• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematik. Data yang diperoleh berdasarkan dari nilai post test yang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran dengan model Treffinger untuk kelas VIII-4 sebagai kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol. Tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari beberapa soal uraian (essay) berupa tes uraian sebanyak 7 butir soal yang sesuai dengan indikator pemecahan masalah matematik.Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen kepada 36 siswa kelas XI Inggris 1 MTsN Tangerang II Pamulang. Tes uji coba ini dilakukan untuk mengetahui

apakah tes tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik, yakni dengan menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau ketepatan suatu instrument yang digunakan.Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas tinggi jika instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur.6Dalam penelitian ini yang diukur adalah tingkat kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Pengujian validitas dilakukan menggunakan rumus Product Moment:7

�� = Σ�� −(Σ)(Σ)

�(�Σ�2 −(Σ�)2)(�Σ�2−(Σ�)2) Keterangan:

�� : Koefisien validitas instrument (korelasi antara �dan �)

� : Skor item soal

� : Skor total

� : Jumlah responden

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan �ℎ����� dengan ������ pada taraf signifikansi 5% (� = 0,05). Jika hasil perhitungan �ℎ����� > ������ maka butir soal tersebut valid, namun jika hasil perhitungan �ℎ����� < ����� maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid.Hasil uji validitas menyimpulkan bahwa dari 8 butir soal yang dibuat, menghasilkan 7 butir soal valid. (lampiran 10)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen dikatakan baik apabila instrumen memberikan hasil yang tetap atau konsisten meskipun dilakukan oleh orang

6Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 12, h. 137

7Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil tes

yang berbeda, waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda.8Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui keandalan instrument.Untuk menentukan reliabilitas instrument penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut9:

11 =� − 1� �1 Σ�22 Keterangan: �11 : Koefisien reliabilitas

� : Banyaknya butir soal yang valid

Σ�2: Jumlah varians skor tiap – tiap item soal

2 : Varians skor total

Tabel 3.2

Kriteria Koefisien Reliabilitas10 Nilai Koefisien Korelasi Kriteria

0,90 ≤ �11 ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 ≤ �11 ˂ 0,90 Tinggi 0,40 ≤ �11 ˂ 0,70 Sedang 0,20 ≤ �11 ˂ 0,40 Rendah

11 ≤ 0,20 Sangat rendah (tidak valid)

Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai r11 = 0,701 berada diantara 0,70 ≤ �11 ≤ 0,90, maka dari 7 butir soal yang valid memiliki derajat reliabilitas tinggi. (lampiran 11)

3. Uji Taraf Kesukaran Butir Soal

Taraf kesukaran untuk setiap butir soal menunjukan apakah butir soal tersebut tergolong sukar, sedang atau mudah.Soal yang baik adalah soal yang

8 Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: JICA UPI, 2003), h.131.

9 Suharsimi Arikunto,

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 109.

tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.11 Untuk menghitung taraf kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian digunakan rumus:12

� = Σ�

�.��

Keterangan:

p : Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran Σ� : Banyaknya peserta tes yang menjawab benar

: Jumlah peserta tes Sm : Skor maksimal

Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3

Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran

Nilai p Interpretasi

p ˂ 0,3 Sukar

0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang

p ˃ 0,7 Mudah

Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang telah diujikan terdapat soal dengan kategori sedang, yaitu nomor 1,6 dan 8. Sedangkan soal lainnya, yaitu soal nomor 2,3,4,5,dan 7 merupakan kategori sukar. (lampiran 12)

4. Uji Daya Pembeda Soal

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.13Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus.14

=

= − �

11 Suharsimi Arikunto, op.cit.,h.207. 12 Sumarna Surapranata,

op.cit,. h.12 13 Erman Suherman, op. cit., h. 159 14 Suharsimi Arikunto,op.cit.,h.213.

Keterangan:

: Indeks daya pembeda suatu butir soal

: Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar : Banyaknya siswa pada kelompok atas

: Banyaknya siswa pada kelompok bawah

: tingkat kesukaran kelompok atas

R : tingkat kesukaran kelompok bawah

Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Daya Pembeda Soal Interpretasi

= 0,00 Sangat jelek 0,00 < ≤ 0,20 Jelek 0,20 < ≤ 0,40 Cukup 0,40 < ≤ 0,70 Baik 0,70 < ≤ 1,00 Sangat baik

Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang telah diujikan terdapat 1 soal dengan daya pembeda sangat jelek, yaitu nomor 1.Untuk soal dengan daya pembeda jelek terdapat 2 soal yaitu nomor 3 dan 4. Untuk soal dengan daya pembeda cukup terdapat 3 soal yaitu soal nomor 5,6 dan 7. Sedangkan terdapat 2 soal untuk soal dengan daya pembeda baik, yaitu nomor 2 dan 8. (lampiran 13)

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari tiap butir soal maka dapat dilihat rekapitulasi analisis butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen

No. Soal

Validitas Kesukaran Taraf Daya Pembeda Kesimpulan Ket r hit. kriteria DB Kriteria p

1 Invalid 0,103 Sedang 0,625 Sangat Jelek -0,017 digunakan Tidak 2 Valid 0,647 Sukar 0,25 Baik 0,422 Digunakan 3 Valid 0,618 Sukar 0,086 Jelek 0,128 Digunakan Tidak 4 Valid 0,606 Sukar 0,078 Jelek 0,144 Digunakan 5 Valid 0,658 Sukar 0,272 Cukup 0,333 Digunakan 6 Valid 0,514 Sedang 0,631 Cukup 0,272 Digunakan 7 Valid 0,649 Sukar 0,119 Cukup 0,228 Digunakan Tidak 8 Valid 0,583 Sukar 0,367 Baik 0,456 Digunakan Dari hasil uji instrumen, soal tes yang digunakan untuk posttest adalah nomor 2, 4, 5, 6, dan 8. Alasan peneliti hanya memakai 5 butir soal posttest dari 7 butir soal yang valid ialah mengingat bahwa kelas yang dipakai untuk uji coba soal posttest adalah kelas XI SMP yang sudah siap menghadapi UN (Ujian Negara) dan terlatih atau terbiasa mengerjakan soal-soal dalam bentuk pemecahan masalah, oleh karena itu saran dan masukan dari beberapa pakar evaluasi yang menjadi pembimbing peneliti mengenai tingkat kesulitan dan alokasi waktu yang tersedia perlu dipertimbangkan dengan banyak soal posttest yang harus diselesaikan.

Dokumen terkait