• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Hasil Penelitian

2) Informan EK

EK semula mempunyai fisik yang normal, namun mengalami disabilitas sejak tahun 2002. Saat itu Ia masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bentuk disabilitas fisik non-bawaan yang harus dialami oleh EK yaitu kedua tangan yang diamputasi. Amputasi pada tangan dilakukan untuk penanganan pasca kecelakaan kerja yang dialami EK.

Kondisi tersebut memberi dampak psikologis bagi dirinya. EK menganggap disabilitas fisik non-bawaan sebagai beban dalam hidup dan hal yang menghambat pewujudan cita-citanya. EK juga benar-benar merasa kecewa terhadap kondisinya hingga akhirnya ia mengalami stress. Hal tersebut membuat EK memiliki emosi yang tidak stabil dan cenderung mengurung diri di dalam rumah serta menjauhi lingkungan.

Dalam relasi dengan keluarganya, Ek merupakan anak tunggal. Saat itu peran dan makna keluarga dianggap cenderung negatif olehnya. EK memiliki relasi yang kurang intim dengan keluarga terutama orang tuanya. Hal itu juga dikarenakan ayah EK sudah lama meninggal sebelum ia mengalami disabilitas. Meskipun begitu, ketika EK telah tumbuh dewasa, ia memiliki rasa tanggung jawab terhadap ibunya ketika sakit, namun ibunya juga telah meninggal pada tahun 2015.

Saat itu, EK juga memiliki interaksi dengan lingkungan sosial yang cenderung negatif. EK mengalami bullying dan dijauhi oleh teman-temannya. EK sempat merasa terhina ketika seseorang memberi uang kecil ketika EK hendak pergi untuk kontrol di rumah sakit. Akhirnya, EK merasakan emosi negatif yang besar akibat interaksi negatif dengan lingkungan sosialnya.

Hal-hal di atas memberi pengaruh terhadap cara pandang EK terhadap dirinya. EK merasa tidak berdaya atas kondisi dirinya karena sering ditolak oleh lingkungan sosialnya dan memunculkan perasaan rendah diri atau minder dalam diri. Penolakan dan bullying lingkungan sosial terhadap EK juga membentuk sikap trauma untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Meskipun begitu, EK masih memiliki pandangan positif terhadap dirinya yaitu terbiasa memiliki sikap yang mandiri.

Sampai pada saat, salah seorang saudaranya memberi dukungan sosial dengan menyarankan EK untuk melakukan rehabilitasi pada tahun 2004. Meskipun sempat menolak, EK akhirnya memiliki kemauan untuk mengikuti proses rehabilitasi karena tidak ingin melihat Ibunya sedih. Pada saat proses rehabilitasi, EK mulai belajar untuk menerima kondisi diri dan berusaha beradaptasi dengan disabilitas yang dialaminya. Di sana, EK juga berlatih kemampuan-kemampuan baru seperti menggambar dan mengoperasikan komputer. Ek mengikuti proses rehabilitasi cukup lama untuk terus mengolah kemampuan-kemampuannya. Termasuk hingga saat ini, EK masih berkeinginan untuk terus meningkatkan kualitas dirinya.

Saat ini EK memiliki lingkungan sosial yang cukup positif. Ia mendapatkan dukungan sosial yang baik. EK juga berpikir selalu berusaha mendapatkan manfaat positif ketika bertemu dengan orang-orang baru.

Dalam hal relasi romantis, EK memiliki pandangan yang cenderung negatif. EK menganggap relasi romantisnya penuh dengan lika-liku karena pengalamannya yang pernah ditinggalkan oleh pasangannya. Hal tersebut membuat EK memiliki keraguan terhadap pasangannya kini untuk berkomitmen memulai hubungan berkeluarga. Selain itu, EK juga memiliki perasaan rendah diri atau minder atas kondisi disabilitasnya dalam berelasi romantis. Akibatnya EK merasa tidak mampu untuk membina rumah tangga.

Meskipun begitu, EK mempunyai harapan-harapan untuk berkeluarga. EK berharap untuk mendapatkan penerimaan positif dari pasangan. EK juga berharap agar kelak ia dapat bertanggung jawab terhadap keluarganya sebagai seorang kepala rumah tangga. Harapan-harapan tersebut muncul karena EK termotivasi ketika melihat teman-teman sesama difabel yang berhasil dalam berkeluarga.

Dalam hal bekerja, dengan kondisi disabilitas fisik non-bawaan, EK awalnyamerasa kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. Kini EK telah bekerja namun tetap memiliki harapan untuk menemukan perkejaan yang lebih baik yang lebih dapat menunjang masa depannya, serta saat ini EK memiliki lingkungan kerja yang suportif. EK tetap mampu memiliki makna positif dari pengalaman bekerjanya karena memberikan pengalaman untuk berinteraksi dengan orang baru dan merasa dapat bermanfaat bagi orang lain. Sebab itu, EK ingin selalu berkembang dalam hal pekerjaan.Namun EK juga masih memiliki perasaan tidak mampu untuk bekerja karena kondisi disabilitasnya, meskipun sebelumnya Ia telah beberapa kali memiliki pekerjaan yang berbeda.

Kondisi-kondisi di atas mempengaruhi pandangan Informan terhadap dirinya. Kini, EK memiliki pandangan diri yang cenderung positif meskipun juga terdapat yang negatif. EK merasa mengalami perubahan positif dalam dirinya. EK semakin mampu menerima kondisi diri dan semakin mampu untuk membuka diri terhadap lingkungan serta EK juga merasa semakin mudah bergaul dengan orang baru. Selain itu, EK tetap memiliki sikap mandiri, rendah hati, dan selalu berusaha mengevaluasi diri. Sedangkan pandangan diri yang

negatif yaitu EK tetap merasa kesulitan untuk berekspresi karena ia cenderung berpikir akan sering mendapatkan tanggapan yang negatif dari lingkungan ketika EK ingin melakukan sesuatu.

Perlahan EK dapat memaknai positif pengalaman-pengalaman hidupnya terutama mengenai kondisi disabilitas yang Ia alami. EK dapat memiliki pandangan positif terhadap orang tuanya yang memaksanya untuk mengikuti rehabilitasi. Selain itu, EK tidak lagi menjadi pribadi yang tertutup, karena menurutnya menutup diri dianggap sebagai beban. EK juga merasa nyaman ketika mulai dapat terbuka dan mampu menerima kondisi disabilitasnya yang mulai muncul pada saat rehabilitasi.

EK juga memiliki nilai-nilai hidup yang positif. Ia memandang bahwa manusia harus memiliki sikap rendah hati dan harus saling menghormati. EK juga berusaha sebisa mungkin hidupnya dapat berguna dan menjadi role model bagi orang lain. EK juga memiliki nilai religius yang ia pegang, seperti berpasrah kepada Ilahi dalam menghadapi kesulitan termasuk kesulitan-kesulitan dalam relasi romantisnya. Ek selalu berusaha untuk bersyukur kepada Ilahi karena kini Ia memiliki lingkungan sosial yang positif.

Dokumen terkait