• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Skala Niat Membeli

Skala niat membeli disusun oleh peneliti dalam bentuk skala Anchor

jenjang. Skala ini berisi item-item yang digunakan untuk mengukur sesuatu

yang sifatnya kontinum (Cresswel, 2009). Jenis Anchor yang akan

digunakan adalah sangat niat membeli – tidak niat membeli. Jenjang skala yang digunakan yaitu 7 jenjang. Pada skala ini subjek diminta untuk

memberikan bobot penilaian terhadap stimulus. Stimulus yang digunakan

berupa print out iklan dan subjek diminta untuk membuat penilaian

terhadap iklan tersebut.

Bentuk skala 7 jenjang niat membeli konsumen ini adalah sebagai

berikut :

Setelah saya melihat iklan tersebut maka:

1 2 3 4 5 6 7

Saya tidak berniat saya berniat untuk

untuk membeli produk membeli produk

tersebut setelah melihat tersebut setelah

iklan ini melihat iklan ini

Gambar 6. Skala niat membeli

Skor dari skala pengukuran niat membeli konsumen berkisar antara

membeli produk tersebut setelah melihat iklan ini” dan skor tertinggi yaitu

7 untuk pernyataan “Saya berniat untuk membeli produk tersebut setelah melihat iklan ini”.

Reliabilitas yang digunakan pada skala ini yaitu koefisien product

moment test-retest, karena skala ini disajikan dua kali pada sekelompok

responden yang sama. Setelah melakukan test-retest kemudian dihitung

reliabilitasnya menggunakan SPSS 18.00 for windows dan hasilnya skala

ini memiliki reliabilitas (r) = 0,827. Koefisien reliabilitas 0,827

menunjukkan bahwa skala ini memiliki kestabilan dalam pengukuran dari

waktu ke waktu (Azwar, 1997).

2. Skala Sikap terhadap Iklan

Skala sikap terhadap iklan disusun oleh peneliti sendiri dengan

menggunakan model Likert. Model ini merupakan metode penskalaan

pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar

penentuan nilai skalanya (Gable dalam Azwar,1995). Skala ini

menggunakan 7 kategori pilihan jawaban yaitu : SS (Sangat Setuju), S

(Setuju), AS (Agak Setuju), N (Netral), ATS (Agak Tidak Setuju), TS

(Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Item-item pada skala ini

menggunakan empat aspek yaitu :

a. Informative : nilai informasi dari iklan

c. Entertainment : tanggapan keseluruhan konsumen terhadap iklan

yang ditampilkan (menghibur, menyenangkan,

menarik)

d. Irritation : Iklan yang menimbulkan perasaan mengganggu

(Liang dkk, 2004).

Pada setiap pernyataan yang mengungkapkan aspek informative,

credibility dan entertainment, untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi

skor 7,Setuju (S) diberi skor 6, Agak Setuju (AS) diberi skor 5, Netral (N)

diberi skor 4, Agak Tidak Setuju (ATS) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)

diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1, sedangkan pada

setiap pernyataan yang mengungkapkan aspek irritation berlaku

sebaliknya. Distribusi item skala sikap terhadap iklan dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 1. Distribusi item skala sikap terhadap iklan Komponen

Aspek Kognitif Afektif Konatif Total

Informativeness 1, 9, 21,37 5, 13, 25, 33 17, 29, 41 11 Credibility 10, 18, 30, 38 2, 6, 22, 34 14,26,44 11 Entertainment 3, 19, 23, 27 15, 35,39,43 (7), 11, 31 11 Irritation (4), 12, (32), 40 16, (20), (28), 36 (8), (24),42 11

Total 16 16 12 44

Keterangan : Item dengan tanda kurung ( ) adalah item yang gugur (<0,3) nomor item berubah sesuai urutan item setelah ujicoba

Reliabilitas yang digunakan dalam skala ini adalah konsistensi

internal yaitu menggunakan koefisien Alpha Cronbach karena skala ini

hanya disajikan sekali saja pada sekelompok responden (single-trial

administration). Reliabilitas skala ini dihitung menggunakan SPSS 18.0

for windowsdan hasilnya α =0,937. Koefisien α = 0.937 tergolong reliabel

karena konsistensi yang sempurna memiliki koefisien reliabilitas sebesar

1,0 (Azwar,1997). Setelah itu item-item skala diseleksi dan ada 7 item

yang gugur. 7 item yang gugur ini dikarenakan korelasi item total lebih

kecil dari 0,3 atau rix < 0,3. Maka jumlah item pada skala sikap terhadap iklan setelah uji coba yaitu 37 item.

Validitas skala ini menggunakan validitas isi. Pengujian validitas

isi menggunakan metode professional judgment, yaitu dengan cara

meminta pendapat ahli (Azwar, 1997). Professional yang diminta untuk

melakukan penilaian adalah dosen pembimbing skripsi untuk melihat

sejauh mana isi item sesuai dengan apa yang akan diukur.

3. Skala sikap terhadap merek

Skala sikap terhadap merek disusun oleh peneliti sendiri dengan

menggunakan model Likert. Skala ini menggunakan 7 kategori pilihan

jawaban yaitu : SS (Sangat Setuju), S (Setuju), AS (Agak Setuju), N

(Netral), ATS (Agak Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat

Tidak Setuju). Item-item pada skala ini menggunakan tiga aspek yaitu :

a. Kualitas : Keyakinan konsumen terhadap

b. Harga

c. Atribut fungsional : konsekuensi pemakaian produk atau

merek yang ditawarkan

Pada setiap pernyataan favorable pada skala ini, skor yang

diberikan adalah Sangat Setuju (SS) diberi skor 7,Setuju (S) diberi skor 6,

Agak Setuju (AS) diberi skor 5, Netral (N) diberi skor 4, Agak Tidak

Setuju (ATS) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 dan Sangat

Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan setiap pernyataan

unfavorable berlaku sebaliknya. Distribusi item dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 2. Distribusi item skala sikap terhadap merek

Keterangan : Item dengan tanda kurung ( ) adalah item yang gugur (<0,3) nomor item berubah sesuai urutan item setelah uji coba Komponen

Aspek

Kognitif Afektif Konatif Total

Kualitas F 1, 6 4,19 7,33 6 U 10,28 13,25 22,31 6 Harga F 8,(29) 2, 5 11,17 6 U (14),20 23,(32) (36),26 6 Atribut Fungsional F 12,30 9,35 3,(15) 6 U 24,16, 21, 27 34,18 6 Total 12 12 12 36

Reliabilitas yang digunakan dalam skala ini adalah koefisien Alpha

Cronbach karena skala ini hanya disajikan sekali saja pada sekelompok

responden (single-trial administration). Reliabilitas skala ini dihitung

menggunakan SPSS 18.0 for windows dan hasilnya α = 0,942. Koefisien α

= 0,942 dikatakan reliabel karena konsistensi yang sempurna memiliki

koefisien reliabilitas sebesar 1,0 (Azwar,1997). Setelah itu item-itemskala

diseleksi dan ada 5 item yang gugur. 5 item yang gugur ini dikarenakan

korelasi item total lebih kecil dari 0,3 atau rix < 0,3. Maka jumlah item

pada skala sikap terhadap merek setelah uji coba yaitu 31 item.

Validitas skala ini menggunakan validitas isi. Pengujian validitas

isi menggunakan metode professional judgment, yaitu dengan cara

meminta pendapat para ahli (Azwar, 1997). Professional judgment disini

merupakan dosen pembimbing skripsi untuk melihat sejauh mana isi item

sesuai dengan apa yang akan diukur.

4. CASC Scales

CACS (Communication Analytic dan Syncretic Cognitions)

merupakan skala untuk mengukur respon emosional dan respon rasional

terhadap iklan. Skala CASC berasal dari theory triune brain yang

dikemukakan oleh MacLean. Teori ini mengungkapkan bahwa affect yang

dihasilkan bersumber dari bagian-bagian otak manusia. Skala ini terdiri

dari 4 aspek. Satu aspek mengukur respon rasional yang terdiri dari 4 item

emosi negatif dan reptilian) yang masing-masing terdiri dari 4 item

(Chaudhuri, 2006).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini hanya dua aspek saja,

disesuaikan dengan emosi yang akan diukur yaitu emosi positif dan

emosi negatif. Emosi positif meliputi perasaan senang, bangga,

pengharapan dan keterikatan, sedangkan perasaan negatif meliputi

ketakutan, marah, perasaan jijik dan jengkel. Total item yang digunakan

yaitu 8 item.

5. Iklan

Iklan kosmetik akan disajikan dalam bentuk print out dari

majalah-majalah perempuan yang beredar di Indonesia maupun di luar

Indonesia. Berdasarkan survei dan wawancara beberapa mahasiswi

remaja akhir, majalah-majalah yang sering dibaca yaitu Femina, Female,

Cosmo girl, Nylon, Cosmopolitan.

Iklan – iklan media cetak tersebut dipilih dengan mempertimbangkan beberapa indikator. Adapun indikator daya tarik

emosional iklan yang digunakan yaitu endoser / sumber komunikasi

harus menarik dan memiliki kesamaan umur maupun jenis kelamin

dengan konsumen yang akan disasar. Indikator kedua yaitu ilustrasi atau

gambar iklan yang mendukung. Ilustrasi yang mengandung daya tarik

emosional positif menggambarkan suasana yang mencerminkan

kebahagiaan, menyenangkan dan percintaan. Sedangkan ilustrasi yang

mencemaskan maupun mengkawatirkan. Indikator ketiga yaitu pesan

yang memiliki tiga unsur Meaningfull yaitu pesan iklan harus mampu

memberikan kesan positif dan membuat konsumen lebih tertarik.

Distinctive / Unik yang berarti pesan dalam iklan harus berbeda dari

pesan iklan produk sejenis lainnya. Believable yaitu daya tarik sumber

maupun pesan iklan dapat dipercaya. Dengan daya tarik ini konsumen

percaya bahwa produk yang diiklankan akan memberikan manfaat

seperti yang dijanjikan dalam pesan iklan (Hoyer & Maclnnis,2008 ;

Sollomon, 2006; Kotler,2000; Liliweri,1992).

Peneliti mendapatkan 18 iklan kosmetik media cetak sesuai

dengan indikator-indikator di atas. Dari 18 iklan tersebut, akan dipilih

menjadi 3 iklan untuk masing-masing kategori iklan. Satu iklan yang

memiliki daya tarik emosional positif, satu iklan yang memiliki daya

tarik emosional negatif dan satu iklan yang tidak memiliki daya tarik

emosional. Penentuan ini dilakukan berdasarkan total skor tertinggi pada

skala CASC di masing-masing kategori. Namun, penentuan iklan yang

tidak memiliki daya tarik emosional didasarkan atas skor terendah pada

masing-masing kategori.

Dalam penelitian ini, peneliti mengontrol produk yang diiklankan

serta konsumen yang akan disasar. Peneliti memilih kosmetik sebagai

produk yang diiklankan karena produk ini merupakan produk yang

yaitu perempuan. Produk yang memiliki keterlibatan rendah sangat

cocok menggunakan daya tarik emosional daripada rasional

(Zaichkowsky,1987 ; Chaudhuri,2006). Selain itu segmen perempuan

lebih emosional daripada laki-laki (Dimjati , 2000).

Dokumen terkait