Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah informan yang mengetahui, memahami, dan berwenang dalam prosedur pemeliharaan kendaraan Perum DAMRI Cabang Makassar diantaranya yaitu:
1. 1 (satu) orang Manajer Keuangan 2. 1 (satu) orang Manajer Teknik F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan penulis dengan memulai beberapa tahap diantaranya yaitu:
1. Wawancara Langsung/Interview
Penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan beberapa karyawan sehubungan dengan pengambilan data tentang objek yang diteliti sehingga data yang diperoleh merupakan data yang akurat dan dapat dipercaya.
2. Observasi Lapangan
Pengumpulan data dengan mengamati sistem pengendalian internal dalam pembelanjaan pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar. Pengamatan ini dilakukan untuk melengkapi data yang diperlukan dan sebagai bahan informasi atas data penelitian.
3. Dokumentasi
Yaitu dilakukan melalui pencatatan dan pengcopyan atas data data untuk mendapatkan data sekunder yang mendukung penelitian ini.
G. Metode Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yang diangkat dari instrumen penelitian dengan menggunakan transkip wawancara dan transkip dokumentasi.
Dengan mengumpulkan data secara kualitatif yang telah diperoleh dengan wawancara dan pengamatan kemudian diuraikan dalam bentuk deskriptif secara pragmatis sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.
H. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah penelitian itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap penelitian, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logiknya (Sugiyono, 2009:305).
Penelitian kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data dan menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2009:306).
37 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perum DAMRI
Pada tahun 1943, pada masa pendudukan Jepang, terdapat dua jenis industri transportasi, yaitu Java Yunyu Bisha, yang khusus mengangkut barang dengan truk, van atau cerutu, dan Sokyoku, yang khusus melayani penumpang dengan kendaraan bermotor atau bus. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Jawa Unyu Zigyosha berubah menjadi Djawatan Pengangkoetan, yang membidangi angkutan barang, dan Zidosha Sokyoku berubah menjadi Djawatan Angkoetan Darat, yang membidangi angkutan penumpang.
Pada tanggal 25 November 1946, dengan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 01/DAM/46, kedua layanan tersebut digabungkan menjadi "Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia", atau disingkat DAMRI, dengan tugas pokok menyelenggarakan transportasi darat truk, bus dan kendaraan bermotor lainnya.
Misi ini melahirkan semangat sejarah DAMRI, yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan melawan invasi Belanda ke Jawa.
Pada tahun 1961, status DAMRI diubah menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPUPN) berdasarkan PP No. 3. 233 Tahun 1961, yang selanjutnya dicabut tahun 1965, DAMRI dinyatakan sebagai Perusahaan Nasional (PN).
Pada tahun 1982, status DAMRI berubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan PP No. 20., PP No. 31 dan No. 31 Tahun 1984.
Dengan Keputusan Nomor 31 Tahun 2002 dan berlanjut sampai sekarang, Perum DAMRI diberi wewenang serta tanggung jawab untuk menyediakan pelayanan angkutan umum bagi penumpang dan/atau kendaraan bermotor di jalan. Hingga saat ini DAMRI termasuk perusahaan milik pemerintah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2. Visi dan Misi a. Visi
Menjadi perusahaan transportasi kelas dunia yang handal, berkinerja unggul dan berkelanjutan.
b. Misi
1) Menyediakan alat produksi yang handal, modern dan berbasis teknologi mutakhir untuk mendukung konektivitas transportasi.
2) Memberikan pelayanan yang berkualitas prima, berkeselamatan dan berorientasi kepada pelanggan.
3) Mengembangkan human capital yang professional dan inovatif untuk mengoptimalkan profit guna meningkatkan nilai tambah kepada stake holder.
4) Menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam aktifitas usaha perusahaan.
5) Mengembangkan diversifikasi usaha guna mendukung core bisnis perusahaan.
3. Struktur Organisasi Perum DAMRI Cabang Makassar
Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi maupun perusahaan karena struktur organisasi ini merupakan alat untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang telah dietapkan. Disamping itu struktur organisasi yang jelas mencerminkan komunikasi antar bagian sehingga efektifitas kerja dapat tercapai dan pemborosan dapat dihindari serta menunjang aktifitas operasional perusahaan. Struktur Organisasi akan nampak jelas dan tegas apabila digambarkan dalam bagan organisasi. Adapun struktur oranisasi pada Perum DAMRI Cabang Makassar adalah sebagai berikut:
a. Kepemimpinan tertinggi di Perum DAMRI Cabang Makassar terletak pada General Manager, GM Perum DAMRI Cabang Makassar yaitu Arief Hermanto, SE.,MM.
b. General Manager membawahi Manager Usaha yaitu Misran Hakim, S.Sos, Manager Keuangan dan SDM yaitu Mansyur Usman, SE, dan Manager Teknik yaitu Hermanto, S.Sos.
1) Manager Usaha membawahi, 4 orang bagian pool, dan 6 orang bagian staff usaha, 14 orang pengawas angkutan, dan 48 orang crew atau pengemudi.
2) Manager Keuangan dan SDM membawahi, 2 orang staff personalia, 5 orang staff keuangan, dan 11 orang staff tata usaha.
3) Manager Teknik membawahi, 5 orang staff teknik, 3 orang staff gudang, dan 10 orang mekanik.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Perum DAMRI Cabang Makassar
Sumber: Perum DAMRI Cabang Makassar, 2021
B. Hasil Penelitian
1. Sistem dan Prosedur Belanja Pemeliharaan Kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar
Perum Damri sebagai perusahaan jasa transportasi tentunya harus memelihara kendaraan atau armadanya yang merupakan sumber penghasilan utama perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas tersebut ditunjang dengan keberadaan sistem dan prosedur belanja pemeliharaan kendaraan yang ditetapkan sebagai standar operasional di Perum DAMRI. Setiap prosedur diotorisasi oleh Bapak Arief Hermanto sebagai General Manager selaku pimpinan tertinggi di kantor cabang.
Berikut merupakan sistem dan prosedur belanja pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar:
a. Laporan kerusakan kendaraan dari crew bus kepada Bapak Hermanto sebagai Manajer Teknik. Kemudian Manajer Teknik membuat lembar pengecekan, dan mengecek kerusakan bus serta mencatat kebutuhan suku cadang.
b. Selanjutnya Manajer Teknik membuat dokumen pengajuan pengadaan barang, dimana dokumen dilengkapi dengan keterangan nama barang, jumlah barang, harga dan nomor kendaraan yang jelas.
c. Dokumen permintaan barang tersebut dibawa kepada Bapak Mansyur Usman sebagai Manajer Keuangan selaku Pemangku Kuasa Administrasi (PKA).
d. Setelah disetujui, selanjutnya dibawa ke General Manager selaku Pemangku Kuasa Kontaibel (PKK).
e. Apabila General Manager menyetujui maka selanjutnya Manajer Teknik melakukan pengajuan kasbon untuk permintaan dana pengadaan barang ke kasir untuk dilakukan pembelian baik cash maupun utang.
f. Selanjutnya Manajer Teknik melakukan pembelian barang dengan pemesanan melalui telepon maupun datang langsung ke toko.
g. Setelah barang pesanan datang disertai dengan nota / faktur, selanjutnya diperiksa di gudang kemudian dicatat pada buku penerimaan barang serta diterbitkan Bukti Barang Masuk (BBM) oleh Juru Gudang begitu pula apabila ada pemakaian barang dari gudang dicatat pada buku pengeluaran barang dan juga dibuatkan Bukti Barang Keluar (BBK).
h. Dokumen Permintaan barang, nota atau faktur, Bukti barang masuk serta bukti barang keluar dibuat 2 rangkap untuk disetor pada Staff Teknik untuk diinput pada Sistem Informasi Manajemen Administrasi (SIMA) Teknik dan juga ke administrasi keuangan dalam waktu 2X24 jam sebagai pertanggungjawaban untuk diinput pada sistem pencatatan Administrasi Keuangan yaitu FORCA untuk menghapus utang kasbon pengadaan barang sebelumnya. Dan juga dokumen-dokumen tersebut diarsipkan Staff Teknik dan Administrasi Keuangan berdasarkan tanggal.
i. Barang bersama dengan bukti barang keluar diserahkan kepada Mekanik untuk selanjutnya dilakukan perbaikan kendaraan.
Dalam pembiayaan pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar, untuk pembelian sparepart dan kebutuhan lainnya dibeli pada saat barang dibutuhkan. Stok di gudang hanya barang barang lama tetapi apabila ada pembelian barang wajib dicatat oleh Juru Gudang pada buku penerimaan barang dan apabila ada barang yang terpakai atau digunakan maka dicatat pada buku pengeluaran barang. Apabila barang yang dibutuhkan hanya memerlukan sedikit dana maka akan dibeli secara cash tetapi jika memerlukan dana yang besar maka dibeli secara utang. Untuk pembelian barang yang dibutuhkan secepatnya yang bersifat urgent seperti kendaraan yang mengalami kerusakan dalam perjalanan maka dilakukan pembelian langsung tanpa mengikuti prosedur dan tidak dicatat pada gudang. Setelah bus kembali ke kantor, crew bus wajib menyetorkan nota pembelian.
Berikut ini akan disajikan sistem dan prosedur yang dapat disajikan melalui gambar 4.2 yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.2
GUDANG
BARANG MASUK BARANG KELUAR
Supplier 6
Permintaan Barang
/ BON Pesanan Nota / Faktur
Bersama Barang
Mencatat pada Buku Penerimaan
Barang Membuat Bukti Barang
Masuk
Nota / Faktur 2X Permintaan Barang / BON Pesanan 2X Bukti Barang Masuk (BBM) 2X
7
SELESAI
8
9
Mengeluarkan Barang
Membuat Bukti Barang
Keluar
10
Bukti Barang Keluar (BBK) 2X
Bersama Barang
11
MANAJER KEUANGAN KASIR GENERAL MANAGER Pemangku Kuasa Administrasi Pemangku Kuasa Kontaibel
(PKA) (PKK)
Permintaan Barang / BON Pesanan
Memberika n Uang Kasbon
5 Permintaan Barang
/ BON Pesanan
Memberi Otorisasi (PKK)
Permintaan Barang / BON Pesanan 2
Permintaan Barang / BON Pesanan
Memberi Otorisasi (PKA)
Permintaan Barang / BON Pesanan
3
3
4
4
MEKANIK
11
Memperbaiki Kerusakan Bukti Barang Keluar
(BBK) Bersama
Barang
Bukti Barang Keluar (BBK)
12
ADMINISTRASI KEUANGAN
7
Nota / Faktur Permintaan Barang /
BON Pesanan Bukti Barang
Masuk (BBM)
Mencocokkan
Menghapus Utang Kasbon
T
Membuat Bukti Kas Keluar
Bukti Kas Keluar
T
FORCA DAMRI
SELESAI
FORCA DAMRI
SELESAI 10
Bukti Barang Keluar (BBK)
T
STAFF TEKNIK
Keterangan:
=Simbol untuk permulaan atau akhir dari suatu program.
=Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer
=Simbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas.
=Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh komputer
=Simbol untuk keluar/masuk prosedure atau proses dalam lembar/halaman yang lain
=Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar/halaman yang sama
=Simbol yang menunjukkan bahwa data di dalam symbol ini akan disimpan
Sumber: Perum DAMRI Cabang Makassar, 2021 8
Nota dan Faktur Permintaan Barang /
BON Pesanan Bukti Barang
Masuk (BBM)
Mencocokkan T
SIMA TEKNIK DAMRI
SELESAI
T 12
Bukti Barang
Keluar (BBK)
SELESAI SIMA TEKNIK
DAMRI
Biaya pemeliharaan tersebut dapat dilihat pada Laporan Laba Rugi Tahun 2021 berikut ini:
Tabel 4.1
Laporan Laba Rugi Perum DAMRI Cabang Makassar Tahun 2021
Account Name Makassar-
Penerimaan Subsidi KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional)
Beban Pengemudi dan Kondektur
Beban Tunjangan Hari Raya (THR) Sopir dan Kondektur
Beban Honor Karyawan Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu (PKWT)
Beban Pendidikan dan Latihan Sopir dan Kondektur SPPD
Beban Honor Karyawan Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu (PKWT)
Beban Operasional TPR
Beban Operasional Ganti Rugi Pihak Ketiga Kendaraan Kecelakaan
Beban Perawatan Suku Cadang Revisi dan Pengecatan Body
486,500.00
-
Beban Perawatan Suku Cadang Material anti karat body
-
-
Beban Perawatan Suku Cadang Ganti Peralatan/
Perlengkapan
4,008,500.00
-
Beban Perawatan Suku Cadang Ganti material/ parts lainnya
197,589,600.00
2,674,525,043.36
Beban Perawatan Suku Cadang Pemakaian filter oli, solar, uda
29,159,025.00
-
Beban Perawatan Suku Cadang Pemakaian kampas rem, kopling
95,088,572.00
-
Beban Perawatan Suku Cadang Pemakaian bearing, bush
10,828,500.00
-
Beban Perawatan Suku Cadang Pemakaian fan-belt, air accu
Beban Perawatan Suku cadang perbaikan Perawatan Bus/Truck
Beban Perbengkelan Pemakaian Suku Cadang
Beban Honor Karyawan Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu (PKWT)
Beban Pajak Kendaraan Truck
Beban Perawatan Dokter/ Kesehatan Pimpinan
Beban Honor Karyawan Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu (PKWT)
Imbalan Pasca Kerja dan Imbalan Kerja Jangka Panjang
Ongkos Kantor Pemakaian Telepon Genggam (Handphone,Smartphone)
Ongkos Kantor Mesin hitung - ekstra komptabel
Ongkos Kantor Teknologi Informasi Speedy/Jaringan Kabel
Beban Perjalanan Dinas Senior Mngr,General Manager,Area Manager
28,066,500.00
135,970,962.18
Beban Perjalanan Dinas Asisten Senior Manager,Deputi Manager
Beban Kendaraan Dinas Pemakaian Ban Kendaraan Dinas
4,330,400.00
-
Beban Kendaraan Dinas Bahan Bakar Minyak (bensin/solar) Kendaraan Dinas
Beban Operasional Kendaraan Dinas Pemakaian Karcis Tol/e-Tol
Beban Penyusutan Kendaraan Dinas Roda Empat
Beban Umum Santunan
Beban Umum Bina Lingkungan Bantuan Korban Bencana Alam
-
-
Beban Umum Bina Lingkungan Peningkatan Kesehatan
Beban Umum Bina Lingkungan Bantuan Pelestarian Alam
Beban Asuransi Non Operasional Tenaga Administrasi
-
- 753,205.55
Beban Asuransi Non Operasional Asuransi Bangunan, Kantor, Ke
Pendapatan Jasa Giro
Pendapatan non usaha penjualan tiket pesawat/kapal/hiburan/tiket
Beban Non Usaha PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak)
Beban Pajak Kini
2. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam belanja pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar adalah berikut ini:
a. Lembar Pengecekan Kerusakan
Dokumen lembar pengecekan kerusakan digunakan untuk mencatat kerusakan dan mencatat kebutuhan peralatan / suku cadang yang diperlukan dalam perbaikan kendaraan.
b. Dokumen Permintaan Barang / Bon Pesanan
Dokumen permintaan barang digunakan bagian Manajer Teknik untuk membuat usulan pembelian barang / suku cadang yang diajukan ke Manajer Keuangan dan General Manager.
c. Nota / Faktur
Dokumen Nota digunakan sebagai bukti pembelian yang bersifat tunai sedangkan Faktur digunakan sebagai bukti pembelian yang bersifat kredit atau utang.
d. Bukti Barang Masuk (BBM)
Dokumen Bukti Barang Masuk (BBM) digunakan pada saat penerimaan barang / suku cadang di gudang.
e. Bukti Barang Keluar (BBK)
Dokumen Bukti Barang Keluar (BBK) digunakan pada saat pengeluaran barang / suku cadang dari gudang.
f. Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar digunakan untuk mencatat jumlah kas yang dikeluarkan dalam pemeliharaan kendaraan.
3. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang dikeluarkan adalah sebagai berikut ini:
a. Jurnal Pengeluaran Kas
Dalam transaksi pengeluaran kas yang digunakan untuk pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar, jurnal pengeluaran kas berfungsi untuk mencatat pengeluaran kas yang digunakan untuk membeli peralatan atau suku cadang, yang dilakukan oleh bagian keuangan.
b. Buku Penerimaan dan Pengeluaran Barang
Buku penerimaan dan pengeluaran barang digunakan untuk mencatat penerimaan, penyimpanan dan pemakaian suku cadang.
4. Sistem Pengendalian Internal Belanja Pemeliharaan Kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar
Penerapan sistem pengendalian internal atas belanja pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar berdasar aktivitas pengendalian yang melibatkan unsur unsur sistem pengendalian intern diuraikan seperti berikut ini:
a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Gambar 4.3
Struktur Organisasi Pemeliharaan Kendaraan Perum DAMRI Cabang Makassar
Sumber: Perum DAMRI Cabang Makassar, 2021
1) Terdapat pemisahan fungsi kasir dan fungsi administrasi, dimana kasir hanya sebagai pihak yang memberikan kasbon untuk pembelian barang sedangkan yang membuat laporan dan menginput dilakukan oleh bagian administrasi.
2) Bagian administrasi keuangan menginput pengeluaran kas untuk pemeliharaan kendaraan kedalam sistem pencatatan administrasi keuangan yaitu FORCA, dan mencatat tentang penerimaan, penyimpanan dan pemakaian suku cadang.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Untuk melaksanakan transaksi pengadaan barang / suku cadang, pada Perum DAMRI Cabang Makassar telah diadakan
GENERAL MANAGER ARIEF HERMANTO, SE.,MM.
MANAGER KEUANGAN MANSYUR USMAN, SE.
MANAGER TEKNIK HERMANTO, S.Sos.
CREW
STAF
KEUAN GAN
STAF F GUDA
NG
STAFF TEKNIK
MEKA NIK
otorisasi / persetujuan oleh pihak pimpinan / manajer. Sistem wewenang terlihat pada general manager yaitu pemberian tanda tangan sebagai tanda persetujuan diadakan transaksi pengadaan barang /suku cadang pada dokumen pengadaan barang sedangkan pencatatannya dilakukan oleh bagian administrasi keuangan atas dasar daftar pengadaan barang yang berasal dari manager teknik.
c. Praktik yang Sehat
1) Setiap dokumen yang dikeluarkan di Perum DAMRI Cabang Makassar sudah terdapat nomor urut tercetak dan dapat dipertanggung jawabkan.
2) Selalu diadakan unannounced audit, dimana tim audit dari kantor pusat yang dinamakan Satuan Pengendalian Intern (SPI) melakukan audit dadakan tanpa pemberitahuan sebelumnya atau menyamar sebagai penumpang.
3) Terdapat rangkap jabatan dimana manajer teknik mengemban beberapa tugas seperti membuat lembar pengecekan, mengecek kerusakan bus, membuat dokumen pengajuan pengadaan barang, dan melakuakan pembelian barang.
4) Terdapat rotasi jabatan secara berkala pada Perum DAMRI Cabang Makassar.
d. Tingkat Kecakapan Karyawan
Untuk menempati jabatan manajer keuangan, manajer teknik, staff keuangan dan staff teknik di Perum DAMRI Cabang Makassar, sudah ditetapkan kriteria kriteria antara lain: Pendidikan S-1, mempunyai kejujuran tinggi, ulet, dan mempunyai semangat kerja. Terkhusus untuk jabatan General Manager harus berpendiikan S-2. Hanya saja dalam pemberian tanggung jawab karyawan kontrak seringkali tidak sesuai dengan keahliannya, seperti seorang lulusan teknik ditempatkan pada bagian keuangan sementara lulusan akuntansi ditempatkan pada bagian operasi.
C. Pembahasan
Berdasarkan unsur unsur pengendalian internal yang dikemukakan oleh Mulyadi (2016:130), maka akan disajikan perbandingan sistem pengendalian internal antara teori dengan yang diterapkan pada Perum DAMRI Cabang Makassar melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Perbandingan Sistem Pengendalian Intern Menurut Teori dan Perusahaan
URAIAN SESUAI TIDAK
SESUAI a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung
Jawab
1 Fungsi operasi dan penyimpanan harus
dipisahkan dari fungsi akuntansi. √ 2 Tidak boleh overlapping pekerjaan suatu
fungsi dalam menangani suatu transaksi. √ b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1 Setiap transaksi hanya didasarkan pada otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi yang akan terjadi.
√
c. Praktik yang Sehat
1 Seluruh dokumen ditembuskan kepada fungsi yg terkait sebagai dasar untuk melakukan kontrol terhadap transaksi.
√
2 Rotasi jabatan secara berkala dapat menjaga independensi pejabat dalam menjalankan tugasnya dan menghindari kolusi.
√
3 Harus mengambil cuti untuk karyawan yang
memenuhi syarat. √
4 Seluruh hasil transaksi buktinya dicocokkan dengan perencanaan awal dan kesesuaian dengan permintaan
√
5 Dasar pemisahan fungsi dalam organisasi didasarkan pada struktur organisasi yg memisahkan antara fungsi intern organisasi
√
d. Tingkat Kecakapan Karyawan
1 Perusahaan menempatkan karyawan berdasarkan kompetensinya dan melaksanakan tanggung jawab berdasarkan instruksional pada bidang kompetensinya.
√
Berdasarkan temuan penelitian mengenai perbandingan sistem pengendalian intern ditinjau dari elemen elemen internal kontrol maka setelah dilakukan perbandingan maka dapat diuraikan kelebihan dan kelemahan prosedur pembelanjaan pemeliharaan kendaraan dari sistem pengendalian internal pada Perum DAMRI Cabang Makassar, yakni :
Kelebihan sistem pengendalian intern pada Perum DAMRI Cabang Makassar adalah sebagai berikut ini: Pelaporan pertanggungjawaban atas penyelesaian transaksi didukung oleh dokumen-dokumen yang diotorisasi dan dilakukan pengecekan internal antara satu dokumen dengan dokumen lainnya.
Kelemahan sistem pengendalian intern pada Perum DAMRI Cabang Makassar adalah sebagai berikut ini:
1. Tidak terjadi internal control pada tingkat pimpinan karna hanya menyetujui usulan keuangan, usulan belanja tanpa melihat dokumen teknis dari manajer teknik.
2. Tidak ada dokumen teknis yang dapat dicocokkan dengan jumlah uang yang akan dikeluarkan.
3. Seharusnya ada staf khusus untuk melakukan pembelian barang, bukan manajer teknik, karena manajer teknik bertugas memberi wewenang dan memeriksa kebenaran pengadaan barang.
4. Terjadi overlapping pekerjaan pada manajer teknik dimana beliau membuat dokumen pengadaan barang, melakukan pembelian sendiri, dan tidak ada yang bersifat internal control pada transaksi ini.
67 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dan pembahasan data mengenai sistem pengendalian intern terhadap prosedur belanja pemeliharaan kendaraan, maka penulis berpendapat bahwa sistem pengendalian intern terhadap belanja pemeliharaan kendaraan di Perum DAMRI Cabang Makassar masih kurang memadai atau kurang memenuhi syarat dan belum tepat berdasarkan prinsip kewajaran pengendalian internal, dengan demikian masih dimungkinkan membuka peluang untuk dilakukan kecurangan oleh fungsi-fungsi terkait. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya kelemahan yang ditemukan penulis, kelemahan itu antara lain:
1. Tidak terjadi internal control pada tingkat pimpinan karna hanya menyetujui usulan keuangan, usulan belanja tanpa melihat dokumen teknis dari manajer teknik.
2. Tidak ada dokumen teknis yang dapat dicocokkan dengan jumlah uang yang akan dikeluarkan.
3. Tidak ada staf khusus untuk melakukan pembelian barang, sehingga tugas tersebut dikerjakan oleh manajer teknik.
4. Terjadi overlapping pekerjaan pada manajer teknik dimana beliau membuat dokumen pengecekan kendaraan, memeriksa kerusakan kendaraan, membuat dokumen pengadaan barang, melakukan pembelian sendiri, dan tidak ada yang bersifat internal control pada transaksi ini.
5. Pencatatan pada buku penerimaan dan pengeluaran barang yang sebenarnya tidak diperlukan karena untuk pembelian sparepart dan kebutuhan lainnya sifatnya dibeli pada saat dibutuhkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini maka disarankan agar diadakan perbaikan sistem pengendalian intern yang diciptakan manajemen dalam pelaksanaan belanja pemeliharaan kendaraan. Maka disarankan agar perlunya perusahaan memperbaiki kelemahan kelemahan yang ada selama ini yakni dengan cara sebagai berikut:
1. General Manager sebagai pimpinan tertinggi pada Kantor Cabang sebaiknya melakukan internal control dengan tidak memberikan otorisasi tanpa adanya dokumen pendukung seperti dokumen teknis dari manajer teknik.
2. Seluruh dokumen ditembuskan kepada fungsi yg terkait untuk mendapatkan pengawasan dan meyakinkan bahwa transaksi tersebut dijalankan berdasarkan instruksi pimpinan.
3. Seharusnya ada staf khusus untuk melakukan pembelian barang, bukan manajer teknik, karena manajer teknik bertugas memberi wewenang dan memeriksa kebenaran pengadaan barang.
4. Sebaiknya pekerjaan mengecek kerusakan kendaraan, membuat dokumen pengadaan barang, serta melakukan pembelian barang dikerjakan oleh orang yang berbeda agar terjadi internal control pada prosedur tersebut.
5. Karena pembelian sparepart dan kebutuhan lainnya sifatnya dibeli pada saat dibutuhkan, maka tidak diperlukan lagi adanya buku pengeluaran barang.
70
DAFTAR PUSTAKA
Agyapong, K. E. (2017). Internal Control Activities as a Tool for Financial Management in the Public Sector: A Case Study of Ghana Post Company Limited. Journal for the Advancement of Developing Economies.
https://doi.org/10.32873/unl.dc.jade6.1.3
Assauri, S. (2004). Manajemen dan Lembaga Operasi. Lembaga Penerbit FEUI.
Assauri, S. (2004). Manajemen dan Lembaga Operasi. Lembaga Penerbit FEUI.