BAB III METODOLOGI PENELITIAN
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini untuk mengetahui gaya belajar yang dimiliki siswa peneliti menggunakan angket. Angket gaya belajar yang digunakan diadaptasi dari Bobby De Potter dengan mengambil beberapa indikator dari gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman yaitu menggunakan dua alternatif pilihan, “ya” dan “tidak”. Angket uji coba gaya belajar terlampir (Lampiran A.1.).
Adapun kisi-kisi angket gaya belajar yaitu sebagai berikut : Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket Gaya Belajar
Variabel Indikator Butir Soal Jumlah Positif Negatif
Gaya Belajar Visual
Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
1,5 - 2
Pembaca yang cepat dan tekun, memiliki hobi membaca
9,13 - 2
Biasanya tidak terganggu oleh suara rebut
2,14,25 - 3
Lebih menyukai seni visual dari pada seni musik.
17,26 - 2
Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat, ya atau tidak, sudah atau belum
21 - 1
Jumlah 10 - 10
Gaya Belajar Auditori
Berbicara kepada diri sendiri saat belajar dan bekerja
3, 22 - 2
Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku pada saat membaca
7 - 1
Mudah terganggu oleh keributan, dia akan sukar berkonsentrasi
6, 15, 18 - 3
Lebih menyukai music daripada seni lukis atau seni dengan hasil tiga dimensi
Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita
19, 29 - 2
Jumlah 10 - 10
Gaya Belajar Kinestetik
Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
4 - 1
Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama
8, 28, 30 - 3 Ingin melakukan segala
sesuatu
16 - 1
Suka belajar memanipulasi (mengembangkan data atau fakta) dan praktik
20, 23, 24 - 3
Tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia pernah datang ke tempat tersebut
11, 12 - 2
Jumlah 10 - 10
2. Pedoman Wawancara Gaya Belajar
Pedoman wawancara gaya belajar digunakan sebagai media untuk menelusuri lebih lanjut mengenai hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui angket gaya belajar. Selain itu juga dapat digunakan untuk melihat kekonsistenan siswa dalam menyelesaikan angket gaya belajar. Isi dari pedoman wawancara gaya belajar ini adalah hal-hal yang dialami siswa yang mengarah pada indikator gaya belajar. Dalam pedoman ini juga terdapat kisi-kisi lembar wawancara gaya belajar supaya proses wawancara tidak melebar ke hal lain. Lembar pedoman wawancara terlampir (Lampiran A.2.).
Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Gaya Belajar Visual
No Indikator Jumlah
Item
Nomor Item 1 Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada
yang didengar 2 1,2
2 Pembaca yang cepat dan tekun, memiliki hobi
membaca 1 3
3 Biasanya tidak terganggu oleh suara ribut 1 4 4 Lebih menyukai seni visual dari pada seni musik. 2 5,6
No Indikator Jumlah Item
Nomor Item 5 Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat,
ya atau tidak, sudah atau belum 1 7 6 Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada
orang lain 1 8
7 Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan 2 9,10
Tabel 3.3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Gaya Belajar Auditori
No Indikator Jumlah
Item
Nomor Item 1 Berbicara kepada diri sendiri saat belajar dan bekerja 1 1 2 Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di
buku pada saat membaca 1 2
3 Mudah terganggu oleh keributan, dia akan sukar
berkonsentrasi 2 3,4
4 Lebih menyukai musik daripada seni lukis atau seni
dengan hasil tiga dimensi 1 5
5 Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam
bercerita 2 6,7
6 Mempunyai masalah dengan pekerjaan yang
melibatkan visualisasi 1 8
7 Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa
yang didiskusikan daripada apa yang dilihatnya 2 9,10
Tabel 3.4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Gaya Belajar Kinestetik
No Indikator Jumlah
Item
Nomor Item 1 Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca 1 1 2 Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama 2 2,10 3 Ingin melakukan segala sesuatu 1 3 4 Suka belajar memanipulasi (mengembangkan data
atau fakta) dan praktik 2 4,7
5 Tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia
pernah datang ke tempat tersebut 1 5 6 Kemungkinan memiliki tulisan yang jelek 1 6 7 Menghafal dengan cara berjalan dan melihat 1 8 8
Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai manifestasi penghayatan terhadap apa yang dibaca
3. Soal Tes Kemampuan Penalaran
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematika mengenai materi garis singgung lingkaran yang diadaptasi dari NTCM dengan menggunakan beberapa indikator yang ada dan berwujud beberapa soal uraian. Soal tes kemampuan penalaran terlampir (Lampiran A.3.). Adapun indikator yang digunakan adalah sebagai berikut
Tabel 3.5. Indikator Penalaran Matematis dan Aspek Penalaran Matematis menurut NCTM
Indikator Penalaran Matematis Aspek Penalaran Matematis a. Mengenal penalaran dan
pembuktian sebagai aspek dasar
Siswa dapat menyelesaikan soal garis singgung lingkaran dengan tepat dan lengkap
b.Membuat dan menyelidiki konnjektur (dugaan, hipotesis) matematika
Siswa dapat menduga panjang garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran
c.Mengembangkan dan mengevaluasi argumen dan bukti secara matematis
Siswa dapat merancang pola suatu masalah tertentu berdasarkan kondisi yang berkaitan dengan garis singgung lingkaran, kemudian dapat menunjukkan bukti kebenaran dari jawaban yang diberikan
d.Memilih dan mengembangkan berbagai jenis penalaran dan metode pembuktian.
Siswa dapat menyajikan alasan dari pernyataan tentang persekutuan dua buah lingkaran yang bersinggungan di luar.
Lembar kisi-kisi tes kemampuan penalaran beserta pedoman penskoran terlampir (Lampiran A.4.). Pedoman penskoran kemampuan penalaran matematis menggunakan rubrik penilaian kemampuan penalaran matematis yang dikembangkan oleh Thomson (2006), yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Penalaran Matematis
Skor Kriteria
4 Jawaban secara substansi benar dan lengkap
3 Jawaban memuat satu kesalahan atau kelalaian yang signifikan
2 Sebagian jawaban benar dengan satu atau lebih kesalahan atau kelalaian yang signifikan
1 Sebagian besar jawaban tidak lengkap tetapi paling tidak memuat satu argumen yang benar
Skor Kriteria
0 Jawaban tidak benar berdasarkan proses atau argument, atau tidak ada respon sama sekali
4. Lembar Observasi Kemampuan Penalaran
Lembar Observasi Kemampuan Penalaran bertujuan untuk melihat proses menalar siswa ketika menyelesaikan permasalahan. Indikator kemampuan penalaran matematis yang digunakan dalam observasi yaitu sebagai berikut :
1. Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar
2. Kemampuan melakukan manipulasi matematika
3. Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi
4. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan
Dari setiap indikator tersebut nantinya peneliti akan mendeskripsikan apa yang diamati di dalam kelas. Lembar observasi kemampuan penalaran terlampir (Lampiran A.5.).
5. Pedoman Wawancara Kemampuan Penalaran
Pedoman wawancara kemampuan penalaran digunakan sebagai media untuk menelusuri lebih lanjut mengenai hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi kemampuan penalaran dan tes kemampuan penalaran. Selain itu juga dapat digunakan untuk melihat kekonsistenan siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan penalaran. Isi dari pedoman wawancara kemampuan penalaran ini adalah hal-hal yang dialami siswa yang mengarah
pada indikator kemampuan penalaran. Pedoman wawancara yang dipakai berdasarkan indikator yang dipakai pada lembar observasi kemampuan penalaran dimana pertanyaan mengalir namun dibatasi oleh soal tes kemampuan penalaran itu sendiri.