• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR KINERJA UTAMA BALAI BESAR PENGUJIAN PENERAPAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG

F. INDIKATOR KINERJA UTAMA BALAI BESAR PENGUJIAN PENERAPAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

1 Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing

1 Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%)

Keterangan :

% = Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing

A = Jumlah pelaku usaha yang menerapkan hasil perekayasaan BBP3KP dengan Perjanjian Kerja Sama, memiliki legalitas usaha (perizinan)/sertifikasi yang masih berlaku,

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

produknya memiliki kemasan dan label yang sesuai persyaratan, serta menjalankan usahanya dengan pasar yang terukur selama minimal dua tahun

B = Jumlah pelaku usaha yang menerapkan hasil perekayasaan BBP3KP dan/atau menjadi tenant Inkubator Bisnis Inovasi Produk BBP3KP

2 Produk Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing untuk Konsumsi Masyarakat

2 Produk Kelautan dan Perikanan yang Aman dan Bermutu untuk dikonsumsi Masyarakat (produk)

Keterangan :

A = Produk kelautan dan perikanan yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat

B = Produk yang mendapatkan rekomendasi sertifikasi SNI C = Produk yang telah diuji nutrisi dan mutu di Laboratorium BBP3KP dan hasilnya layak untuk pencantuman informasi nilai gizi pada kemasan

3 Tatakelola Pemerintahan yang 3 Nilai Minimal yang Syarat unit kerja yang dapat ditetapkan sebagai Menuju WBK

- 121 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

Baik lingkungan BBP3KP dipersyaratkan untuk Mendapatkan Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di BBP3KP (nilai)

adalah:

a. Memiliki nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 75 dengan minimal nilai pengungkit adalah 40;

b. Bobot nilai per area pengungkit minimal 60% untuk semua area pengungkit;

c. memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal 18,50, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Anti Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen Persentasi TLHP minimal 5,0.

d. memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal 15.

Penetapan unit kerja berpredikat Menuju WBK dituangkan dalam Keputusan Menteri.

4 Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK BBP3KP (%)

%penyelesaian =

Keterangan:

%penyelesaian = Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN lingkup BBP3KP

Temuan yg diselesaikan = Jumlah temuan BBP3KP yang telah diselesaikan

Total temuan LHP BPK = Jumlah temuan atas realisasi anggaran BBP3KP tahun 2020 yang tercantum dalam LHP BPK

5 Indeks Profesionalitas ASN BBP3KP (indeks)

Cara penghitungan IP ASN menggunakan rumus matematis :

Keterangan :

NQ : Nilai Kualifikasi NC : Nilai Kompetensi NP : Nilai Kinerja ND : Nilai Disiplin

Dari hasil penilaian tersebut, IP ASN dikategorikan menjadi : f. Nilai 91 - 100 berkategori Sangat Tinggi (Sangat

- 123 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

Profesional);

g. Nilai 81 - 90 berkategori Tinggi (Cenderung Profesional);

h. Nilai 71 - 80 berkategori Sedang (Rentan Tidak Profesional);

i. Nilai 61 - 70 berkategori Rendah (Cenderung tidak profesional);

j. Nilai 0 - 60 berkategori Sangat Rendah (sangat tidak profesional).

Komponen penilaian diperoleh dari:

1. Kualifikasi (Bobot 25%); diukur dari indikator riwayat pendidikan formal terakhir yang telah dicapai meliputi : Kode Nama Pendidikan Nilai

5 Pendidikan S3 25

4 Pendidikan S2 20

3 Pendidikan S1 15

2 Pendidikan DIII/SM 10 1 Pendidikan DII/DI/SMA 5

0 Pendidikan SMP/SD 1

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN Catatan:

a. IKU nya berupa peningkatan kualifikasi melalui tugas dan izin belajar, ada pada Bagian Perencanaan dan

Pengembangan;

b. Data Tingkat Pendidikan, dapat diambil dari Data Dasar pada Aplikasi SIMPEG Online KKP.

2. Kompetensi (Bobot 40%); diukur dari indikator riwayat pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan yang meliputi :

Nilai Nama Kompetensi**

Nilai Kompetensi Sesuai Jabatan Kompetensi

- 125 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

pada levelnya 0 Tidak pernah

ikut diklat PIM pada levelnya

0 - -

Diklat Fungsional

- 15 -

1 Pernah ikut diklat

fungsional

- 15 -

0 Tidak pernah ikut diklat fungsional

- 0 -

Diklat 20 JP 15 15 22,5

1 Pernah ikut diklat 20 JP

15 15 22,5

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN dalam tahun

terakhir 0 Tidak pernah

ikut diklat 20 JP dalam tahun

terakhir

0 0 0

Seminar 10 10 17,5

1 Pernah ikut seminar

10 10 17,5

0 Tidak pernah ikut seminar

0 0 0

Total mengikuti kompetensi

40 40 40

3. Kinerja (Bobot 30%); diukur dari indikator penilaian prestasi kerja PNS yang meliputi :

- 127 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

No Keterangan Nilai SKP

Nilai SKP Nilai Kinerja

1 Sangat Baik 91 – ke atas 30

2 Baik 76 s.d 90 25

3 Cukup 61 s.d 75 15

4 Kurang 51 s.d 60 5

5 Buruk 50 s.d ke bawah 1

4. Disiplin (Bobot 5%); diukur dari indikator riwayat penjatuhan hukuman disiplin yang pernah dialami meliputi :

Nilai Nama Hukuman Disiplin Nilai Disiplin 0 Tidak pernah mendapatkan hukuman

disiplin

5

R Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat ringan

3

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

S Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat sedang

2

B Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat berat

1

6 Nilai Rekonsiliasi Kinerja BBP3KP (nilai)

Keterangan :

Nilai rekon = Nilai Rekonsiliasi Kinerja BBP3KP Aks = Aspek kesesuaian

Akp = Aspek kepatuhan Akt = Aspek ketercapaian 7 Presentase Unit Kerja

yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar lingkup

MP = (a% x 20%) + (b% x 70%) x (c% x 10%) Keterangan :

MP = Manajemen Pengetahuan Terstandar

a% = Persentase dokumen yang terupload dalam sistem MP

- 129 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

BBP3KP (%) (Perjanjian Kinerja level 2 tahun 2021; Manual IKU level 2 tahun 2021; Rencana Aksi Atas PK level 2 tahun 2021;

Laporan Kinerja Level 2 tahun 2020-2021)

b% = Persentase pejabat eselon lingkup Ditjen PDSPKP yang aktif dalam sistem MP (upload dokumentasi kegiatan/informasi dilengkapi dengan foto atau video (es II) atau notulensi hasil rapat yang bersifat boleh di publikasikan dan PPT rapat terkait kegiatan prioritas dengan kriteria mengandung informasi 5W1H)

c% = Persentase pegawai lingkup Ditjen PDSPKP yang tergabung dalam sistem MP (Persentase Pimpinan Unit Eselon II, JFT (yang diberikan tugas tambahan sebagai Koordinator dan Sub Koordinator) dan Staf Pelaksana (minimal 2 orang) yang tergabung dalam aplikasi Bitrix)

8 Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang

Dimanfaatkan untuk Keterangan :

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN Perbaikan Kinerja

lingkup BBP3KP (%)

%Rekomendasi : Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup BBP3KP Σ Nt : Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang telah ditindaklanjuti oleh BBP3KP

Σ N : Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang diberikan kepada BBP3KP

9 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BBP3KP (nilai)

CARA PERHITUNGAN CAPAIAN 1. Revisi DIPA

a. Indikator Revisi DIPA digunakan untuk mengukur kualitas perencanaan anggaran oleh K/L dengan menghitung rasio jumlah pengajuan revisi terhadap jumlah DIPA yang dikelola

b. Jenis revisi yang mejadi objek penilaian kinerja adalah revisi DIPA pagu tetap, tidak termasuk revisi karena kesalahan administrasi

c. Semakin rendah angka persentase revisi DIPA yang diperoleh, maka semakin baik kinerja perencanaan anggaran pada K/L tersebut

- 131 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

2. Deviasi RPD (Halaman III DIPA)

a. Indikator Deviasi Halaman III DIPA digunakan untuk mengukur kualitas pelaksanaan anggaran, dengan mengukur rasio tingkat deviasi antara realisasi anggaran dibandingkan dengan rencana penarikan pada halaman III DIPA

b. Semakin rendah persentase deviasi (angka absolut) yang diperoleh, maka semakin baik kualitas rencana penarikan halaman III DIPA dan kinerja realisasi anggaran K/L

Rata -rata || ((Realisasi Penarikan Dana) – (Perencanaan Hal III DIPA )) || /(Perencanaan Hal III DIPA)

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN 3. Pengelolaan UP

a. Indikator pengelolaan UP digunakan untuk menilai kinerja pengelolaan Uang Persediaan terkait ketepatan waktu pertanggungjawabannya. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio pengajuan SPM GUP/PTUP tepat waktu dibandingkan dengan total SPM GUP/PTUP b. Pengajuan SPM GUP/PTUP dapat dikategorikan tepat

waktu apabila disampaikan ke KPPN dalam 1 bulan (30 hari kalender). Pengajuan SPM GUP sekurang-kurangnya telah digunakan sebanyak 50% dari besaran UP yang dimintakan

c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja pengelolaan UP

4. Rekon LPj Bendahara

- 133 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

a. Indikator LPJ Bendahara digunakan untuk menilai kinerja Bendahara Pengeluaran dalam penyusunan dan penyampaian LPJ Bendahara ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio pengajuan LPJ tepat waktu dibandingkan dengan total LPJ yang disampaikan ke KPPN

b. Pengajuan LPJ Bendahara dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN maksimal s.d.

tanggal 10 awal bulan berikutnya.

c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyampaian LPJ Bendahara

d. Rekon LPj Bendahara dilakukan perhitungannya s.d tanggal 11 pada awal bulan berikutnya

5. Data Kontrak

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

a. Indikator penyampaian data kontrak digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam mengadministrasikan data kontrak khususnya terkait penyampaian ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio data kontrak tepat waktu dibandingkan dengan total data kontrak yang diajukan ke KPPN

b. Penyampaian data kontrak dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN maksimal 5 hari kerja sejak tanggal penandatanganan kontrak

c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyampaian data kontrak

6. Penyelesaian Tagihan

a. Indikator penyelesaian tagihan digunakan untuk menilai

- 135 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

kinerja pejabat pengelola keuangan dalam mengadministrasikan tagihan kontraktual yang telah jatuh tempo hingga diajukan SPM atas tagihan tersebut ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio SPM tepat waktu dibandingkan dengan total SPM yang diajukan ke KPPN

b. SPM penyelesaian tagihan dapat dikategorikan tepat waktu apabila SPM LS (Non-Belanja Pegawai) disampaikan ke KPPN maksimal 17 hari kerja setelah tanggal jatuh tempo pembayaran

c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyelesaian tagihannya

7. Penyerapan Anggaran

a. Indikator penyerapan anggaran digunakan untuk

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

menilai kualitas penyerapan anggaran berdasarkan target penyerapan pada tiap triwulan. Penilaian dihitung berdasarkan persentase capaian realiasasi dibandingkan dengan target penyerapan anggaran pemerintah

b. Target penyerapan tahun 2021 yakni TW 1: 15%; TW 2:

40%; TW 3: 60%; TW 4: 90%

c. Kinerja penyerapan anggaran diharapkan tidak hanya berfokus pada capaian realisasi anggarannya, melainkan juga capaian output setiap K/L, dan dilakukan secara efisien dan efektif

d. Penyerapan anggaran yang dapat mencapai target, maka nilainya semakin baik

8. Retur SP2D

a. Indikator retur SP2D digunakan untuk menilai kualitas

- 137 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

SPM yang diajukan khususnya berkaitan dengan ketepatan data supplier pada SPM. Penilaian kinerja dihitung dengan mengukur rasio jumlah SP2D yang diretur terhadap jumlah seluruh SP2D yang diterbitkan b. Hal-hal yang sering menyebabkan retur SP2D antar lain

kesalahan nomor rekening, kesalahan nama penerima, nomor rekening tidak aktif, dll

c. Semakin rendah persentase retur SP2D yang diperoleh, maka semakin baik kualitas SPM yang diajukan ke KPPN

9. Perencanaan Kas

a. Indikator Renkas/RPD harian digunakan untuk menilai kinerja manajemen pembayaran K/L, khususnya pada SPM yang diwajibkan disampaikan Renkas/RPD

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

sebelum penyajuan SPM. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu Pengajuan SPM dibandingkan Renkas/RPD yang diajukan

b. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja kesesuaian pengajuan SPM dengan Renkas/RPD harian

10. Pengembalian SPM

a. Indikator pengembalian SPM digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam menjamin kebenaran SPM yang diajukan ke KPPN.

Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio SPM salah dibandingkan dengan total SPM yang disampaikan ke KPPN

b. Semakin rendah % kesalahan, maka semakin baik

- 139 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

kualitas SPM yang disampaikan ke KPPN

11. Dispensasi Penyampaian SPM

a. Indikator Pengajuan Dispensasi SPM digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan khususnya berkaitan dengan ketepatan waktu penyampaian SPM s.d akhir tahun anggaran.

Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio dispensasi SPM yang diajukan s.d akhir tahun anggaran dibandingkan dengan total SPM yang disampaikan ke KPPN

b. Semakin rendah % pengajuan dispensasi SPM, maka semakin baik kinerja indikator dispensasi pengajuan SPM

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

12. Pagu Minus

a. Indikator pagu minus Belanja Pegawai digunakan untuk menilai kualitas perencanaan dan penganggaran K/L khususnya terkait Belanja Pegawai, dengan mengukur rasio pagu minus Belanja Pegawai terhadap total Pagu Belanja Pegawai K/L b. Indikator pagu minus Belanja Pegawai digunakan

untuk mengukur kinerja secara tahunan.

c. Semakin rendah angka persentase pagu minus yang diperoleh, maka semakin baik kinerja perencanaan anggaran Belanja Pegawai pada K/L tersebut

Perhitungan manual IKU pada triwulan I sampai dengan

- 141 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

Triwulan 3 untuk 10 indikator yaitu :

10 INDIKATOR CAPAIAN TW1 SAMPAI DENGAN TW 3 1. Revisi DIPA

2. Deviasi RPD 3. Pengelolaan UP 4. LPj Bendahara 5. Data Kontrak

6. Penyelesaian Tagihan 7. Penyerapan Anggaran 8. Retur SP2D

9. Perencanaan Kas 10. Pengembalian SPM

Revisi DIPA + Deviasi RPD + Pengelolaan UP + LPj

Bendahara + Data Kontrak + Penyelesaian Tagihan + Penyerapan Anggaran + Retur SP2D + Perencanaan Kas + Pengembalian SPM

= capaian tw 1 sampai dengan tw 3

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

Perhitungan manual IKU pada triwulan IV untuk 12 indikator yaitu :

10 INDIKATOR CAPAIAN TW 4

1. Revisi DIPA 2. Deviasi RPD 3. Pengelolaan UP 4. LPj Bendahara 5. Data Kontrak

6. Penyelesaian Tagihan 7. Penyerapan Anggaran 8. Retur SP2D

9. Perencanaan Kas 10. Pengembalian SPM

Revisi DIPA + Deviasi RPD + Pengelolaan UP + LPj

Bendahara + Data Kontrak + Penyelesaian Tagihan +

Penyerapan Anggaran + Retur SP2D + Perencanaan Kas + Pengembalian SPM +

Dispensasi SPM + Pagu Minus

= capaian tw 4

- 143 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

11. Dispensasi SPM 12. Pagu Minus 10 Nilai Kinerja Anggaran

(NKA) BBP3KP (nilai)

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.02/2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga :

NKA = (P x WP) + (K x Wk) + (PK x WPK) + (E x WE) Keterangan :

NKA : Nilai Kinerja Anggaran Ditjen PDSPKP

P : Nilai kinerja aspek implementasi dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker

WP : Bobot penyerapan anggaran sebesar 9,7%

K : Nilai kinerja aspek implementasi dilakukan dengan membandingkan antara perencanaan dan implementasi,

dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

anggaran setiap bulan dengan membandingkan antara

akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan

WK : Bobot konsistensi antara perencanaan dan implementasi sebesar 18,2%

PK : Nilai kinerja aspek implementasi dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi

indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran

WPK : Bobot pencapaian keluaran sebesar 43,5%

E : Nilai kinerja aspek implementasi dilakukan

berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran

WE : Bobot efisiensi sebesar 28,6%

- 145 -

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN

11 Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa Lingkup BBP3KP (%)

Tingkat kepatuhan PBJ BBP3KP diukur berdasarkan jumlah nilai dari beberapa unsur berikut:

1) Rencana umum pengadaan telah diupload ke dalam aplikasi SIRUP (5%)

2) Persentase jumlah pengadaan belanja modal yang dilaksanakan melalui SPSE (10%).

3) Laporan penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa (5%).

4) Kesesuaian tahap pelaksanaan (20%).

Penilaian atau pengukuran akan dilakukan oleh Itjen KKP.

Formula : 12 Tingkat Kepatuhan

Pengelolaan BMN lingkup BBP3KP (%)

Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN lingkup BBP3KP diukur berdasarkan jumlah nilai dari beberapa unsur berikut:

1) Tingkat pemanfaatan Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN) Tahun 2020 (bobot 10%);

2) Tersedianya usulan penetapan status penggunaan BMN untuk pengadaan belanja modal hingga triwulan 4 tahun 2020 baik ke pengguna barang dan pengelola barang (bobot

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERHITUNGAN 25%);

3) Tingkat penyelesaian inventarisasi dan penilaian kembali (revaluasi aset) Tahun 2017-2019 (bobot 20%);

4) Pemanfaatan BMN hasil pengadaan belanja modal tahun 2020 di dukung Berita Acara Serah Terima (BAST)/Berita Acara Pemakaian (bobot 25%);

5) Penyusunan Laporan BMN (Semesteran dan Tahunan) secara tepat waktu (bobot 20%).

Penilaian atau pengukuran akan dilakukan oleh Itjen KKP.

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal

Berny A. Subki

DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

ttd.

ARTATI WIDIARTI