang menunjukkan angka fertilitas total (Total Fertility Rate) sebesar 2,4, yang berarti seorang wanita di Indonesia rata-rata melahirkan 2,4 anak selama hidupnya.
4.1.2 PENGETAHUAN RESPONDEN
Variabel pengetahuan responden dikategorikan menjadi 3, yaitu pengetahuan baik, sedang, dan kurang. Hasil penelitian pengetahuan responden tentang imunisasi dasar lengkap dapat dilihat dari beberapa pertanyaan mengenai imunisasi. Pertanyaan terdiri dari 7 pertanyaan. Skor nilai pertanyaan responden tertinggi 7 dan nilai terendah 1 dengan nilai tengah 6,00. Data tersebut menunjukkan bahwa responden dengan nilai pengetahuan diatas median sebanyak 56 orang (52,8%) dan pengetahuan
dibawah median sebanyak 50 orang (47,2%). Gambaran hasil distribusi frekuensi pengetahuan responden akan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.2 Gambaran Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden
Berdasarkan tabel 4.2, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden didominasi oleh pengetahuan baik yaitu sebanyak 56 orang (52,8%), lalu diikuti dengan pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (28,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 20 orang (18,9%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Dasar Lengkap
No Item Pertanyaan Frekuensi
Benar % Salah % 1 Mengetahui imunisasi dasar pada bayi
101 95.3 5 4.7
2 Mengetahui jenis imunisasi dasar
89 84.0 17 16.0 3
Mengetahui pemberian imunisasi BCG untuk
mencegah penyakit tuberculosis 88 83.0 18 17.0
4
Mengetahui sebaiknya imunisasi polio
diberikan pada bayi sebanyak 4 kali 48 45.3 58 54.7
5
Mengetahui imunisasi polio I diberikan pada
usia 1 bulan 83 78.3 23 21.7
6
Mengetahui imunisasi campak diberikan pada
usia 9 bulan 70 66.0 36 34.0
7
Mengetahui jarak waktu yang tepat pemberian
vaksin DPT 1, DPT 2, dan DPT 3 79 74.5 27 25.5
Pengetahuan Responden n %
Baik 56 52.8
Cukup 30 28.3
Kurang 20 18.9
Jumlah 106 100
Dari tabel 4.3, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor satu yaitu sebesar 95,3%. Sedangkan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor empat yaitu sebesar 54,7%.
4.1.3 SIKAP RESPONDEN
Variabel sikap responden dikategorikan menjadi 2, yaitu sikap baik, dan kurang. Sikap responden tentang imunisasi dasar lengkap dilihat dari beberapa pernyataan mengenai imunisasi. Pertanyaan terdiri dari 10 pernyataan. Skor nilai pernyataan responden tertinggi 50 dan nilai terendah 22 dengan nilai tengah 45,00.
Data tersebut menunjukkan bahwa responden dengan nilai sikap diatas median sebanyak 55 orang (51,9%) dan sikap dibawah median sebanyak 51 orang (48,1%).
Gambaran hasil distribusi frekuensi sikap responden akan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.4 Gambaran Distribusi Frekuensi Sikap Responden
Berdasarkan tabel 4.4, diperoleh hasil bahwa sikap ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap tidak jauh berbeda, dimana ibu yang memiliki sikap baik sebanyak 55 orang (51,9%) dan sikap kurang sebanyak 51 orang (48,1%).
Sikap Responden n %
Baik 55 51.9
Kurang 51 48.1
Jumlah 106 100
4.1.4 PERILAKU RESPONDEN
Variabel perilaku responden dikategorikan menjadi 2, yaitu perilaku baik, dan kurang. Perilaku responden tentang imunisasi dasar lengkap dilihat dari beberapa pernyataan mengenai imunisasi. Pertanyaan terdiri dari 7 pernyataan. Skor nilai pernyataan responden tertinggi 7 dan nilai terendah 0 dengan nilai tengah 5,00. Data tersebut menunjukkan bahwa responden dengan nilai perilaku diatas median sebanyak 57 orang (53,8%) dan sikap dibawah median sebanyak 49 orang (46,2%).
Gambaran hasil distribusi frekuensi perilaku responden akan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.5 Gambaran Distribusi Frekuensi Perilaku Responden
Berdasarkan tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa perilaku responden didominasi oleh perilaku baik yaitu sebanyak 57 orang (53,8%), dan perilaku kurang sebanyak 49 orang (46,2%).
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Responden Tentang Imunisasi Dasar Lengkap
No Item Pertanyaan Frekuensi
Benar % Salah % 1
Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi
Hepatitis B 0 pada anak 78 73.6 28 26.4
2
Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi
DPT-HB-Hib 1 pada anak 57 53.8 49 46.2
3
Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi
DPT-HB-Hib 2 pada anak 65 61.3 41 38.7
4 Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi 62 58.5 44 41.5
Perilaku Responden n %
Baik 57 53.8
Kurang 49 46.2
Jumlah 106 100
DPT-HB-Hib 3 pada anak
5
Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi
Campak 89 84.0 17 16.0
6
Perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi
Polio I 67 63.2 39 36.8
7
Perilaku ibu memberikan Imunisasi lengkap
pada anak 94 88.7 12 11.3
Dari tabel 4.6, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor tujuh yaitu sebesar 88,7%. Sedangkan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor dua yaitu sebesar 46,2%.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP
Dari hasil penelitian didapat bahwa gambaran pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar lengkap termasuk kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak (52,8%), lalu diikuti dengan pengetahuan cukup sebanyak (28,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak (18,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan baik lebih banyak dibanding pengetahuan cukup ataupun kurang. Berdasarkan hasil analisis kuesioner, mayoritas responden memberikan jawaban benar terhadap pertanyaan mengenai imunisasi dasar lengkap yang wajib diberikan sebelum usia 1 tahun dan juga responden mengetahui bahwa imunisasi sebagai upaya mencegah penyakit seperti tuberkulosis, difteri, pertusis,tetanus, polio, hepatitis b, campak, dan penyakit yang disebabkan oleh Hemofilus Influenza tipe b,
mayoritas responden juga mengetahui waktu pemberian imunisasi dan kapan waktu harus ditunda pemberian imunisasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Normalisa, 2015) yang menyatakan bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi dasar (75%). Menurut penelitian tersebut pengetahuan yang baik pada ibu didukung oleh faktor usia ibu yang masih produktif dan masih memiliki anak yang berusia dibawah 1 tahun, mayoritas pendidikan ibu tamat SLTA, dan mayoritas ibu tidak bekerja sehingga ibu mempunyai banyak waktu luang untuk bisa mendapatkan informasi dari berbagai media (televisi, radio, surat kabar dan sosial media dan lain-lain) tentang imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan ibu yang bekerja akan cenderung tidak memiliki waktu yang cukup untuk imunisasi anaknya.
Penelitian lain yang sejalan dengan penelitan ini juga mendapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang imunisasi dasar yaitu sebanyak 48,72% (Dillyana & Nurmala, 2019). Dan juga dalam penelitian Mohamed 2013 didapati hasil penelitian yang sama didalam penelitian ini, yaitu sebanyak 61% responden memiliki pengetahuan yang baik, menurut penelitian ini yang dikutip dari Notoatmodjo bahwa pengetahuan dipengaruhi faktor pendidikan formal, pengetahuan saat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif dari objek diketahui, maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tetentu, salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.
Namun pada penelitian (Sarri & PH, 2018) dan penelitian (Hudhah &
Hidajah, 2012) diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan penelitian ini. Pada penelitian (Sarri & PH, 2018) mayoritas responden memiliki pengetahuan yang sedang (53,3%) dan pada penelitian (Hudhah & Hidajah, 2012) menunjukkan bahwa mayoritas ibu berpengetahuan rendah atau buruk (59,0%).
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh faktor usia, pengalaman, dan
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh faktor usia, pengalaman, dan