• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi di LPTK (10 menit)

Dalam dokumen PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN (Halaman 57-63)

Kegiatan I: Mengkaji bacaan tentang SAMPAH (20 menit)

Kegiatan 2 : Merumuskan Pertanyaan (35 menit)

4. Integrasi di LPTK (10 menit)

Mintalah peserta untuk mendiskusikan integrasi materi Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi dalam perkuliahan, PPLT dan pelayanan guru dalam jabatan.

5. Pemantapan (15 menit)

Fasilitator mengajak peserta untuk menyimpulkan kegiatan unit ini dengan pertanyaan pengarah sebagai berikut:

1. Apa yang akan terjadi dalam jangka panjang apabila siswa selama bersekolah hanya menghadapi pertanyaan-pertanyaan untuk mengingat belaka (C1)

2. Apa yang akan terjadi dalam jangka panjang apabila siswa selama bersekolah menghadapi pertanyaan-pertanyaan bervariasi mulai dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mengkreasi (C1-C6)

3. Apa kontribusi keterampilan berpikir (Taksonomi Bloom) terhadap pengembangan ilmu, pengembangan karakter?

46

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar Kerja Peserta 2.1 Tugas Mengidentifikasi Pertanyaan

Sampah

Apa yang dimaksud dengan sampah? Semua barang yang tidak kita inginkan lagi dan akan dibuang kita sebut sebagai sampah. Coba perhatikan barang-barang di sekitarmu. Adakah barang-barang yang ingin kamu buang? Barang itu kamu sebut sebagai sampah. Demikian pula barang yang sudah kita buang tentu saja bisa kita sebut sebagai sampah. Benda yang kita sebut sebagai sampah belum tentu dianggap sampah oleh orang lain. Misalnya, kalau kamu tidak memakai lagi suatu buku dan ingin membuangnya, maka buku itu adalah sampah bagimu. Tapi bisa jadi adik kelasmu atau orang lain memerlukannya sehingga bagi mereka buku itu bukan sampah.

Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

1. Sampah organik

Sampah organik adalah sampah yang bisa membusuk secara alami. Sampah ini biasanya berasal dari tumbuhan dan hewan. Kalau kamu mengubur tikus mati atau sayuran yang tidak terpakai di dalam tanah, maka sampah itu akan terurai dan membusuk. Sampah yang sudah terurai atau membusuk itu bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Selain sampah dapur, yang termasuk sampah basah adalah sisa-sisa masakan, nasi, buah, dan lain-lain.

2. Sampah anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat membusuk secara alami. Kalau kamu mengubur plastik selama bertahun-tahun dan kemudian menggalinya, plastik itu akan tetap sebagai plastik tidak bisa menjadi tanah. Selain plastik, benda-benda yang termasuk sampah kering adalah logam, besi, kaca, dll.

Setiap hari kita bisa menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Di Jakarta saja, dalam setahun jumlah sampahnya bisa mencapai 170 kali besar candi Borobudur. Banyak sekali, bukan? Sampah-sampah yang kita hasilkan akan diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Apa yang akan terjadi di sini? Sampah-sampah ini akan ditumpuk. Semakin lama tumpukannya akan semakin tinggi. Bila sudah terlalu tinggi, sampah-sampah itu akan dibakar. Tentu saja hal itu tidak baik bagi lingkungan. Asap yang dihasilkan akan mengotori udara.

Untuk mengatasi masalah sampah, pemerintah menyediakan tempat sampah di pinggir-pinggir jalan. Untuk sampah organik, disediakan tempat sampah berwarna biriu. Untuk sampah anorganik, disediakan tempat sampah berwarna jingga.

Cara lain untuk mengatasi sampah adalah kegiatan daur ulang. Daur ulang adalah pemanfaatan kembali sampah menjadi barang yang berguna. Sampah organik yang terkumpul

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

bisa diolah kembali atau didaur ulang menjadi pupuk. Pupuk hasil daur ulang ini bisa membuat tanaman tumbuh subur. Sampah anorganik yang terkumpul bisa didaur ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat. Ban bekas, misalnya, bisa dijadikan pot bunga atau tempat sampah yang indah. Kaleng-kaleng bekas bisa diolah lagi di pabrik menjadi kaleng baru.

Kalau kita ingin sehat, maka kita harus memiliki cara hidup yang baik. Beberapa cara hidup yang baik adalah tidak boleh membuang sampah sembarangan supaya sampah tidak tersebar dan lingkungan menjadi bersih. Lingkungan yang kotor penuh dengan kuman yang bisa membuat kita sakit. Selain itu kita juga harus berhemat dengan barang sehingga tidak mudah menghasilkan sampah. Sampah yang dibuang harus ditempatkan di tempat yang benar. Yang tidak kalah penting adalah kita juga perlu belajar cara memanfaatkan kembali sampah-sampah kita supaya kita bisa membantu mengurangi jumlah sampah.

Tugas:

1. Tuliskanlah dalam kata-katamu sendiri, apa yang dimaksud dengan sampah organik dan anorganik?

2. Amati keadaan di dalam dan di sekitar rumah, kelas, dan sekolahmu. Tuliskan sampah-sampah yang kamu jumpai.

3. Kemudian golongkanlah sampah-sampah tersebut menjadi dua golongan sampah yang telah kamu ketahui. Sebutkan alasanmu dalam menggolongkan sampah-sampah tadi.

4. Perhatikan sampah-sampah yang telah kamu golongkan tadi. Dari golongan sampah anorganik, ambil salah satu jenis sampah. Pikirkanlah bersama kelompokmu

bagaimana cara memanfaatkan kembali barang yang telah dianggap sampah tersebut. 5. Perhatikan cara hidupmu dan anggota kelompokmu. Apakah kelompokmu termasuk

banyak menghasilkan sampah atau tidak?

6. Sebutkan apa sajakah yang biasanya kalian lakukan terhadap sampah.

7. Apa yang dapat dilakukan setiap penduduk agar jumlah sampah dapat mengurang? 8. Apa yang akan terjadi di kotamu yang penduduknya 5 juta orang jika setiap orang

menghasilkan sampah rata-rata lima kilogram per hari?

9. Apa saja sebab-sebab yang mungkin dari kejadian sebuah kota menjadi lautan sampah?

48

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar Kerja Peserta 3A.2 Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom

Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses pembelajarannya di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Namun, apabila dicermati, jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan hanya sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut sama sekali tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif, yaitu kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri.

Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar mereka. Pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir pemahaman, analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif. Kondisi di atas akan terjadi apabila guru cukup selektif dalam menggunakan jenis pertanyaan yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Pada tahun 1950, Benjamin S. Bloom memperkenalkan konsep tingkatan dalam berpikir. Tingkatan berpikir tersebut dapat dipakai guru dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan kepada siswa. Berikut adalah tingkatan berpikir Bloom versi perbaikan.

Mengkreasi

Menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu. Kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan.

Mengevaluasi

Menilai suatu keputusan atau tindakan.

Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian.

Menganalisis

Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan.

Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan.

Menerapkan

Menggunakan informasi dalam situasi lain.

Kegiatan: menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan.

Memahami

Menerangkan ide atau konsep.

Kegiatan: menginterpretasi, merangkum, mengelompokkan, menerangkan.

Mengingat

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom

KATEGORI, PROSES KOGNITIF, NAMA

ALTERNATIF DEFINISI-DEFINISI DAN CONTOH-CONTOH 1. MENGINGAT—Mencari dan menemukan pengetahuan dari memori jangka-panjang 1.1 Mengenali ulang

(Mengidentifikasi) Menentukan pengetahuan dalam memori jangka-panjang yang konsisten dengan material yang tersaji (yakni, Mengenali tahun-tahun dari kejadian-kejadian penting dalam sejarah Indonesia)

1.2 Mengingat ulang

(Mencari-temu) Mencari-temu pengetahuan relevan dari memori jangka-panjang (yakni, Mengingat ulang tahun-tahun kejadian penting dalam sejarah Indonesia)

2. Memahami—Mengkonstruksi makna dari pesan-pesan instruksional, mencakup komunikasi lisan, tertulis, dan grafis

2.1 Menginterpretasi/ Menafsir (Klarifikasi, paraphrasing, menyajikan-ulang, translasi)

Mengubah sebuah bentuk sajian (yakni, sajian numerik) ke bentuk lainnya (yakni, sajian verbal) (yakni, Mem-paraphrase-kan pembicaraan-pembicaraan dan dokumen-dokumen penting)

2.2 Mengeksemplifikasi/ Menyontohkan (Mengilustrasikan, mencontohkan)

Menemukan sebuah contoh spesifik atau ilustrasi dari sebuah konsep atau prinsip (yakni, Memberi contoh-contoh berbagai gaya lukisan artistik yang penting)

2.3 Mengklasifikasi (Kategorisasi,

subsuming)

Menentukan bahwa sesuatu termasuk kedalam sebuah kategori (yakni, konsep atau prinsip) (yakni, Mengklasifikasi kasus-kasus nirtatanan mental yang terobservasi atau terdeskripsikan)

2.4 Summarizing/ Mengikhtisarkan (Mengabstraksi, generalisasi)

Mengabstraksi sebuah tema umum atau poin-poin pokok (yakni, Menulis sebuah summary ringkas tentang kejadian-kejadian yang tersaji pada sebuah

videotape) 2.5 Menyimpulkan (Menyimpulkan, mengekstrapolasi, menginterpolasi, memprediksi)

Menggambarkan sebuah simpulan logis dari informasi yang tersaji (yakni, Dalam pembelajaran bahasa asing, menyimpulkan prinsip-prinsip gramatis dari contoh-contoh)

2.6 Membandingkan (Mengkontraskan, memetakan, memadankan)

Mendeteksi korespondensi antara dua ide, objek, dan lain-lain (yakni,

Membandingkan kejadian-kejadian historis dengan situasi-situasi kontemporer)

2.7 Menjelaskan/ Mengeksplanasi

(Mengkonstruksi model)

Mengkonstruksi sebuah model sebab-akibat dari sebuah sistem (yakni, Menjelaskan sebab-sebab dari pentingnya kejadian-kejadian abad ke-18 di Perancis)

3. Mengaplikasi/Menerapkan—Melaksanakan atau menggunakan sebuah prosedur dalam sebuah situasi yang ada

3.1 Mengeksekusi

(Melaksanakan) Mengaplikasikan sebuah prosedur ke sebuah tugas akrab (yakni, Membagi sebuah bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya, keduanya melibatkan bilangan bulat lebih dari satu digits)

3.2 Mengimplementasikan

(Menggunakan) Mengaplikasikan sebuah prosedur ke sebuah tugas tak-akrab (yakni, Menggunakan Hukum Kedua Newton dalam situasi-situasi yang sesuai dengannya)

50

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

4. Menganalisis—Menguraikan material menjadi bagian-bagian pembentuknya dan menentukan bagaimana bagian-bagian ini saling berkaitan dan dengan struktur totalnya atau tujuannya

4.1 Membeda-bedakan (Diskriminasi, membedakan, memfokuskan, memilih)

Membedakan bagian yang relevan dan yang tak-relevan atau yang penting dan yang tak-penting dari material yang tersaji (yakni, Membedakan antara bilangan-bilangan yang relevan dan yang tak-relevan dalam dalam sebuah masalah kata-kata matematis (a mathematical word problem)

4.2 Mengorganisasi (Menemukan koherensi, mengintegrasikan, menyusun kerangka, parsing, menstrukturkan)

Menentukan bagaimana unsur-unsur sesuai atau berfungsi dalam sebuah struktur (yakni, Menstrukturkan evidensi dalam sebuah deskripsi historis menjadi evidensi untuk dan menentang sebuah eksplanasi historis)

4.3 Mengatribusi

(Mendekonstruksi) Menentukan sebuah titik pandang, bias, nilai-nilai, atau maksud yang mendasari material yang tersaji (yakni, Menentukan titik pandang pengarang sebuah esai dalam kaitannya dengan perspektif politisnya)

5. Mengevaluasi—Membuat judgement didasarkan atas kriteria dan standar 5.1 Mengecek

(Mengkoordinasi, mendeteksi, memantau, mentes)

Mendeteksi inkonsistensi atau kekeliruan dalam sebuah proses atau produk; menentukan apakah sebuah proses atau produk memiliki konsistensi internal; mendeteksi efektivitas sebuah prosedur ketika ia diimplementasikan (yakni, Menentukan apakah simpulan-simpulan seorang ilmuwan berdasarkan data yang terobservasi)

5.2 Mengkritik

(Men-judge) Mendeteksi inkonsistensi antara sebuah produk dengan kriteria eksternal, menentukan apakah sebuah produk memiliki konsistensi eksternal; mendeteksi kesesuaian sebuah prosedur untuk sebuah masalah yang ada (yakni, Men-judge metode yang mana dari dua metode yang ada yang bersifat terbaik untuk memecahkan sebuah masalah yang ada)

6. Mengkreasi—Menyusun unsur-unsur secara bersamaan untuk membentuk sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional; mereorganisasi unsur-unsur menjadi sebuah pola atau struktur baru

6.1 Generate

(Memunculkan) Memunculkan hipotesis-hipotesis alternatif didasarkan atas kriteria (yakni, Men-generate hipotesis-hipotesis untuk menjelaskan sebuah fenomena yang

terobservasi)

6.2 Merencanakan Menggawaikan sebuah prosedur untuk menyelesaikan suatu tugas (yakni, Merencanakan sebuah research paper tentang sebuah topik historis yang ada)

6.3 Memproduksi Menciptakan sebuah produk (yakni, Membangun lingkungan buatan untuk sebuah kepentingan spesifik)

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

E. CATATAN UNTUK FASILITATOR

Dalam dokumen PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN (Halaman 57-63)

Dokumen terkait