• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Saran

1) Bagi individu yang mengalami disabilitas fisik non-bawaan

Individu yang mengalami disabilitas diharapkan mau lebih terbuka pada lingkungan sosial untuk memberi kesempatan pada diri sendiri untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial. Sehingga individu disabilitas lebih memiliki hubungan positif dengan orang lain dengan memiliki hubungan yang hangat, memuaskan dan saling percaya dengan orang lain.

2) Bagi masyarakat

Diharapkan masyarakat mau memberi kesempatan yang sama pada individu yang mengalami disabilitas, sepert mau memberikan kesempatan kerja tanpa memandang kondisi fisik serta lebih mau mengikutsertakan individu disabilitas dalam kegiatan sosial dalam lingkungan bermasyarakat.

3) Bagi lembaga atau yayasan sosial rehabilitasi disabilitas

Diharapakan lembaga atau yayasan sosial rehabilitasi disabilitas dapat melakukan evaluasi terkait program-program pelatihan skill bagi

individu disabilitas. Nantinya agar skill yang didapatkan indvidu disabilitas lebih sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dewasa kini.

4) Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini dilakukan secara umum pada disabilitas fisik non-bawaan tanpa kriteria yang spesifik pada masa perkembangan manakan informan mengalami disabilitas fisik. Oleh karena itu diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk lebih spesifik menggunakan usia terjadinya disabilitas fisik sebagai kriteria penentuan informan. Selain itu, Keterbatas informan juga tidak membuat peneliti hanya memperoleh informan dengan jenis kelamin laki-laki. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat lebih variatif dalam pemilihan informan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan agar data yang diperoleh dapat lebih beragam.

83

DAFTAR PUSAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan : Pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung : Refika Aditama

Bogart, K. R. (2014). The role of disability self-concept in adaptation to congenital or acquired disability. Rehabilitation Psychology, 59(1), 107-115.

Burns, R.B. (1993). Konsep diri (Teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku). Jakarta: Arcan.

Childa, E. N. (2009). Hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi pada remaja difabel cacat fisik [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Creswell, J. W. (2009). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (3rd Ed). Los Angeles, London, New Delhi, Singapore: Sage.

Damayanti & Rostiana. (2003). Dinamika emosi penyandang tuna daksa pasca kecelakaan. Jurnal Ilmiah Psikologi. No. 1, 15-28.

Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana

Darling, R. B. (2013). Disability and identity: Negotiating self in a changing society. Boulder, CO : Lynne Rienner Publishers Website.

Efendi, M. (2006). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Epstein, S. (1973). The Self-concenpt revisited: Or a Theory Of a Theory. American Psychologist. 28, 404 - 414.

Feist, J. & Gregory J. F. (2010). Teori kepribadian. (Edisi ketujuh). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : PT. Gramedia.

84

Ittyerah, M. & Kumar, N. (2007). The actual and ideal self-concpet in disabled children, adolescents, and adults. Psychology Developing Societies, 19, 81.

Kelly, B. (2013). Don’t box me in: Disability, indentity, and transitions to young adult life. Belfast : Barnardo‟s NI & Queen‟s University Belfast. Latuconsina, H. 2014. Pendidikan kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Machdan, D.M. & Hartini, N. (2012). Hubunganantara penerimaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada tunadaksa di UPT Rehabilitasi sosial cacat tubuh Pasuruan. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. Vol. 1, No. 02.

Mangunsong, F. (1998). Psikologi dan pendidikan anak luar biasa. Depok: LPSP3 Universitas Indonesia.

Moleong, L. J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Murugami, M. W. (2009), „Disability and identity‟, Disability Studies Quarterly, Vol 24, No 4.

Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia.EdisiKetiga. Depok: LPSP3 Universitas Indonesia

Rakhmat, J. (2008). Psikologi komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Senra, H., Oliveira, R.A., Leaf, I. &Vieira, C. (2011). Beyond the body image: A Qualitative study on how adults experience lower limb amputation. Clinical Rehabilitation

Shahnasarian, M. (2001). Career rehabilitation: Integration of vocational rehabilitation and career development in the Twenty First Century. Career Development Quarterly. 49, 3, 275-283.

Smith, J. A. (2008). Psikologi kualitatif: Panduan praktis metode riset. Diterjemahkan oleh : Budi Santosa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

85

Smith, J. A., Flowers, P., dan Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis: Theory, method and research. Los Angeles, London, New Delhi, Singapore: Sage.

Somantri, S. (2006). Psikologi anak luar biasa. Bandung : PT. Refika Aditama.

Pestana, C. (2014). Exploring the self-concepet of adults with mild learning disabilities. British Journal of Learning Disabilities.

Purnaningtyas, A. A. (2013). Penerimaan diri laki-laki dewasa penyandang disabilitas fisik karena kecelakaan [skripsi]. Yogyakarta (ID) : Universitas Ahmad Dahlan.

Tentama, F. (2010). Hubungan antara berpikir positif dengan penerimaan pada remaja penyandang cacat tubuh akibat kecelakaan. Yogyakarta.

86

89

No. Verbatim Tema Komentar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Bagaimana ceritanya bisa di yakkum Mas? Ya sebelumnya belum pernah kenal itu apa, istilahne yakkum itu apa ya belum pernah kenal ya. Terus saya kira yayasan tau apakan gitu, gak ngertilah maksudnya. Terus akhire yo di kasih tahu to dikasih tahu sama Mbak Sri terus anu, Kulokan koordinasi kalih Mbak Rosa, Mbak Rosa itu bagian T E apa, TKSK.Itukan terus Mbak Rosa itu yang jelaskan gitu lho, akhire Mbak Rosa kan menghubungui kulo kalih MbakYuni. Dari Mbak Yuni itu terus tau itu, yakkum.

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Awal mulalne ngertose iki lembaga opo yayasan opo kuwi.Saya kan belum pernah denger to yakum itu apa, ya mung Mbak Sri yang kasih tau pernah ada yang, yang dari yakum pernah ada yang datang belum? Belume kan pas awal-awal pertama kali mbak sri, mbak sri itu kerumah to tanya itu. Belum mbak. Mbak sri lestari kan teng UCP to. Ini kursi roda juga dari Mbak Sri, UCP.

UCP iki opo mas? UCPki lembaga anu lembaga sing mengurusi kursi roda, jadi dia mengurusi khusus kursi roda UCP itu khusus untuk kursi roda.Oo gak ada alat kesehatan lainnya? Enggak ada hanya kursi roda, kursi rodane pun khusus kudu diukur barang sesuai barang.Sesuai

kliennya. Istilahnya sesuai dengan kondisi tubuh njuk pase barang, ngepas-ngepaske.Biasane nek

Dukungan sosial Informan bertemu dengan sosok

yang menjadi perantara untuk mendapatkan kursi roda

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

kursi roda kan hanya ukuran standart. Ukuran ukurang 14 piro 13 piro. Tapi nek sing UCP iki memang khusus desainnya, dulu aku diukur sesuai karo penggunane ngono. Oo itu, bantuan mas? Iya bantuan mas.

Nek riyin pas jenengan pertama kali, maksudte jenengan kecelakaan, niku tahun pinten mas jenengan mas?

Tahun 2007. Ehmm tahunnya 2007 ya, bulannya Agustus, tanggalnya 24 Agustus.

38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

Nah niki Mas, mungkin saget diceritakan pengalamane jenengan ketika, nopo mas ee pertama kali misale, kecelakaan, jenengan kecelakaan karena apa ngaten niku, mungkin nopo istilahe wektu niku, jenengan pas lagi ngopo niku.

Kalau itu pertama dulu kan ee awal-awalnya ya kan rencana saya tu, kejadian ini kan karena mau metik hasil panen ya to, pas itu kan kebetulan ada musim cengkeh, ee sebelume saya kan kerja di sini, di bantul, iya di bantul itu pas jogja gempa itu saya kan ee ikut di sana bangun rumah-rumah itu. Ee setahun ya, dari 2006-2007 ya itu agustus itu saya pulang, niate mau itu dulu ya, metik cengkeh dulu. Ee kan lagi musim, kalau ditunda kan gak bisa itu ya harus dipetik dulu. Dari situ kan yaudah ada 2 minggu yo, udah hampir selesai sih

sebenernya yo, tapi ee ya yang yang yang

Latar belakang musibah Informan memahami kejadian kecelakaan yang menyebabkan Ia mengalami disabilitas.

56 57 585 9 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83

terakhirnya itu, ya belum terakhirnya sih, pas kejadiannya itu kan ya istilahnya ya itu pas mau ambil cengkeh itu, metik cengkeh. Pakai tangga, nah itu terus pasang di pohonya itu, tapi kan pas itu, kebetulan saya yang yang yang mau saya ambil itu kan pohonnya masih kecil to, jadi mau saya tarik dari pohon mlinjo, nah dari situ saya jatuhnya dari pohon mlinjo itu.

Jatuh itu ketinggian berapa meter mas?

Jatuh dari tinggi kurang lebih ya tiga meteran. Gak tinggi sih sebenernya, cuman dibawah itu ya rata sih, rata kan ada batu-batu kalau gak salah ya. Kan gini, kalau pohon mlinjo kan pohonya kan atas bawah atas bawah gitu ya, ha kemungkinan itu saya jatuhnya itu gak langsung ke tanah, ke itu dulu ee, dahan-dahane itu kemungkinan orang pas jatuhnya itu saya ya masih bisa liat bawah, tapi pas brekk‟nya itu udah gak ingat saya.

Langsung pingsan?

Ho‟o ho‟o langsung pisan, tahu-tahu ada orang yang datang nolongin gitu, “wah ngopo iku tri?” gitu, terus “wo iku jmt”, gitu baru sadar tapi ya masih kayak, kayak, istilahnya setengah sadar, yang sampai sekarang orang pertama yang nolong saya itu siapa enggak inget saya. Terus udah banyak orang gitu terus kan, kebetulan kan ee ada siapa ya namanya. Orang tua, kan pas itu kan orang tua dikebun juga to. Terus yang yang nolong

84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95

itu kan hanya orang tua saya, “kowe neng alas karo sopo?” dewe, ana wong ra sing liyane, koyo tetangga, ipar po sopo. Nah kulo lak ngomong niku kalian mbah wito. “lha neng endi?”, neng ngisor kono, nah kuwi diceluk karo sing niku to. Lah terus munggah, nah terus kebetulan gak lama, bojoku to, teko kae, karo ngirim to niate to, lha kuwi terus ora, gak lama terus manggil mas‟e, nah gitu. Terus mas‟e kan yo kebetulan yo lagi manen juga tapi disekitar rumah, nah itu terus pada datang ke, nolong saya itu pakek tandu.

96 97 98 99 100 101

Nuwun sewu mas, ini jenengan difabelnya apa aja ya?

Ini dari sini (menunjuk pinggang) kebawah. Paraplegia. Jadi dari pinggang sini ke bawah itu mati rasa, Jadi syaraf rusak kayak‟e tulang belakang.

Pengetahuan dan pemahaman kondisi disabilitas fisik non bawaan

Informan memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi disabilitasnya. 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111

Nah Mas yang dirasakan Mas waktu kejadian? Ya kalau pas kejadian itu saya gak bisa ngerasa apa-apa ya, yang, saya sakit itu kliatane gak ada ya Cuma saya itu udah gak bisa berdiri gitu lo, ini kaki setelah di bawa pulang to, kan dipanggilin itu lo kesehatan juga to, terus saya ditanya, suruh angkat kaki to, “gak bisa buk.” Kan waktu itu bidan ya. “Gak bisa buk”, “terus udah pipis belum?”“Belum buk.” Terus terus terus ini apa, di diangkat gitu ya, disuruh angkat lagi gitu ya, gak

Dampak musibah Pasca musibah Informan tidak

merasakan sakit, namun Ia langsung tidak dapat berdiri dan tidak dapat menggerakan kakinya

112 113 114 115 116 117 118 119

bisa. Tetep gak bisa, terus si bu bu bu bidannya ini kan, wah ini harus ke itu dulu mas, rumah sakit. Ngono. Gitu, gitu. Jadi pas gak kerasa gitu, istilahnya saya itu gak ngerasa sakit gitu lho, Cuma sini ada luka itu saya gak tau. Sama

kesehatannya itu baru pertolongan pertama ya itu, dikasih betadin itu di sini, ya saya ada luka di sini. Terus sampai dirumah sakit dijahit di sini.

120 121 122 123 124 125 126 127 128

Setelahnya terus saya pulang dari rumah sakit itu ya, setelah kira-kira ada 4 hari sampai seminggu itu saya ngerasaiinya, aduh, pokoknya ini tangan ini gak bisa naik ke atas ganti baju saya sampai 2 minggu kayake, mau ngankat, mau ngelepas kaos ini ya gak bisa. Terus kaki ini rasanya ya

kesemuten gitu ya, kesemuten ya panas gitu rasanya di kaki gitu. Memang kondisinya harus seperti itu, sampai sekarang pun masih seperti itu.

Dampak musibah Pasca musibah Informan tidak

dapat menggerakan kaki dan tangannya 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138

Ya pokoknya, ya gimana ya, mau angkat gini itu gak bisa, terus saya itu mau, apa ya, buang ludah ngangkat kepala juga gak bisa, pas itu. Itu yoo ada ya kalau seminggu itu ya lebih ya, seminggu lebihlah pokoknya, kalau berapa lamanya saya gak begitu inget ya, Cuma ya selama saya belum bisa duduk waktu itu, kayaknya saya masih susah gitu lho, mau misalkan angkat kepalane ya gak bisa, bantal itu terlalu tinggi juga gak bisa, jadi harus yang pendek.

Dampak musibah Pasca musibah Informan juga

kesusuhan untuk menggerakan kepalanya

139 140 141 142 143 144

Itu diagnosis dari rumah sakitnya, waktu itu? Kan pas itu kan kejadian hari jumat to, sabtu minggu ya kan. Pas itu belum ketemu dokter ya istilahnya. Cuma kan dari keluarga kan minta secepatnya dapet ronsen, akhirnya di ronsen itu hari sabtunya,

Usaha untuk menemukan kesembuhan

Informan sesegera mungkin berusaha menemukan penyembuhan 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154

hari sabtu terus kan ee hasil ronsen memang, dokter itu udah dapet cuman apa yang hasil dari ronsen ini kami gak tau, dari keluarga gak tau. Masalahnya dimana, harus bagaimana. Dokter belum menyampaikan, kan masalahe belum ketemu dokter, ee terus dari keluarga kan, hari minggunya itu, keluarga minta pulang, gitu lo. Maksudnya mau pengobatan alternatif gitu. Tetapi setelah pulang orang yang dimaksud itu udah gak ada, istilahnya udah merantau ke luar negeri.

Hambatan proses penyembuhan Di awal proses usaha

penyembuhan, Informan kurang mendapatkan penanganan dari tenaga ahli 155 156 157 158 159

Nah dari situ, saya kan, istilahnya kan terkatung katung to dirumah to, udah keluar dari rumah sakit, ee mau istilahnya, mau apa, mau pengobatan alternatif tapi orang yang dimaksud udah gak ada to.

Hambatan proses penyembuhan Informan merasa belum ada kepastian mengenai proses pengobatannya 160 161 162 163 164 165 166

Akhirnya ya kalau ada orang yang bilang ngasih tau, di sana bisa di sana bisa, ya disamperin gitu, kalau gak diundang ya. Pernah juga sampai cari informasi sampai ke palur juga lho itu. Palur, palur Solo? Iyaa, itu adek saya yang cari ke sana, ketemu alamatnya terus ee terus setelah itu tiga hari kemudian, ee tiga hari dari situ mau ke sana

Usaha untuk menemukan kesembuhan

Informan terus mencari berbagai pengobatan alternatif untuk kesembuhannya

167 168 169 170 171 172 173 174 175 176

to, udah berangkat ke sana, tapi penunjuk jalannya ini kan di magelang, ee udah sampai di magelang, ternyata yang mau yang mau nganter itu wah nek jam segini itu udah tutup, akhirnya anu gagal lagi. Gagal lagi, dibelokin ke temanggung sampai di sana belum masuk ruang, baru diluar gitu ya, di cek gitu aja, “wah ini gak, kami gak, dari sini gak, kami gak bisa, gak sanggup, harus ke rumah sakit dulu. Gitu. Dari situ balik lagi ke rumah.

177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189

Ya pokoknya wes, untuk cari kesembuhan sih, usaha emang udah maksimal, terus dari

temanggung itu pulang, terus kemudian cari lagi cari lagi gitu, terus ada yang ngasih tau di daerah magelang itu, di daerah pajuweran itu ada, terus kesana ya, disana itu seperti apa itu ya, ya itulah alternatif itu, padepokan yang katanya sih bisa ngobatin gitu. Memang di sana saya datang ke sana itu 5 kali itu, ya belum ada apa-apa. Gak ada hasil apa-apa, terus yang dari pihak situ nyaranin ke ahli saraf, tetep kami turutin ya. Kami turutin datang lagi beberapa kali, gak ada perubahan to, udah berhenti. Udah di rumah.

Kegagalan proses terapi Kegagal demi kegagalan dalam proses penyembuhan membuat Informan kehilangan akal untuk menyebuhkan kondisinya 190 191 192 193 194

Yoo pokoknya setelah pulang dari rumah sakit purworejo itu terus pokoknya ya terus ya, kalau yang ini berhenti cari lagi kalau yang ini berhenti cari lagi, begitu. Sampai-sampai

berbulan-bulan.Istilahe pernah juga sampai mondok di RC

Usaha menemukan kesembuhan Informan masih mencari berbagai pengobatan untuk kesembuhannya

195 Soeharso solo saya pernah, itu, di sana 12 hari, 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206

pokoknya itu yang terakhirlah, yang terakhir itu di solo itu. (nada meninggi ketika berkata terakhir). Terus pulang, rencana kan tadinya mau operasi to, ee kan informasinya itu kan dari kesehatan juga, coba mas ke sana bisa operasi katanya pakai ini apa namanya itu, ee kartu apa namanya yang yang, ASKES, coba ke sana to, diterima masuk, setelah satu minggu, ketemu dokter yang, yang apa namanya, yang ahlinya to, ternyata anu, dikasih tau gak operasi gitu, karena alesannya sudah lama gitu.

Kegagalan proses terapi Kegagalan proses terapi

207 208 209 210 211 212 213

Ya dokter saya bakal cacat gitu.Penanganannya terlambat saya kan udah lewat waktu ya, seharusnya, ya minimal ya, 1 minggu sampai 2 minggu, kemungkinan masih sanggup, gitu ya, gitu. Kan ke sana itu sudah jangka 3 bulan dari kejadian to ke situ, terus dokternya ya, akhirnya dokter bilang itu saya terus down lagi.

Kegagalan proses terapi Menurut dokter ahli, Informan terlambat menangani kondisinya dan divonis mengalami disabilitas

214 215 216 217 218 219

Gimana Mas yang dirasain?

Ya seperti putus asa begitu lho, aduh gimana ini, padahal ya, istilahnya kan sudah semangat ya, operasi, InsyaAllah ya Tapi ya dokternya itu, akhire ya gak operasi dari sana ya dikasih kursi roda itu. Tapi gak saya pakai,

Putus asa Informan merasa kecewa dan putus

asa dan menolak kondisi disabilitasnnya

220 221 222

kenapa gak dipakai mas?

Saya, saya gak bisa apa ya, istilahnya, belum bisa nerima kalau saya itu harus dikursi roda gitu.. Gak

Sulit menerima kondisi disabilitas fisik non bawaan

Informan menolak menggunakan kursi roda

223 224

bisa menerima, istilahnya kalau keadaan saya harus seperti ini itu, belum bisa menerima. 225 226 227 228 229 230 231

Waktu itu, apa muncul dipikiran Mas?

Yang jelas saya dulunya kan sudah berkeluarga ya, kan ada pikiran beban juga kan dari dengan

keluarga saya juga kan, aduh gimana ya kalau saya gak bisa sembuh kan gimana ee cari nafkah buat keluarga kan, yaa banyak sih pikirannya yang berkecamuk di sini (menunjuk kepala dan dada)

Ketidakberdayaan diri terhadap tanggung jawab pada keluarga

Informan merasa kesulitan untuk bekerja yang merupakan tanda tanggung jawab terhadap keluarga.

232 233 234 235 236 237 238 239 240

Istilahnya ya dari situ sebenernya, istilahnya gimana ya, ya pokoknya dari situ pulang dulu, belum ada kepikiran nanti mau apa gitu belum ada setelah saya dari solo itu, ya kayak nyerah.

Setelah dari solo itu ya, sekitar berapa bulan terus, saya kalau gak salah itu, kemana ya, ke magelang kalau gak salah, ke tempat ayuk saya, diurut juga sama orang, tapi yo gak ada hasil, saya pulang lagi, dirumah itu.

Tidak lagi memiliki gambaran terhadap proses pengobatan

Kegagalan proses terapi

Kegagalan dalam proses terapi membuat Informan tidak memiliki pandangan terhadap proses

penyembuhan lainnya Hasil terapi yang nihil

241 242 243

Terus sampai akhirnya istri mutusin untuk kerja di jakarta to buat kebutuhan di rumah, saya dirumah sama bapak, sama anak to dulu.

Peran dan tanggung jawab dalam keluarga diambil alih oleh istri

Peran dan tanggung jawab dalam keluarga diambil alih oleh istri 244

245 246 247

Ya pokoknya, (sambil tersenyum kusam) ini termasuknya apa ya, rencana yang sebelumnya istilahnya waktu sehatnya itu ada, ya istilahnya kan gagal semua,

Merasa gagal meraih cita-cita Rencana ketika kondisi sehat menjadi gagal

248 249 250

terutama rencana ya cita-cita saya kan punya keluarga itu yang langgeng itu ya, gak seperti yang saya alami akhirnya ya to, setelah saya seperti ini

Merasa gagal dalam hubungan berkeluarga

Informan berharap memiliki keluarga yang langgeng namun gagal dan informan beranggapan

251 252 253 254 255

kan berarti saya gagal kan itu ya, ha itu karena saya seperti ini. Gagale dalam artian terus

sekarang saya sudah tidak tinggal dengan keluarga, dan istri, anakku juga ikut istri ehehe (senyum kusam).

bahwa kegagalan keluarganya merupakan dampak dari kondisi disabilitasnya. 256 257 258 259 260 261

Ya mungkin ini sudah takdir ya, sudah jalan hidupe orang seperti saya ini, orang yang seperti saya dan mereka yang mengalami seperti saya ini kan, mungkin udah jalan hidupnya kayak gitu mungkin. Terus, ya mungkin ini yang gak bisa ditolak yang hal-hal kayak gini.

Ketidakberdayaan atas kondisi diri

Informan memandang keluarga menjadi tidak utuh merupakan takdir atas kondisi disabilitasnnya

262 263 264 265 266 267 268 269

Kondisinya kalau sekarang ini, seperti apa Mas? Yaa, kalau saya ini karena termotivasi dari Mbak Sri itu ya, jadi ya memang sebelumnya ketemu Mbak Sri ya memang, gimana ya udahlah saya pasrah aja, mau istilah bagaimana mana, terserah yang di-Atas ya. Tapi setelah ketemu mbak sri ini kan saya terus termotivasi ya, istilahnya ya saya tersemangati oleh dia to,

Termotivasi kembali dalam menjalani hidup

Berpasrah dalam menjalani hidup

Termotivasi sosok significant others

Informan berpasrah kepada Ilahi dalam menjalani hidup

270 271 272 273 274 275 276 277

terus selainnya ya ketemu dengan informasi dan temen-temen yang lain kan gitu, seperti informasi-informasi dari mereka juga, kan saya istilahe kan ada semangat, saya sampai di sini kan juga

Dokumen terkait