• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Onan Nainggolan

4.1.2 Transportasi Air

Dalam pergerakan sektor ekonomi dalam satu wilayah dibutuhkan beberapa sarana pendukung di antaranya sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sarana transportasi, baik yang bersifat tradisional dan bersifat modern yang ditambah dengan prasarana pendukung seperti jalur-jalur transportasi. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Samosir yang rata-rata bertani dan nelayan, perahu (solu) merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari masyarakat ini. Hal ini disebabkan perahu merupakan satu-satunya alat transportasi.30

Peranan perahu (solu) ini sangat vital sebagai penunjang perekonomian masyarakat setempat. Fungsi utama dari solu ini adalh mengangkut hasil pertanian masyarakat baik masuk maupun keluar dari Samosir, seperti; pisang, bawang, kacang tanah, cabai, dan hewan ternak seperti, babi, ayam, dan kerbau ke pekan yakni, Balige, Ajibata, dan Tiga Raja. Begitu juga sebaliknya, masyarakat dari luar Samosir juga memanfaatkan perahu besar (solu bolon) untuk mengangkut barang komoditi

30

mereka ke Onan Nainggolan. Perahu ini rutin berangkat 3 kali dalam 1 minggu membawa pedagang dan masyarakat yang akan berbelanja ke pasar (onan)31

Jarak yang jauh dan membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai ke Onan

Nainggolan dan menuju luar pulau Samosir menyebabkan perputaran ekonomi di Samosir dan sekitarnya sangat lambat. Kehidupan ekonomi masyarakat Samosir sebelum adanya kapal motor sangat jauh dari sejahtera.

.

Kesulitan dalam bidang transportasi, khususnya transportasi air menjadi hal penting dalam perkembangan peradaban kelompok masyarakat di Samosir. Perahu (solu) yang menjadi satu-satunya alat transportasi air pada waktu itu dirasa masyarakat masih kurang sehingga diperlukan sebuah pembaharuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Perkembangan transportasi air diawali dari masuknya zending Katolik ke Samosir yang menggunakan kapal motor sebagai sarana dalam mengabarkan injil dan penyebaran agama Katolik di Samosir. (1933)32 Beliau menggunakan kapal motor karena dianggap menjadi salah satu penarik bagi masyarakat karena dalam misinya beliau sering dimintai tolong oleh masyarakat untuk ikut menyeberang ke kampong lain atau membawa barang-barang hasil bumi dengan kapal motornya.33

31

Wawancara dengan Op. Parpandua di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Tanggal 4 Agustus 2013.

Hal ini menyebabkan kedekatan hubungan antara zending katolik dengan masyarakat Samosir.

32 Ibid hal 2

33

Dalam perkembangan selanjutnya, yakni pada tahun 1942 dibuatlah kapal motor pertama yang ada di Nainggolan oleh Raja Pandua Nainggolan. Beliau adalah Raja Huta dari desa Nainggolan. Selain sebagai seorang raja, beliau juga merupakan seorang pedagang atau lebih dikenal sebagai tokke. Beliau tertarik memiliki kapal motor diawali dari melonjaknya hasil panen bawang dan kacang tanah pada masa itu. Pemasaran pada masa itu sangat sulit karena masih menggunakan solu sehingga tidak jarang petani mengalami kerugian hasil panen. Dari kejadian tersebut Raja Pandua Nainggolan membuat sebuah kapal yang kegunaannya sangat berarti bagi masyarakat. Para petani lebih memilih menjual kepada Raja Pandua dikarenakan para petani tidak memiliki alat transportasi sendiri. Di samping itu mereka juga ingin lebih cepat mendapatkan uang dari hasil pertanian mereka.

Di sisi lain, di daerah Balige dan Tiga Raja pada tahun 1933 telah mendapatkan pengaruh kapal motor terlebih dahulu. Akan tetapi kapal motor tersebut tidak beroperasi ke Nainggolan karena belum adanya pelabuhan. Di sisi lain, Raja Pandua Nainggolan melarang kapal motor asing beroperasi di Samosir.34

Keberadaan kapal motor di Samosir semakin banyak pada tahun 1965. Hal ini sangat membawa dampak yang begitu besar terhadap perkembangan perdagangan masyarakat Samosir. Akan tetapi Onan Nainggolan belum mengalami kemajuan yang berarti Dari hasil wawancara diketahui bahwa kebanyakan dari mereka yang

Larangan tersebut ditujukan agar semua hasil panen dari wilayah Samosir sepenuhnya diserahkan kepada Raja Pandua Nainggolan atau dengan kata lain untuk mengurangi persaingan dagang.

34

,memiliki kapal motor memanfatkan kapal motornya untuk mengangkut penumpang dan hasil bumi keluar dari Samosir, sementara pedagang dari luar Samosir belum terlalu banyak yang melakukan aktifitas dagang di sana.35

Perkembangan Onan Nainggolan yang signifikan terjadi pada tahun 1985 dengan dicabutnya larangan yang membatasi Kapal Motor asing beroperasi di Samosi Oleh Petugas pasar bekerjasama dengan Dinas Pasar Kabupaten Tapanuli Utara pada waktu itu. Hal ini secara langsung sangat berdampak pada perkembangan Onan

Nainggolan. Pada tahun 1985, atas prakarsa Bapak Deddy Lumban Siantar, beliau mulai mengundang para pedagang dari luar Pulau Samosir yakni Balige, Tigaraja, dan Ajibata untuk ikut serta melakukan aktifitas dagang di Onan Nainggolan. Hal ini mendapatkan respon yang biasa saja dari masyarakat Balige, Tiga Raja, dan Ajibata. Akan tetapi ini berubah drastis setelah diberikan iming-iming dari petugas pasar untuk berdagang tanpa dikenakan biaya sewa atas lahan selama 3 bulan.36

Pada tahun 1985 kedatangan para pedagang dari luar Pulau Samosir mulai berdatangan ke Samosir dengan jumlah yang ditentukan pada waktu itu yakni 30 pedagang saja. Jika lebih, maka kelebihannya yang akan dikenakan biaya sewa lahan. Para pedagang yang datang biasanya membawa pakaian, kapas, minyak, dan alat kerajinan serta barang pecah belah sebagai komoditi dagangannya. Kedatangan mereka disambut dengan sangat baik karena barang-barang yang mereka perlukan yang biasanya mereka peroleh dari luar pulau telah ada di pasar Onan Nainggolan.

35 Wawancara dengan Bapak Deddy Lumban Siantar di Desa Lumban Siantar kecamatan Nainggolan Kabupaten Samosir tanggal 2 Agustus 2013

36

Wawancara dengan Bapak Deddy Lumban Siantar di Desa Lumban Siantar kecamatan Nainggolan Kabupaten Samosir tanggal 2 Agustus 2013

Hal ini tentu saja memberikan dampak yang besar pula terhadap pasar Onan

Nainggolan dan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.

Perputaran perekonomian yang pada awalnya tidak begitu pesat, sejak adanya kapal motor telah beralih menjadi sangat pesat, Sebuah dampak yang sangat positif bagi masyarakat Nainggolan. Perekonomian masyarakat Nainggolan mengalami kemajuan. Demikian halnya peningkatan taraf hidup juga tampak setelah adanya perkembangan perekonomian masyarakat. Perkembangan perputaran perekonomian ini juga tidak terlepas dari peran para pedagang yang berasal dari luar Pulau Samosir, khususnya dari luar Nainggolan. Keberadaan mereka yang memasarkan barang dagangannya di Onan Nainggolan telah turut serta meramaikan kegiatan perekonomian di Nainggolan.

Kemakmuran adalah suatu keadaan, dimana segala macam keperluan hidup dapat terpenuhi secara pantas.37

37

Kaslan A. Tohir, Ekonomi Selayang Pandang, Jakarta: W,Van Hoeve, 1951, hal.20

Untuk mencapai tahap kemakmuran kehidupan masyarakat dalam satu lingkungan dibutuhkan usaha yang seimbang. Kehidupan masyarakat Nainggolan setelah adanya kapal motor dapat dikatakan telah mendekati kemakmuran sebab mereka mendapat kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dan kemudahan memasarkan hasil pertanian yang menjadi lahan pokok pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Masyarakat tidak perlu lagi keluar pulau setiap hari untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Mereka sudah bisa menemukannya di pelabuhan yang terkadang berfungsi sebagai Onan jika areal lahan berjualan berlebih. Dengan adanya Onan Nainggolan, maka para pedagang maupun orang yang ingin memasarkan hasil pertaniannya sudah sangat dimudahkan.

Keberadaan pedagang pendatang turut serta memberikan sumbangsih terhadap perkembangan dan kemajuan Onan Nainggolan. Kedatangan mereka termasuk dalam intensitas pengunjung yang memberikan penghasilan tersendiri bagi masyarakat di sekitar Onan Nainggolan dan Dinas Pasar Nainggolan itu sendiri. Pendapatan yang diperoleh digunakan kembali untuk Keperluan Onan Nainggolan, dan perkembangannya kemudian lewat pembangunan demi pembangunan yang dilakukan pemerintah setempat terhadap Onan Nainggolan. Begitu juga sebaliknya,

Onan Nainggolan juga memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian masyarakat dan peningkatan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat seluruhnya, baik dari dalam maupun dari Pulau Samosir. Keberadaan transportasi yang semakin berkembang juga memberikan sumbangsihnya terhadap Onan Nainggolan karena dengan perkembangan transportasi daerah Samosir yang mengikutsertakan pasar sebagai bagian di dalamnya. bukan lagi termasuk daerah yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Dengan dukungan kapal motor, masyarakat sudah lebih mudah keluar dan masuk pulau dalam melakukan interaksi dengan masyarakat, khususnya di Onan Nainggolan.

Dokumen terkait