• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesantunan Bahasa Berkampanye Calon Legislatif Partai Golkar di Labuhanbatu Utara

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Kesantunan Bahasa Berkampanye Calon Legislatif Partai Golkar di Labuhanbatu Utara

Berdasarkan temuan dalam penelitian bahwa ada enam maksim yang mempengaruhi kesantunan bahasa dalam berkampanye, yaitu maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerendahan hati, maksim kesetujuan, dan maksim kesimpatian. Data keenam maksim tersebut sebanyak 62 klausa bersumber dari data primer dan data sekunder direalisasikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Persentase penggunaan Maksim dalam Berkampanye

No. Maksim Jumlah Klausa (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. Kebijaksanaan Penerimaan Kemurahan Kerendahan hati Kesetujuan Kesimpatian 25 9 5 8 10 5 40.32 14.51 8.06 12.90 16.12 8.06 Jumlah 62 100%

Dari tabel di atas maksim kebijaksanaan lebih banyak digunakan para caleg dalam berkampaye sebanyak 25 klausa atau 40.32% dari 62 klausa, maksim penerimaan 9 klausa atau 14.51% dari 62 klausa, maksim kemurahan 5 klausa atau 8.06% dari 62 klausa, maksim kerendahan hati 8 klausa atau 12.90% dari 62 klausa, maksim kesetujuan 10 klausa atau 16.12% dari 62 klausa, dan maksim kesimpatian 5 klausa atau 8.06% dari 62 klausa. Selanjutnya penanda verba dalam penggunaan maksim kebijaksanaan, penerimaan, kemurahan, kerendahan hati, kesetujuan, dan kesimpatian dalam kesantunan bahasa berkampanye caleg Partai Golkar sebagai berikut.

Tabel 4.2 Verba Setiap Maksim Kesantunan Bahasa dalam Berkampanye

No. Maksim Verba

1. 2. 3. 4. 5. 6. Kebijaksanaan Penerimaan Kemurahan Kerendahan hati Kesetujuan Kesimpatian

persilakan,silakan, mari, berikan, panggilkan, ingat, jangan, melakukan, angkat, dan memilih

menyampaikan, sampaikan, bekerja, berjanji, mencurahkan, dan mengabdi

hormati, sayangi, dan banggakan memohon dan meminta

berharap, mari, usahakan, dan berjuanglah

meraih, rasakan, dibungkam, membela, dan bangkit

Selanjutnya penanda verba dalam penggunaan bahasa jargon caleg Partai Golkar sebagai berikut: verba ingat, coblos, menyongsong, menuju, mohon, melakukan, memilih, bekerja, berbicara, mencurahkan, mengabdi, berkarya, dibungkam, dirampas, bergabung, bangkit, bergerak, berani, membela, membangun, dan menang.

Berikut ini merupakan analisis setiap maksim dan semiotika bahasa jargon yang terdapat dalam kesantunan bahasa berkampanye jurkam dan caleg Partai Golkar sebagai berikut.

b. Maksim Kebijaksanaan (tact maxim)

Kesantunan bahasa berkampanye caleg Partai Golkar dalam maksim kebijaksanaan direalisasikan dengan meminimalkan kerugian orang lain atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain dan maksimini juga menggunakan modus imperatif.Modusimperatif banyak ditemukan pada maksim kebijaksanaan. Verba penanda maksim kebijaksanaan adalah verba persilakan, verba silakan, verba mari, verba berikan, dan verba panggilkan sebagai berikut pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Teks Lisan Kesantunan Bahasa dalam Maksim Kebijaksanaan No. Ujaran jurkam

1. [UJ1.33] 2. [UJI.35] 3. [UJI.36] 4. [UJI.39] 5. [UJI.40] 6. [UJI.41] 7. [UJI.44] 8. [UJI.46] 9. [UJ1.49] 10. [UJ1.54] 11. [UJI.60] 12. [UJI.61] 13. [UJ1.67] 14. [UJ2.161] 15. [UJ2.162] 16. [UJ2.163] 17. [UJ2.164] 18. [UJ2.165] 19. [UJ2.165]

Dari daerah pemilihan 1, kami panggilkan Saudara Salmon Sijabat, kami persilakan!

Kemudian Dina Natiur Nababan, silakan! Kemudia Kridalaksa Aulia, silakan! Kemudian Sarina, SE, kami persilakan!

Baik, ini dari dapil 1, ya dari daerah pemilihan 1, meliputi daerah Kecamatan Kualuh Hulu, yaitu terdiri dari Ali Tambunan, Salmon, kemudian Dina Nababan, ah, satu lagi, Sumihar Simanungkalit, a…ini dia kami persilakan!

Mari kita sambut dulu caleg Kualuh Hulu dapil 1, sudah, sudah kenal!

Abdul Jafar lubis, Hafizah Hayati Pohan, Harianto Ritonga, Erna Suryani Siregar, Johannes Harianja, kami persilakan ambil tempat, ambil tempat.

Mari kita berikan aplus kepada caleg kita yang kandidat Golkar dengan penuh keyakinan!

Dapil 3, saudara Fitriadi Yusup Harahap, Riska Siregar, Sugito, Alboin Lumbangaol, Nurhayati, Zulbakti Hasibuan, MA, kami persilakan mengambil tempat!

Masuk dapil 4, saya panggilkan Hendrianto Sitorus, SE, sekaligus Edi Ahmad Hasibuan, Riski Adi Husni Munthe, Rahayu Wulandari dan Yunisyah Hartati boru Hasibuan, Galah Sembiring.

Kita berikan aplaus caleg-caleg kita yang dari dapil 4, Aekkuo dan Merbou, kami persilakan.

Yang terakhir dapil 5, Indra Suryabakti Simatupang, SH, MKn, H Irwan Efendi Ritonga, SH, Ratnawati, Haji Zaenal Arifin Ritonga, kami ulangi Haji Zainal Arifin Ritonga, kemudian Srimaryana Ritonga, SH, Syahrul Efendi Munte, Tiurma Siagian, dan H. Kumpul Harahap, kami persilakan! Kami persilakan! Oke.

Berikan aplus untuk caleg kita yang dapil 5!

Saya panggilkan terutama nomor urut satu, ya, Novita Sari, maksudnya nomor pemilihan nomor satu, Novita Sari boru Sihombing.

Dan juga saya panggilkan, saudara Isma Fadli Pulungan, SAG,SH,MA.

Dan juga saya panggilkan Dr. H. Rizal Sani, a…um penasehat saya ini.

Dan juga saya panggilkan, adinda Penti Iska, SH.

Yang tak asing lagi bagi kita adalah abangda H. Suduranto, SP dan yang satu lagi Rosyida Nasution, SP.

Inilah wakil-wakil kita nanti di provinsi untuk mewakili tiga Lanjutan Tabel 4.3

20. [UJ2.176]

kabupaten ini, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, dan Labuhanbatu Induk.

Kita do’akan semuanya supaya selamat sampai ketujuan tidak sesuatu apapun halangan di jalan.

Pada tabel 4.3 di atas, kalimat (1) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘persilakan’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi caleg dapil 1 bernama Salmon Sijabat untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura. Kalimat (2) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘persilakan’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar bernama Sarina, S.E. untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Kalimat (3) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘persilakan’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi caleg dapil 1 Kecamatan Kualuh Hulu bernama Ali Tambunan, Salmon, Dina Nababan, dan Sumihar Simanungkalit untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Kalimat (4) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘persilakan’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar bernama Fitriadi Yusup Harahap, Riska Siregar, Sugito, Alboin Lumbangaol, Nurhayati, Zulbakti Hasibuan, M.A. untukhadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Kalimat (5) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘persilakan’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar dapil empat dan dapil lima untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Selanjutnya kalimat (6) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘persilakan’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar dapil lima bernama Indra Suryabakti Simatupang, S.H., M.Kn., H. Irwan Efendi Ritonga, S.H., Ratnawati, Haji Zaenal Arifin Ritonga, Haji Zainal Arifin Ritonga, Srimaryana Ritonga, S.H., Syahrul Efendi Munte, Tiurma Siagian, dan Haji Kumpul Harahap untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Kalimat (7) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘persilakan’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar bernama Abdul Jafar Lubis, Hafizah Hayati Pohan, Harianto Ritonga, Erna Suryani Siregar, Johannes Harianja, Dina Natiur Nababan untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Selanjutnya kalimat (8) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘silakan’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar yang bernama Dina Natiur untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura. Kalimat (9) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus

imperatif dengan verba ‘silakan’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar yang bernama Kridalaksana Aulia untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Kalimat (10) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif ajakan dengan verba ‘mari’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi para caleg Partai Golkar karena mampu mengajak para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura untuk bersama-sama menyambut caleg Partai Golkar dari dapil 1 dengan tujuan untuk saling mengenal.

Kalimat (11) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif ajakan dengan verba ‘mari’. Jurkam Partai Golkar memaksimalkan keuntungan bagi para caleg Partai Golkar karena mengajak para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura untuk bersama-sama memberikan penghargaan aplaus kepada mereka.

Kalimat (12) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘berikan’. Jurkam memaksimalkan keuntungan bagi para caleg dapil lima dengan menyampaikan perintah dengan sopan kepada para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura untuk bersama-sama memberikan penghargaan aplaus kepada mereka.

Selanjutnya kalimat (13) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘panggilkan’. Jurkam memaksimalkan keuntungan bagi para caleg Partai Golkar dari dapil empat yang bernama Hendrianto Sitorus, S.E., Edi Ahmad Hasibuan, Riski Adi Husni Munthe, Rahayu Wulandari,

Yunisyah Hartati boru Hasibuan, dan Galah Sembiring untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Kalimat (14) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘panggilkan’. Jurkam memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar yang bernama Novita Sari Sihombing untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura. Kalimat (15) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘panggilkan’. Jurkam memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar yang bernama Isma Fadli Pulungan, S.Ag,S.H. M.H. untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Kalimat (16) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘panggilkan’. Jurkam memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar yang bernama Dr. Rizal Sani untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Kalimat (17) tergolong maksim kebijaksanaan yang dikodekan modus imperatif dengan verba ‘panggilkan’. Jurkam memaksimalkan keuntungan bagi caleg Partai Golkar yang bernama Penti Iska, S.H. untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura. Kalimat (18) merupakan maksim kebijaksanaan dengan makna perintah yang dikodekan modus deklaratif secara implisit dengan tujuan memerintah agar datang ke depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Selanjutnya kalimat (19) merupakan maksim kebijaksanaan dengan makna pernyataan yang dikodekan pada modus imperatif. Jurkam memaksimalkan

keuntungan bagi caleg dapil tiga untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Kalimat (20) merupakan maksim kebijaksanaan dengan makna perintah yang dikodekan pada modus imperatif. Jurkam memaksimalkan keuntungan bagi caleg dapil lima untuk hadir di depan podium sehingga dikenal para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Selanjutnya, maksim kebijaksanaan ditemukan juga dalam data tulis daya semiotika bahasa jargon caleg Partai Golkar sebagai berikut.

Tabel 4.4 Teks Tulis Semiotika Bahasa Jargon Caleg Partai Golkar dalam Maksim Kebijaksanaan

No. Semiotika bahasa jargon caleg 21. [SJC.1] 22. [SJC.3] 23. [SJC.10] 24. [SJC.11] 25. [SJC.12] Ingat 09 April 2014! Jangan lupa 9 April 2014!

Generasi baru menuju Indonesia baru.

Saat perempuan Sumut melakukan perubahan. Saatnya kita memilih yang terbukti terbaik.

Pada tabel 4.4 di atas, kalimat (21) merupakan maksim kebijaksanaan dengan makna perintah dikodekan dengan verba ‘ingat’ yang direalisasikan dalam modus imperatif. Caleg Partai Golkar dalam bahasa jargonnya bertujuan mengingatkan para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura pada tanggal 9 April 2014 untuk memilih caleg yang berasal dari Partai Golkar.

Selanjutnya kalimat (22) merupakan maksim kebijaksanaan dengan makna perintah dikodekan dengan verba ‘jangan’ yang direalisasikan dalam modus imperatif. Caleg Partai Golkar dalam bahasa jargonnya bertujuan mengingatkan para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura pada tanggal 9 April 2014 untuk jangan lupa memilih caleg yang berasal dari Partai Golkar. Kalimat (23) merupakan maksim kebijaksanaan makna perintah yang implisit dengan

memaksimalkan keuntungan bagi caleg yang muda menjadi anggota legislatif yang dikodekan dalam modus deklaratif.

Selanjutnya kalimat (24) merupakan makna perintah yang dikodekan verba ‘melakukan’ dengan memaksimalkan keuntungan bagi caleg perempuan melakukan perubahan di Sumatera Utara yang dikodekan dalam modus deklaratif dalam bahasa jargon. Kalimat (25) merupakan maksim kebijaksanaan dengan makna perintah yang dikodekan dengan verba ‘memilih’ direalisasikan dalam modus imperatif. Caleg Partai Golkar dalam bahasa jargonnya bertujuan agar memilih yang terbukti terbaik membangun Labura.

c. Maksim Penerimaan (Generocity Maxim)

Kesantunan bahasa berkampanye yang direalisasikan maksim penerimaan dengan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri atau meminimalkan keuntungan diri sendiri. Maksim penerimaan juga ditandaidalam ilokusi komisif dengan verba ‘berjanji’, ‘bersumpah’, dan ‘mengancam’.

Tabel 4.5 Teks Lisan Kesantunan Bahasa dalam Maksim Penerimaan No. Ujaran jurkam

26. [UJ1.32]

27. [UJ1.69]

28. [UJ1.70]

29. [UJ1.87] 30. [UJ1.89]

Saya tidak akan banyak menyampaikan, yang mau saya sampaikan, saya panggilkan dulu caleg-caleg untuk Labuhanbatu Utara.

Baik, saudara-saudara, saya pada kesempatan yang berbahagia ini, akan menyampaikan orasi tidak lebih dari 5 menit, tidak lebih.

Yang ingin saya sampaikan kepada Saudara-saudara sekalian, kepada masyarakat Labuhanbatu Utara, dari dapil 1 sampai dengan dapil 5.

Lanjutan Tabel 4.5

Kami akan tetap bekerja, sebagaimana arahan-arahan yang telah diberikan oleh rakyat kepada kami.

Kami berjanji akan nanti lakukan sebaik mungkin pendidikan dan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara, beserta Bapak Khairuddinsyah Sitorus, adalah Korda Ketua pemenang dan

31. [UJ2.153]

sekaligus Wakil Ketua Golkar Sumatera Utara dan juga Bupati Labuhanbatu Utara.

Bapak, ibu, sekalian, saya hakul yakin, saya bersumpah berjuang untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi.

Pada tabel 4.5 di atas, kalimat (26) merupakan maksim penerimaan direalisasikan dalam makna deklaratif yang dikodekan verba implisit ‘berjanji’ dengan memaksimalkan kerugian bagi jurkam. Jurkam berusaha memaksimalkan keuntungan bagi para caleg Partai Golkar dengan menghadirkan mereka di depan podium sehingga para simpatisan Partai Golkar dan Masyarakat Labura dapat mengenal mereka. Kalimat (27) merupakan maksim penerimaan direalisasikan dalam makna deklaratif yang dikodekan verba implisit ‘berjanji’ dengan memaksimalkan kerugian bagi jurkam. Jurkam berjanji dalam menyampaikan orasi politiknya tidak lebih lima menit kepada para simpatisan Partai Golkar dan Masyarakat Labura.

Selanjutnya kalimat (28) merupakan maksim penerimaan direalisasikan dalam makna deklaratif yang dikodekan verba implisit ‘berjanji’ dengan memaksimalkan kerugian bagi jurkam. Jurkam berjanji kepada para simpatisan Partai Golkar dan Masyarakat Labura bekerja berdasarkan arahan-arahan rakyat Labura. Kalimat (29) merupakan maksim penerimaan direalisasikan dalam makna deklaratif yang dikodekan verba implisit ‘berjanji’ dengan memaksimalkan kerugian bagi jurkam. Jurkam berjanji mengenalkan para caleg dari dapil satu sampai dengan dapil lima kepada para simpatisan Partai Golkar dan Masyarakat Labura. Kalimat (30) marupakan maksim penerimaan makna deklaratif yang dikodekandengan verba ‘bersumpah’. Jurkam berusaha memaksimalkan kerugian

bagi dirinya sendiri dengan mengatakan bersumpah dan berjuang kepada para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura di atas kepentingan pribadi jurkam.

Selanjutnya kalimat (31) merupakan maksim penerimaan yang dikodekan dengan verba ‘berjanji’. Jurkam berusaha memaksimalkan kerugian bagi dirinya sendiri dengan berjanji kepada para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura untuk membangun pendidikan dan pertanian untuk kepentingan masyarakat Labura.

Selanjutnya dalam data semiotika bahasa jargon caleg Partai Golkar ditemukan maksim penerimaan dalam berkampanye sebagai berikut.

Tabel 4.6 Teks Tulis Jargon Politik Berkampanye dalam Maksim Penerimaan No. Semiotika jargon politik caleg

32. [SJC.13] 33. [SJC.14] 34. [SJC.15]

Lebih baik banyak bekerja daripada banyak berbicara.

Mencurahkan segala kemampuan pemikiran, ide, dan gagasan untuk kemajuan Sumatera Utara.

Siap mengabdi bagi masyarakat!

Pada tabel 4.6 di atas, kalimat (32) merupakan maksim penerimaan yang dikodekan dengan verba ‘berjanji’. Caleg Partai Golkar berusaha memaksimalkan kerugian bagi dirinya sendiri dengan berjanji bekerja kepada masyarakat tanpa banyak berbicara. Kalimat (33) merupakan maksim penerimaan yang dikodekan dengan verba ‘berjanji’.

Caleg Partai Golkar berusaha memaksimalkan kerugian bagi dirinya sendiri dengan berjanji mencurahkan segala kemampuan pemikiran, ide, dan gagasan untuk membangun kemajuan Sumatera Utara. Kalimat (34) merupakan

maksim penerimaan yang dikodekan dengan verba ‘mengabdi’. Caleg Partai Golkar siap mengabdi bagi masyarakat dalam berbagai bentuk pengabdian.

d. Maksim Kemurahan (Approbation Maxim)

Kesantunan bahasa berkampanye yang direalisasikan maksim kemurahan dengan memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain atau meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain. Maksim kemurahan jugaditandai dalam ilokusi asertifdengan verba ‘mengatakan’, ‘melaporkan’, dan ‘menyebutkan’ dan dalam ilokusi ekspresifditandaiverba ‘memuji’, ‘mengucapkan terima kasih’, ‘mengritik’, dan ‘menyelak’ terdapat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.7 Teks Lisan Kesantunan Bahasa dalam Maksim Kemurahan No. Ujaran jurkam

35. [UJ1.3] 36. [UJ1.5] 37. [UJ2.101]

38. [UJ2.102] 39. [UJ2.104]

Fungsionaris DPP yang saya hormati, Pak Rambe dengan Ibu Anita Lubis.

Saya hormati rekan-rekan caleg provinsi dan kabupaten/ kota. Yang sama kita hormati dan kita banggakan, kita sayangi Haji Rambe Kamarul Zaman MSc, MM selaku komisaris DPP Golkar Pusat dan juga calon anggota DPRD dari Golkar dari SUMUT dua.

Dan juga yang kami sayangi, kami banggakan Ibu Dra. Anita Lubis MBA, juga selaku komisaris atau caleg anggota DPRD. Dan saya banggakan, saya sayangi, saya cintai seluruh masyarakat Labuhanbatu Utara tidak terkecuali dari Partai manapun baik Partai Golkar dari partai manapun, yang penting hari ini kita kumpul kemari.

Pada tabel 4.7 di atas, kalimat (35) merupakan maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘hormati’ yang dikodekan dengan memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain yaitu caleg Partai Golkar yang bernama Pak Rambe dengan Ibu Anita Lubis. Kalimat (36) merupakan maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘hormati’. Jurkam memaksimalkan rasa hormat kepada caleg Partai Golkar provinsi dan kabupaten/ kota.

Selanjutnya kalimat (37) merupakan maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘hormati’. Jurkam memaksimalkan rasa hormat kepada caleg Partai Golkar baik dari daerah Kabupaten Labura, Provinsi Sumatera Utara, dan pusat. Kalimat (38) tergolong maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘banggakan’ dan ‘sayangi’ yang dikodekan jurkam dengan memaksimalkan rasa hormat kepada caleg Partai Golkar yang bernama Dra. Anita Lubis, M.B.A. Kalimat (39) tergolong maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘banggakan’, ‘sayangi’, dan ‘cintai’ yang dikodekan jurkam dengan memaksimalkan rasa hormat kepada masyarakat Labura.

e. Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim)

Kesantunan bahasa berkampanye yang direalisaikan maksim kerendahan hati dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri atau meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Maksim kerendahan hati juga ditandaidalam ilokusi ekspresif dengan verba ‘memuji’, ‘mengucapkan terima kasih’, ‘mengritik’, dan ‘menyelak’, dan dalam ilokusi asertif ditandai dengan verba ‘mengatakan’,‘melaporkan’, dan ‘menyebutkan’ terdapat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.8 Teks Lisan Kesantunan Bahasa dalam Maksim Kerendahan Hati No. Ujaran jurkam

40. [UJ1.84] 41. [UJ1.85]

42. [UJ1.86]

43. [UJ2.170]

Do’akan kami, para caleg yang dari daerah dapil satu dan dapil lima untuk berjuang.

Do’akan para caleg provinsi dan caleg pusat serta berikan dukungan sepenuhnya.

Lanjutan tabel 4.8

Yakin dan percaya restui kami memimpin daerah ini, maka terjawablah segala aspirasi masyarakat, dan terjawablah segala kepentingan rakyat untuk perbaikan, untuk mensejahterakan

44. [UJ2.175]

rakyat pada masa yang akan datang.

Saya seluruh keluarga memohon dan meminta kepada H. Rambe Kamrul Zaman untuk memberikan orasi, supaya masyarakat bisa tahu apa yang diperjuangkan Golkar untuk 2014 ini.

Sebelum saya mulai hiburan, saya mohon maaf untuk kita semua nantinya pulang dari tempat ini dari lapangan ini, saya harapkan kepada seluruh kader-kader Golkar supaya memberi contoh yang baik, bantu Pak Polisi di jalan, jangan ugal-ugalan. Pada tabel 4.8 di atas, kalimat (40) merupakan maksim kerendahan hati bermodus imperatif ditandai dengan verba ‘do’akan’ yang dikodekan dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada diri jurkam sendiri kepada simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura. Kalimat (41) merupakan maksim kerendahan hati bermodus imperatif ditandai dengan verba ‘do’akan’ yang dikodekan dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri atau meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Kalimat (42) tergolong maksim kerendahan hati bermodus imperatif ditandai dengan verba ‘restui’ yang dikodekan dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri atau meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri.

Selanjutnya kalimat (43) tergolong maksim kerendahan hati bermakna perintah modus deklaratif ditandai dengan verba ‘mohon’dan ‘meminta’. Jurkam dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada dirinya sendiri dengan memohon dan meminta kepada caleg untuk menyampaikan orasi politik kepada masyarakat.Kalimat (44) tergolong maksim kerendahan hati bermakna perintah modus deklaratif ditandai dengan verba ‘mohon’. Jurkam memaksimalkan ketidakhormatan pada dirinya sendiri kepada para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura.

Selanjutnya maksim kerendahan hati ditemukan dalam data semiotika bahasa jargon caleg Partai Golkar terdapat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.9 Teks Tulis Semiotika Jargon Politik Caleg Berkampanye dalam Maksim Kerendahan Hati

No. Semiotika jargon politik caleg 45. [SJC.7]

46. [SJC.8] 47. [SJC.9]

Mohon do’a dan dukungan! Mohon do’a dan pilihannya!

Mohon do’a restu dan dukungannya!

Pada tabel 4.9 di atas, kalimat (45), (46), dan (47) merupakan maksim kerendahan hati dalam modus imperatif ditandai dengan verba ‘mohon’. Para caleg Partai Golkar memaksimalkan ketidakhormatan pada dirinya sendiri dengan memohon do’a restu kepada masyarakat.

f. Maksim Kesetujuan(Agreement Maxim)

Kesantunan bahasa berkampanye yang direalisasikan maksim kesetujuandengan memaksimalkan kesetujuan di antara mereka atau meminimalkan ketidaksetujuan di antara mereka. Maksim kesetujuan juga ditandai dalam ilokusi asertif dengan verba ‘mengatakan’, ‘melaporkan’, dan ‘menyebutkan’ terdapat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.10 Teks Lisan Kesantunan Bahasa dalam Maksim Kesetujuan No. Ujaran jurkam

48. [UJ1.78]

49. [UJ2.114]

50. [UJ2.125]

Saya berharap mari sama-sama kita menangkan Partai Golongan Karya dari mulai caleg pimpinan dari caleg Tingkat II, Tingkat I, dan Tingkat Pusat.

Yang penting hari ini bagaimana kita usahakan Bupati dari Golkar, Ketua DPRnya dari Golkar.

Lanjutan tabel 4.10

Bapak-bapak, ibu-ibu, kader-kader Golkar, berjuanglah mulai hari ini, jangan sombong, jangan angkuh, ya!

51. [UJ2.152]

52. [UJ2.167] 53. [UJ2.179] 54. [UJ3.200]

Mari sama-sama kita berjuang untuk sama membesarkan