• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan C2R di SKM Manado

Dalam dokumen View of Goodwill Vo. 4 No. 2 Desember 2013 (Halaman 93-98)

LPSE

5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1 Bank BNI

5.2 Hasil Penilitian

5.2.4 Penerapan C2R di SKM Manado

Hasil Compliance Credit Review di SKM Manado terdiri dari hal-hal yang ditampilkan pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Pelaksanaan Credit Compliance Review di SKM Manado

Teori / SOP Kepatuhan Hasil Penilitian Keterangan Kredit yang diberikan bukan kredit

yang dilarang, yaitu :

1. Kepada pihak terkait dengan persetujuan Dewan Komisaris.

2. Pemilik/pengurus/pemegang saham tercatat dalam daftar black list (seijin Direksi).

3. Usaha yang dilarang.

4. Untuk keperluan ekspor kayu mewah.

5. Kepada perusahaan penerima kredit konsorsium (dengan konsultasi anggota konsorsium).

6. Untuk jual beli saham yang bukan perusahaan sekuritas.

7. Pengadaan/pengolahan tanah yang bukan untuk rumah sederhana/jalan tol.

8. Sektor yang tidak ada space avaliable-nya.

9. Kredit kepada PMA mengacu ketentuan berlaku.

10. Kredit kepada WNA

Sudah sesuai dengan SOP Larangan pemberian kredit tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Debitur/calon debitur telah menyampaikan surat permohonan kredit secara tertulis.

Sudah sesuai dengan SOP Surat Permohonan oleh debitur secara tertulis dalam pemberian kredit tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit, karena diwajibkan oleh Bank Indonesia

Legalitas dan ijin usaha debitur/calon debitur telah sesuai dan masih berlaku.

(Akta pendirian berikut perubahan,

Belum sesuai dengan SOP, Legalitas usaha jatuh

Untuk kepentingan bisnis, maka legalitas usaha yang

91 SIUP, HO, TDP, AMDAL, dan ijin

usaha terkait lainnya)

tempo dan belum diperpanjang oleh debitur

telah jatuh tempo dapat dimintakan pengecualian, oleh unit risiko dimitigasi dalam syarat disposisi kredit, dimana dalam syarat disposisi kredit ditambahkan kewajiban bagi debitur untuk mengurus legalitas usaha yang jatuh tempo.

Pemberian kredit tidak melanggar BMPK yaitu :

a. Pihak terkait 10% x Modal BNI b. Pihak tidak terkait 20% x modal

BNI (individu)

c. Pihak tidak terkait 25% x modal BNI (group)

d. BUMN 30% x modal BNI

Pemberian kredit tidak melanggar House Limit yaitu tidak melebihi 75%

x BMPK.

Sudah sesuai dengan SOP Larangan pelanggaran BMPK tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

1. Jika terdapat PAK yang pernah ditolak dan diusulkan kembali telah disertai dengan data pendukung baru.

2. PAK yang diajukan kembali diputus oleh PPK yang berwenang, yaitu :

a. sebelum 6 bulan sejak ditolak

maka kewenangan

memutusnya berada pada PPK yang pernah menolak sebelumnya.

b. setelah 6 bulan sejak ditolak,

maka kewenangan

memutusnya berada pada PPK sesuai maksimum kreditnya.

dalam PAK tersebut dicantumkan atau diinformasikan kepada PPK yang berwenang tentang adanya penolakan terhadap PAK sebelumnya.

Sudah sesuai dengan SOP Prosedur pemberian kredit untuk Perangkat Aplikasi Kredit yang pernah ditolak tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Pemberian kredit kepada debitur baru telah sesuai dengan ketentuan.

a. Berhubungan dengan bank minimal 6 bulan.

b. Berpengalaman berusaha minimal 3 tahun (untuk retail 2 tahun) c. CRR 1 sd. 5.

d. Perusahaan yang sudah dirating, telah sesuai rating.

Take over dari bank lain, kolektibilitas lancar (6 bulan)

Sudah sesuai dengan SOP Pemberian kredit kepada debitur baru, tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Verifikasi pemasok/pelanggan telah dilakukan.

Sudah sesuai dengan SOP Verifikasi pemasok dan pelanggan, tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses

92

pemberian kredit.

Verifikasi melalui permintaan informasi Bank Indonesia telah dilakukan (termasuk a.n. seluruh pengurus perusahaan)

Sudah sesuai dengan SOP Verifikasi melalui informasi Bank Indonesia, tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit. Prosedur ini merupakan prosedur awal dalam pemberian kredit.

Kunjungan setempat terhadap lokasi usaha dan proyek yang dibiayai telah dilakukan.

Sudah sesuai dengan SOP Kunjungan setempat, tidak

dapat dimintakan

pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Verifikasi jaminan pokok telah dilakukan (bukti kepemilikan, surat penawaran/ pemesanan)

Sudah sesuai dengan SOP Verifikasi jaminan pokok, tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Jaminan tambahan yang diserahkan telah diverifikasi. Jaminan tambahan telah dilakukan ploting (untuk segmen kecil yang belum dilakukan penilaian appraisal independen)

Sudah sesuai dengan SOP Verifikasi jaminan atas tambahan, tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

1. Debitur/calon debitur dengan kredit langsung di atas Rp5 milyar atau dengan total fasilitas (kredit langsung & kredit tidak langsung) di atas Rp10 milyar telah menyerahkan audited report.

2. Penyampaian audited report oleh debitur telah tepat waktu.

3. Badan Usaha Swasta Nasional (BUSN) selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah penutupan tahun buku.

Sudah sesuai dengan SOP Penyampaian Audited Report, tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Penggunaan KAP oleh Calon Debitur/Debitur telah memenuhi kriteria, yaitu :

1. Calon debitur, tidak diwajibkan menggunakan KAP yang telah terdaftar pada BNI.

2. Debitur, diwajibkan menggunakan KAP yang telah terdaftar pada BNI.

3. Penggunaan KAP yang sama hanya diperbolehkan hingga 3 (tiga) tahun berturut-turut.

Sudah sesuai dengan SOP Penggunaan KAP untuk calon debitur, tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Financial covenant telah memenuhi kriteria, yaitu :

1. Current & Debt to Equity Ratio (CR & DER) :

Sudah sesuai dengan SOP Financial covenant , tidak

dapat dimintakan

pengecualian (tidak patuh)

93 a. CR minimal 1,0 kali,

sedangkan DER maksimal sesuai sektor industrinya.

b. Bagi debitur/calon debitur Kredit Investasi (KI) bahwa CR tidak sesuai persyaratan karena bagian hutang jangka panjang yang menjadi hutang lancar dikecualikan, sepanjang sumber dana yang berasal dari EAT dan Penyusutan dapat mengcover bagian lancar dari hutang jangka panjang tsb.

c. Khusus untuk debitur/calon debitur yang usahanya dalam masa pembangunan, persyaratan Current Ratio (CR) tidak diberlakukan.

Debt Service Coverage (DSC) minimal 100%, bagi perusahaan baru dalam masa pembangunan, referensi DSC diberlakukan setelah beroperasi secara komersial.

dalam proses pemberian kredit.

Pos-pos keuangan yang signifikan (Persediaan, Piutang, Hutang) telah dijelaskan.

Sudah sesuai dengan SOP Pos pos keuangan yang signifikan sudah dijelaskan dalam Momerandum analisa kredit.

Pinjaman perusahaan kepada pemilik telah disyaratkan atau telah didudukkan dalam SOL.

Sudah sesuai dengan SOP Pengikatan SOL, tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Perhitungan KMK telah menggunakan metode Perputaran Modal Kerja (untuk segmen kecil) Perhitungan KI telah menggunakan metode arus kas yang dibuat sampai dengan jatuh tempo kredit dan dibuatkan asumsi.

Sudah sesuai dengan SOP Perhitungan kebutuhan KMK dan KI untuk fasilitas KI wajib menggunakan metode arus cash, penggunaan metode lain tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Penetapan CEF jaminan telah sesuai.

Perhitungan dan pemenuhan CEV telah sesuai.

Sudah sesuai dengan SOP Perhitungan nilai CEF dan pemenuhan CEF tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Untuk calon debitur/debitur di atas Rp.5 milyar telah menggunakan appraisal independent yang terdaftar di BNI.

Penggunaan perusahaan penilai yang sama hanya diperbolehkan 3 kali berturut-turut.

Sudah sesuai dengan SOP Taksasi jaminan oleh appraisal independen tidak dapat dimintakan pengecualian (tidak patuh) dalam proses pemberian kredit.

Struktur fasilitas kredit yang diusulkan Sudah sesuai dengan SOP Sebelum didudukkan dalam

94 telah sesuai dengan analisa, yang

meliputi :

1. Maksimum Kredit sesuai dengan perhitungan kebutuhan kredit.

2. Jenis kredit sesuai tujuan pemberian kredit.

3. Keperluan kredit sesuai dengan permohonan dan analisa kebutuhan kredit

4. Jangka waktu sesuai dengan analisa kebutuhan kredit

5. Sifat kredit sesuai dengan analisa dan jenis kredit.

6. Jaminan telah sesuai dengan data yang tercantum dalam Formulir Informasi Agunan termasuk rencana pengikatan.

7. Persyaratan penutupan asuransi, penyampaian audited report dan appraisal independent.

8. Syarat lainnya : memuat ketentuan yang berlaku antara lain terkait: covenants.

struktur fasilitas bagian legal BNI akan mereview semua persyaratan kredit dan mitigasinya sebelum

pembuatan Perjanjian Kredit.

Sumber : Data Olahan, 2013.

5.3 Hasil Pembahasan

Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat diketahui bahwa audit kepatuhan dalam proses pemberian kredit di Bank BNI Sentra Kredit Menengah Manado telah dilaksanakan dengan baik. Hasil pembahasan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Pelakanaan Kepatuhan

Dalam upaya untuk memitigasi risiko yang dihadapi Bank BNI dalam proses pemberian kredit dan makin kompleksitas kegiatan usaha Bank, maka Bank BNI telah melakukan upaya-upaya untuk memitigasi risiko baik yang bersifat preventif (ex-ante ) maupun kuratif (ex-post). Dalam pelaksanaan mitigasi risiko yang bersifat preventif (ex – ante) dalam bidang kredit, Bank BNI telah mempunyai suatu perangkat audit kepatuhan yang dinamakan Credit Compliance Review(C2R). C2R ini memastikan bahwa risiko ketidakpatuhan dalam proses pemberian kredit dapat diketahui sebelum suatu fasilitas kredit dikomitekan, sehingga kerugian financial akibat

ketidakpatuhan dapat dimitigasi. Hal ini sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/ 2 /PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.

2. Pelaksanan Fungsi Kepatuhan.

Dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan di Sentra Kredit Menengah Manado khususnya kepatuhan dalam proses pemberian kredit telah dilakukan oleh Regional Compliance Group Manado, hal ini sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/ 2 /PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan di Bank BNI ada dapat dilihat sebagai berikut:

a. Bank BNI telah mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank, termasuk dalam proses pemberian kredit.

b. Bank BNI telah mengelola risiko kepatuhan.

95

c. Bank BNI telah memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank BNI telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Bank BNI telah melakakukan komitmen kepatuhan kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

3. Pelaksana Audit Kepatuhan di Lapangan

Dalam pelaksanaan audit kepatuhan proses pemberian kredit dilakukan oleh seorang Regional Compliance Manager dibawah supervisi Pemimpin Regional Compliance Group Manado, hal ini hal ini sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Regional Compliance Manager sudah memiliki kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4. Tanggung Jawab Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan.

Tanggung jawab pelaksaan fungsi kepatuhan di Bank BNI khususnya di Regional Compliance Group Manado yang melaksanakan fungsi kepatuhan untuk Sentra Kredit Menengah Manado telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/ 2 /PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.

6. SIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen View of Goodwill Vo. 4 No. 2 Desember 2013 (Halaman 93-98)