• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majalah Sinergi | Semen Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Majalah Sinergi | Semen Indonesia"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

POJOK

CEO

SUPARNI

DIREKTUR UTAMA PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

T

ahun 2016 ini, ada harapan bahwa industri se-men di Tanah Air akan kembali se-menggeliat. Hal ini ditandai dengan mulai bergerak pemban-gunan berbagai proyek infrastruktur, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Ini tentu akan membutuhkan dukungan material semen yang tidak sedikit.

Di sisi lain, posisi Indonesia yang akan men-jadi produsen semen terbesar di Asia Tenggara. Hal ini beraki-bat pada pertumbuhan supply yang luar biasa dengan hanya diikuti pertumbuhan demand secara normal berimbas pada terjadinya excess supply. Salah satu kompetitor yang awalnya hanya melakukan impor semen, saat ini mulai mengembangkan dan mengajukan ijin pembangunan pabrik di sejumlah wilayah. Selain itu, sejumlah fasilitas produksi baru milik kompetitor tahun ini juga mulai beroperasi.

Ini merujuk pada data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang memperkirakan bahwa total kapasitas pabrik semen nasional hingga tahun 2016 mencapai 92,8 juta ton. Jumlah ini naik dari tahun 2015 yang berkisar 75 juta ton. Penyebab kenaikan terse-but adalah tambahan produksi beberapa pabrik yang sudah ex-isting. Misalnya Semen Padang (Indarung VI), Holcim di Tuban dan Tiga Roda serta new entrance yang turut meramaikan pasar semen nasional. Ada pabrik baru yang sudah mulai beroperasi adalah Semen Conch (Kalimantan Selatan), Semen Garuda (Jawa Barat) dan Semen Bima (Jawa Tengah),

Se-men Bosowa pada Juli nanti.

Ketatnya persaingan ini akan menekan harga jual. Karena itu eisiensi biaya menjadi sebuah keniscayaan untuk dilakukan. Diharapkannya, tahun ini dapat menjadi tahun terakhir kenaikan biaya COGS, sebagai komitmen perusahaan dalam mendorong langkah eisiensi. Di samping itu, memperkokoh sinergi perusahaan adalah keharusan yang bertujuan untuk menjadi kekuatan utama.

Apalagi performa keuangan Semen Indonesia, meski belum menunjukkan peningkatan berarti, pelahan namun pasti, angka penjua-lan menunjuk sinyal perbaikan. Tahun lalu, pendapatan perusahaan mencapai Rp 26,95 triliun minus 0,1 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Kalau ditilik secara

kuartalan, angka pendapatan kuartal empat 2015 justru mening-kat 2,6 persen dibanding kuartal sebe-lumnya.

Lonjakan volume penjualan 24,6 persen sepanjang periode tersebut. Peningkatan belanja pemerintah akhir tahun lalu, mendasari peningkatan pernintaan semen. Itu tereleksi dari lonjakan harga saham perusahaan hingga 40 persen dalam durasi 6 bulan terakhir. Berdasar harga terkini, banderol saham perusahaan bertengger di kisaran Rp 10.100 per lembar saham. Itu jauh menanjak dibanding edisi 24 Agustus 2015 di level Rp 7.200 per lembar. Padahal, laba bersih 2015, anjlok 18 persen. Namun, peningkatan marjin EBITDA ke posisi 29 persen men-jadi insentif bagi investor untuk memborong saham perusahaan. Kalau dicermati dalam tempo satu tahun terakhir, sejatinya

harga saham perusahaan masih di bawah saham-saham sektor infrastruktur masih negatif 32,33 persen.

Dengan kondisi seperti ini, transformasi lanjutan yang kini bertumpu pada tiga komponen, Go Global, Diversiikasi dan Integrated Supply Chain, menjadi sebuah keniscayaan. Saya menyebutnya sebagai Transformasi Jilid II yang bertumpu pada

eisiensi. Terkait diversiikasi memang tak harus mem -buat perusahaan baru. Selain dengan

pertimba-ngan matang dan obyektif, juga harus selektif. Saya yakin, transformasi lanjutan ini bisa berjalan sesuai dengan harapan semua

karyawan Semen Indonesia. Keyaki-nan ini didasari pada hasil survei

yang membuktikan bahwa Semen Indonesia merupakan tempat kerja yang berarti mampu memfasilitasi

karyawannya hingga efektif dalam bekerja. Selain itu, juga merupakan perusahaan yang punya komitmen sungguh-sungguh dalam memba-ngun SDM yang kuat. Bahwa kar-yawan sebagai aset utama perusahaan sehingga menempatkan aspek pengelo-laannya dalam posisi sentral.

Karyawan SMI memilih perusahaannya sebagai tempat yang nyaman untuk bekerja karena SMI merupakan perusahaan yang sehat dan sistem kerjanya memberikan peluang kepada setiap orang untuk berkembang dan berkontribusi dengan imbalan yang fair. Selain itu, karyawan SMI melihat perusahaan ini memiliki jenjang karir yang jelas, profesional, menjunjung tinggi kompetensi dan tunjangan kerja yang bagus.

Namun bukan hanya itu alasan yang membuat level engage-ment karyawan tinggi. Bahwa rasa aman dan nyaman adalah ketika kita tahu persis di mana posisi kita dan tahu arah kita. Artinya sebagai ‘kapal’ perusahaan ini mengerti lingkungan-nya, tahu arahlingkungan-nya, mengerti persaingan, kelemahan, kekuatan, peluang dan partnership yang baik.

Karena itu, marilah kita dukung Transformasi Jilid II ini agar mampu mengantarkan Semen Indonesia menjadi perusahaan Go Global tanpa menghilangkan identitas nasionalismenya. (*)

bersama

mengawal

transformasi

(4)

5-11

KILAS

Berita sekilas terkait peristiwa yang terjadi pada tiga bulan pertama tahun 2016 (Januari, Februari dan Maret)

14-25

FOKUS

Transformasi Berbasis Eisiensi

Respon cepat dilakukan jajaran Semen Indonesia Group menghadapi landscape bisnis saat ini, yang berubah begitu cepat. Bahkan Komisaris Utama PT Semen Indo-nesia (Persero) Tbk Mahendra Siregar menegaskan bahwa manajemen harus bersikap lebih selektif, tegas dan tak ragu menangkap momentum.

26-29

INSPIRING

Edi Kartika, Ketua Kope-rasi Warga Semen Gresik “Sosok di Balik Gurita Bisnis KWSG”

Di tangan pria humble ini bisnis Koperasi Warga Se-men Gresik terus Se- mengguri-ta hingga omzetnya tembus angka Rp 2 triliun.

DAFT

AR ISI

12-13

TREN

Top 10 Employers of Choice 2015

SMI, Perusahaan Nyaman Buat Karyawan

Semen Indonesia tercatat sebagai perusahaan yang memiliki skor level engage-ment dan enableengage-ment tinggi. Itu berarti perseroan mampu memfasilitasi karyawannya hingga efektif dalam bekerja.

30-31

KULINER

Lontong Tuyuhan, Gurih Berkat Air Sumur Lokal

(5)

56-57

RANAH

Maudu Lompoa

Ungkapan Kecintaan pada Nabi Muhammad

Setiap akhir bulan Rabiul Awal, ada tradisi menarik di lingkungan masyarakat Takalar. Tradisi yang dikenal den-gan nama Maudu Lompoa (Maulid Besar), selalu diraya-kan dengan gegap gempita dengan melibatdiraya-kan seluruh masyarakat.

58-59

HERITAGE

Tugu Jong Sumatranen Bond Saksi Sejarah Gerakan Para Pemuda

Tugu ini merupakan salah satu bangunan yang menjadi sak-si sejarah akan sepak terjang gerakan para pemuda di Kota Padang. Hingga saat ini, tugu yang dibangun pada 1919 itu, masih berdiri kokoh di ujung Taman Melati, Padang.

60-65

MITRA

Indah Meubel, Terlecut Setelah Ikut Pameran

Setelah sering mengikuti pameran, usaha meubel yang dirintis keluarganya berkembang pesat dengan omzet hingga ratusan juta rupiah.

67-71

KOMUNITAS

Semen Indonesia Airsoft Club

Antara Adrenalin, Team Work dan Sportivitas

Semen Indonesia Airsoft Club dibentuk untuk mewadahi para pecinta dunia ‘militer’ melalui permainan strategi bertempur atau skirmish.

72-75

CSR

TRC Semen Padang

Selalu Siaga Bantu Korban Bencana

TRC Semen Padang Peduli selalu siaga memberi pertolon-gan di setiap terjadi bencana, baik di dalam maupun di luar daerah Sumatera Barat

76-77

OLEH-OLEH

Palekko, Nikmatnya Rasa Pedas Itik Muda

Cita rasa dan sensasi pedasnya diburu para pencinta kulin-er. Lidah pun dijamin bergoyang dan mendesis, membuat penikmatnya mandi keringat.

78-80

OLEH-OLEH

Corak Warna-Warni Lipa’ Sa’be

Peninggalan nenek moyang ini banyak diburu wisatawan domestik dan mancanegara.

32-35

INSIDE

Welcome Indarung VI

Dengan beroperasinya Pabrik Indarung VI dan Pabrik Rem-bang di akhir tahun 2016, akan menjadi momentum penting bagi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menjadi market leader di industri semen di Indonesia

36-39

FAMILY

DBD: Lengah Sedikit, Nyawa Taruhannya

Demam Berdarah Dengue menjadi momok tersendiri bagi masyarakat. Pasalnya, DBD tak mengenal umur, pangkat maupun kekayaan. Jika lengah, siapapun bisa dis-erang.

40-41

JALAN-JALAN

Bertugas di Vietnam, Siapa Takut?

Her Arsa Pambudi (Departamen Keuangan TLCC) yang su-dah tiga tahun bertugas di Vietnam memaparkan tantangan dan pengalamannya saat bertugas di Vietnam.

41-49

JEMPOL

Instalasi Waste To Zero

Upaya SMI ‘Membersihkan’ Gresik

Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Ngipik, Gresik kini miliki nilai tambah, setelah dioperasikannnya Insta-lasi Pengolah Sampah Waste to Zero milik Semen Indonesia.

50-51

WANITA

Tiga Sosok Wanita Muda

Mereka adalah Elisa Maris Heru (Staf Audit Komersil dan Sistem Manajemen PT Semen Padang), Yeni Indah Lestari (Staf Biro Humas dan CSR Pabrik Tuban) dan Kurniasari (Staf bagian lingkungan PT Semen Tonasa) memaparkan soal ka-rir, pengalaman bekerja dan tantangan yang mesti dihadapi saat bekerja di perusahaan semen.

52-55

DESTINASI

Pantai Padang, Magnet Baru Para Wisatawan

(6)

BIJAK

KATA

KATA

“Kalau kita dekat matahari akan terang tetapi bayangan hitam akan selalu ada. Itu artinya, kalau kita maju, mungkin berikutnya

akan ada humiliation, penghinaan”

(Dato’ Sri Tahir, pendiri Mayapada Group)

“Jadikan kepandaian sebagai kebahagian bersama sehingga mampu meningkatkan rasa ikhlas untuk bersyukur atas segala

kesuksesan yang kita raih”

(unknown)

“Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri. Sebelum menguatkan orang lain, saya harus bisa

menguat-kan diri sendiri dahulu”

(Petrus Claver)

“Bila anda ingin bahagia, buatlah tujuan yang bisa mengendalikan pikiran, melepaskan tenaga, serta memahami harapan anda”

(Andrew Carnegie)

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikut nya tanpa kehilangan

semangat”

(Winston Chuchill)

“Marah itu gampang. Tapi marah kepada siapa, dengan kadar ke-marahan yang pas, pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan

cara yang benar itu yang sulit”

(Aristoteles)

“Jangan pernah sombong untuk menantang datangnya Azab dari Allah SWT. Karena sesungguhnya tidak ada satupun mahluk

ciptaan Allah SWT yang akan sanggup menerimanya. Malaikat sebagai hamba terdekat Nya saja tidak berani, apalagi kita yang

bukan siapa siapa.”

(Laksita Utama, penulis)

No. 13/Tahun III/April-Juni 2016

Majalah triwulanan SINERGI diterbitkan secara bersama oleh jajaran Komunikasi Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

Penasehat:

Direktur Utama PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

Penanggung Jawab:

Sekretaris Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Sekretaris Perusahaan PT. Semen Padang

Sekretaris Perusahaan PT. Semen Tonasa

Pemimpin Redaksi:

Kabiro Komunikasi Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

Redaktur:

Kabiro Humas & CSR VO-PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Kabiro Humas PT. Semen Padang

Kabiro Komunikasi PT. Semen Tonasa

Kontributor dari Gresik Zainal Ariin

Kuncoro Bowo Ram Surahman

Sumarlin

Alamat Redaksi:

PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Gedung Utama Semen Gresik Jalan Veteran Gresik, Jawa Timur

Telp. 031-3981731/3981733 Fax. 031-3983209/3972264 Email: ptsg@semenindonesia.com Website: www.semenindonesia.com

PT SEMEN PADANG Kontributor:

Hardi Andri Oktaveri Rony Asrico Putra

Roni Putra Rio P Nugraha Yan Firdaus (Fotografer) Iqbal Ferdito (Fotografer) Ridwan Hadi (Fotografer) Febrizon (Fotografer)

Main Ofice Semen Padang

Indarung Padang, Sumatera Barat Telp. 0751-815250

Fax. 0751-815590 Email: humas.sp@semenindonesia.com

Website: www.semenpadang.co.id

PT SEMEN TONASA Kontributor:

Muhammad Jerynindra Muhammad Safri Indra Ishab (Fotografer)

Kantor Pusat Semen Tonasa

Biring Ere - Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan Telp. 0410-312345

Fax. 0410-310113, 310006-008 Email: humas.st@semenindonesia.com

Website: www.sementonasa.co.id

Redaksi menerima tulisan, artikel/opini atau foto khususnya yang berkaitan dengan materi dan memiliki relevansi dengan Majalah SINERGI, Panjang tulisan max. 6000 karakter (termasuk spasi). Naskah, foto, dan identitas lengkap penulis dikirimkan kepada

redaksi baik langsung atau via email.

(7)

KILAS

D

i sisi lain, melonjaknya kelas menengah di Indonesia pun memberikan harapan kebutuhan akan properti dan kebutuhan konsumtif lainnya bakal meningkat tajam. Semua itu tentu membutuhkan pasokan semen dalam jumlah banyak.

“Semen Indonesia bersama anak-anak perusahaannya siap merespons pertum-buhan konsumsi semen di Tanah Air. Kami memprediksi tahun ini konsumsi semen naik seki-tar 5-6 persen dibandingkan tahun lalu,” kata Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Suparni.

Kemungkinan lonjakan semen di dalam negeri, lanjut Suparni, sudah diperkirakan jauh sebelumnya. Karena itu, Semen Indonesia selaku holding telah menyiapkan pembangunan dua pabrik baru di Rembang (Jawa Tengah) dan Indarung (Sumatera Barat) yang ditargetkan beroperasi akhir tahun ini. Kedua pabrik tersebut akan menambah kapasitas produksi Se-men Indonesia Se-menjadi 37,8 juta ton per tahun.

Menurut Suparni, dari total produksi semen Tanah Air, sebanyak 48 persen dihasilkan dari pabrik semen asing yang berdiri di Indonesia. Selebihnya dari pabrik BUMN dan swasta nasional. “Sekarang ini pemain asing di Indonesia sudah mulai banyak. Hal ini menanda-kan iklim investasi cukup baik dan secara tidak langsung industri semen bakal mengalami persaingan ketat,” ujarnya.

Meski bersaing ketat, proteksi industri semen nasional oleh pemerintah bukan waktu-nya lagi. Hawaktu-nya saja, kata Suparni, negara-negara yang terlibat dalam perdagangan bebas seperti MEA harus dapat menerapkan tata niaga persemenan yang adil serta peralatan yang ramah lingkungan.

Contohnya, jika Indonesia mudah mengimpor, negara lain jangan menutup peluangnya untuk menerima ekspor dari Indonesia. “Kita ini mudah impor, tapi negara lain dengan ber-bagai macam ketentuan menjadikan ekspor kita ke mereka mengalami banyak hambatan. Seharusnya tidak terjadi lagi. Dengan demikian, pengelolaan bisnis semen akan terjadi kesetaraan dan persaingan yang fair,” katanya.

Semen Indonesia, yang merupakan induk sejumlah perusahaan semen BUMN, menyiasati persaingan ini dengan eisiensi meskipun relatif tak ada kenaikan harga. Suplai dan kon -sumsi relatif berimbang sehingga utilisasi semua peralatan mencapai 100 persen. Eisiensi juga dilakukan dengan mengoptimalkan biaya distribusi, terutama pengiriman dari pabrik ke pasar yang jauh dan minim infrastruktur, melalui sinergi semua fasilitas grup yang ada di Padang, Tuban, Gresik, Makassar, Hanoi, dan Ho Chi Minh.

Perusahaan ini juga memiliki jaringan distribusi dalam bentuk 26 unit pengantongan (packing plant) yang materialnya bisa dipasok melalui kapal curah. Ia mencontohkan, di Papua, Semen Indonesia mempunyai unit pengantongan di Sorong sehingga pasokan se-men dan harga di Sorong dan Jayapura masih wajar. Namun, ketika dibawa ke pedalaman, harganya menjadi mahal karena biaya angkutnya yang besar dan sering kali menggunakan angkutan udara.

Ketersediaan pasokan semen di seluruh Nusantara ini diharapkan dapat mendukung program tol laut dan pembangunan wilayah timur yang digalakkan pemerintah Jokowi-JK. “Kami akan mengembangkan sistem pasokan distribusi terintegrasi sehingga bisa men-dukung penyediaan semen untuk proyek infrastruktur yang berada di seluruh Indonesia,” pungkas Suparni. (*)

HARUS DIAKUI,

INDONESIA ADALAH

PASAR YANG

MENJANJIKAN

BAGI INDUSTRI

SEMEN DUNIA.

APALAGI PROYEK

INFRASTRUKTUR

DALAM EMPAT

TAHUN KE DEPAN

AKAN TERUS

BERGULIR.

Dukung

Pembangunan

Infrastruktur

di Indonesia

(8)

Berjibaku Melawan

Semen Murah di Batam

KILAS

S

aat ini, di Batam ada lima merek semen yang bersaing, yakni Se-men Padang, Bosowa, Andalas, Tiga Roda (Indocement Tunggal Prakarsa), serta Holcim. Sementara ini Bosowa masih jadi juara dengan market share 30 persen, disusul Semen Padang yang menguasai 24 persen. Sisanya dibagi rata antara Andalas, Tiga Roda dan Holcim.

“Harga kita dengan Bosowa selisih Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu per ton. Mereka lebih murah. Itu yang membuat Bosowa lebih laku di sini,” ungkap Tarlo Sembiring, Dirut PT Sepatim Batamta-ma, anak usaha PT Semen Padang yang mengelola packing plant di Batam.

Selain harga yang lebih murah, pabrikan semen yang berpusat di Maros, Sulsel, ini juga punya sejumlah

kelebihan lain. Mereka memiliki cement mill di daerah Kabil, Nongsa, Batam, dengan kapasitas 1 juta ton per tahun, empat unit packer, serta dermaga sendiri. Fasilitas lengkap itu membuat Bosowa lebih leluasa melakukan pene-trasi pasar.

“Tahun lalu cement mill mereka bermasalah, saat itulah Semen Padang baru bisa mengambil alih pasar. Tapi kalau dalam situasi normal, masih sulit menyalip mereka,” sambung Khairul Syam Kurniawan, Kabid Penjualan Se-men Padang Wilayah Riau Kepulauan.

Tapi bukan Bosowa saja yang patut diwaspadai. Sebab, Anhui Conch juga mulai mengintip dengan memasukkan produknya ke Tanjung Pinang, ibukota Kepulauran Riau. Harga jual semen asal China ini lebih murah Rp 2000-Rp

3000 per sak dibanding Semen Padang. “Harga semen terendah di Kepulauan Riau itu Bosowa, tapi kita juga harus hati-hati dengan Conch. Tidak tertutup kemungkinan mereka nanti juga masuk ke Batam,” ujar Tarlo.

Suka tidak suka, semen-semen mu-rah itulah yang jadi lawan utama Semen Padang di pasar Batam dan sekitarnya. Tarlo dan Khairul sependapat, tak mungkin melayani perang harga yang dikembagkan kompetitor, karena secara hitung-hitungan bisnis tidak logis. Yang harus dilakukan Semen Padang adalah menjaga ke-ajeg-an pasokan kepada pelanggan.

Namun, diakui Tarlo, justru itu yang jadi masalah sampai sekarang. Sampai detik ini packing plant Batam masih sering mengalami stok kosong.

POSISINYA YANG SANGAT STRATEGIS, YAKNI BERADA DI JALUR PELAYARAN

INTERNASIONAL SERTA BERBATASAN LANGSUNG DENGAN SINGAPURA DAN MALAYSIA,

BATAM IBARAT MADU BAGI PELAKU BISNIS REGIONAL. TAK SALAH BILA SEMEN PADANG

MEMBANGUN PACKING PLANT DI SANA.

(9)

KILAS

Penyebabnya adalah pasokan semen curah yang tersendat, baik dari Semen Padang, pabrik Semen Gresik di Tuban, maupun Semen Tonasa. “Tahun 2014 kita kekurangan suplai sampai 70 ribu ton. Jadi silo kosong itu masih sering terjadi,” sebut Tarlo. Misalnya, tahun 2013 terjadi silo kosong selama 33 hari, 2014 selama 65 hari, 2012 selama 90 hari, dan terlama pada tahun 2011 yang mencapai 103 hari. “Pada Februari 2016 ini kita sempat putus dua hari karena pasokan tidak ada. Akhirnya da-pat semen curah dari Tonasa,” ungkap Khairul.

Mengingat pentingnya peran pack-ing plant di Batam sebagai pintu masuk ke pasar regional, pihaknya berharap suplai semen curah bisa lebih stabil. Pasalnya, bila stok silo sampai kosong sehingga distribusi Semen Padang mandek, maka celah pasar itu bisa direbut oleh kompetitor.

Packing plant Semen Padang di Batam memiliki satu silo dengan ka-pasitas 10 ribu ton, plus mesin packer dengan kapasitas produksi 80 ton per jam. Dengan waktu operasi 24 jam, Senin hingga Sabtu, packing plant yang beralamat di Jalan Lumba-Lumba 1, Batu Ampar, Batam, itu mampu merilis 1.000-1.200 ton semen per hari.

Wilayah pemasarannya meliputi seluruh kabupaten/kota di Kepulauan Riau, yaitu Bintan, Karimun, Kepulauan Anambas, Lingga, Natuna, Batam, dan Tanjungpinang. “Tahun 2015 kita bisa mengeluarkan 317 ribu ton, melebihi target RKAP sebanyak 259 ribu ton setahun,” tandas Tarlo.

Sepatim Batamtama sendiri punya tiga misi utama di Batam. Pertama sebagai perusahaan pengantongan semen, lalu distributor Semen Padang untuk wilayah Kepulauan Riau. Dan ketiga, menurut Tarlo, bergerak di

bidang trading. Praktiknya, Sepatim menyuplai kebutuhan sparepart untuk Semen Padang maupun SMI Group.

PILIHAN UTAMA PROYEK MAHA-KARYA

Patut dibanggakan, sampai sekarang Semen Padang masih jadi pilihan utama proyek-proyek mahakarya di wilayah Kepulauan Riau. Menyusul Jembatan Barelang yang jadi simbol kejayaan Kota Batam, sejumlah proyek prestisius yang saat ini tengah dikerjakan juga menggunakan Semen Padang.

Sebut saja Condotel Panbil Resi-dence, Aston Batam Hotel & Residence

Apartment, serta Jembatan Satu Dom-pak yang menghubungkan DomDom-pak daratan dengan Tanjung Pinang. “Dom-pak nanti akan jadi ibukota pronvisi Kepulauan Riau, menggantikan Tanjung Pinang. Jadi jembatan Dompak benar-benar punya fungsi strategis,” terang Khairul Syam Kurniawan.

Dalam pengerjaanya, jembatan sepanjang 1,56 km itu pernah patah sebagian. Penyebabnya bukan ka-rena faktor semen, tapi pada struktur bangunan. “Makanya Semen Padang tetap dipakai. Tapi akibat insiden itu pengerjaanya jadi molor, dari yang semula direncanakan selesai Desember 2015 menjadi Juni 2016,” imbuhnya.

Karena itu pihaknya mewanti-wanti agar pasokan semen curah ke pack-ing plant Batam dijaga konsistensinya. Harapan sama diungkapkan Tarlo Sem-biring. Kata dia, di Batam ada beberapa perusahaan precast yang bersaing masuk ke pasar Singapura. “Mereka bu-tuh semen dengan kualitas tinggi, tapi pasokannya harus kontinyu,” ujar Tarlo.

Secara umum, karakter konsumen semen di Kepulauan Riau terbilang unik. Untuk proyek-proyek ‘retail’ yang mengejar margin keuntungan tinggi, biasanya memilih semen yang berharga murah. Tapi untuk proyek prestisius yang mementingkan kualias dan kekua-tan bangunan, Semen Padang tetap jadi pilihan. (SG/lin-znl-bwo-ivan)

Kepala Packing Plant Batam Tarlo Sembiring (dua dari kanan) memberi penjelasan pada Kabiro Komunikasi Perusahaan SMI Sigit Wahono (dua dari kiri).

sampai

sekarang

Semen Padang

masih jadi

pilihan utama

proyek-proyek

mahakarya

di wilayah

(10)

KILAS

B

erbeda dari tahun sebelumnya, rapat kerja tahun ini hanya diisi paparan arah kinerja dari jajaran direksi Semen Indonesia dan digelar terbatas hanya di Gedung PPS Semen Indonesia, Gresik, Jawa Timur, pada Selasa (19/1).

Dalam sambutannya, Direktur Utama Semen Indonesia Suparni mengingatkan perubahan kondisi yang akan terjadi di tahun 2016. Salah satunya, Indonesia akan menjadi produsen semen terbesar di Asia Tenggara. Pertumbuhan supply yang luar biasa dengan hanya diikuti pertumbuhan demand secara normal berimbas pada terjadinya excess supply. Salah satu kompetitor yang awalnya hanya mela-kukan impor semen, saat ini mulai mengembangkan dan mengajukan ijin pembangunan pabrik di sejumlah wilayah. Selain itu, sejumlah fasilitas produksi baru milik kompetitor tahun ini juga mulai beroperasi.

Ketatnya persaingan ini akan menekan harga jual. Karena itu eisiensi biaya menjadi sebuah keniscayaan untuk dilaku -kan. Diharapkannya, tahun ini dapat menjadi tahun terakhir kenaikan biaya COGS, sebagai komitmen perusahaan dalam mendorong langkah eisiensi. “Tak hanya eisiensi, sinergi perusahaan juga harus diperkuat untuk menjadi kekuatan utama,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Komisaris Utama Semen Indone-sia Mahendra Siregar. Ia menilai, perseroan saat ini dapat sedikit bernapas lega setelah setahun menahan napas melihat konidisi perkembangan industri semen domestik. Kondisi industri semen domestik tahun ini menurutnya

masih dipenuhi tantangan seperti tahun lalu, ditambah lagi perekonomian global yang masih tetap dipenuhi ketidak-pastian, meski kondisinya lebih optimis.

Karena itu, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini meminta manajemen untuk mempertajam dan memperkuat eisiensi. Permintaan semen yang masih lemah dan persaingan yang cukup ketat akan mendorong terjadinya tren penurunan marjin laba. ”Satu-satunya pilihan yang dapat dilakukan untuk menghadapi tren penurunan marjin laba hanyalah upaya eisiensi biaya,”tandasnya.

Sementara itu, PT Semen Tonasa juga menggelar raker pada 25 Januari dengan fokus langkah untuk meningkat-kan kualitas produk dan layanan perusahaan. Hadir dalam raker antara lain Direktur Semen Indonesia Johan Samudra, KetuaAsosiasi Semen Indonesia Widodo santoso, Komisaris Utama Prof. Idrus A Paturussi beserta jajaran komisaris lainn-ya, Direktur Utama Semen Tonasa Andi Unggul Attas beserta jajaran Direksi Lainnya, serta jajaran Eselon I, II, dan III.

Pembicara utama adalah Tanri Abeng, yang saat ini men-jabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Tanri memaparkan sebuah formula yang menekankan bahwa untuk tumbuh dan berkembang perusahaan harus menda-patkan proit atau keuntungan. Proit itu adalah fungsi dari market share sedangkan market share adalah fungsi dari quality and cost. “Ini semua bisa berhasil jika ada Leading, Inspiring, dan Motivating, dalam sebuah perusahaan. Ini pentig dan mesti jadi acuan,” tandasnya. (SG/(bwo-lin-znl) (ST/humas-Jr)

MENGAWALI LANGKAH BISNIS

DI TAHUN 2016, PT SEMEN

INDONESIA (PERSERO) Tbk

MENGGELAR RAPAT KERJA

BERSAMA JAJARAN ANAK

USAHA UNTUK MENENTUKAN

STRATEGI DAN ARAH BISNIS

PERUSAHAAN DALAM

SETAHUN KE DEPAN.

MEMPERTAJAM EFISIENSI,

(11)

KILAS

AGAR BISA

BERSAING

DI TINGKAT

GLOBAL, PARA

AHLI BETON

DI INDONESIA

HARUS

ME-NINGKATKAN

KOMPETENSI

DAN

MENG-GENGAM

SERTIFIKAT.

A

lasan itulah yang menjadi dasar penyelenggaraan ‘Pelatihan dan

Sertiikasi Teknologi Beton dalam

Industri Readymix 2016’ yang digelar di Gedung LPPM Teknik Kelautan, ITS Surabaya, Senin (15/2)

“Sebagai BUMN yang memproduksi semen, kami ikut bertanggung jawab meningkatkan kemampuan bapak-bapak. Sebab, kualitas

pembangunan isik di Indonesia tergantung

pada kualitas para ahli beton,” tutur Kepala Biro

Perencanaan Pemasaran dan Pelayanan Pelang-gan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Gathut Wicaksono.

Pelatihan batch 2 ini diikuti 30 peserta dari 18 perusahaan ready mix di Jatim, Jateng, DI Yogyakarta, Jabar dan DKI Jakarta. Para kepala laboratorium beton di masing-masing perusa-haan yang mengikuti kegiatan selama lima hari

ini telah mengantongi sertiikat. “Kami tidak

mau setengah-setengah dalam memilih pema-teri. Mereka adalah para pakar beton dari ITS yang punya reputasi internasional,” ujarnya.

Tiga pemateri dimaksud adalah Kepala Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan ITS Faimun bersama dua anggotanya, Aman Subakti dan Januarti Jaya Eka Putri. Menurut Gathut, pelatihan ini merupakan bentuk apre-siasi Semen Indonesia kepada perusahaan-pe-rusahaan ready mix yang merupakan konsumen semen curah. “Semen curah mengambil porsi 30 persen dari total penjualan Semen Indonesia

dengan pasar terbesar adalah perusahaan ready mix,” ujarnya.

Kegiatan ini juga sebagai upaya perseroan memberikan value kepada para pelanggan setianya. “Ini adalah awal dari program-program kami selanjutnya yang berkaitan dengan pening-katan kompetensi ahli beton,” tandas Gathut.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Jurusan Teknik Sipil ITS Tri Joko Wahyu Adi menga-takan, beton punya peranan penting dalam pembangunan infrastruktur di negeri ini. Hingga 10 tahun ke depan, pemerintah mempunyai rencana pembangunan infrastruktur yang luar biasa besar, dengan anggaran mencapai Rp 5.000 triliun.

Karena itu, pihaknya menyambut gembira ajakan kerja sama dari Semen Indonesia untuk

menggelar pelatihan dan sertiikasi ahli beton

secara rutin. “Sampai sekarang kita masih kekurangan tenaga ahli beton, apalagi yang

bersertiikat,” tandasnya. “Kualias SDM ahli

beton akan mentukan kualitas produk sekaligus penentu kualitas pembangunan infrastruktur.”

Tri Joko berharap kerja sama dengan SMI tidak hanya berhenti pada pelatihan ahli beton, melainkan disambung dengan program-pro-gram aplikatif lainnya. Itu penting bagi ITS untuk menepis tudingan miring bahwa selama ini karya perguruan tinggi hanya masuk perpustakaan.

Pelatihan ahli beton batch 2 ini merupakan lanjutan dari pelatihan gelombang pertama yang berlangsung November 2015. Berawal dari pelatihan ini, perseroan telah memben-tuk komunitas ahli beton unmemben-tuk memudahkan komunikasi di antara mereka.

Gathut mengungkapkan, tahun ini pihaknya berencana mengadakan empat kali pelatihan. “Tahun kemarin sekali, tahun ini ada empat kali. Kami mentargetkan total bisa

menseritiikasi 400 sampai 500 ahli beton,”

pungkasnya. (SG/lin)

AHLI BETON KINI HARUS

Bersertifikat

(12)

KILAS

K

epala Biro CSR Semen Padang Dasril mengatakan, untuk tahun ini perusahaan menargetkan bisa membina 500 unit UMKM baru melalui program kemitraan. Tahun lalu, perseroan mampu menjaring 325 UMKM.

“Dengan jumlah UMKM di Sumbar yang besar, bantuan kemitraan ini adalah upaya menggerakkan ekonomi daerah, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapan-gan usaha baru,” katanya. “Program ini wujud kepedulian Semen Padang untuk turut mengembangkan perekonomian masyarakat.”

Menurutnya, Semen Padang rutin memberikan bantuan dalam bentuk dana bergulir kepada kelompok UMKM. Tidak hanya bantuan modal, pelaku usaha juga diberi pembekalan, monitoring, pendamp-ingan dan pembinaan usaha.

Dia mengatakan sampai akhir 2015, sudah lebih dari 6.000 UMKM yang dibina CSR perusahaan dengan anggaran yang telah disalurkan mencapai Rp103 miliar. Dari jumlah yang ada, UMKM yang aktif hanya sekitar 1.800 unit.

Jumlah Dana yang disalurkan melalui program kemitraan dari tahun 1987-2015 adalah sebesar 97 Miliar rupiah dengan jumlah mitra binaan sebanyak 5800. Dengan semakin tumbuh dan berkem-bangnya PT Semen Padang, program kemitraan tersebut akan terus berlanjut dan meningkat.

Untuk 2016 selain dana bergulir juga diberikan pembekalan usaha, monitor-ing, pendampingan, dan pembinaan agar UMKM menjadi tangguh dan mandiri. Ia mengatakan, dengan tingginya jumlah UMKM di Sumbar, bantuan kemitraan

dari PT Semen Padang diharapkan dapat menggerakkan perekonomian dan mem-buka lapangan pekerjaan serta mengu-rangi angka pengangguran.

Adapun, untuk proses penjaringan UMKM, perusahaan mengklaim sudah berkoordinasi dengan dinas koperasi dan UMKM di tiap kabupaten/kota di Sumbar, juga melakukan sosialisasi.

Syafrianto Rusli, Kabid Pemberdayaan Ekonomi CSR Semen Padang mengata-kan, proses penjaringan dan pemberikan bantuan dibagi dalam empat termin yakni pada Maret, Juli, September dan Desem-ber. “Penyaluran program kemitraan tahun 2016 direncanakan Rp10 miliar. Penyalu-ran tahap pertama diberikan Rp2,5 miliar kepada 125 hingga 150 unit UMKM.

Ia juga mengatakan, program kemi-traan bagi UKM dari CSR Semen Padang ini lebih diperketat dalam pemilhan UKM yang akan mendapatkan bantuan. Be-berapa syarat yang harus dipenuhi adalah Omset dari calon mitra binaan tidak boleh lebih dari 2,5 miliar rupiah setahun dan aset tanah yang dimiliki kurang dari 500 juta rupiah. “Agar penyaluran bantuan tersebut tepat sasaran dan efektif, CSR Semen Padang juga akan terus melaku-kan monitoring kepada mitra binaan,” tambahnya.

Program kemitraan untuk UKM ini tidak hanya sebatas memberikan bantuan modal saja, tetapi juga diberikan pem-bekalan untuk menjadi seorang wirausaha. Pembekalan yang dilakukan kepada calon mitra binaan itu bertujuan agar menjadi modal dalam pengembangan usaha dapat lebih baik dan berkembang. Pelatihan yang diberikan tersebut, mulai dari moti-vasi dalam berwirausaha hingga pengatu-ran dalam hal keuangan. (SP/humas)

Bantuan

100 M

untuk

500

UMKM

PT SEMEN PADANG

MENGALOKASIKAN

ANGGARAN RP10

MILIAR UNTUK

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MELALUI

BANTUAN DANA

BERGULIR BAGI 500

UNIT USAHA MIKRO

KECIL DAN MENENGAH

(UMKM) DI SUMATERA

BARAT.

(13)

KILAS

BIRO HUKUM DAN GCG PT SEMEN TONASA BERKOORDINASI DENGAN BIRO DIKLAT

MENGGELAR DIKLAT GOOD CORPORAT GOVERNANCE (GCG) MANAGEMENT SERIES BACH 1

DAN 2. DIKLAT INI DIGELAR PADA 11-12 FEBRUARI 2016 DI KANTOR PUSAT SEMEN TONASA.

D

iklat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait Penerapan GCG pada karyawan di Level Supervi-sor dan Assosiate sekaligus sosialisasi terkait Code Of Conduct Perusahaan. Selain itu, ada juga penandatanganan Lembar Pernyataan Pakta Integritas dan Kepatuhan terhadap Code of Conduct Tahun 2016.

Pada Diklat Bach 1 ini diikuti 32 Pe-serta dan Bach 2 diikuti 37 PePe-serta dari utusan Departemen yang ada di Semen Tonasa. Materi disampaikan oleh Biro Hukum dan GCG yang dipandu oleh Seksi GCG Sukmawati Syamsuddin beserta Staf GCG. Materi itu antara lain Pengertian Good Corporate Gavernan-ce, Ruang Lingkup Good Corporate Governance, Penerapan Good Corpo-rate Governance di Semen Tonasa, Indi-kator dan Parameter dalam melakukan Assessment Good Corporate Gover-nance, Penerapan Good Corporate Go-vernance di Unit Kerja serta Sosialisasi Soft Structure dan Penandatanganan Pakta Integritas dan Kepatuhan terha-dap Code Of Conduct.

Sukmawati mengatakan, diklat GCG ini menekankan perlunya prin-sip–prinsip GCG yaitu Transparancy, Akuntability, Responsibility, Indepen-dency dan Fairness diterapkan dalam diri para karyawan. Semua proses ini untuk memahami betapa pentingnya penerapan GCG untuk mencapai pe-rusahaan yang Corporate Governance Sustainability, Exelent, bersih, beretika dan bebas dari KKN.

Pelaksanaan diklat diawali dengan pembukaan oleh Biro Hukum dan GCG Misbahuddin Tjalla dan Biro Diklat Rego Devila. Kemudian diklat dipandu oleh Seksi GCG dan diawali dengan free test untuk mengetahui tingkat pemahaman para karyawan terkait pe-nerapan GCG di perusahaan.

Hasilnya, memang cukup menge-jutkan. Dari 32 peserta di Bach 1, hasil free test setelah dievaluasi ternyata hanya 25 %. Hasil ini meningkat drastis di akhir sesi diklat yang diisi dengan berbagai diskusi, menjadi 87,5 %. Se-dangkan Bach 2 yang diikuti 36 peserta, saat free test pemahaman peserta 0%.

Setelah diberi penjelasan pemahaman peserta meningkat 77, 14 %.

Selama diklat berlangsung, untuk menghidupkan suasana agar peserta tidak merasa bosan hanya dengan materi, juga diselingi dengan menon-ton ilm motivasi yang menggambar -kan tentang GCG, Film Pengertian Gratiikasi dan Film Motivasi untuk mengembangan diri. Selain ilm motivasi, diselipkan juga games untuk menghidupkan suasana yaitu Bomb Time, Cerita bersambung, Duck games dan Games Kalimat Jika– Maka. Selama sesi permainan suasana lebih aktraktif karena keterlibatan seluruh peserta diklat dalam games tersebut.

Rencananya, Biro Hukum & GCG berkoordinasi dengan Biro Diklat akan mensosialisasikan Soft Structure Pedoman dan Kebijakan Perusahaan secara in house kepada seluruh kar-yawan sehingga pemahaman terhadap penerapan GCG ini bisa diketahui oleh seluruh karyawan Semen Tonasa. (ST/ Sukma-Seksi GCG)

(14)

TREN

B

aru-baru ini, tepatnya di penghujung Tahun 2015, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memperoleh penghar-gaan sebagai Top 10 Employers of Choice 2015. Penghargaan yang diberikan oleh Majalah SWA bekerjasama dengan Hay Group ini mentasbihkan Semen Indonesia sebagai perusahaan idaman bagi karyawan dan pencari kerja di Indonesia.

Hal itu terungkap dalam survei gabungan antara Hay Group dengan Majalah SWA yang berlabel Employer of Choice (EOC) 2015. Hasil survei menunjukkan Semen Indo-nesia berada dalam posisi teratas 10 perusa-haan yang masuk dalam Top 10 Empoyer of Choice 2015.

Hay Group mempunyai ramuan khusus agar sebuah perusahaan bisa menjadi peru-sahaan ternyaman untuk bekerja. Rumusan tersebut terkait dengan dua variabel, yakni engagement karyawan dan enablement. Un-tuk sisi engagement, perusahaan harus bisa membuat karyawannya merasa terikat dan

tulus memberikan kemampuan terbaiknya. Sedangkan pada sisi enablement perusa-haan dituntut bisa memampukan karyawan melalui berbagai program dan kebijakan.

Survei yang diikuti 22 perusahaan ini melibatkan tak kurang dari 21.426 karyawan yang mengisi 49 pertanyaan yang intinya ingin mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan membuat karyawannya efektif dalam bekerja atau disebut employee ef-fectiveness.

Employee effectiveness ini merupakan gabungan dari dua alat ukur yakni engage-ment karyawan dan enablement. Ada 12 variabel untuk memudahkan pengukuran. Untuk level engagement diukur dari 6 driver utama, yakni clear and promising direc-tion, conindence in leaders, quality and customer focus, respect and recognition, development opportunities serta pay and beneits. Sedangkan enablement dilihat dari performance management, authority and empowerment, resources, training,

collabo-SEMEN INDONESIA

TERCATAT SEBAGAI

PERUSAHAAN YANG

MEMILIKI SKOR

LEVEL ENGAGEMENT

DAN ENABLEMENT

TINGGI. ITU BERARTI

PERSEROAN MAMPU

MEMFASILITASI

KARYAWANNYA

HINGGA EFEKTIF

DALAM BEKERJA.

SEMEN INDONESIA,

PERUSAHAAN NYAMAN

BUAT KARYAWAN

Top 10

Employers of

Choice 2015

(15)

Tipikal

karyawan

TREN

Ada empat kelompok (kuadran) karyawan berdasarkan level engagement dan enable-ment. Empat tipikal karyawan ini biasanya selalu ada di perusahaan, hanya berbeda dalam jumlah atau persentasenya, yakni tipe most effective, least effective, detached, dan frustrated.

Tipe karyawan yang most effective berarti baik level engagement maupun enablement sama-sama tinggi. Jadi, selain karyawan terikat dan setia dengan perusahaan, mereka juga dimampukan (enabled). Sedangkan frustrated adalah tipikal karyawan yang sebenarnya mau engage, menunjukkan komitmen tetapi belum tersalurkan potensi-nya, belum enabled hingga menjadi frustasi. Misalnya dia ingin mengambil keputusan tetapi dia tidak ada kesempatan tersebut berarti ada kendala pada empowerment. Dia sebenarnya sudah tidak ada masalah, sudah high engagement tetapi belum di enabled.

Untuk tipe detached adalah karyawan yang sebenarnya sudah merasa didukung tetapi tidak mau engaged dengan perusa-haan. Dia tak mau terikat lebih dalam. Yang paling parah tentu saja tipikal least effec-tive, tidak mau engage dan tidak merasa enabled, hanya sekedar kerja dan tidak mau berkontribusi lebih.

Jika mengacu pada hasil survei EOC 2015, ada fenomena mengkhawatirkan tipi-kal karyawan frustrasi jumlahnya mencapai 21%. Padahal pada organisasi yang kiner-janya bagus (high performing organization) di dunia, umumnya level karyawan frustasi hanya di kisaran 13% bahkan harusnya untuk standar di Indonesia angka karyawan frus-trasi hanya di level 7%.

Tipe karyawan yang least of effective cukup tinggi pula, 29%. Padahal rata-rata di Indonesia hanya 25% dan standar pada or-ganisasi high performance di dunia rata-rata di kisaran 22. Hal yang sama jika dilihat pada tipe karyawan most effective dan detached, perusahaan di Indonesia memang masih harus bekerja keras agar bisa menyamai level organisasi berkinerja tinggi di level global. (SG/arga)

ration serta work, structure and process.

Jadi, jika sebuah perusahaan yang memiliki skor level engage-ment dan enablement tinggi berarti mampu memfasilitasi kar-yawannya hingga efektif dalam bekerja. Dan ujung dari karyawan yang efektif, logikanya prestasi dan kinerja perusahaan lebih baik pula. Di sisi lain, para pemenang memang merupakan perusahaan yang punya komitmen sungguh-sungguh dalam membangun SDM yang kuat. Mereka sudah meyakini karyawan sebagai aset utama perusahaan sehingga menempatkan aspek pengelo-laannya dalam posisi sentral.

Karyawan SMI memilih peru-sahaannya sebagai tempat yang nyaman untuk bekerja karena SMI merupakan perusahaan yang sehat dan sistem kerjanya mem-berikan peluang kepada setiap orang untuk berkembang dan berkontribusi dengan imbalan yang fair. Selain itu, karyawan SMI melihat perusahaan ini memiliki jenjang karir yang jelas, profesional, menjunjung tinggi kompetensi dan tunjangan kerja yang bagus.

Namun bukan hanya itu alasan yang membuat level engage-ment karyawan tinggi. Direktur Utama Semen Indonesia Suparni menjelaskan bahwa rasa aman dan nyaman adalah ketika kita tahu persis dimana posisi kita dan tahu arah kita. Artinya sebagai ‘kapal’ perusahaan ini mengerti lingkungannya, tahu arahnya, mengerti persaingan, kelemahan, kekuatan, peluang dan partnership yang baik.

Hal senada juga dikemukakan Komisaris Utama Semen Indone-sia Mahendra Siregar. Ia melihat bahwa pengelolaan SDM Semen Indonesia ini memang luar biasa. Ini terbukti dengan diraihnya penghargaan ‘Top 10 Employers of Choice 2015’ semakin menun-jukkan bahwa Semen Indonesia benar-benar sebuah perusahaan yang memberi kenyamanan bagi karyawannya.

Apalagi, setelah adanya trans-formasi dengan terbentuknya holding, semua tugas dan fungsi serta jobdesk-nya semakin jelas. “Kesiapan SDM ini sangat diper-lukan, terutama untuk mengha-dapi persaingan global,” ujarnya.

Hasil Employer of Choice ini dapat dijadikan pedoman dan media monitoring bagi perusa-haan dalam upaya menciptakan iklim kerja dengan standar faktor keterikatan (engagement) dan faktor pendukung (enablement) kepuasan kerja.

Keuntungan lain yang dida-patkan dari hasil survei ini peru-sahaan dapat menggunakanyan sebagai standar dalam pengem-bangan SDM yang berbasis pada kinerja, kejelasan tanggung jawab dan reward. Selanjutnya, menciptakan employer brand-ing sebagai sarana komunikasi dan publikasi eskternal untuk memberikan ketertarikan saat merekrut para talent dari dunia kerja. Hasil survei juga berman-faat bagi perusahaan untuk membangun iklim kerja yang dapat memotivasi karyawan sehingga menciptakan kepuasan dan keterikatan karyawan kepada perusahaan. (SG/danica-ram)

(16)

FOKUS

K

omisaris Utama PT Semen Indone-sia (Persero) Tbk. Mahendra Sire-gar mencanangkan tahun 2016 ini sebagai tahun pertama dimana SMI Group memasuki fase transformasi lanjutan. Istilah lanjutan ini, merujuk atas trasformasi awal yang telah dilakukan dan dijalani SMI Group sebelum ini. Salah satunya dengan melakukan konsolidasi dengan menjadi holding company.

Menariknya, pergerakan bandul transfor-masi itu tak harus menunggu tuntasnya kerja besar di jilid I. “Harus bergerak. Situasi tak memungkinkan kita untuk menyelesaikan agenda transformasi awal itu sampai tuntas. Jika tidak, kita akan terlindas perubahan yang begitu cepat saat ini,” tandas Mahen-dra kepada Tim Sinergi di kantor Jakarta, akhir Februari 2016. “Saya bisa katakan, kerja besar kita di awal itu sudah sampai 80 persen. Masih ada sisa tugas 20 persen yang harusnya kita selesaikan sebelum menuju transformasi lanjutan. Tetapi percayalah. Situasi tak memungkinkan kita untuk me-nunggu sampai tuntasnya pekerjaan terse-but,” sergahnya.

Meski demikian, mantan Kepala BKPM menegaskan bahwa transformasi lanjutan ini bukan langkah tergesa yang terkesan tanpa perencanaan. “Ini langkah yang kita sadari betul, sebagai respon cepat atas perubahan

yang terjadi di sekeliling kita. Bahwa kita harus bergerak, menapak fase lanjutan,” tandasnya.

Mahendra menjelaskan, setidaknya ada dua penyebab transformasi lanjutan ini harus digerakkan. Pertama, kondisi ekonomi global yang bergerak liar. Selama satu sampai satu setengah tahun terakhir, perekonomian dunia bergerak lesu. Permintaan menurun, komoditas utama dunia juga mengalami penurunan harga. Mulai dari minyak, per-tanian, tambang, perkebunan dan semua turunannya. “Semua negara merasakan betul dampaknya gara-gara melambatnya pereko-nomian dunia,” bebernya. “Terlebih China yang pertumbuhan ekonominya menurun drastis. Tahu sendiri apa dampaknya bila Chi-na alami kondisi seperti ini. Ibaratnya, kalau China batuk saja maka yang lain terserang lu,” lanjutnya.

Faktor kedua, lebih pada kondisi pasar semen dalam negeri. Pasar dalam negeri, khususnya semen, merasakan betul dampak kelesuan global ini. Pasalnya, Indonesia menjadi incaran para pemain-pemain kelas dunia. Mereka berbondong masuk, me-nanam investasi membangun pabrik dan menambah kapasitas produksi.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mem-perkirakan bahwa total kapasitas pabrik

se-Respon cepat

dilakukan jajaran

Semen Indonesia

Group menghadapi

landscape bisnis

saat ini, yang

berubah begitu

cepat.

Transformasi

Berbasis

(17)

men nasional hingga tahun 2016 mencapai 92,8 juta ton. Jumlah ini naik dari tahun 2015 yang berkisar 75 juta ton. Penyebab kenaikan tersebut adalah tambahan produksi beberapa pabrik yang sudah existing. Misalnya Semen Padang (Indarung VI), Holcim di Tuban dan Tiga Roda serta new entrance yang turut meramaikan pasar semen nasional. Ada pabrik baru yang sudah mulai beroperasi adalah Semen Conch (Kalimantan Selatan), Semen Garuda (Jawa Barat) dan Semen Bima (Jawa Tengah), Semen Bosowa pada Juli nanti.

“Permintaan semen nasional tahun depan diperkirakan mencapai 69 juta ton. Mudah-mudahan kita sanggup karena tahun 2016 total kapasitas produksi semen nasional diperkirakan naik hingga 92,8 juta ton. Jika kenaikan demand hanya 8 persen per tahun, Indonesia akan mengalami over supply semen pada tahun 2020,” kata Ketua ASI Widodo Santoso.

Dua faktor itu yang dihadapai SMI Group dan pelaku bisnis semen saat ini. Satu sisi kondisi global kurang bisa diharapkan, di sisi lain, persaingan di dalam negeri sengit dan mengeras. “Kita harus bergerak ke kawasan. Ber-main di level yang lebih tinggi dari saat ini. Medan perang kita tak lagi nasional, kita harus bertarung di pasar regional,” tandasnya.

Langkah ini, Mahendra meyakini sebagai sebuah keniscayaan yang harus dilakukan. Dia merujuk pada

upaya yang dilakukan

perusahaan-perusa-haan semen du-nia dalam

merespon kondisi global. Yang dilaku-kan, banyak terjadi konsolidasi diantara mereka. Ada yang merger, akuisisi, beli dan sebagainya. Ada yang secara global, negara per negara, per kawasan.

“Ini merupakan suatu fenomena yang tak bisa terelakkan yang kita harus posisikan juga dalam struktur perusahaan di Semen Indonesia. Sebab, Semen Indonesia menjadi perusahaan yang bergerak di pasar regional, kawasan dan pada giliran-nya internasional. Itupun juga tak bisa terelakkan,” terangnya. Dengan terjun di pasar regional, akan mendongkrak daya saing. Semua harus berbenah dan bergerak untuk meningkatkan daya sa-ing level kawasan.

Karena itu, transformasi lanjutan ini bakal bertumpu pada tiga komponen. Selain Go Global seperti yang terurai di atas, dua pilar penyangga transformasi ini adalah melakukan diversiikasi dan integrated along supply chain. Diver-siikasi tak harus membuat perusahaan baru. Kalaupun harus dilakukan, benar-benar melalui pertimbangan obyektif. Sudah tak boleh lagi, sebuah perusa-haan baru (baca: anak perusaperusa-haan) didi-rikan dengan pertimbangan subyektif. Untuk ini, tandas

Mahendra, manaje-men SMI Group harus bersikap Selektif dan Tegas. “Jika membebani segera cut. Atau segera bergegas mengambil langkah (bikin perusahaan baru) meman-faatkan peluang. Tak boleh ragu dalam menangkap momentum,” tan-dasnya.

Soal momentum,

ingat Mahendra, tak bisa disepelekan. Sebuah kesempatan yang dibangun ruang dan waktu ada batasnya. Belum tentu, bisa hadir untuk kedua kalinya. Misal, rencana SMI membangun pe-rusahaan trading. Rencana ini sudah diwacanakan cukup lama. Hanya saja, pelaksanaannya jalan di tempat. Semua baru ‘ngeh’ saat dihadapkan pada lesunya pasar seperti yang terjadi pada semester I-2015. “Baru semua pada mengguman. Coba kalau kita sudah miliki perusahaan trading, tentu tak akan sulit melempar produk ke kawasan saat permintaan nasional melesu. Tapi sudahlah, ambil pelajaran itu semua. Ke depan, kita jangan sampai tertinggal lagi menangkap momentum,” ujarnya.

Transformasi lanjutan juga meng-haruskan dilakukannya penguatan rantai pasokan dimana semua menjadi lebih terintegrasi. Semen Indonesia menjadi lebih terintegrasi dengan perusahaan-perusahaan yang dirantai pasoknya. Jadi merger, akuisisi itu bukan hanya sesame perusahaan semen, tetapi juga dengan perusahaan di hulunya atau di hilirnya.

Ini bisa dimengerti. Karena den-gan mata rantai yang sama disitu ada eisiensi, pendalaman dari pasar itu sendiri. Jadi isu rantai pasokan yang terintegrasi, mapun diversiikasi baik pasar maupun industrei itu juga satu kesatuan. Jadi inilah wujud dari pro-dusen semen nasional yang kuat yang miliki keberadaan di tingkat kawasan yang global, terdiversiikasi baik produk maupun pasar dan miliki rantasi pasolan yang terintegrasi. (SG/ram-znl-bwo)

(18)

FOKUS

Bagaimana hasil transformasi awal yang telah dilakukan di lingkungan Semen Indonesia?

Untuk strategic holding, sudah dilak-sanakan sekitar 80 persen, tinggal per-soalan SDM, kemampuan yang lebih merata dari segi produktiitas, pemasa -ran semakin terkonsolidasi sudah kita petakan dan tahu peta jalannya. Tapi sekarang kita sudah masuk transformasi kedua ini, untuk lebih melengkapi.

Meski belum selesai 100 persen, tetap harus dilanjutkan dan harus mela-kukan transformasi tahapan berikutnya yang fokus pada tiga hal, yakni eisiensi supply chain, diversiikasi usaha dan go global. Kita tidak bisa menunggu lebih lama karena persaingan dan perubahan di tingkat global berjalan dengan ce-pat. Jika kita tidak bergerak, kita akan terlibas dengan perubahan tersebut.

Apa yang perlu diperbaiki di

trans-formasi pertama?

Kalau saya lihat pembenahan dari sisi SDM. Belum terlihat sebagai suatu holding yang kokoh dan solid. Dulu, isunya karena terkotak-kotak dan lain-nya. Sekarang terkait dengan produk-tiitas dimana masih ada kesejangan produktiitas antar OpCo. Kalau sudah seperti itu, kita harus memperkuat pabrik baru.

Apa yang menjadi harapan?

Pertama, kita mengerti bahwa transformasi awal harus cepat disele-saikan, baru ke transformasi berikutnya. Kedua, kondisi penuh tantangan ini, saya melihatnya justru sebagai pelu-ang. Pasalnya, dalam situasi seperti ini, perusahaan semen baik yang baru maupun yang existing belum tentu mampu bertahan. Berat sekali kondisi-nya, mulai dari segi pasar yang ketat, cash low karena juga biaya bunga

maupun utang tidak mudah untuk pelu-nasannya, kondisi internasional juga tak mudah. Dari semua lini tak ada yang mudah. Kondisi kita juga tak mudah juga. Tetapi kita, secara relatif lebih baik dan mampu mengatasinya.

Ada yang dikhawatirkan?

Saya justru mengkhawatirkan posisi kita yang sibuk dengan fungsi masing-masing baik di holding maupun di OpCo, sehingga big picture-nya tidak kita lihat. Ini yang mengkhawatirkan. Ada sisi baiknya bahwa dalam lima ta-hun terakhir, kita fokus pada konsolida-si, penguatan sebagai strategic hold-ing, memperkuat penetrasi di kawasan. Ini semua dalam rangka memperkuat daya saing ketika berhadapan dengan kompetitor baru.

Di industri persemenan saat ini juga menyesuaikan dengan kondisi global. Tak heran jika terjadi konsolidasi

dian-“Harus Lebih

Selektif, Tegas

dan Tak Ragu

Menangkap

Momentum”

Komisaris Utama

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

MAHendra Siregar

T

ransformasi jilid ke-2 di lingkungan internal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. telah digulirkan. Langkah ini bukan langkah tergesa yang terke-san tanpa perencanaan. Namun, ini merupakan langkah yang harus diambil sebagai respon cepat atas pe-rubahan yang terjadi di sekeliling kita, terutama di industri persemenan.

Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Mahendra Siregar mengakui bahwa transformasi jilid ke-1

(19)

FOKUS

tara perusahaan perusahaan semen du-nia. Ada yang merger, hingga akuisisi. Ini merupakan suatu fenomena yang tak terelakkan. Fakta ini harus dipahami betul oleh manajemen Semen Indone-sia karena kita merupakan perusahaan yang bergerak di pasar regional, dan akan go global.

Bandingkan saja dengan peru-sahaan-perusahaan semen nasional lainnya yang tidak memiliki operasi di kawasan atau tidak punya planning go global, entah investasi atau ekspor, pasti jauh lebih terpuruk daripada kita. Karena mindsetnya terbatas pada kondisi dalam negeri sehingga tak punya daya pikir dan kemampuan beroperasi yang tidak terbatas pada kondisi nasional.

Ini yang menjadi alasan bagi Se-men Indonesia tak hanya bermain di dalam negeri?

Itu benar, tujuannya agar kita me-miliki daya saing yang lebih mumpuni sehingga di dalam negeri (lokal), kita masih bisa survive. Dan terbukti bahwa perusahaaan yang tidak memiliki visi seperti itu, lebih berat kondisinya karena belum teruji.

Dengan visi ekspansi melalui merger atau akuisisi, produsen semen men-jadi lebih terintegrasi. Jadi merger atau akuisisi itu bukan hanya sesama perusahaan semen, tetapi juga dengan perusahaan di hulu atau hilirnya. Dengan mata rantai yang sama, pasti ada eisiensi, penetrasi yang lebih dalam dari pasar itu sendiri. Jadi rantai pasokan yang terintegrasi, maupun

diversiikasi baik pasar maupun industri itu juga satu kesatuan. Inilah wujud dari produsen semen nasional yang kita yang miliki keberadaan di tingkat kawasan global, terdiversiikasi baik produk maupun pasar dan memiliki rantasi pasokan yang terintegrasi.

Dari diversiikasi usaha, ceruk apa

yang bisa ditangkap?

Kita sudah punya keterkaitan de-ngan anak-anak perusahaan yang me-miliki kekuatan integrasi yang selama ini dibangun. Kita akan memperkuatnya. Jadi yang bisa kita ajak gabung adalah mereka yang memiliki daya saing industri yang kuat dan mampu saling melengkapi serta harus sama cara pan-dangnya bahwa kita tidak lagi berada di era yang mentolelir ineisiensi baik dalam proses produksi maupun dalam segi struktur perusahaan.

Selama ini, untuk diversiikasi betul-betul turunan dari produk, alat alat bangunan, logistik dan kontruksi yang basisnya adalah industri semen. Na-mun, bukan berarti kita akan memba-ngun semuanya. Kita akan selektif untuk mengetahui potensinya dan mem-perkuat integrasinya. Kita harus melihat tak sekedar bagian dari layanan, seperti logistik, transportasi hingga pelabuhan. Kita harus melihat potensi di industri logistiknya, industri transportasinya.

Salah satu potensi perusahaan yang belum tergarap maksimal adalah mendirikan perusahaan trading inter-nasional. Kalau selama ini hampir tak tersentuh, lebih karena kita mengang-gap sebagai opsi, bukan tuntutan

sehingga kita kerap abai. Pertanyaan-nya, bagaimana kita merespon semua kondisi yang berubah begitu cepat itu. Apakah sigap dan bergerak atau sekedar berandai-andai.

Selanjutnya, ke depan, kita harus bisa lebih selektif tetapi tegas. Diver-siikasi tak harus membuat perusa -haan baru. Kalaupun harus dilakukan, benar-benar melalui pertimbangan obyektif. Sudah tak boleh lagi, sebuah perusahaan baru (baca: anak perusa-haan) didirikan dengan pertimbangan subyektif. Jika membebani segera cut. Atau segera bergegas mengambil langkah (bikin perusahaan baru) me-manfaatkan peluang. Tak boleh ragu dalam menangkap momentum.

Apakah kita sudah on the track?

Belum. Kita saat ini belum sepe-nuhnya on the track. Bahwa kita memi-liki potensi yang harus dilakukan sudah ada petanya. Tapi kita belum masuk ke situ. Masih ada beberapa yang masih jalan di tempat. Kita baru tahu petanya tapi belum masuk ke track itu sendiri dan akselerasinya belum kita lakukan. Jadi, kita belum all out.

(20)

TAK SEKALI

DUA KALI DIRUT

PT SEMEN INDONESIA

(PERSERO) TBK.

SUPARNI

MENGINGAT-KAN TERJADINYA

PERUBAHAN PETA

BISNIS DUNIA YANG

SANGAT DRASTIS.

K

ali ini, di tengah peringatan HUT SKSI (Serikat Pekerja Semen Indonesia) ke-17 yang ber-langsung di Auditorium Pabrik Tuban, Jumat (26/2), Pak Parni mengu-pas kelesuan ekonomi global yang berdampak pada hampir semua sektor usaha, termasuk semen.

Kemelorotan ekonomi dunia ditandai dengan turunnya harga minyak bumi, batubara, kelapa sawit, hingga karet. Beberapa negara besar merasakan betul dampak negatif dari situasi ini. Arab Saudi, negara kaya raya dengan cadangan minyak bumi melimpah, untuk kali pertama anggaran negaranya mengalami deisit.

“Apa yang terjadi di Arab Saudi barangkali baru pertama kali dalam

sekian tahun,” tutur Suparni dalam acara yang juga dihadiri jajaran direksi SMI, yaitu Direktur SDM dan Hukum Gatot Kustyadji serta Direktur Produksi dan Litbang Johan Samudra. Hadir pula Dirut Semen Gresik Sunardi Prionomurti bersama Direktur Komersial M Saifudin dan Direktur Produksi Prasetyo Utomo.

Pak Parni melanjutkan, penurunan ekonomi yang terjadi saat ini benar-benar luar biasa atau melompati batas normal. China, negara raksasa dengan jumlah penduduk 1,35 miliar, ikut kelimpungan. Ekonomi mereka melambat, sehingga tahun 2016 diramalkan gagal meng-geser posisi AS sebagai negara dengan ekonomi terdigdaya di muka bumi.

Apa yang dilakukan China untuk mengatasi masalah ini sungguh

menge-FOKUS

MOMOK DARI

(21)

jutkan. Mereka kian bersemangat mewujudkan gagasan One Belt and One Road (OBOR) yang dicetuskan Presiden Xi Jinping tahun 2013. Ini merupakan program pembangunan infrastruktur guna menghidupkan kem-bali jalur kuno yang menghubungkan Timur dengan Barat: Jalur Sutra. Jalur Sutra ini terdiri dari Jalur Sutra Darat dan Jalur Sutra Maritim, menghubung-kan benua Asia, Eropa, dan Afrika.

Infrastruktur yang akan dibangun meliputi jalan raya, jalur kereta api, pelabuhan laut dan udara, kawasan ekonomi khusus, jalur pita lebar, pembangkit listrik, dan kota-kota mandiri baru. “Di China, bisnis semen menurun hingga 6 persen. Selain karena perlambatan ekonomi, di sana bangunan sudah cukup, rumah cukup, begitu juga dengan perkantoran. Ka-rena itu mereka mengalihkan bidikan ke negara-negara yang ekonominya sedang tumbuh, termasuk Indonesia,” sambungnya.

Yang mengkhawatirkan, ingat Dirut kelahiran Ngawi ini, ekspansi bisnis yang dilakukan Tiongkok tidak mengin-dahkan hitung-hitungan bisnis. “Yang penting bangun, lalu jual. KPI (Key Performance Indicators)-nya berhasil membangun dan menjual, bukan laba atau rugi. Pertanyaan penting saat melakukan ekspansi adalah sudah bisa dikuasai atau belum? Kalau sudah dikuasai, persaingan sudah tidak ada, barulah mereka bicara rugi-laba,” ungkapnya.

Strategi yang dikembangkan China, beber Suparni, mengkhawatir-kan negara-negara di dunia. Apalagi pertumbuhan perusahaan-perusahaan di negara tersebut seringkali tidak normal. Misalnya, dalam waktu tujuh tahun kapasitas produksi sebuah perusahaan semen melonjak dari 67 juta ton per tahun menjadi 110 juta ton per tahun. “Sekarang ini (Anhui) Conch jadi momok semua pemain semen di dunia. Kita harus bersaing dengan perusahaan yang terbiasa mewujudkan ambisinya dengan efektif. Mereka su-dah terlatih, punya modal kuat, penuh semangat dan kompak,” beber mantan direktur produksi dan litbang ini.

Conch saat ini memiliki pabrik di

Desa Saradang, Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan dan sedang ambil ancang-ancang membangun empat pabrik baru di luar Pulau Jawa. Dua lokasi yang diincar adalah Papua Barat dan Sulawesi Selatan.

Suparni melanjutkan, China me-natap Asean sebagai daerah pertum-buhan atau pusat ekspansi mereka. Musababnya, proyek infrastruktur di Asean akan mengkonsumsi 480 juta ton semen per tahun, termasuk proyek-proyek yang terkait dengan strategi OBOR. Dengan kapasitas produksi semen nasional 3 miliar ton per tahun, dan akan terus tumbuh, wajar kalau China makin agresif melakukan ekspor.

Kekuatan Tiongkok bakal berlipat ganda menyusul rencana merger sejumlah perusahaan semen mereka, sebut saja CNBM (China National Building Materials Group Corporation) dengan Sinoma. Di luar China, perusa-haan semen Swiss, Holcim ( HOLN.VX ) sepakat bersatu dengan produsen asal Prancis, Lafarge (LAFP.PA). Langkah ini menjadikan mereka sebagai kelompok pemain semen terbesar di dunia.

“Raksasa ketemu raksasa, begitu-lah situasi yang kita hadapi sekarang ini. Karena itu kita harus menyatukan kekuatan internal. Tiga hal yang harus kita tingkatkan adalah trust (keper-cayaan), kekompakan dan semangat. Itu modal kuat untuk menghadapi

pesaing, sekaligus mewujudkan visi ‘Menjadi Perusahaan Persemenan Internasional yang Terkemuka di Asia Tenggara,” paparnya.

Pak Parni menegaskan, slogan bahwa ‘tahun ini harus lebih dari tahun ke-marin’ mesti diubah menjadi ‘tahun ini harus lebih baik dari pesaing.’ Dengan begitu SMI selalu berada di depan atau

leading. SMI punya modal kuat berupa

operation performance yang masuk kategori international best practice. “Siapa pun pesaing yang dihadapi, Semen Indonesia harus tetap tumbuh di lingkungan yang penuh tantangan,” tandas Pak Parni di hadapan puluhan pengurus dan anggota SKSI. (SG/lin-znl-bwo)

FOKUS

Raksasa

ketemu raksasa,

begitulah situasi

yang kita hadapi

sekarang ini.”

(22)

K

ebetulan, start bagus dibukukan direktorat ini di awal 2016. Ini seiring dengan catatan manis yang dibukukan sepanjang Januari 2016. Dari data yang dirilis, di bulan pertama 2016 itu, direktorat ini mampu menekan biaya produksi yang cukup lumayan. Dari 100 persen pembiayaan di RKAP, rata-rata hanya terserap 90 persen saja dengan hasil yang sama.

Angka ini merujuk pada empat variabel yang selama ini menjadi biaya produksi utama. Empat variabel terse-but yakni Bahan Baku Penolong (83 persen), Bahan Bakar (90 persen), Lis-trik (88 persen) dan Pemeliharaan (100 persen). Keempat faktor tersebut selalu menjadi indicator dalam penentuan Cost Of Good Manufacture (COGM). Artinya, keseluruhan biaya yang diper-lukan untuk memproduksi 1 ton semen. Semakin sedikit biaya yang dikeluarkan

maka semakin bagus COGM produk tersebut.

“Bagi kami yang berada di lini produksi, COGM ini ibarat kitab suci. Segala proses bisnis yang terjadi harus mengacu pada COGM. Semakin kecil biaya yang dibutuhkan maka produk kita menjadi semakin bersaing,” terang Direktur Produksi dan Litbang PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Johan Samudra. “Perlu dicatat, kendati dengan biaya produksi kecil namun mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang sama. Bukan biaya kecil tapi asal jadi saja,” tambahnya.

Penurunan biaya produksi utama ini, lanjut Johan Samudra, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba. Tetapi lewat serangkaian perencanaan matang, terukur, cepat dan tepat. Semua itu dibingkai dengan rasa kebersamaan dan kekompakkan yang tinggi di

lapa-DORONGAN MELAKUKAN

EFISIENSI DI SEGALA

LINI, DIRESPON CEPAT

JAJARAN LINI PRODUKSI.

INI ADALAH LINI VITAL

SEBELUM BERBICARA

LEBIH JAUH TENTANG

DAYA SAING PRODUK DI

LAPANGAN.

FOKUS

(23)

FOKUS

ngan. Beberapa terobosan yang sudah dilakukan dan berjalan sampai saat ini, diantaranya, pengetatan eisiensi di semua proses bisnis yang terjadi di lini produksi.

Pengetatan ini menjadi imbas positif dari penerapan Suplay Chain Manage-ment (SCM). Penarapan suplay chain ini, terang Johan Samudra, mampu memberi angka eisiensi yang cukup siginiikan. Contoh sederhana bisa dilihat dalam sisi pengadaan. Batubara misalnya. Beban akan tinggi jika pembelian dilakukan se-cara sendiri-sendiri oleh Gresik, Padang dan Tonasa. Pihak supplier, memiliki posi-si tawar tinggi dan bisa memainkan harga jual. Tetapi dengan sistem Suplay Chain yang terintegrasi, harga bisa diteken sedemikian rupa karena kebutuhan yang diminta cukup banyak. “Itu contoh yang paling sederhana. Pola seperti itu, kita terapkan di semua proses bisnis yang ter-jadi. Baik di sisi spare part, bahan baku penolong, listrik maupun bahan bakar,” bebernya.

Keuntungan lain dari penerapan SCM ini yakni pada manajemen waktu. Lewat SCM, terang Johan, direktorat produksi bisa menghitung waktu lebih presisi. Mi-salnya dalam pengadaan spare part. Bisa didatangkan tepat waktu sesuai kebutuh-an, tepat jumlah sesuai yang diinginkan sehingga ujungnya bisa eisien.

“Kita juga tak perlu double cover. Kenapa? Karena kita bisa right on time. Kalau butuh sekarang kita beli sekarang. Jangan kita butuh lima bulan lagi kita beli sekarang. Just in time. Itu bisa ter-jadi bila SCM bagus. Ini sama seperti ek-sistensi alfamart dan indomaret. Kenapa mereka bisa merajalela dan menggusur pedagang kecil. Itu tak semata modal

besar tapi juga ditentukan eisiensi di SCM,” tandasnya.

Yang tak kalah penting adalah mana-jemen waktu yang tepat di tiap aktivitas produksi. Salah satunya seperti yang terjadi di Kiln Pabrik Tuban 3, pertengah-an Februari lalu. Di area ini, direncpertengah-anakpertengah-an kegiatan pergantian bearing dengan alokasi waktu selama tiga hari. Konse-kuensinya, waktu selama itu, Kiln Tuban 3 tak berproduksi.

Nah, senyampang off, area peker-jaan pun diperluas. Tak hanya bearing tetapi masa off itu juga dimanfaatkan untuk mengganti motor. Agar lebih kenceng sehingga saat nanti sudah on ire kembali, Kiln Tuban 3 diharapkan bisa menggenjot produksi hingga 9000 ton per hari. “Ini dibutuhkan kecermatan sebuah kerja tim. Hitungan waktu yang presisi. Sehingga saat tiga hari itu lewat, baik bearing maupun motor bisa kita ganti. Kalau sama-sama off, kenapa tidak kita manfaatkan untuk dapatkan hasil yang lebih,” tandas Johan Samudra.

Gerak inovasi juga digalakkan lewat sederet penemuan di bidang Litbang yang beberapa diantaranya sudah sukses diterapkan. Seperti penggunaan bahan bakar alternatif. Mulai sekam padi (biomass), ly ash dan lainnya. Bahkan, kini Pabrik Tuban sedang bernegosiasi dengan Semen Indonesia Foundation (SMIF) untuk membeli produk olahan sampah kota guna dijadikan bahan bakar alternatif di Tuban. “Nilainya sejauh ini memang belum begitu banyak. Tetapi terus kita dorong sebagai bagian komit-men kita komit-menjaga lingkungan dan pen-erapan Green Industry di semua pabrik milik Semen Indonesia,” lanjutnya. (SG/ ram-znl)

Nilainya sejauh ini memang

belum begitu banyak. Tetapi

terus kita dorong sebagai

bagian komitmen kita menjaga

lingkungan dan penerapan Green

Industry di semua pabrik milik

Semen Indonesia.”

JOHAN SAMUDRA

Direktur produksi SMI

TEROBOSAN

DI LINI

PRODUKSI

Pemanfaatkan gas buang panas sebagai energi

alter-natif (WHRPG)

• Semen Padang sudah memulai dengan menjadi pionir di lingku

-nan SMI Group

• Saat ini sedang dalam taraf pembangunan di Pabrik Tuban

Penerapan Excelence Operation

Manajemen produksi diarah

-kan agar utilisasi bisa maksi

-mum. Bagaimana, mesin-mesin produksi bisa digenjot pada kemampuan maksimal dengan durasi waktu yang optimal. Misal-nya, kinerja Kiln. Dalam setahun bisa terus on fire selama 340 hari atau lebih.

Begitu pula dengan kapasitas produksi. Didorong terus menerus untuk mencapai titik maksimum. Jika memungkinkan bisa melebi

-hi desain kapasitas yang tercan

(24)

T

ak ayal, menghadapi situasi sulit seperti itu, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dituntut melanjut-kan tranformasinya agar menjadi korporasi yang lebih lincah, efektif dan eisien. Merujuk pernyataan Komisaris Utama Semen Indonesia Mahendra Siregar, tiga hal yang jadi pilar penyangga transformasi lanjutan adalah go global, di-versiikasi dan Supply Chain Management (SCM). Penerapan SCM di SMI sudah dirintis sejak Maret 2015, dimulai dari membangun awareness ke seluruh Opco.

“Lewat sosialisasi kita beri penger-tian kenapa SCM penting bagi Semen Indonesia Group. Setelah itu kita bentuk tim impementasi SCM yang dibakukan dalam bentuk SK pada Juli 2015. Ada anggota tetap full time, part time serta counterpart di masing-masing opco,” ujar Rudi Hartono yang didapuk sebagai Project Manager Tim Implementasi SCM Semen Indonesia.

Rudi menyadari, saat ini belum semua karyawan paham apa dan pentingnya SCM bagi perusahaan. Secara sederhana dia menjelaskan, SCM adalah integrasi dari proses bisnis kunci mulai dari konsumen akhir sampai dengan supplier untuk menghasilkan produk, service dan informasi guna meningkatkan nilai bagi konsumen dan stakeholder. Tujuan akhirnya, memberi-kan kepuasan kepada konsumen, dan imbal baliknya perusahaan mendapat-kan beneit dari proses tersebut. “Jadi

MASUKNYA SEJUMLAH

PEMAIN BARU DI INDUSTRI

SEMEN MEMBUAT KAPASITAS

PRODUKSI NASIONAL JAUH

MELEWATI PERMINTAAAN.

TAHUN INI KAPASITAS

PRODUKSI SEMEN DI

INDONESIA MENCAPAI 90

JUTA TON PER TAHUN.

SEDANGKAN RATA-RATA

PERMINTAAN NASIONAL

BARU 61 JUTA TON. SITUASI

MAKIN PARAH KARENA ADA

SEGELINTIR PEMAIN BARU

YANG MENERAPKAN TAKTIK

LOW PRICE.

FOKUS

Supply Chain Mana

gement

Perusahaan

Lebih Efektif

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan, spesimen B ini memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari zat kapur karena bila diteteskan HCl bentuknya berubah dan sebagian

keabsahan data dari hasil wawancara dengan proses observasi sesuai.. dengan pedoman observasi yang dikembangkan dari teori

Terlihat bahwa energi mikro mini/mikro hidro naik mencapai 264 MW ( Off Grid ) atau 0,08% dari total energi nasional (target 0,1%) dengan skenario dasar pada tahun 2025 dan

Menentukan kondisi operasi yang optimal (daya microwave , lama waktu ekstraksi, dan rasio antara bahan baku yang akan diekstrak dengan pelarut yang digunakan) dari

mendayagunakan zakat secara produktif sebagai pemberian modal usaha yang tujuannya adalah supaya zakat tersebut dapat berkembang. Zakat didayagunakan dalam rangka

pasar setempat karena terlalu kecil. Susunan perusahaan daerah itu mungkin mengakibatkan satuan-satuan biaya makin tinggi dibandingkan dengan biaya menyediakan layanan itu dari dalam

Pemeriksaan EEG harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk rnenegakkan diagnosis epilepsi.