• Tidak ada hasil yang ditemukan

Infrastruktur, Sarana dan Prasarana Publik

Mobilitas keluar, masuk dan sirkulasi barang, jasa dan penumpang di Kota Palangka Raya dapat dilakukan melalui darat, sungai dan udara. Ketiga sarana transportasi tersebut sama-sama penting dan saling menguatkan. Masing-masing memiliki keunggulan karena untuk satu rute tertentu umumnya hanya menggunakan satu jenis transportasi. Dominannya penggunaan suatu sarana transportasi untuk rute tertentu dikarenakan lebih murah, lebih cepat, lebih mudah, lebih aman atau karena hanya sarana transportasi itu yang tersedia.

4.2.1 Transportasi Darat

Panjang keseluruhan jalan di Kota Palangka Raya adalah 828,43 km dengan perincian jalan perkotaan sepanjang 717,63 km dan jalan pedesaan sepanjang 110,80 km. Sebagian besar jalan tersebut dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Perinciannya adalah: kondisi baik sepanjang 105,67 km (12,75%); kondisi sedang sepanjang 188,24 km (22,72%); kondisi rusak ringan sepanjang 289,89 km (34,99%); dan kondisi rusak berat sepanjang 244,63 km (29,53%). Dengan demikian, sampai akhir tahun 2006 panjang jalan yang mantap dan dapat dilalui dengan baik sepanjang tahun mencapai 293,91 km (35,47%). Disamping jalan perkotaan, terdapat 8 kelurahan di wilayah Kota Palangka Raya yang belum dapat dilintasi melalui jalan darat dan terdapat 5 kelurahan lainnya yang agak terganggu pada musim hujan karena tergenang air.

Kondisi jalan tersebut sangat dipengaruhi oleh cuaca. Pada musim kemarau umumnya jalan dapat dilalui dengan lancar. Namun pada musim hujan kondisi jalan berubah menjadi rusak. Hal ini disebabkan konstruksi jalan belum seluruhnya dilapisi aspal sehingga rentan terhadap erosi air. Panjang jalan yang telah dilapisi aspal mencapai 453,24 km. Sedangkan panjang jalan yang ditutupi tanah mencapai 347,73 km dan yang dilapisi kerikil mencapai 27,46 km. Stabilitas kondisi jalan juga dipengaruhi oleh kelas jalan itu sendiri dan tonase kendaraan yang melintas di atasnya. Pada periode 2002-2006 tidak ada peningkatan panjang untuk kelas jalan I dan II, yaitu masing-masing 58,65 km dan 27,50 km. Sedangkan panjang kelas jalan IIIA dan IIIB sedikit meningkat menjadi 85,60 km dan 64,04 km. Perkembangan panjang jalan menurut jenis permukaan, kondisi dan kelas jalan disajikan pada Lampiran 3.

Kelancaran distribusi arus penumpang dan barang antar kecamatan dalam Kota dan dari/menuju kabupaten-kabupaten terdekat di wilayah Kalimantan Tengah ditunjang oleh 3 buah terminal mini/perintis, yaitu Terminal Mining Manasa (TMM) dan Terminal Datah Manuah (TDM) di Kecamatan Jekan Raya dan Terminal Beringa Seberang (TBS) di Pahandut Seberang. Sedangkan transportasi antar kota dalam dan luar propinsi ditunjang dengan 2 terminal regional yaitu Terminal Cilik Riwut (TCR) dan Terminal Bundarang Burung (TBB).

4.2.2 Transportasi Sungai

Keterbatasan transportasi darat menjadikan transportasi sungai sebagai andalan bagi masyarakat baik untuk mengangkut penumpang, barang kebutuhan pokok, hasil pertanian dan hasil bumi. Jenis angkutan yang banyak digunakan adalah kapal/bus air, kelotok, speed boat/long boat, dan lain-lain. Prasarana transportasi sungai pada beberapa wilayah Kota Palangka Raya masih memegang peranan penting untuk beberapa daerah, terutama sungai Runga dalam wilayah Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Rakumpit. Sungai Kahayan yang melintas di tengah Kota Palangka Raya menjadi urat nadi transportasi menuju dan dari Banjarnasin dan Kabupaten Kapuas ketika transportasi darat terputus.

Jumlah dermaga penunjang kegiatan perdagangan serta angkutan manusia dan barang ada 5 buah, yaitu Dermaga Rambang, Dermaga Flamboyan, Dermaga Kereng Bengkirai, Dermaga Tangkiling dan Dermaga Bukit Pinang. Dermaga Rambang merupakan dermaga utama sebagai prasarana transportasi keluar Kota. Peranan dermaga ini tampak jelas ketika Jembatan Layang Tumbang Nusa di Kabupaten Kapuas belum selesai dikerjakan pada tahun 2000. Pada tahun tersebut jumlah kapal keluar dan masuk Kota Palangka Raya sebanyak 2.831 dan 2.814. kemudian turun drastis menjadi 514 dan 551 pada tahun 2001. Jumlah penumpang yang diangkut keluar dan masuk dari dan menuju Dermaga Rambang pada tahun 2000 sebanyak 56.060 dan 59.576 orang, kemudian turun menjadi 11.028 dan 10.819 orang pada tahun 2001. Pada tahun-tahun selanjutnya jumlah kapal dan penumpang yang keluar dan masuk dermaga tersebut terus menurun seiring dengan semakin baik dan lancarnya transportasi darat.

4.2.3 Transportasi Udara

Transportasi udara merupakan salah satu jenis transportasi yang memegang peranan cukup penting, teruma untuk daerah yang memiliki keterbatasan akses melalui darat dan air. Terlebih bagi Kota Palangka Raya yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah dimana banyak kegiatan ekonomi, birokrasi dan bisnis yang harus dilakukan dengan cepat. peningkatan sarana transportasi udara mutlak diperlukan. Sayangnya, transportasi udara ini baru mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu disebabkan terbatasnya jumlah dan rute penerbangan sehingga para penumpang yang akan menuju Palangka Raya harus melalui Bandara Syamsuddin Noor di Banjarmasin kemudian melanjutkan dengan perjalanan darat menuju Palangka Raya.

Kota Palangka Raya memiliki bandar udara terbesar di Kalimantan Tengah, yaitu Bandara Tjilik Riwut yang mampu didarati jenis pesawat Boeing 737 dan CASA. Pada tahun 2006 pesawat yang datang ke bandara tersebut berjumlah 1.968 dengan mengangkut penumpang sebanyak 109.191 orang atau rata-rata 5,4 pesawat/hari dengan jumlah penumpang sebanyak 55 orang/kedatangan. Pada tahun yang sama jumlah pesawat terbang yang berangkat sebanyak 1.971 buah dengan mengangkut penumpang sebanyak 107.820 orang atau rata-rata 5,4 pesawat/hari dengan jumlah penumpang sebanyak 55 penumpang/keberangkatan. Jumlah penerbangan ini hanya meningkat jika dibandingkan dengan penerbangan pada tahun 2000 yaitu sebanyak 1.572 penerbangan datang dan berangkat.

4.2.4 Pos dan Telekomunikasi

Sarana telekomunikasi umum yang ada di Kota Palangka Raya yaitu 1 buah Kantor Pos Besar, 3 buah Kantor Pos Tambahan, 17 buah Kantor Pos Pembantu, 7 buah Rumah Pos dan 995 buah Kotak Pos. Keberadaan kantor pos digunakan masyarakat terutama sebagai sarana pengiriman barang ke daerah-daerah pedalaman. Selain itu terdapat juga Wartel yang tersebar di berbagai penjuru kota. Pada tahun 2005 terdapat 16.229 satuan sambungan telepon (SST). Perkembangan komunikasi semakin pesat dengan tersedianya sarana dan prasana telepon selular dan internet di dalam kota. Namun demikian masih terdapat 1 Kecamatan yang belum mendapat akses telekomunikasi telepon kabel, telepon

selular dan internet yaitu Kecamatan Rakumpit, dikarenakan jaraknya yang cukup jauh dengan pusat kota dan populasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

4.2.5 Listrik

Tenaga listrik untuk wilayah Kota Palangka Raya disalurkan dari pembangkit listrik yang ada di Kalimantan Selatan dan PLTD Kahayan. Tenaga listrik yang disalurkan ke pelanggan terus meningkat setiap tahun sementara produksi listrik tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Jaminan kontinuitas produksi listrik di Kota Palangka Raya agak terganggu karena pasokan listrik dari Kalimantan Selatan sangat tergantung kondisi muka air di waduk Riam Kanan. Selain itu sharing tenaga listrik juga dipengaruhi peningkatan permintaan listrik di Kalimantan Selatan. Akibatnya sering terjadi pemadaman bergilir pada saat beban puncak, baik pada siang hari maupun malam hari.

Dokumen terkait