• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Onan Nainggolan

4.2 Infrastruktur

Infrastruktur yang baik akan berdampak besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Demikian juga halnya dengan perkembangan Onan

Nainggolan. Tanpa didukung oleh infrastruktur yang baik atau lengkap, tidak mungkin Onan Nainggolan dapat mengalami perkembangan yang pesat. Masyarakat

tidak akan mencapai tingkat kesejahteraan tanpa adanya infrastruktur yang jelas ikut membantu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat.

Adapun infrastruktur yang ikut memberi sumbangsih terhadap kemajuan

Onan Nainggolan dan masyarakatnya adalah pelabuhan, jalan, bangunan fisik pasar

Onan Nainggolan, dan bangunan lain yang mendukung demi berlangsungnya sebuah perkembangan pasar yang diharapkan.

4.2.1 Pelabuhan

Pelabuhan didefinisikan sebagai tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan perdagangan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat barang berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan kegiatan penunjang pelabuhan.38

Dalam membangun sebuah pelabuhan dibutuhkan letak geografis yang strategis untuk menunjang perkembangannya. Pelabuhan memang telah ada sebelumnya di Huta Onan Runggu pada tahun 1934 yang digunakan sebagai pelabuhan kapal oleh pihak Zending Katolik dalam menyebarkan agama ke Samosir untuk kepentingan pelayanan umat. Dalam perkembangan selanjutnya, yakni sejak adanya kapal motor pribumi milik Raja Pandua Nainggolan maka pada tahun 1942 dibangunlah pelabuhan baru di Huta Nainggolan. Pelabuhan ini ditujukan sebagai

38 Abbas Salim, Manajemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, hal. 40

tempat bersandarnya kapal pribumi. Huta Nainggolan dipilih sebagai daerah pembangunan pelabuhan dikarenakan posisi yang strategis yang dapat dengan mudah dikunjungi masyarakat dan dekat dengan jalan besar Nainggolan dan Onan

Nainggolan39

Dalam kenyataannya secara perlahan, peranan pelabuhan telah menjadi multifungsi, selain sebagai pelabuhan juga telah menjadi pusat perekonomian masyarakat pedagang yaitu dengan menjadikan pelabuhan sebagai tempat melakukan aktifitas dagang. Dengan adanya pelabuhan secara otomatis memberikan dampak besar bagi kemajuan dan perkembangan Onan Nainggolan. Dengan adanya pelabuhan, kapal yang membawa penumpang baik pedagang maupun pengunjung dapat transit. Tanpa pelabuhan maka para pedagang akan mengalami kesulitan ketika akan turun dari kapal menuju pasar.

.

Pelabuhan kapal dirasa sangat berarti bagi masyarakat Samosir karena memberikan dampak besar bagi mereka ketika mereka akan berdagang ke luar Pulau Samosir. Begitu juga bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Nainggolan akan dimudahkan pula dengan adanya pelabuhan sebagai transit kapal.

Perkembangan Onan Nainggolan dari masa ke masa diakibatkan oleh adanya pelabuhan juga. Apabila jumlah lapak/areal berdagang masyarakat di pasar telah penuh maka tak jarang kaum pedagang ikut serta menjadikan pelabuhan sebagai tempat berdagang yaitu dengan membangun tenda payung bambu, membuat meja

39 Wawancara dengan A. Deddy Lumban Siantar di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 1 Agustus 2013.

sebagai tempat menjajakan barang dagangan, dan membawa sorong sebagi cara menjual barang dagangan mereka di pelabuhan Nainggolan.*

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa peranan infrastruktur pelabuhan sangat memberikan dampak yang begitu besar bagi Onan Nainggolan baik dari segi bertambahnya areal berjualan pedagang, hingga kepada berkembangnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang terbantu akibat adanya pelabuhan Nainggolan.

4.2.2 Jalan Raya

Selain infrastruktur pelabuhan yang menghubungkan satu daerah dengan derah lain dengan kapal motornya. Jalan raya juga menjadi kajian penting dalam pembahasan mengenai faktor yang menyebakan berkembangnya Onan Nainggolan. Pada kisaran tahun 1936-1965 jalan menuju Onan Nainggolan masih berupa jalan tanah yang berbatu. Hal ini menyebabkan kebanyakan para pedagang untuk mencapai

Onan Nainggolan belum memiliki akses yang baik. Mereka harus berjalan kaki untuk bisa sampai ke Onan Nainggolan. Hanya sebagian kecil di antara mereka yang menggunakan kuda beban/pedati sebagai alat transportasi dalam mengangkut barang dagangannya.40

Selanjutnya, setelah tahun 1965 masyarakat Nainggolan yang didasari keluhan terhadap infrastruktur jalan, bersama dengan para Raja Bius mulai mengadakan suatu pertemuan untuk membahas pembangunan jalan ke Samosir khususnya Nainggolan. Mereka serentak mengusulkan pembangunan jalan kepada

40 Wawancara dengan Oppung Dorlan (71 Tahun) pedagang, tanggal 1 Agustus 2013 di Pasar Onan Nainggolan, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir

pemerintah setempat.41

Mereka yang dulunya berjalan kaki dan menggunakan kuda beban/pedati telah beralih menggunakan angkot yang pada masa itu berbentuk mobil truck kecil (sejenis pick up) yang atapnya hanya terpal

Pada tahun 1972 Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara mulai mengadakan pembangunan infrastruktur jalan raya di Nainggolan dan rampung pada tahun 1975. Pada saat itu masyarakat semakin dipermudah aksesnya menuju pasar

Onan Nainggolan.

42

Dalam kemajuan selanjutnya yakni tahun 1990-an infrastruktur jalan semakin direnovasi kembali. Angkutan pun mulai bertambah yang secara langsung memberikan dampak yang begitu besar terhadap kemajuan masyarakat maupun perkembangan Onan Nainggolan itu sendiri. Semakin bagusnya infrastruktur jalan yang dilanjutkan dengan penambahan armada angkutan umum telah menjadikan

Onan Nainggolan yang dulunya hanya pasar kecil sekarang menjadi lebih besar dan dikenal, bukan hanya bagi masyarakat Samosir melainkan ke luar Samosir. Perkembangan Onan Nainggolan juga ikut serta mengiringi perkembangan

. Keberadaan infrastruktur jalan yang sudah cukup memadai telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap msyarakat Samosir. Ditambah lagi adanya sarana transportasi yang mendukung walaupun masih minim. Dengan jarak yang sama dapat ditempuh dalam waktu singkat jika dibandingkan saat jalan masih berbentuk tanah dan bebatuan. Mereka lebih mempersingkat waktu perjalanan menuju pasar Onan Nainggolan.

41 Wawancara dengan Bapak Deddy Lumban Siantar di Desa Lumban Siantar kecamatan Nainggolan Kabupaten Samosir tanggal 2 Agustus 2013

42 Wawancara dengan Anto Siburian di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 4 Agustus 2013.

masyarakatnya di segala sektor kehidupan mereka. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari perkembangan dan infrastruktur yang semakin baik dari masa ke masa.

4.2.3 Bangunan Fisik Pasar Onan Nainggolan

Dari setiap infrastruktur yang ada, bangunan fisik pasar adalah salah satu hal yang terpenting dalam perkembangan dan kemajuan pasar. Bangunan fisik pasar yang baik akan mendorong niat warga masyarakat pedagang untuk malakukan aktifitas dagangnya di sana. Perkembangan bangunan fisik pasar Onan Nainggolan turut serta mengalami perkembangan dan kemajuan dari masa ke masa.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa bentuk fisik Onan Nainggolan dulunya adalah Onan Pesanggrahan yang lebih umum digunakan sebagai tempat rapat para raja Bius mengadakan rapat. Onan Pesanggrahan dulunya hanya diberikan jatah kepada para pedagang pada hari senin saja untuk melakukan aktifitas dagang. Baru pada tahun 1945 Onan Nainggolan resmi diberikan secara hibah oleh raja Bius untuk melakukan kegiatan perdagangannya43

Kondisi bangunan pada masa itu hanya tanah kosong yang dimana masyarakat hanya menggelar tikar sebagai tempat menjajakan barang dagangannya. Pedagangnya sendiri pun hanya berasal dari Nainggolan saja dan waktu berdagang hanya berlangsung 3 jam yakni dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 10.00 pagi

.

44

43

Wawancara dengan A. Deddy Lumban Siantar di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 1 Agustus 2013.

. Secara otomatis tidak mungkin pedagang dari luar Samosir dapat mencapai Onan

Nainggolan dalam waktu singkat karena saran transportasi pun belum memadai pada

44 Wawancara dengan Op. Dorlan di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 4 Agustus 2013.

saat itu. Dari segi penghasilan dan tingkat kesejahteraan pun bisa dikatakan masih jauh dari sejahtera.

Selanjutnya pada tahun 1948 para pedagang sudah mulai membuat tenda payung bambu (undung-undung) sebagai tempat berjualan mereka. Tetapi pembuatan tersebut atas kebijakan pedagang sendiri untuk menghindari becek pada saat turun hujan sehingga barang dagangan mereka tetap bisa tertata dengan rapi45

Pada tahun 1962, Onan Nainggolan mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bangunan fisik pasar sudah mengalami banyak kemajuan. Pemerintah setempat pun telah ikut ambil bagian dalam mengurusi bangunan pasar. Pada tahun tersebut telah terjadi pembangunan rumah panggung sebagai tempat berjualan mereka yang berjumlah 37 buah bangunan yang luas dan bentuknya belum merata. Hal ini telah memberikan pengaruh kepada masyarakat banyak. Akan tetapi kegiatan dagangnya belum mengalami banyak perubahan. Hal ini dikarenakan pembangunan bangunan fisik pasar tidak sebanding dengan bangunan infrastruktur yang mendukung percepatan proses transaksi di Onan Nainggolan. Baru pada tahun 1985, yakni sejak meratanya bangunan infrastruktur seperti kapal motor, pelabuhan, perbaikan jalan, pertumbuhan transportasi yang besar, dan lain sebagainya telah menjadikan Onan Nainggolan sebagai tempat transaksi jual beli yang memadai. Ditambah lagi dengan datangnya pedagang dari luar pulau Samosir ikut pula membuat kegiatan dagang lebih maju di sana

.

46

45

Wawancara dengan A. Deddy Lumban Siantar di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 1 Agustus 2013.

.

46 Wawancara dengan A. Deddy Lumban Siantar di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 1 Agustus 2013.

Pada tahun 1994 Onan Nainggolan mengalami kemajuan yang sangat besar. Bangunan telah semakin memadai yaitu dengan dibangunnya bangunan pasar dari beton dengan ukuran dan luas yang telah merata seluruhnya. Kegiatan ekonomi pun semakin berkembang karena semakin banyaknya akses yang bisa dilalui untuk menuju Onan Nainggolan. Perkembangannya semakin dirasakan oleh masyarakat karena bangunan yang ada sangat nyaman ditempati dan tidak ada pungutan liar di pasar47

Perkembangan bangunan fisik dari masa ke masa telah menjadikan Onan

Nainggolan menjadi bangunan yang lebih modern. Di sisi lain, bangunan yang semakin berkembang juga turut serta memberikan dampak bagi masyarakat sekitar yang menggantungkan hidupnya sebagai pekerja di Onan Nainggolan. Selain itu,

Onan Nainggolan juga mampu membuka lapangan kerja baru demi kelangsungan hidup manusia dalam menjalankan kehidupannya.

.

4.2.4 Bangunan Pendukung

Bangunan pendukung yang dimaksudkan adalah kantor camat, kantor pos, rumah sakit, dan sekolah. Dikatakan sebagai faktor pendukung karena dengan bangunan tersebut turut mempengaruhi perkembangan Onan Nainggolan, baik dari segi bentuk bangunan fisiknya, maupun dari segi intensitas pengunjung. Dari segi bangunan fisik, tentu saja bangunan yang ada memberikan kesan yang indah dari segi tata letak kota dan bangunan. Dari segi intensitas pengunjung biasanya warga yang

47 Wawancara dengan A. Deddy Lumban Siantar di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 1 Agustus 2013.

ingin mengurus urusan ke Kantor kecamatan misalnya, akan mengurusi segala urusannya pada hari Senin seiring bersamaan dengan adanya Onan balga (pekan besar) di Nainggolan48

Begitu juga halnya dengan adanya rumah sakit. Pihak rumah sakit biasanya akan membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari pasien yang berhubungan dengan sandang dan pangan pasien. Selain itu, orang yang ingin menjenguk pasien di rumah sakit akan singgah terlebih dahulu ke Onan Nainggolan walupun hanya sekedar membeli oleh-oleh kepada pasien yang ingin dijenguk.

.

Peranan sekolah juga memberikan dampak yang besar bagi pasar. Biasanya anak-anak sekolah akan singgah terlebih dulu ke pasar Onan Nainggolan sekedar jajan karena Onan Nainggolan juga menyediakan makanan jajanan pasar seperti ubi rebus, gorengan, mie gomak, dan jajanan pasar lainnya49

Infrastruktur yang baik di segala bidang dan aspek kehidupan akan memberikan dampak yang besar pula terhadap perkembangan dan kemajuan pasar. Jika hanya bangunan saja yang dibangun tanpa ada bangunan infrastruktur lainnya tidak akan membuat perkembangan terhadap pasar. Begitu juga sebaliknya, bangunan infrastruktur baik sementara bangunan fisik pasar jelek juga tidak akan membuat pasar berkembang. Hal ini terjadi karena adanya hubungan atau keterikatan dari setiap infrastruktur yang ada dengan tujuan untuk mengembangkan Onan

Nainggolan yang memiliki nilai artistiknya.

.

48

Wawancara dengan Am. Jumses di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 1 Agustus 2013.

49 Wawancara dengan A. Deddy Lumban Siantar di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 1 Agustus 2013.

BAB V

PERANAN ONAN NAINGGOLAN TERHADAP MASYARAKAT

SEKITAR

5.1 Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Pasar dapat berbentuk sebagai pusat kegiatan ekonomi dan sebagai pusat kegiatan kebudayaan. Sebagai pusat kegiatan ekonomi, pasar menunjukkan perannya dalam aspek perekonomian di tengah-tengah masyarakat dan lingkungannya.

Pengertian pasar di mata masyarakat dapat bermacam-macam. Pasar dapat berarti tempat orang berjual beli, pusat pengadaan barang kebutuhan dan barang keinginan, tempat perputaran modal uang, dan juga tempat berbelanja, tempat tukar menukar barang, tempat tumbuh dan berkembangnya modal usaha, tempat memberi lapangan kerja dan lapangan usaha, pusat informasi dan komunikasi, tuntunan standar harga barang dan jasa, sarana dan media pemberi kesejahteraan bagi masyarakat, pusat pengenalan metode dan teknik pemasaran, dan lain-lain. Pasar sebagai lembaga pertemuan penjual dan pembeli ataupun sebaliknya, biasanya terdapat di tempat-tempat yang strategis, yakni tempat-tempat yang mudah dicapai, baik oleh penjual maupun pembeli; tempat yang tidak jauh dari pemukiman penduduk; tempat yang aman dari gangguan umum, misalnya dekat persimpangan jalan dan sebagainya50

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pasar merupakan suatu arena pertemuan antar masyarakat penjual dan pembeli barang-barang dan jasa yang berasal

.

50 Prawironoto, Hartati, Peranan Pasar Pada Masyarakat Jawa Tengah, Semarang: Dep. Pendidikan Dan Kebudayaan. 1991, hal, 78

dari pedesaan maupun dari perkotaan, pasar induk, pabrik, dan industri. Di pasar itu terjadi proses dan transaksi jual beli antar warga masyarakat penjual dan pembeli.

Manusia hidup ingin memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya sehingga ia dapat mencapai suatu kepuasan yang sempurna. Di samping itu, manusia hidup ingin menciptakan segala sesuatu yang merupakan kebutuhan hidup tanpa bantuan orang lain, namun hal in hanya suatu teori dan khayalan belaka. Kiranya tidak ada manusia di dunia ini yang serba sempurna palagi hidupnya tidak memerlukan pertolongan orang lain.

Pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Pasar Pemerintah Daerah ialah pasar yang didirikan, diurus dan dikuasai oleh pemerintah daerah dan 2. Pasar Desa ialah pasar yang didirikan dan diurus oleh pemerintah kelurahan/desa atas izin pemerintah daerah. Akan tetapi, Onan Nainggolan tidak termasuk ke dalam pasar pemerintah daerah maupun pasar desa karena Onan Nainggolan ini didirikan oleh keinginan masyarakat. Dasar penetapan suatu tempat jual beli umum harus mencakup unsur-unsur, seperti unsur pertemuan penjual dan pembeli, baik dari golongan masyarakat lemah maupun golongan menengah dan atas unsur penyediaan barang-barang keperluan sehari-hari dan unsur pasar sebagai tempat kegunaan umum. Dalam perkembangannya, suatu pasar selalu mengalami perubahan, baik jumlah pedagangnya maupun pemekaran bangunan dan luasnya. Ada pedagang baru masuk, ada pula pedagang yang keluar atau pindah ke tempat lain. Apabila jumlah pedagang yang masuk lebih banyak dari yang keluar, hal ini akan menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan tempat maupun bangunan yang diperlukan sebagai tempat berjualan. Maju mundurnya suatu pasar tergantung pada gerak perputaran ekonomi

pasar. Penggerak ekonomi pasar antara lain pedagang, yang mengharapkan barang dagangannya cepat laku dan pembeli yang ingin membeli barang yang sesuai dengan kebutuhannya. Adanya barang di pasar karena adanya permintaan dan penawaran.

Pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi mendorong dan memperlancar kegiatan-kegiatan yang bersifat ekonomis bagi masyarakat setempat; seperti yang terlihat dengan adanya perubahan-perubahan di bidang produksi, distribusi, maupun konsumsi. Perubahan tersebut terjadi karena pasar menyediakan barang-barang kebutuhan primer dan sekunder bagi kebutuhan konsumsi masyarakat. Dalam bidang distribusi, pasar juga memiliki fungsi yang sangat penting yaitu menyebarluaskan barang-barang hasil produksi masyarakat. Kebutuhan tambahan (sekunder) adalah kebutuhan yang keberadaannya tidak mutlak harus dipenuhi untuk terselenggaranya suatu kehidupan. Jenis kebutuhan sekunder ini muncul setelah kebutuhan-kebutuhan pokok terpenuhi. Oleh karena itu, fungsi kebutuhan sekunder ini adalah tidak untuk mempertahankan hidup melainkan untuk mempertinggi mutu hidup. Kebutuhan sekunder ini dapat berupa barang-barang kebutuhan primer, kemudian di tingkat kualitas maupun kuantitasnya, tetapi dapat juga berupa barang-barang yang bersifat pelengkap. Kebutuhan sekunder yang dipenuhi oleh rumah tangga, seperti pendidikan, kesehatan, dan kebersihan serta lain-lain yang meliputi hiburan dan sebagainya. Hal ini dapat dicerminkan dari besarnya pengeluaran rumah tangga untuk keperluan memenuhi masing-masing kebutuhan sekunder yang diperlukan.

Dalam sistem produksi, ada hal-hal yang dipandang pokok bagi seorang produsen untuk dapat mengembangkan usahanya yaitu mengenai modal dan tenaga kerja. Dalam arti ekonomi, modal adalah barng atau uang yang bersama-sama faktor

produksi barang dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru (dalam hal ini hasil perdagangan). Modal pedagang yang berupa barang adalah bangunan beserta jenis barang yang ingin diperdagangkan. Namun, untuk mkendapatkan hal tersebut dibutuhkan uang. Oleh karena itu, modal erat kaitannya dengan uang. Jadi, modal perdagangan selalu dinyatakan nilainya dalam bentuk uang, karena uang merupakan alat tukar untuk keperluan berdagang, seperti bangunan dan barang yang diperdagangkan. Dengan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan modal dalam penelitian ini adalah uang yang tidak dibelanjakan pada keperluan konsumtif, melainkan diinvestasikan untuk keperluan produksi perdagangan. Mengenai modal, uang tidak lepas dari usaha untuk mendapatkannya, dan erat kaitannya dengan kemampuan ekonomi pedagang dan juga kesempatan usaha. Apabila kemampuan ekonomi lebih, maka mereka tidak akan kesulitan mendapatkan modal uang, begitu juga sebaliknya. Oleh karen itu, sebelum membahas asal modal uang yang digunakan, terlebih dahulu akan dibahas mengenai kemampuan ekonomi pedagang di daerah penelitian.

Kemampuan ekonomi pedagang disini diukur dari kecukupan pangan, artinya untuk memenuhi kebutuhan dasar (pangan) untuk konsumsi sehari-hari tidak mengalami kesulitan. Keadaan tersebut tentunya berhubungan dengan pendapatan pedagang, dan jumlah tanggungan keluarga. Mengenai pendapatan rumah tangga dari jumlah tanggungan keluarga akan menghasilkan pendapatan perkapita rumah tangga, dan ini merupakan tolak ukur apkah rumah tangga yang bersangkutan hidup di bawah garis kemiskinan atau tidak. Pendapatan rumah tangga diperoleh dari pendapatan sektor perdagangan da pendapatan non perdagangan.pendapatan dari sector

perdagangan akan dilihat dari banyak barang yang diperdagangkan. Sedangkan pendapatan dari non perdagangan dilihat oleh pekerjaan di luar usaha dagang seperti pegawai negeri, pegawai swata, pensiunan, buruh bangunan, dan buruh tani.

Onan Nainggolan cukup menyediakan modal uang dan barang. Koperasi simpan pinjam adalah sebagai salah satu tempat memperoleh uang. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari Bapak Jumarar Nainggolan, salah seorang pedagang di Onan Nainggolan Tahun 1994 , belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh mereka yang membutuhkannya, khususnya para pedagang. Para pedagang cukup meminjam uang dari kerabat karena mereka anggap lebih beruntung, daripada harus meminjam kepada pihak koperasi simpan pinjam. Mereka beranggapan jika meminjam melalui pihak koperasi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti harus memiliki jaminan serta melakukan pengisian administrasi surat menyurat dimana pada saat itu masyarakat masih banyak yang buta huruf. Mereka kebanyakan menganggap hal ini terlalu bertele-tele. Berbeda dengan meminjam dari kerabat terdekat, pihak peminjam tidak perlu melalui suatu prosedur peminjaman yang formal dan tanpa jaminan, tetapi cukup dengan kepercayaan saja, uang yang diterima pun sesuai dengan keinginan tanpa ada pemotongan biaya administrasi. Selain itu, jangka waktu pengembaliannya tidak perlu terburu-buru karena pengembalian pinjaman tersebut dapat dicicil/diangsur kapan saja tanpa ada jangka waktu pengembalian yang pasti.51

51

Wawancara, dengan Bapak Jumarar Nainggolan di desa Nainggolan, 1 agustus 2013

Ada juga beberapa pedagang yang memperoleh modalnya dengan tidak meminjam dari siapa pun tetapi berasal dari warisan orangtua mereka karena

orangtuanya tidak dapat melanjutkan usahanya lagi karena faktor-faktor tertentu. Para pedagang ini hanya melanjutkan apa yang sudah dirintis oleh orangtua mereka.

Pada umumnya, mereka yang memperoleh modalnya dengan meminjam uang dari koperasi biasanya adalah para pedagang yang modal yang cukup kuat, dan pintar dalam mengolah uang, serta mempunyai pengalaman berdagang yang sudah turun temurun dari nenek moyang mereka. Selain modal uang, pihak produsen (pedagang) dalam memproduksi suatu barang juga membutuhkan modal uang berupa barang. modal barang ini dapat kita klasifikasikan ke dalam 2 bentuk, yaitu modal barang tidak bergerak (toko atau kios tempat berdagang) dan modal barang bergerak (timbangan dan barang lain yang membantu dalam proses jual beli).

Pasar yang disebut sebagai tempat jual beli merupakan unsur yang sangat penting dalam proses produksi yang lebih produktif. Hal itu juga dikarenakan dari pihak produsen sangat berkepentingan agar barang produksinya menyebar sampai kepada para konsumen. Oleh karena itu, sarana distribusi sangat memegang peranan penting, terutama sarana alat transportasi dan kondisi jalan. Di sisi lain alat tukar, alat ukur, dan tempat juga merupakan faktor pendukung berlangsungnya proses distribusi agar barang dari pedagang bisa sampai dan dirasakan oleh pihak konsumen. Pada dasarnya, sistem konsumsi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan primer dan konsumsi sebagai kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang keberadaannya harus terpenuhi demi keberlangsungan hidup, sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang keberadaannya tidak harus terpenuhi dan tidak berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan hidup. Kebutuhan primer sangat tersedia di Onan Nainggolan.

Dokumen terkait