• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS BELANJA PEMELIHARAAN KENDARAAN PADA PERUM DAMRI CABANG MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS BELANJA PEMELIHARAAN KENDARAAN PADA PERUM DAMRI CABANG MAKASSAR"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

IIN VERONIKA NIM: 105731118018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2022

(2)

ii

KARYA TUGAS AKHIR M AHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AT AS BELANJA PEMELIHARAAN KENDARAAN PADA PERUM

DAMRI CABANG MAKASSAR

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

IIN VERONIKA NIM: 105731118018

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH M AKASSAR MAKASSAR

2022

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Allah SWT Berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat

bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).”

(HR. Bukhari dan Muslim)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunia-Nya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillah Rabbil’alamin

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta Orang orang yang saya sayang dan almamaterku.

PESAN DAN KESAN

Sebetulnya proses Skripsi tidak sesulit yang dibayangkan. Pada saatnya nanti, kamu akan berkata “ternyata Skripsi tidak sesulit itu ya, kok dulu terasa sangat

susah”. Wajar terasa sulit karna kamu belum pernah melewatinya. Mulai sekarang hilangkan rasa takut berlebih itu, mulailah untuk optimis. Sebentar lagi

studi ini selesai, terima kasih UNISMUH sudah memberikan begitu banyak ilmu kepada saya.

Bangga Telah Menjadi Bagian dari Almamater Biru Universitas Muhammadiyah Makassar

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Sistem Pengendalian Internal Atas Belanja Pemeliharaan Kendaraan Pada Perum DAMRI Cabang Makassar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Balli Kecca dan Ibu Suryani Bandung yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus.

Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE.,M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, SE.,M.Ak.Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Muh Rum, SE.,M.Si.,Ak.CA, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Andi Arman, SE.,M.Si.,Ak.CA, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2018 terkhusus kelas AK 18 E dan AK 2 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Teman teman karyawan DAMRI Nara, Kak Nia dan staf staf lainnya yang senantiasa memberi masukan dan bantuan sejak KKP sampai penelitian ini selesai dilaksanakan.

10. Pung Edi, Mama Ani, Mama Aji, Kakak dan Adik tercinta Sukri, Eka, Hikma, dan Wulan yang telah memberikan dukungan serta lantunan doa yang senantiasa tercurah dalam penyelesaian skripsi ini.

(10)

x

11. Sahabat tercinta Mba Pina, Majar, Meni, Andi Ulfa, dan Pute yang senantiasa meluangkan waktu dan memberikan semangat dan bantuannya. Buat sahabat seperjuangan Nana, Qalbi, Indar, Winda, Sakia, Indah, dan semua kerabat yang tidak bisa penulis tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

12. Last but not least, I wanna thank me, for believing in me, for doing all this hard work, for having no days off, for never quitting, for just being me at all times.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb Makassar, Juli 2022

Penulis,

Iin Veronika

(11)

xi ABSTRAK

IIN VERONIKA, 2022. Sistem Pengendalian Internal Atas Belanja Pemeliharaan Kendaraan Pada Perum DAMRI Cabang Makassar, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Muh Rum dan Pembimbing II Andi Arman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal belanja pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar sudah tepat berdasarkan prinsip kewajaran pengendalian internal. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Kualitatif. Data yang diolah merupakan hasil wawancara dengan Manajer Keuangan 1(satu) orang dan Manajer Teknik 1(satu) orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara dan Dokumentasi yang dimana penulis melihat langsung keadaan dilapangan.

Hasil penelitian yang di dapat penulis adalah sistem pengendalian intern atas belanja pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar masih kurang memadai atau kurang memenuhi syarat dan belum tepat berdasarkan prinsip kewajaran pengendalian internal dikarenakan masih terdapat kelemahan kelemahan pada prosedurnya dengan demikian masih dimungkinkan membuka peluang untuk dilakukan kecurangan oleh fungsi fungsi terkait.

Kata kunci: Sistem Pengendalian Internal, Anggaran Belanja Operasional, Biaya Pemeliharaan.

(12)

xii ABSTRACT

IIN VERONIKA, 2022. Internal Control System for Fleet Maintenance Expenditure at Perum DAMRI Cabang Makassar, thesis of Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Mr. Muh Rum and Mr. Andi Arman.

This study aims to determine whether the internal control system for fleet maintenance expenditure at Perum DAMRI Cabang Makassar is appropriate based on the principle of reasonableness of internal control. The type of research used is a qualitative research method. The processed data is the result of interviews with 1(one) Finance Manager, and 1(one) Engineering Manager. Data collection methods used in this study are Observation, Interview and Documentation where the author sees firsthand the situation in the field.

The results of the research obtained by the author are that the internal control system for fleet maintenance expenditures at Perum DAMRI Cabang Makassar is still inadequate or does not meet the requirements and is not appropriate based on the principle of reasonableness of internal control because there are still weaknesses in the procedure, thus it is still possible to open opportunities for fraud.

Keywords: Internal Control System, Operational Expenditure Budget, Maintenance Cost.

(13)

xiii DAFTAR ISI

SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL ...ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iv

HALAMAN PENGESAHAN ...v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ...vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

ABSTRAK ...ix

ABSTRACT ...x

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...7

II. TINJAUAN PUSTAKA ...8

A. Tinjauan Teori ...8

B. Tinjauan Empiris ...25

C. Kerangka Pikir ...32

III. METODOLOGI PENELITIAN ...34

A. Jenis Penelitian ...34

(14)

xiv

B. Fokus Penelitian ...34

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ...34

D. Jenis dan Sumber Data ...34

E. Informan Penelitian ...35

F. Metode Pengumpulan Data ...35

G. Metode Analisis Data ...36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...37

A. Gambaran Umum Objek Penelitian...37

B. Hasil Penelitian ...40

C. Pembahasan ...64

V. PENUTUP ...67

A. Kesimpulan ...67

B. Saran ...68

DAFTAR PUSTAKA ...70 LAMPIRAN

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1 Rincian Biaya Pemeliharaan, Pendapatan dan Laba Rugi Bersih Perum DAMRI Cabang Makassar Tahun 2018 - 2021 ... 6 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

4.1 Laporan Laba Rugi Perum DAMRI Cabang Makassar Tahun 2021 ... 49

4.2 Perbandingan Sistem Pengendalian Intern Menurut Teori dan

Perusahaan ... 65

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Kerangka Pikir... 33

4.1 Struktur Organisasi Perum DAMRI Cabang Makassar ... 40 4.2 Flow Chart ... 43

4.3 Struktur Organisasi Pemeliharaan Kendaraan Perum DAMRI Cabang Makassar ... 62

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan perusahaan transportasi umum dapat memberikan kontribusi ekonomi dan kontribusi layanan publik. Transportasi merupakan kontributor utama bagi perekonomian dan kekuatan kompetitif dalam bisnis. Transportasi dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan komunitas, menciptakan dan meningkatkan tingkat aksesibilitas dari potensi sumber daya alam dan area pasar, terutama untuk transportasi umum. Perusahaan transportasi umum dapat menciptakan lapangan kerja sektor swasta yang lebih besar, properti residensial rata-rata bernilai lebih tinggi jika terletak di dekat layanan transportasi publik frekuensi tinggi yang menguntungkan bagi penjual dan basis pajak kota secara keseluruhan, bahkan usaha kecil di sekitar layanan transportasi ini bisa mendapatkan keuntungan. Transportasi umum memiliki potensi keselamatan lalu lintas, mengurangi polusi udara, meningkatkan efisiensi bahan bakar, dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Maka, dengan adanya Perum DAMRI Cabang Makassar dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian dan pelayanan publik.

Perum DAMRI Cabang Makassar adalah perusahaan yang beroperasi pada sektor jasa transportasi, dalam hal ini transportasi darat. DAMRI termasuk perusahaan milik pemerintah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

DAMRI memiliki beberapa jenis layanan transportasi umum diantaranya angkutan perkotaan, angkutan perintis, angkutan logistik, angkutan khusus bandar udara atau pemadu moda, pariwisata, antarkota, dan antarnegara. DAMRI memiliki

(18)

fasilitas yang bermutu dengan tarif angkutan yang murah sehingga diminati oleh masyarakat. Keberadaan DAMRI dalam memberikan pelayanan transportasi publik dinilai penting karena lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan pribadi, waktu perjalanan yang lebih cepat, mengurangi kemacetan lalu lintas, dan bebas dari polusi lingkungan.

Pengelolaan keuangan perusahaan transportasi bertujuan agar dapat membantu dalam mempertahankan dan meningkatkan nilai asetnya. Nilai Aset termasuk indikator kuat dalam mempertahankan kekayaan perusahaan. Dalam bisnis transportasi, peralatan transportasi yang dimiliki perusahaan merupakan aset yang sangat berharga. Pengelolaan keuangan atau manajemen keuangan berkaitan dengan tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan penggunaan dana (allocation of funds), kegiatan perolehan dana (raising of funds), dan kegiatan pengelolaan aktiva (management assets). Maka sebagai perusahaan yang beroperasi pada sektor jasa transportasi, tentunya DAMRI memerlukan pengelolaan keuangan agar dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan nilai asetnya.

Pemeliharaan aset tetap memerlukan anggaran belanja yang proporsional dan realistik. Semua aset tetap yang dimiliki oleh Perum DAMRI Cabang Makassar memerlukan pemeliharaan atau perawatan agar dapat digunakan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomis sesuai dengan masa manfaatnya. Beban yang digunakan untuk pemeliharaan aset tetap dimaksudkan untuk memperpanjang masa manfaat aset tetap, meningkatkan kapasitas dan meningkatkan produksi operasi perusahaan. Kelancaran usaha transportasi terletak pada kondisi sumber daya yang prima. Oleh sebab itu Perum DAMRI yang merupakan perusahaan transportasi umum harus melakukan perawatan yang rutin

(19)

pada kendaraannya, agar kondisi kendaraan tetap dalam kondisi baik, memastikan keselamatan karyawan, mengurangi pengeluaran yang berlebihan dari keadaan darurat serta meningkatkan reputasi dan merek positif perusahaan.

Penerapan sistem pengendalian internal pada pengelolaan keuangan khususnya biaya pemeliharaan kendaraan perusahaan transportasi dapat membantu menghindari penyalahgunaan keuangan. Sistem pengendalian internal memainkan peran penting tidak hanya pada perusahaan publik tetapi juga pada perusahaan swasta, karena dapat menetapkan perlindungan terhadap aset organisasi dan meminimalkan peluang melakukan penipuan dan membiarkan kesalahan tidak terdeteksi dalam operasi sehari hari organisasi. Pengendalian internal seharusnya dibentuk dalam suatu organisasi untuk membantu pengelolaan keuangan perusahaan. Kontrol ini tidak hanya seharusnya ada tetapi diterapkan dengan kuat dengan cara yang sepenuhnya disadari oleh semua orang dalam organisasi dan mematuhi kebijakan dan prosedurnya. Sistem pengendalian internal memberikan jaminan kepada manajemen akan keandalan data akuntansi yang digunakan dalam pengambilan keputusan organisasi. Pengelolaan keuangan suatu organisasi dapat diukur dari standar atau efektifitas sistem pengendalian intern serta kebijakan yang diterapkan oleh manajemen. Penataan dan implementasi yang efektif dari sistem pengendalian ini akan memastikan pengelolaan keuangan yang tepat, sehingga dapat membantu perusahaan dalam menghindari penyalahgunaan keuangan atau financial abuse.

Sistem pengendalian intern dalam PP No. 60 Tahun 2008 merupakan suatu proses yang dipengaruhi manajemen yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam mencapai efektivitas, efisiensi, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta keandalan

(20)

penyajian laporan keuangan pemerintah. Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Pasal 2 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Menteri sebagai pengguna anggaran atau pengguna komoditas wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan dengan mengacu pada efektivitas SPIP untuk pencapaian tujuan dan efisiensi pengelolaan nasional, keandalan pelaporan keuangan, perlindungan aset negara, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan.

Lemahnya pengendalian internal pada pengelolaan keuangan khususnya belanja pemeliharaan kendaraan berpotensi terjadinya penyalahgunaan keuangan (financial abuse). Memastikan kontrol bisnis yang baik ialah hal yang perlu dilakukan pada dunia usaha terutama BUMN. Ofori Mensah (nd), seorang peneliti senior di Institut Urusan Ekonomi di Ghana, terus mencatat kasus serupa penggelapan dana publik dalam perusahaan publik. Dia mencatat bahwa salah satu hambatan tata kelola yang mendarah daging yang dihadapi Ghana dalam hal pengendalian internal, adalah kurangnya manajemen keuangan yang efektif yang menambah lemahnya sistem pengendalian internal di perusahaan publik ini. Salah urus keuangan merupakan akibat dari kelemahan yang tertanam dalam sistem pengendalian. Kegiatan pengendalian internal pada perusahaan yang tidak efektif dan efisien dalam mencegah penipuan atau penyelewengan, seperti transaksi yang seharusnya melalui berbagai proses otorisasi tetapi pengabaian tertentu oleh manajemen yang memotong beberapa proses yang akhirnya memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menggelapkan dana dari perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian internal pada pengelolaan keuangan harus efektif agar tidak terjadi penyalahgunaan keuangan.

(21)

Penelitian Fatin Amirah dkk., (2013) menemukan bahwa komponen kunci yang paling menguntungkan dalam biaya operasi dan pemeliharaan adalah konsumsi bahan bakar, ban, perawatan, baterai dan jarak tempuh sedangkan beberapa variabel mungkin berbeda untuk tujuan lain di bidang lain seperti kendaraan komersial atau penggunaan pertanian. Selain itu metode dari Riset Operasi, Ilmu Manajemen atau sistem informasi database dapat digunakan untuk menyesuaikan dengan masalah operasi dan pemeliharaan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu penelitian tersebut hanya untuk mengetahui komponen kunci yang paling menguntungkan dalam biaya operasi dan pemeliharaan, sedangkan penelitian ini hanya mencari tahu sistem dan prosedur pengendalian internal yang terkait dengan biaya pemeliharaan atau perawatan kendaraan Perum DAMRI.

Penelitian Agyapong (2017) menemukan bahwa terdapat pengendalian internal pada Ghana Post Company Limited dan sudah melebihi dua puluh (20) tahun, tetapi sebagian besar pengendalian tersebut tidak efektif sehingga memudahkan karyawan untuk melakukan penyelewengan. Pekerjaan yang dilakukan terus menerus mengalami penyimpangan dalam sistem pengendalian internal organisasi sektor publik yang menjadikannya lahan subur untuk kegiatan penipuan. Ditemukan bahwa para pelaku tidak menghadapi sanksi serius untuk mencegah orang lain terlibat dalam kegiatan penipuan tersebut. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu penelitian tersebut untuk mengetahui pengendalian internal dalam pengelolaan keuangan, sedangkan penelitian ini berfokus pada belanja pemeliharaan.

Tabel 1.1: Rincian Biaya Pemeliharaan, Pendapatan dan Laba Rugi Bersih Perum DAMRI Cabang Makassar Tahun 2018 - 2021

No Tahun Biaya

Pemeliharaan

Pendapatan Bersih

Laba Rugi Bersih

(22)

(Rp) (Rp) (Rp) 1 2018 1.437.000.000 11.505.393.939 653.393.939

2 2019 1.721.968.620 14.634.877.664 4.310.982.279

3 2020 2.798.774.852 10.373.794.255 (4.669.012.455)

4 2021 1,695,132,361 9.548.118.711 (3.883.571.234)

Sumber: Perum DAMRI Cabang Makassar, 2021

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa biaya pemeliharaan Perum DAMRI Cabang Makassar meningkat pada tahun 2019 begitupun dengan laba perusahaan, sementara pada tahun 2020 terjadi ketidaksinkronan antara meningkatnya biaya pemeliharaan dengan perolehan laba, biaya pemeliharaan meningkat drastis sementara laba menurun bahkan mengalami kerugian sebesar Rp 4.669.012.455.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Sistem Pengendalian Internal Atas Belanja Pemeliharaan Kendaraan Pada Perum DAMRI Cabang Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah sistem pengendalian internal belanja pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar sudah tepat berdasarkan prinsip kewajaran pengendalian internal?”

C. Tujuan Penelitian

(23)

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal belanja pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar sudah tepat berdasarkan prinsip kewajaran pengendalian internal.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Metodologi

Penelitian ini memberi manfaat kepada peneliti lanjutan yang akan meneliti tentang sistem pengendalian internal dalam belanja pemeliharaan kendaraan.

2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini akan memberikan ide teori tentang sistem pengendalian intern dalam belanja pemeliharaan kendaraan berdasarkan prinsip kewajaran pengendalian intern..

3. Manfaat Kebijakan

Manfaat penelitian ini juga ditujukan kepada manajemen Perum DAMRI Cabang Makassar khususnya manajer keuangan agar kedepan akan tetap menerapkan sistem pengendalian internal terhadap belanja pemeliharaan kendaraannya.

(24)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Sistem Pengendalian Internal

a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian intern menurut Tuanakotta (2015:351)

“merupakan proses, kebijakan, dan juga prosedur yang dirancang oleh manajemen untuk memastikan pelaporan keuangan yang reliabel dan pembuatan laporan keuangan sesuai dengan kerangka akuntansi yang berlaku”. Hery (2015:87) berpendapat bahwa sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan yang didesain untuk memberikan kejelasan yang layak bagi manajemen, bahwa perusahaan sudah menggapai target dan tujuannya. Terdapat dua konsep utama yang mendasari penyusunan dan penerapan pengendalian internal, yaitu keterbatasan bawaan (inheren) dan kepastian yang layak.

Berdasarkan beberapa definisi pengendalian internal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal ialah suatu kegiatan atau rangkaian operasi yang sedang berlangsung dalam setiap aktivitas bisnis untuk membantu organisasi mencapai tujuan utama. Tujuan ini mencakup keyakinan memadai, yang berarti bahwa sumber daya yang diberikan entitas digunakan secara efisien, efektif, dan ekonomis.

(25)

b. Tujuan Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam suatu entitas untuk menjamin reliabilitas laporan keuangan. Tujuan umum yang dimiliki oleh manajemen dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif adalah sebagai berikut Arens (dalam Lubis dan Dewi, 2020:176):

1) Reliabilitas pelaporan keuangan 2) Efisiensi dan efektivitas operasi 3) Ketaatan pada hukum dan peraturan

Tujuan pengendalian menurut Krismiaji (2015:213), ialah untuk mencegah kerugian dalam organisasi, yang antara lain adalah sebagai berikut:

1) Inefisiensi dan pemborosan sumber daya 2) Keputusan manajemen yang buruk

3) Kesalahan tak terduga dalam perekaman dan pemrosesan data

4) Kehilangan atau kerusakan catatan yang tidak disengaja 5) Kerugian aset karena kelalaian karyawan

6) Karyawan tidak mematuhi kebijakan manajemen dan peraturan lainnya

7) Perubahan yang tidak sah pada SIA atau komponennya.

c. Komponen Pengendalian

International Standards in Auditing 315 menetapkan bahwa ada lima komponen pembentuk sistem pengendalian internal yang terdiri dari lingkungan pengendalian, proses penilaian risiko entitas,

(26)

sistem informasi, aktivitas pengendalian (pengendalian internal), pemantauan dari kontrol. Kelima komponen pengendalian internal akan dibahas sebagai berikut:

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environtment) merupakan dasar bagi pengendalian internal yang efektif, karena memberikan disiplin dan struktur bagi entitas serta menjadi kompas bagi entitas, sehingga karyawan sadar akan pengendalian dalam organisasi itu. Pengendalian pada komponen lingkungan pengendalian yang kuat mampu mengatasi kelemahan pada komponen lainnya. Akan tetapi, kelemahan pada lingkungan pengendalian bisa melemahkan atau justru menghapuskan desain yang baik pada komponen pengendalian yang lain.

2) Penilaian Risiko (Risk Assessment) merupakan pengidentifikasian dan penganalisisan risiko yang bersangkutan dengan pencapaian tujuan, menjadi landasan dalam memutuskan dengan cara apa risiko perlu dikelola.

Mekanisme harus ditempatkan untuk mengidentifikasi dan menangani risiko karena kondisi ekonomi, industri, peraturan dan operasi akan terus berubah.

3) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) ialah sistem atau proses yang mengidentifikasi, menangkap, serta bertukar informasi yang mengharuskan orang untuk melaksanakan peran serta tanggung jawabnya. Struktur pengendalian perusahaan harus sedemikian rupa sehingga

(27)

informasi dapat diidentifikasi, ditangkap, dan dipertukarkan di dalam perusahaan dan dengan pihak eksternal. Informasi yang dikomunikasikan sebaiknya akurat, tepat waktu serta bisa diandalkan. Manajemen memerlukan informasi yang andal untuk mengelola entitas; mencapai tujuan entitas; serta mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi faktor risiko.

Komunikasi adalah kunci suksesnya sistem informasi.

Komunikasi menciptakan kesadaran tentang keberadaan, sifat, keparahan, atau penerimaan risiko.

4) Aktivitas Pengendalian (Control Activities) adalah prosedur serta kebijakan yang ditetapkan dan diterapkan agar dapat dipastikan bahwa kegiatan yang teridentifikasi oleh manajemen diperlukan untuk memitigasi risiko. Lebih khusus lagi, aktivitas pengendalian adalah prosedu serta kebijakan yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen terlaksana dengan benar dan tepat waktu. Tindakan yang diperlukan diambil untuk mengelola, mengurangi dan mengatasi risiko terhadap pencapaian tujuan entitas.

5) Pemantauan (Monitoring) ialah salah satu komponen pengendalian internal yang mengevaluasi mutu kemampuan pengendalian internal dari waktu ke waktu. Pemantauan dapat dicapai dengan kegiatan yang berkelanjutan seperti pengawasan secara teratur. Dengan pemantauan manajemen mendapatkan umpan balik tentang apakah rancangan sistem pengendalian internal dalam mengatasi risiko berhasil

(28)

mencapai tujuan pengendalian yang ditetapkan, dipahami dan diterapkan secara sehat oleh karyawan, digunakan dan dipatuhi setiap hari, serta dimodifikasi sesuai dengan kondisi yang berubah-ubah.

d. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian menurut Rama dan Jones (2011:155), adalah “kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh suatu organisasi untuk mengatasi risiko guna mencapai tujuan organisasi.”

Jenis jenis aktivitas pengendalian menurut Rama dan Jones (2011:155) adalah sebagai berikut:

1) Pengendalian Proses Kerja

a) Pemisahan tugas. Pemisahan tugas antara agen internal adalah konsep untuk merancang kegiatan pengendalian internal. Biasanya, penipuan ini terjadi ketika karyawan membutuhkan kemampuan untuk mengakses aset atau menyembunyikan penipuan dalam catatan organisasi.

b) Menggunakan informasi tentang peristiwa masa lalu untuk mengendalikan aktivitas. Informasi tentang peristiwa sebelumnya dapat berasal dari dokumen atau catatan komputer.

c) Urutan kejadian yang diinginkan. Dalam banyak kasus, kebijakan organisasi memerlukan proses untuk mengikuti urutan tertentu.

(29)

d) Menindaklanjuti insiden. Organisasi harus memiliki cara otomatis atau manual untuk meninjau transaksi yang tertunda. Contoh peristiwa yang mungkin memerlukan tindak lanjut seperti pesanan pelanggan yang belum terpenuhi, faktur yang lewat jatuh tempo, permintaan persetujuan yang menunggu keputusan, layanan yang diberikan tetapi belum selesai.

e) File memiliki nomor seri. File atau dokumen bernomor urut memberikan kesempatan untuk mengontrol peristiwa.

Dokumen bernomor urut yang dibuat selama satu kejadian akan dijelaskan di kejadian berikutnya.

f) Dokumentasikan agen internal yang bertanggung jawab atas terjadinya proses. Tunjuk agen internal untuk bertanggung jawab atas sebagian besar kejadian.

g) Pembatasan akses terhadap Aset dan Informasi. Cara penting untuk melindungi aset seperti uang tunai, inventaris, peralatan, dan data adalah dengan membatasi akses ke karyawan yang membutuhkannya untuk melakukan tugas yang diberikan. Untuk membatasi akses ke mereka, aset berwujud disimpan di lokasi yang aman.

h) Rekonsiliasi catatan dengan bukti fisik aset. Organisasi menggunakan aktivitas rekonsiliasi untuk memastikan bahwa peristiwa yang direkam dan data file induk cocok dengan aset aktual.

(30)

2) Pengendalian Input

a) Menu pencarian yang menyediakan daftar nilai yang memungkinkan untuk dimasukkan.

b) Periksa catatan untuk menentukan apakah data yang dimasukkan konsisten dengan data yang dimasukkan dalam tabel yang relevan.

c) Konfirmasikan data yang dimasukkan oleh pengguna dengan menampilkan data yang relevan di tabel lain.

d) Kontrol integritas referensial untuk memastikan catatan kejadian terkait dengan catatan file induk yang benar.

e) Pengecekan format membatasi data yang dapat dimasukkan berupa teks, angka dan tanggal.

f) Aturan validasi yang membatasi data yang dapat dimasukkan ke nilai tertentu.

g) Default untuk menggunakan data yang dimasukkan pada sesi sebelumnya.

h) Pembatasan meninggalkan bidang kosong.

i) Buat bidang sebagai kunci utama.

j) Nilai yang dihasilkan komputer dimasukkan dalam catatan.

k) Bandingkan total batch control yang dilakukan sebelum data entry dengan hasil print setelah data entry.

l) Tinjau laporan editorial untuk kesalahan sebelum diterbitkan.

m) Pengecualian melaporkan daftar kasus di mana nilai default ditolak atau outlier dimasukkan.

(31)

3) Tinjauan Kinerja

a) Menyiapkan anggaran, prakiraan, standar atau hasil sebelumnya melalui pemeliharaan dokumen.

b) Mengambil tindakan korektif yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan/atau merevisi data referensi yang sesuai (anggaran atau standar) di tabel induk.

c) Gunakan laporan untuk membandingkan hasil aktual dengan anggaran, prakiraan, standar, atau hasil sebelumnya.

e. Unsur Pengendalian

Sistem pengendalian internal mencakup struktur organisasi yang terkoordinasi, metode dan tindakan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa keakuratan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi, dan mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. Pengertian Sistem pengendalian intern lebih menekankan pada tujuan yang ingin dicapai, daripada elemen- elemen yang membentuk sistem tersebut.

Untuk mencapai tujuan dari suatu sistem pengendalian intern, ada beberapa unsur yang menjadi ciri utama dari suatu sistem pengendalian intern yang dikemukakan oleh Mulyadi (2016:130), yaitu:

1) Struktur organisasi yang secara jelas memisahkan tanggung jawab fungsional. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian fungsi dan tanggung jawab unit unit organisasi yang dibentuk untuk menjalankan kegiatan utama perusahaan.

(32)

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip prinsip berikut:

a) Fungsi operasi dan penyimpanan harus dipisahkan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasional adalah fungsi yang memiliki kewenangan untuk melakukan suatu kegiatan.

Setiap kegiatan perusahaan perlu mendapat persetujuan dari manajer fungsional yang memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

b) Suatu fungsi tidak boleh diberikan tanggung jawab penuh untuk melakukan transaksi dengan tahapan.

2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang memadai untuk aset, kewajiban, pendapatan dan pengeluaran. Dalam sebuah organisasi, setiap transaksi hanya didasarkan pada otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi yang akan terjadi. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi harus dibuat suatu sistem yang mengatur pemberian hak otorisasi untuk setiap pelaksanaan transaksi. Sistem otorisasi akan menjamin produksi dokumen akuntansi yang andal, menjadikannya input yang andal untuk proses akuntansi.

3) Praktik yang sehat dalam menjalankan tanggung jawab dan fungsi masing masing unit organisasi. Pendekatan yang biasanya diambil perusahaan dalam menciptakan praktik kesehatan adalah:

(33)

a) Menggunakan formulir nomor urut tercetak yang penggunaannya harus menjadi tanggung jawab pihak yang berwenang. Karena formulir adalah alat yang mengizinkan pelaksanaan transaksi, pengendalian penggunaannya dengan menggunakan nomor seri yang dicetak akan memungkinkan tanggung jawab pelaksanaan transaksi ditentukan.

b) Audit tanpa pengumuman (Unannounced audits). Inspeksi mendadak dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang diinspeksi, dan waktunya tidak teratur.

Jika suatu organisasi melakukan inspeksi mendadak terhadap kegiatan utamanya, ini akan mendorong karyawan untuk melakukan tugasnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

c) Setiap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu orang atau satu unit organisasi dari awal sampai akhir tanpa ada intervensi dari orang atau unit organisasi lain. Karena setiap transaksi dilakukan dengan campur tangan individu atau unit organisasi, maka dilakukan review internal atas kinerja tanggung jawab masing masing unit organisasi terkait. Setiap unit organisasi kemudian akan mengadopsi praktik praktik yang sehat dalam menjalankan tanggung jawabnya.

(34)

d) Rotasi jabatan secara berkala dapat menjaga independensi pejabat dalam menjalankan tugasnya dan menghindari kolusi.

e) Harus mengambil cuti untuk karyawan yang memenuhi syarat. Karyawan kunci perusahaan harus mengambil cuti yang menjadi hak mereka. Pada masa cuti tersebut jabatan pegawai tersebut untuk sementara digantikan oleh pegawai lain, sehingga apabila terjadi kecurangan di departemen diharapkan pegawai yang menggantikan sementara tersebut dapat mengungkapkannya.

f) Secara teratur mencocokkan aset fisik dengan catatan mereka. Untuk memelihara aset organisasi dan untuk memeriksa keakuratan dan keandalan catatan akuntansinya, perlu untuk secara teratur memeriksa atau merekonsiliasi aset fisik dengan catatan akuntansi yang terkait dengan aset tersebut.

g) Pembentukan unit organisasi yang bertugas memeriksa efektivitas elemen lain dari sistem pengendalian internal.

Unit organisasi ini disebut unit pengendalian intern atau pemeriksa intern. Agar efektif dalam menjalankan tugasnya, unit pengendalian intern ini tidak boleh menjalankan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi, serta harus melapor langsung kepada manajemen puncak (direktur utama). Adanya unit pengendalian intern dalam perusahaan akan menjamin

(35)

efektifitas unsur unsur sistem pengendalian intern, sehingga aset perusahaan akan terjamin keamanannya dan terjamin keakuratan dan keandalan data akuntansinya.

4) Karyawan yang kualitasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Betapapun bagusnya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur penyimpanan catatan, dan cara cara di mana mereka dirancang untuk mempromosikan praktik yang baik, semuanya tergantung pada orang yang menerapkannya.

Unsur kualitas pegawai merupakan unsur terpenting dalam sistem pengendalian intern. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, elemen pengendalian lainnya dapat ditekan seminimal mungkin, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan akuntabilitas keuangan yang andal. Karyawan yang jujur dan terampil dalam bidang tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan efektif, meskipun hanya ada beberapa elemen sistem pengendalian internal yang mendukungnya.

f. Prosedur Pengendalian

Menurut Horngren et al., (2011:236), ada beberapa prosedur pengendalian, yaitu:

1) Praktek rekrutmen dan pemisahan tugas yang cerdas. Dalam perusahaan dengan pengendalian internal yang baik, tidak ada pekerjaan penting yang luput dari perhatian. Semua orang dalam rantai informasi itu penting. Tautan harus dimulai dengan

(36)

Mempekerjakan Orang. Pemeriksaan latar belakang harus dilakukan pada pelamar kerja. Pelatihan dan pengawasan yang tepat, bersama dengan membayar upah yang kompetitif, akan membantu memastikan bahwa semua karyawan cukup kompeten untuk melakukan pekerjaan mereka.

2) Memantau perbandingan dan kepatuhan. Tidak ada satu orang atau departemen yang dapat menyelesaikan proses transaksi dari awal sampai akhir tanpa pemeriksaan silang oleh orang atau departemen lain. Karyawan departemen harus membandingkan catatan setoran tunai harian Bendahara dengan total tagihan yang diposting ke rekening pelanggan individu dan departemen akuntansi. Untuk memverifikasi catatan akuntansi dan memantau kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan, beberapa perusahaan melakukan audit, termasuk kontrol mereka.

3) Catatan yang cukup. Catatan akuntansi memberikan informasi rinci tentang transaksi bisnis. Aturan umumnya adalah bahwa semua kategori utama transaksi harus didukung oleh salinan kertas atau catatan elektronik.

4) Akses terbatas. Kebijakan perusahaan harus membatasi akses ke aset kepada individu atau departemen dengan tanggung jawab kustodian. Personil bendahara harus membatasi akses ke uang tunai. Semua catatan manual perusahaan harus dikunci dan catatan elektronik harus dilindungi kata sandi.

(37)

Hanya orang yang berwenang yang dapat mengakses catatan tertentu.

5) Persetujuan yang sesuai. Tidak ada transaksi yang dapat dilakukan tanpa persetujuan umum atau khusus dari manajemen. Semakin besar jumlah transaksi, persetujuan yang lebih spesifik harus diperoleh. Untuk transaksi individu kecil, manajemen dapat mendelegasikan persetujuan ke departemen khusus.

2. Anggaran Belanja Operasional

Anggaran belanja operasi adalah anggaran untuk seluruh pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan operasinya dalam satu tahun. Indikator penyusunan anggaran belanja operasional berulang perusahaan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2010):

a. Anggaran Biaya Tetap (Fixed Cost Budgeting) adalah anggaran biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan. Artinya biaya tetap tidak berubah jika aktivitas perusahaan bertambah atau berkurang.

b. Anggaran biaya variabel (Variable Cost Budgeting) adalah jenis penganggaran biaya, yang besarnya bervariasi secara profesional seiring dengan perubahan volume produksi. Artinya jika produksi meningkat maka biaya variabel meningkat dan sebaliknya.

c. Anggaran Biaya Semi Variabel adalah anggaran biaya dengan bagian tetap yang ukurannya tidak dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan, dan bagian variabel yang besarnya dipengaruhi oleh

(38)

perubahan aset perusahaan. Biaya semi variabel termasuk insentif, perawatan mesin, dll.

3. Biaya Pemeliharaan

Pemeliharaan (Maintenance) menurut Assauri (2004:95) adalah kegiatan merawat atau memelihara suatu fasilitas/peralatan dan melakukan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan guna mencapai kondisi operasi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan pemeliharaan menurut Prasetyo (2017) adalah suatu kegiatan agar peralatan atau barang dapat terpelihara sesuai dengan kinerja aslinya dan Tindakan yang diperlukan untuk memulihkan atau menyimpan item dalam status yang dapat digunakan.

Pemeliharaan merupakan salah satu kegiatan pendukung yang dirancang untuk menjamin kelangsungan fungsional sistem sehingga dapat digunakan pada kondisi yang diharapkan pada saat dibutuhkan.

a. Jenis jenis Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan perusahaan dapat Ada dua jenis, sebagai berikut:

1) Preventive Maintenance (pemeliharaan preventif) adalah kegiatan perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan yang tidak disengaja dan kondisi atau situasi yang dapat menyebabkan kerusakan fasilitas produksi pada saat digunakan dalam operasi perusahaan. Kegiatan pencegahan di dalam perusahaan meliputi:

a) Routine Maintenance (pemeliharaan rutin) adalah kegiatan yang dilakukan secara rutin. Misalnya, membersihkan

(39)

fasilitas peralatan, melumasi atau memeriksa oli, dan memeriksa kandungan bahan bakar dapat mencakup inspeksi sebelum mesin digunakan dalam produksi sepanjang hari.

b) Periodic Maintenance (perawatan rutin) adalah perawatan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu. Misalnya melepas alat, memasukkan dan melepas silinder atau membongkar mesin.

2) Corrective Breakdown Maintenance menurut Assauri (2008:135) adalah kegiatan perawatan atau pemeliharaan yang dilakukan setelah suatu fasilitas atau peralatan mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dioperasikan.

Perbaikan akibat kerusakan yang disebabkan oleh kegagalan melakukan pemeliharaan preventif, tetapi sampai waktu tertentu terhadap fasilitas atau peralatan yang ada. Oleh karena itu, kebijakan pemeliharaan korektif saja dan tidak ada pemeliharaan preventif akan berakibat menghambat atau menghentikan kegiatan produktif yang digunakan (Reksohadiprodjo, 2001:137).

b. Tujuan Pemeliharaan

Tujuan utama dari pemeliharaan adalah sebagai berikut (Assauri, 2008:145):

1) Kapasitas produksi dapat memenuhi permintaan sesuai dengan rencana produksi.

(40)

2) Menjaga kualitas pada tingkat yang sesuai untuk memenuhi persyaratan.

3) Mencapai biaya perawatan serendah mungkin dengan melakukan kegiatan perawatan secara keseluruhan secara efektif dan efisien.

4) Hindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan pekerja.

5) Bekerja sama dengan fungsi utama perusahaan lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

c. Keuntungan Melakukan Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

1) Peralatan dan mesin dapat digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama.

2) Aktivitas produksi menggunakan perangkat ini akan berjalan lancar karena kerusakan menjadi minimal.

3) Kemungkinan kerusakan serius dapat dikurangi.

4) Biaya peralatan dapat dikurangi karena, melalui perawatan, kerusakan peralatan atau mesin secara keseluruhan dapat dihindari.

B. Tinjuan Empiris

(41)

Penelitian terdahulu penting untuk menggambarkan efek samping dari pemeriksaan masa lalu dan membandingkannya dengan penelitian yang dilakukan, mengenai eksplorasi masa lalu dipaparkan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti dan Tahun

Penelitian

Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian

1 Fatin Amirah Ahmad Shukri, Ruzanna Mat Jusoh, Aishah Ramlan, dan Mohd Syazwan

Mohamad Anuar (2013)

International Journal of Commerce, Business and Management Vol.2, Issue 6, Pages 443-452

An Overview of Fleet Maintenance and Operating Cost: Key

Components and Methods

Analisis Deskriptif Kualitatif

Hasilnya menunjukkan komponen kunci yang paling menguntungkan dalam biaya operasi dan pemeliharaan adalah konsumsi bahan bakar, ban, perawatan, baterai dan jarak tempuh sedangkan beberapa variabel mungkin berbeda untuk tujuan lain di bidang lain seperti kendaraan

komersial atau

penggunaan pertanian.

Selain itu metode dari Riset Operasi, Ilmu Manajemen atau sistem informasi database dapat digunakan untuk menyesuaikan dengan masalah operasi dan pemeliharaan.

(42)

2 Zofia Koloszko- Chomentowska dan Jolanta Vilkevičiūtė (2020) Management

Theory and

Studies for Rural Business and Infrastructure Development Vol.

42, Issue 3, Pages 258-258

Costs of

Maintaining Fixed

Assets in

Agriculture – Case of Poland and Lithuania

Alat Analisis SPSS

Hasilnya menunjukkan bahwa biaya yang terkait dengan pemeliharaan aset tetap dan depresiasinya merupakan item penting dalam total biaya produksi pertanian, yang mencapai 40% dari semua biaya, efektivitas tenaga kerja yang lebih tinggi yaitu 35% daripada di peternakan tanaman lapangan. Adapun pertanian Lituania,

mereka yang

berspesialisasi dalam tanaman ladang mencapai efektivitas tenaga kerja yang lebih tinggi.

Hubungan positif antara aset tetap dan efektivitas tenaga kerja dan nilai produksi dikonfirmasi oleh koefisien determinasi.

mereka yang

berspesialisasi dalam tanaman lapangan mencapai efektivitas tenaga kerja yang lebih tinggi.

3 Malowa Davis Ndanyi (2021)

Internal Control Systems and the Financial

Analisis deskriptif

kualitatif dan

Hasil penelitian menunjukkan

penggunaan SPI yang

(43)

Academic

Journals, Vol. 13, No. 2, Pages 32- 38.

Management Function in Urban Governance in Uganda

analisis regresi linear berganda

rumit dan kuat dalam mengelola fungsi keuangan di sektor publik membawa sejumlah keuntungan seperti meminimalkan kesalahan dan penipuan dalam organisasi (32,8%), meningkatkan

perusahaan untuk mencapai tujuannya tepat waktu (22,4%), menjaga aset organisasi (18,5%), memastikan operasi yang efisien dan teratur dalam organisasi (16,3%) dan memastikan bahwa kebijakan pengambilan keputusan organisasi berjalan dengan baik

(10,0%). Namun

demikian, terdapat tantangan dan kegagalan dalam praktik Sistem Pengendalian Intern seperti: pelatihan profesional yang tidak memadai, pengembangan profesional yang tidak memadai dan strategi manajemen kinerja yang tidak tepat.

(44)

4 Ibrahim Aliyu Gololo (2018) International

Journal of

Accounting &

Finance Review, Vol. 2, No. 1, Pages 1-8

An Assessment of the Impact of Internal Auditing on the Financial Management of Local Government:

A Study of Katagum Local Government Area of Bauchi State

Alat Analisis SPSS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit internal berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pengelolaan keuangan DPRD Katagum yaitu terdapat pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien pada DPRD Katagum sebagai akibat adanya audit internal.

5 Desmond Ziniyel, Isaac Christopher Otoo, dan Tahir Ahmed Andzie (2018)

European Journal of Business, Economics and Accountancy, Vol.

6, N0, 3, Pages 39- 48

Effect of Internal Audit Practices on Financial

Management

SPSS for

windows ver 14.0

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kinerja keuangan auditor internal terkait dengan amanat pembinaan di universitas sangat besar yang ditunjukkan oleh 58,8% responden. Auditor internal di universitas memiliki kualifikasi dan pengalaman yang relevan untuk mempengaruhi kinerja keuangan. Studi ini menyimpulkan bahwa ada praktik audit internal yang efektif yang diperlukan untuk mempengaruhi kinerja keuangan.

Tantangan yang terkait dengan praktik audit internal membatasi sejauh

(45)

mana kinerja keuangan dapat ditingkatkan.

6 Kwakye E.

Agyapong (2017) Journal for the Advancement of Developing

Economics, Vol. 6, Issue 1, Pages 43- 77

Internal Control Activities as a Tool for Financial Management in the Public Sector: A Case Study of

Ghana Post

Company Limited

Analisis Deskriptif Kualitatif

Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengendalian internal pada Ghana Post Company Limited dan sudah melebihi dua puluh (20) tahun, tetapi

sebagian besar

pengendalian tersebut tidak efektif sehingga memudahkan karyawan untuk melakukan penyelewengan.

Pekerjaan yang dilakukan terus menerus mengalami penyimpangan dalam sistem pengendalian internal organisasi sektor

publik yang

menjadikannya lahan subur untuk kegiatan penipuan. Ditemukan bahwa para pelaku tidak menghadapi sanksi serius untuk mencegah orang lain terlibat dalam kegiatan penipuan tersebut.

(46)

7 Ballav Niroula, Achut Gyawali (2021)

Jambura Science of Management

Internal Control Systems in Nepal:

A Case of Nepal Telecom

SPSS software version 23

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, komunikasi

dan pemantauan

mempengaruhi persepsi kinerja organisasi. Sistem pengendalian internal yang efektif juga membantu meningkatkan efisiensi kerja.

8 Isaac Christopher Otoo, Sampson Asumah, Godfred Peprah-

Amankona, Ahmed Tahir Andzie (2021)

Journal of

Financial Risk Management

Impact of Internal Control Systems on Performance of Universal Banks:

Evidence from Ghana

SPSS version 21 dan Analisis Regresi

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja bank universal

ditinjau dari;

pengembalian aset, likuiditas, basis pelanggan, kualitas layanan, fleksibilitas, pemanfaatan sumber daya dan inovasi akan

meningkat jika

manajemen bank tersebut telah menetapkan tujuan yang tepat untuk organisasi;

mengidentifikasi risiko yang mempengaruhi pencapaian tujuan;

manajemen memiliki kriteria untuk memastikan

(47)

risiko terkait penipuan mana yang paling penting bagi organisasi; dan manajemen telah menerapkan mekanisme untuk mitigasi risiko kritis yang mungkin timbul dari penipuan.

9 Aulia Fadhilah Pase (2021) Jurnal Riset Mahasiswa

Akuntansi (JRMA) Volume IX, No. 2, e-ISSN : 2715 – 7016

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Biaya

Pemeliharaan dan Perbaikan Aset Tetap Pada PT.

Wilmar

BioenergiIndonesia Kawasan Industri Dumai – Pelintung

Analisis Deskriptif Kualitatif

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa PT.

Wilmar Bioenergi Indonesia Kawasan Industri Dumai - Pelintung melakukan pemeliharaan dan perbaikan atas aset tetap. Untuk pemeliharaan dan perbaikan yang sifatnya rutin, nominalnya kecil, dan memberikan masa manfaat untuk 1 periode saja akan dimasukkan ke dalam revenue expenditure.

Sementara itu, untuk pemeliharaan dan perbaikan yang sifatnya tidak rutin, bernilai besar, dan memberikan masa manfaat lebih dari satu periode maka akan dimasukkan ke dalam capital expenditure.

(48)

10 Dahlia (2017) JIPU SILABI Education Vol. V No. 4

Pengaruh Biaya Pemeliharaan Aktiva Tetap Terhadap Laba Pada Pt. Cipta Beton sinar Perkasa Di Kota Makassar

Analisis Regresi Linear

Sederhana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap laba pada PT. Cipta Beton Sinar Perkasa di Kota Makassar. Adapun pengaruh sangat kuat yang dimaksudkan adalah pengaruh negatif.

C. Kerangka Pikir

Perum DAMRI sebagai perusahaan jasa transportasi tentunya harus memelihara kendaraan atau armadanya yang merupakan sumber penghasilan perusahaan. Agar pengelolaan keuangan dalam hal ini pembelanjaan pemeliharaan kendaraan dapat efisien dan efektif, diperlukan suatu alat yang berfungsi untuk memastikan hal tersebut berjalan sesuai dengan tujuan sebelumnya yaitu adanya sistem pengendalian internal sebagai alat yang berfungsi untuk mengelola organisasi secara memadai. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan dalam suatu organisasi dilakukan secara tertib, terkendali, dan efisien serta efektif. Komitmen manajemen dalam menerapkan sistem pengendalian internal akan berpengaruh pada pengelolaan keuangan.

Suatu sistem mampu mencapai tujuannya jika unsur unsur yang menyusunnya saling berkaitan dan saling berhubungan satu sama lain. Unsur unsur sistem pengendalian internal yaitu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab, sistem otorisasi dan prosedur pencataan, praktik yang sehat,

(49)

serta tingkat kecakapan karyawan. Selanjutnya penulis akan membandingkan pengendalian internal menurut perusahaan dan juga menurut teori, apakah sudah tepat sesuai dengan prinsip kewajaran pengendalian internal.

Berdasarkan gagasan pokok diatas, kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Biaya Pemeliharaan Kendaraan Perum Damri

Cabang Makassar

Unsur-unsur SPI:

1. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur

Pencataan 3. Praktik yang Sehat

4. Tingkat Kecakapan Karyawan

Gambaran Pengendalian Internal Menurut Perusahaan

Perbandingan

Temuan Penelitian

Gambaran Pengendalian Internal Menurut Teori

(50)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dimana penelitian dimulai dengan mengumpulkan dan menyaring semua informasi yang masuk secara menyeluruh dan rinci kemudian dideskripsikan agar diperoleh gambaran yang jelas.

B. Fokus Penelitian

Deskripsi sistem dan prosedur pengeluaran belanja pemeliharaan kendaraan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi atau objek penelitian dilakukan di Perum DAMRI Cabang Makassar yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdeaan, Daya, Kecamatan Biringkanaya, kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan dalam waktu dua bulan mulai dari bulan April hingga Mei 2022.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Data yang diperoleh dengan mengumpulkan sejumlah keterangan atau fakta melalui wawancara dengan pimpinan dan karyawan Perum DAMRI.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi pustaka, karya ilmiah, dan sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal pada belanja pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar.

(51)

E. Informan Penelitian

Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah informan yang mengetahui, memahami, dan berwenang dalam prosedur pemeliharaan kendaraan Perum DAMRI Cabang Makassar diantaranya yaitu:

1. 1 (satu) orang Manajer Keuangan 2. 1 (satu) orang Manajer Teknik F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan penulis dengan memulai beberapa tahap diantaranya yaitu:

1. Wawancara Langsung/Interview

Penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan beberapa karyawan sehubungan dengan pengambilan data tentang objek yang diteliti sehingga data yang diperoleh merupakan data yang akurat dan dapat dipercaya.

2. Observasi Lapangan

Pengumpulan data dengan mengamati sistem pengendalian internal dalam pembelanjaan pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar. Pengamatan ini dilakukan untuk melengkapi data yang diperlukan dan sebagai bahan informasi atas data penelitian.

3. Dokumentasi

Yaitu dilakukan melalui pencatatan dan pengcopyan atas data data untuk mendapatkan data sekunder yang mendukung penelitian ini.

(52)

G. Metode Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yang diangkat dari instrumen penelitian dengan menggunakan transkip wawancara dan transkip dokumentasi.

Dengan mengumpulkan data secara kualitatif yang telah diperoleh dengan wawancara dan pengamatan kemudian diuraikan dalam bentuk deskriptif secara pragmatis sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.

H. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah penelitian itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap penelitian, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logiknya (Sugiyono, 2009:305).

Penelitian kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data dan menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2009:306).

(53)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perum DAMRI

Pada tahun 1943, pada masa pendudukan Jepang, terdapat dua jenis industri transportasi, yaitu Java Yunyu Bisha, yang khusus mengangkut barang dengan truk, van atau cerutu, dan Sokyoku, yang khusus melayani penumpang dengan kendaraan bermotor atau bus. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Jawa Unyu Zigyosha berubah menjadi Djawatan Pengangkoetan, yang membidangi angkutan barang, dan Zidosha Sokyoku berubah menjadi Djawatan Angkoetan Darat, yang membidangi angkutan penumpang.

Pada tanggal 25 November 1946, dengan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 01/DAM/46, kedua layanan tersebut digabungkan menjadi "Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia", atau disingkat DAMRI, dengan tugas pokok menyelenggarakan transportasi darat truk, bus dan kendaraan bermotor lainnya.

Misi ini melahirkan semangat sejarah DAMRI, yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan melawan invasi Belanda ke Jawa.

Pada tahun 1961, status DAMRI diubah menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPUPN) berdasarkan PP No. 3. 233 Tahun 1961, yang selanjutnya dicabut tahun 1965, DAMRI dinyatakan sebagai Perusahaan Nasional (PN).

(54)

Pada tahun 1982, status DAMRI berubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan PP No. 20., PP No. 31 dan No. 31 Tahun 1984.

Dengan Keputusan Nomor 31 Tahun 2002 dan berlanjut sampai sekarang, Perum DAMRI diberi wewenang serta tanggung jawab untuk menyediakan pelayanan angkutan umum bagi penumpang dan/atau kendaraan bermotor di jalan. Hingga saat ini DAMRI termasuk perusahaan milik pemerintah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

2. Visi dan Misi a. Visi

Menjadi perusahaan transportasi kelas dunia yang handal, berkinerja unggul dan berkelanjutan.

b. Misi

1) Menyediakan alat produksi yang handal, modern dan berbasis teknologi mutakhir untuk mendukung konektivitas transportasi.

2) Memberikan pelayanan yang berkualitas prima, berkeselamatan dan berorientasi kepada pelanggan.

3) Mengembangkan human capital yang professional dan inovatif untuk mengoptimalkan profit guna meningkatkan nilai tambah kepada stake holder.

4) Menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam aktifitas usaha perusahaan.

5) Mengembangkan diversifikasi usaha guna mendukung core bisnis perusahaan.

(55)

3. Struktur Organisasi Perum DAMRI Cabang Makassar

Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi maupun perusahaan karena struktur organisasi ini merupakan alat untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang telah dietapkan. Disamping itu struktur organisasi yang jelas mencerminkan komunikasi antar bagian sehingga efektifitas kerja dapat tercapai dan pemborosan dapat dihindari serta menunjang aktifitas operasional perusahaan. Struktur Organisasi akan nampak jelas dan tegas apabila digambarkan dalam bagan organisasi. Adapun struktur oranisasi pada Perum DAMRI Cabang Makassar adalah sebagai berikut:

a. Kepemimpinan tertinggi di Perum DAMRI Cabang Makassar terletak pada General Manager, GM Perum DAMRI Cabang Makassar yaitu Arief Hermanto, SE.,MM.

b. General Manager membawahi Manager Usaha yaitu Misran Hakim, S.Sos, Manager Keuangan dan SDM yaitu Mansyur Usman, SE, dan Manager Teknik yaitu Hermanto, S.Sos.

1) Manager Usaha membawahi, 4 orang bagian pool, dan 6 orang bagian staff usaha, 14 orang pengawas angkutan, dan 48 orang crew atau pengemudi.

2) Manager Keuangan dan SDM membawahi, 2 orang staff personalia, 5 orang staff keuangan, dan 11 orang staff tata usaha.

3) Manager Teknik membawahi, 5 orang staff teknik, 3 orang staff gudang, dan 10 orang mekanik.

(56)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Perum DAMRI Cabang Makassar

Sumber: Perum DAMRI Cabang Makassar, 2021

B. Hasil Penelitian

1. Sistem dan Prosedur Belanja Pemeliharaan Kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar

Perum Damri sebagai perusahaan jasa transportasi tentunya harus memelihara kendaraan atau armadanya yang merupakan sumber penghasilan utama perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas tersebut ditunjang dengan keberadaan sistem dan prosedur belanja pemeliharaan kendaraan yang ditetapkan sebagai standar operasional di Perum DAMRI. Setiap prosedur diotorisasi oleh Bapak Arief Hermanto sebagai General Manager selaku pimpinan tertinggi di kantor cabang.

Berikut merupakan sistem dan prosedur belanja pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar:

GENERAL MANAGER ARIEF HERMANTO,

SE.,MM.

MANAGER USAHA MISRAN HAKIM,

S.Sos.

MANAGER KEUANGAN MANSYUR USMAN, SE.

MANAGER TEKNIK HERMANTO,

S.Sos.

PENGA WAS ANGKU

TAN

STA FF USA HA

CREW STAF

KEUAN GAN

STAF F GUDA

NG

SDM STAFF

TATA USAH A

STA FF TEKN IK

ME KA NIK

(57)

a. Laporan kerusakan kendaraan dari crew bus kepada Bapak Hermanto sebagai Manajer Teknik. Kemudian Manajer Teknik membuat lembar pengecekan, dan mengecek kerusakan bus serta mencatat kebutuhan suku cadang.

b. Selanjutnya Manajer Teknik membuat dokumen pengajuan pengadaan barang, dimana dokumen dilengkapi dengan keterangan nama barang, jumlah barang, harga dan nomor kendaraan yang jelas.

c. Dokumen permintaan barang tersebut dibawa kepada Bapak Mansyur Usman sebagai Manajer Keuangan selaku Pemangku Kuasa Administrasi (PKA).

d. Setelah disetujui, selanjutnya dibawa ke General Manager selaku Pemangku Kuasa Kontaibel (PKK).

e. Apabila General Manager menyetujui maka selanjutnya Manajer Teknik melakukan pengajuan kasbon untuk permintaan dana pengadaan barang ke kasir untuk dilakukan pembelian baik cash maupun utang.

f. Selanjutnya Manajer Teknik melakukan pembelian barang dengan pemesanan melalui telepon maupun datang langsung ke toko.

g. Setelah barang pesanan datang disertai dengan nota / faktur, selanjutnya diperiksa di gudang kemudian dicatat pada buku penerimaan barang serta diterbitkan Bukti Barang Masuk (BBM) oleh Juru Gudang begitu pula apabila ada pemakaian barang dari gudang dicatat pada buku pengeluaran barang dan juga dibuatkan Bukti Barang Keluar (BBK).

(58)

h. Dokumen Permintaan barang, nota atau faktur, Bukti barang masuk serta bukti barang keluar dibuat 2 rangkap untuk disetor pada Staff Teknik untuk diinput pada Sistem Informasi Manajemen Administrasi (SIMA) Teknik dan juga ke administrasi keuangan dalam waktu 2X24 jam sebagai pertanggungjawaban untuk diinput pada sistem pencatatan Administrasi Keuangan yaitu FORCA untuk menghapus utang kasbon pengadaan barang sebelumnya. Dan juga dokumen-dokumen tersebut diarsipkan Staff Teknik dan Administrasi Keuangan berdasarkan tanggal.

i. Barang bersama dengan bukti barang keluar diserahkan kepada Mekanik untuk selanjutnya dilakukan perbaikan kendaraan.

Dalam pembiayaan pemeliharaan kendaraan pada Perum DAMRI Cabang Makassar, untuk pembelian sparepart dan kebutuhan lainnya dibeli pada saat barang dibutuhkan. Stok di gudang hanya barang barang lama tetapi apabila ada pembelian barang wajib dicatat oleh Juru Gudang pada buku penerimaan barang dan apabila ada barang yang terpakai atau digunakan maka dicatat pada buku pengeluaran barang. Apabila barang yang dibutuhkan hanya memerlukan sedikit dana maka akan dibeli secara cash tetapi jika memerlukan dana yang besar maka dibeli secara utang. Untuk pembelian barang yang dibutuhkan secepatnya yang bersifat urgent seperti kendaraan yang mengalami kerusakan dalam perjalanan maka dilakukan pembelian langsung tanpa mengikuti prosedur dan tidak dicatat pada gudang. Setelah bus kembali ke kantor, crew bus wajib menyetorkan nota pembelian.

Referensi

Dokumen terkait

tentang kebersamaan mereka yang pada saat yang sama komunitas itu berubah menjadi sesuatu yang terbayang berada dalam bingunan bayang-bayang ciha. sebagai komunitas

Berangkat dari isu/ permasalahan sanitasi pada sub sektor air limbah di Kabupaten Nagekeo yang telah dijelaskan pada Bab II sebelumnya, maka Pokja AMPL perlu menyusun strategi

b. Anak-anak pada masa ini memiliki waktu yang berkurang karena mau tidak mau harus masuk sekolah. Jenis permainan yang disukai oleh mereka adalah permainan yang

Berdasarkan hasil penelitian dan Pembahasan diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model Student Team Achievement Division (STAD) terhadap

Berdasarkan hasil survei industri besar/sedang tahun 2005 di Jawa Barat terdapat 4 782 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja terserap sebanyak 1 092 132 orang dan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Desa Bejiharjo, Ketua BPD Desa Bejiharjo dan Ketua Kelompok Sadar Wisata Dewa Bejo dapat diketahui bahwa

Ketika dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi

(1) Setiap mobil bus, Mobil brang, Kerta Gandengan, Kereta Tempelan, Kendaraan Khusus serta Kendaraan Penumpang umum yang diuji berkala untuk pertama kali dan dinyatakan