• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Papan Utama Indeks Papan Pengembangan 10. Indeks Individual

Dalam dokumen View of Goodwill Vo. 4 No. 2 Desember 2013 (Halaman 148-151)

LPSE

9. Indeks Papan Utama Indeks Papan Pengembangan 10. Indeks Individual

11. Indeks harga saham masing-masing perusahaan tercatat.

2.5. Nilai Tukar

Shapiro, (2005: 36) mendefenisikan “ an exchange rate is simply, the price of one nation’s currency in terms of another currency” atau nilai tukar adalah nilai suatu mata uang tertentu dinilai dengan mata uang negara lain misalkan Rupiah yang dinilai dari USD. Dimana nilai tukar ini dapat digolongkan menjadi spot rate dan forward rate. Spot rate adalah nilai tukar saat ini ketika sedang dilakukan transaksi sedangkan forward rate adalah nilai tukar mata uang dimasa yang akan datang yang telah ditentukan misalkan 2 bulan kedepan, yang dinilai saat ini. Dalam forward rate, dilakukan hedging terhadap nilai tukar dengan mempertimbangkan variabel fundamental ekonomi maupun

146

situasi politik dan keamanan yang berpotensi untuk memberikan tekanan atau goncangan terhadap keseimbangan nilai tukar.Nopirin (1996 : 163), Kurs adalah Pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut, sedangkan menurut Salvator (1997 : 10) Kurs atau nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Menurut Fabozzi dan Franco (1996:724) an exchange rate is defined as the amount of one currency that can be exchange per unit of another currency, or the price of one currency in items of another currency. Krugman dan Maurice (1994 : 73) adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Thei Fei Ming dalam Fahmi dan Hadi (2008:28) menjelaskan mengenai model-model penentuan nilai tukar yang dipakai yakni:

a. Traditional Theories

1. Teori Purchasing Power Parity. Teori ini berbunyi “ a price of the good in one country should equal the price of the same good in another country, exchange at the current rayer”. Teori ini menyatakan bahwa harga barang disuatu negara harus sama dengan harga barang serupa di negara lain sesuai dengan tingkat nilai tukar yang berlaku antar negara tersebut.

2. Teori Elastis

Teori ini berbunyi “ Exchange rate is simply the price of foreign exchange wich maintains the balance payments ini equilibrium”. Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar adalah harga dari valuta asing untuk mempertahankan neraca pembayaran internasional suatu negara agar tetap berada pada tingkat equilibrium.

b. Modern Monetary Theories on Short Term Exchange Rate Volatility c. Synthesis of Traditional And Modern Monetary Views

2.6. Globalisasi Ekonomi dan Indeks Harga Saham Regional 2.6.1. Globalisasi Ekonomi

Globalisasi secara sederhana diartikan sebagai integrasi perekonomian suatu negara ke dalam perekonomian dunia (global). Proses integrasi perekonomian global itu sendiri, antara lain dicerminkan oleh adanya liberalisasi perdagangan dan investasi (ekonomi), (Darwin, 2005). Gejala globalisasi terjadi dalam kegiatan finansial, produksi, investasi dan perdagangan yang kemudian mempengaruhi tata hubungan ekonomi antar bangsa.

Proses globalisasi itu telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan antar negara, bahkan menimbulkan proses menyatunya ekonomi dunia, sehingga batas-batas antar negara dalam berbagai praktik dunia usaha atau bisnis seakan-akan dianggap tidak berlaku lagi (Halwani, 2005).

Lebih lanjut Halwani (2005) menjelaskan bahwa globalisasi ekonomi ditandai dengan makin menipisnya batas-batas investasi atau pasar secara nasional, regional ataupun internasional. Hal itu disebabkan oleh adanya hal-hal berikut ini:

1. Komunikasi dan transportasi yang semakin canggih.

2. Lalu lintas devisa yang semakin bebas.

3. Ekonomi Negara yang makin terbuka.

4. Penggunaan secara penuh keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif tiap-tiap negara.

5. Metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen yang makin efisien.

6. Semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional di hampir seluruh dunia.

147 2.6.2. Indeks Harga Saham Regional

Globalisasi adalah salah satu penyebab terjadinya keterkaitan antara harga saham negara lain dengan dalam negeri. Pasar modal dengan indikatornya IHSG mempunyai korelasi dengan berbagai indeks yang ada di berbagai belahan dunia. Investor, baik perseorangan maupun yang tergabung dalam sebuah fund yang dikelola oleh seorang fund manager, bisa dengan bebas melakukan alokasi aset tanpa melihat batas-batas negara. Secara khusus, fund manager ini membuat IHSG berhubungan dengan bursa yang lain. Maraknya pembentukan fund regional yang menggunakan indeks yang terdiri dari saham-saham yang ada dalam satu regional sebagai benchmark, adalah penyebab dari semakin besarnya korelasi antara IHSG dengan berbagai indeks regional. Meskipun cukup banyak indeks harga saham gabungan baik global maupun regional, penelitian ini akan mengkaji beberapa kaitan indeks harga saham gabungan regional dengan IHSG. Diantaranya adalah STI, Hang Seng, dan Indeks Nikkei 225 (N- 225) .Hal ini didasarkan bahwa menurut banyak peneliti ketiga IHS tersebut merupakan pasar yang sudah maju di Asia, dimana selain merupakan pasar yang masih berkembang. Ketiga bursa tersebut dapat dijelaskan dibawah ini :

1. Indeks STI/ Straits Times Index, merupakan indeks harga saham gabungan di bursa Singapura yang terdiri dari 30 perusahaan terbesar di Singapura yang didasarkan pada kapitalisasi pasar.

2. Indeks Hang Seng (HSI), merupakan indeks harga saham gabungan dari 33 perusahaan yang mempunyai kategori Likuid di bursa Hang Seng.

3. Indeks Nikkei 225 (N 225), menggunakan 225 likuid saham perusahaan Jepang yang tercatat di Tokyo Stock Exchange

2.7. Hubungan Antar Variabel

2.7.1. Hubungan Nilai Tukar Rupiah Terhadap IHSG

Modern monetary theories on short Term Exchange rate volatility menyatakan bahwa pasar modal dalam jangka pendek dan peran bursa komoditi dalam jangka panjang berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar Rupiah (Fei Ming dalam Fahmi dan Hadi, 2008). Hal ini sesuai dengan teori portofolio (approach theory) yang menyatakan bahwa pasar modal dengan indikatornya indeks harga saham berpengaruh terhadap perubahan nilai tukar Rupiah. Hal ini dapat dijelaskan dengan meningkatnya indeks harga saham yang mengindikasikan semakin membaiknya kondisi pasar keuangan khususnya pasar modal. Kondisi ini akan menarik minat dari investor asing maupun domestik untuk meningkatkan ataupun menanamkan investasinya di Indonesia sehingga akan menambah jumlah valuta asing, yang akan mendorong terapresiasinya nilai tukar Rupiah. Dari sisi nilai tukar pengaruhnya terhadap indeks harga saham dijelaskan melalui traditional approach theory.

Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh terhadap indeks harga saham. Dimana ketika nilai tukar terapresiasi maka akan meningkatkan nilai riil dari investasi. Hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan dimata investor, dan meningkatkan minat investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk membeli saham perusahaan. Peningkatan jumlah pembeli saham perusahaan, citeris paribus maka akan meningkatkan indeks harga saham perusahaan yang bersangkutan.

2.7.2. Hubungan Indeks Harga saham Regional Terhadap IHSG

Globalisasi saat ini memungkinkan adanya hubungan yang saling terkait dan saling mempengaruhi diseluruh pasar modal di dunia. Hal ini dibuktikan dimana pasar modal di dunia telah tersambung dengan online shares trading quotation yang memberikan informasi bagi investor

148

diseluruh dunia yang mengakses pasar modal. Perkembangan teknologi informasi telah memberikan suatu tatanan baru di dunia pasar modal. Cepatnya informasi dan memiliki progesivitas proses perdagangan globalisisasi saham, sehingga penyebarluasan informasi pasar modal semakin canggih dan merata bagi setiap investor. Pasar modal Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Globalisasi telah memungkinkan investor dari negara lain (asing) untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya bursa-bursa yang berdekatan lokasinya. Oleh karena itu, perubahan di satu bursa juga akan ditransmisikan ke bursa negara lain, dimana bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang kecil. Achsani (2000) menyatakan bahwa shock yang terjadi di bursa Amerika Serikat tidak akan terlalu direspon oleh bursa regional Asia. Namun shock yang dialami oleh bursa Singapura, Australia, atau Hongkong akan segera ditransmisikan ke hampir semua bursa saham di Asia Pasifik termasuk Bursa Indonesia.

3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESA

Dalam dokumen View of Goodwill Vo. 4 No. 2 Desember 2013 (Halaman 148-151)