• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSPIRING Target

Dalam dokumen Majalah Sinergi | Semen Indonesia (Halaman 30-32)

Revenue

Rp 3,5 T

Kantor Pusat Koperasi Warga Semen Gresik.

Saat pencanangan Commitment Willing to Change yang menjadi budaya kerja perusahaan yakni One Team, One Spirit, One Goal dan To Be Winner

yang mengantar Edi sukses, baik menempuh jenjang kuliah maupun saat berkarir di Semen Gresik. Di tangannya, pada 2013, KWSG memulai kiprahnya sebagai produsen. Ini seiring dengan dibangunnya pabrik iber semen di Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Pabrik yang beroperasi pada pertengahan 2015 ini mencatatkan KWSG sebagai satu-satunya koperasi di Indonesia yang bergerak sebagai trader dan produsen sekaligus.

Sebuah pencapaian yang diyakini bakal meredeinisi istilah koperasi di Indonesia. Dari gambaran jumud, kaku dan ekonomi pinggiran menjadi pe- main utama dalam kegiatan perekono- mian. Seperti halnya yang dicita-citakan founding father Koperasi Muhammad Hatta. “Kalau dikelola dengan baik dan profesional, saya kira koperasi juga mampu. Setidaknya, kita mampu membuktikan apa yang pernah diyakini Bung Hatta saat menelurkan ide kope- rasi dulu,” tandasnya.

Kiprah sukses KWSG ini tak hanya menjadikan yang terbaik di Indonesia. Pada 3 Oktober 2013, KWSG pernah dinobatkan sebagai satu-satunya kope-

rasi Indonesia yang masuk dalam 300 koperasi besar dunia. KWSG menem- pati peringkat 233 oleh International Co-Operatives Alliance (ICA).

Kepak sayap KWSG ini membuat pergaulan Edi juga semakin meluas. Tak hanya pekerja lapangan dan kalangan

bisnis. Gayanya yang humble mem- buat dia pun miliki banyak kenalan di kalangan pemerintahan, Polri dan TNI, mulai dari daerah sampai pusat. “Lu- asnya pergaulan itu sangat menentukan dalam bisnis. Banyak keputusan yang saya ambil itu justru hasil dari diskusi santai di luar,” tandasnya. (SG/ram-znl)

INSPIRING

Puspayoga menyatakan akan melakukan reformasi total dijajaran kementeriannya agar koperasi di Indonesia dapat semakin berkembang dan mensejahterakan anggotanya. Karena itu, KWSG akan menjadi salah satu rujukannya.

Di sisi lain, seperti yang dirasakan pelaku bisnis lain- nya, tahun 2015 dilalui KWSG dengan penuh tantangan. Kendati begitu, ini tak mengendurkan optimisme Ketua KWSG Edi Kartika untuk tetap meningkatkan pertumbu- han usaha di tahun 2016. Optimisme tersebut tercermin dalam laporan Rencana Kerja dan Anggaran tahun 2016 KWSG yang mematok target pertumbuhan revenue sebe- sar Rp 3,35 triliun atau meningkat 17 persen dari tahun 2015 sebesar Rp 2,86 triliun.

Optimisme penetapan kenaikan target revenue KWSG ini didasari adanya perluasan jaringan pemasaran dan pengembangan lini usaha. Terlebih adanya kontribusi pendapatan dari pabrikan papan datar Gress Board yang diharapkan di awal triwulan 2016 sudah dapat berope- rasi dengan kapasitas penuh. “Dengan adanya produksi papan datar di Mojosari, selain dapat meningkatkan pendapatan juga meningkatkan nilai tambah yang itu terserapnya produk semen miliki Semen Indonesia, serta mampu memberikan lapanngan kerja bagi masyarakat sekitar,” ujar Edi.

Untuk mencapai target yang direncanakan, KWSG akan menjalankan beberapa rencana besar berupa memperkuat sinergi antar-fungsi dan antar-lini bisnis dengan budaya kerja perusahaan berupa One Team, One Spirit, One Goal dan To Be Winner. Pembangunan jaringan cabang- cabang perdagangan bahan bangunan baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa serta menyempurnakan sistem manajemen retail modern.

Di samping itu, KWSG juga akan mengimplementasi- kan dan pengembangan sistem manajemen manufaktur pada pabrik Gress Board dan perluasan market share. Meningkatkan program cost leadership di seluruh lini perusahaan. Pengembangan dan penguatan SDM guna menghasilkan kinerja yang terbaik. “Ini bertujuan sebagai langkah persiapan di tahun 2016 terkait dengan pasar bebas MEA,” pungkas Edi Kartika.

Sedangkan untuk perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun 2015 sebelum pajak sebesar Rp 75,74 miliar atau mengalami peningkatan 40 persean dari prognosa tahun 2015. Sedangkan untuk SHU sebelum pajak setelah pabrik Gress Board sebesar Rp 41,30 miliar atau meningkat 19 persen dibanding prognosa 2015, dengan EBITDA sebesar Rp 124.30 miliar atau naik 15 persen dibanding prognosa yang sama. (SG/ram-znl)

Foto bersama dengan seluruh Pengurus Koperasi Warga Semen Gresik saat peresmian Pabrik Gress Board, di Mojokerta, pada 17 September 2015.

KULiNER

D

isebut lontong tuyuhan karena pembuat dan penjual makanan ini awalnya berasal dari Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Rembang. Rasa kuliner ini memang sangat khas. Meski rada mirip opor ayam, per- bedannya terletak pada kuah santan yang lebih encer dan pedas, dengan rempah yang terasa lebih ringan dibandingkan lontong opor.

Kuah lontong tuyuhan dibuat dengan bumbu yang komplet, ada cabai merah, lengkuas, ketumbar, kemiri, teh pala, ten jinten, kencur, kunyit, jahe, garam, bawang merah dan bawang putih. Lontongnya juga unik karena dibungkus daun pisang ber- bentuk segitiga. Makanan khas ini disajikan tanpa sayur, tapi ada tambahan tempe goreng. “Itu tempe asli sini, tempe yang dibungkus daun jati,” ujar Bekti, salah satu penjual lontong tuyuhan.

Meski memasak lontong tuyuhan tidak terlalu rumit, namun Masruroh mengaku belum bisa melakukannya sendiri. “Selama ini saya kebagian tugas berjualan. Yang meracik bumbu dan memasak ibu saya,” aku perempuan berkerudung ini.

Bekti dan Masruroh tak menampik ada bumbu rahasia yang membuat lontong tuyuhan lebih gurih dan sedap dibanding makanan sejenis lainnya. “Jelas ada Pak, yang tahu persis istri saya. Salah satunya kami selalu menggunakan air sumur asli dari Tuyuhan untuk membuat kuah. Kata orang-orang tua dulu, itu yang membuat rasanya lebih gurih dan enak,” ujar Bekti, seakan menjawab pertanyaan kenapa lontong tuyuhan yang dijual di daerah lain tidak sesedap dengan yang ada di Rembang.

Kuliner khas kabupaten yang terletak di

KULINER

Dalam dokumen Majalah Sinergi | Semen Indonesia (Halaman 30-32)

Dokumen terkait