• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN"

Copied!
240
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK

PRAKTIK YANG BAIK

DALAM PEMBELAJARAN

DI SEKOLAH DASAR/

MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

(4)
(5)

Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opprtunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

(6)
(7)

Pengantar Modul

Pengantar

Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar vi

Jadwal Pelatihan (contoh) viii

Unit 1 Apa dan Mengapa PAKEM 3

Unit 2 Keterampilan Berpikir 39

Unit 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 115

Unit 4 Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar 147

Unit 5 Persiapan dan Praktik Mengajar 167

Unit 6 Menulis Jurnal Reflektif 191

(8)

vi Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pengantar Modul

Pengantar

Kata Pengantar

Program Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators and Students (PRIORITAS) yang didanai oleh USAID bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama dalam meningkatkan akses pendidikan dasar yang bermutu. Untuk mencapai tujuan tersebut, PRIORITAS mengembangkan dan melaksanakan program pengembangan kapasitas yang terdiri dari pelatihan, pendampingan, kegiatan kelompok kerja di tingkat sekolah maupun gugus. Sasaran program pengembangan kapasitas ini adalah guru dan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), kepala sekolah, komite sekolah, serta pengawas dan staf Dinas Pendidikan terkait di kabupaten terpilih di tujuh propinsi mitra USAID PRIORITAS, yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan. Pelatihan bagi dosen dilaksanakan melalui kerja sama dengan sejumlah LPTK terpilih untuk pengembangan peran LPTK sebagai penyedia layanan baik untuk pendidikan guru pra-maupun pendidikan dalam-jabatan.

Modul yang digunakan merupakan adaptasi dari modul pelatihan tingkat sekolah. Sedangkan modul tingkat sekolah merupakan pemaketan ulang dari modul-modul yang telah dikembangkan oleh program bantuan seperti USAID Decentralized Basic Education (DBE) dan Managing Basic Education (MBE) serta UNICEF’s Creating Learning Communities for Children (CLCC) dan Mainstreaming Good Practices in Basic Education (MGP-BE). Modul Pelatihan Praktik yang Baik untuk Sekolah Dasar – Bahan Rujukan bagi LPTK ini memuat materi pembelajaran yang dikenal dengan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Modul dikemas dalam bentuk unit-unit yang berisi topik-topik, satu unit memuat satu topik. Berikut adalah gambaran singkat tentang masing-masing unit.

Unit 1: Apa dan Mengapa Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan? Unit ini membahas prinsip-prinsip dalam PAKEM dan bagaimana

mengembangkan pembelajaran yang mengandung prinsip tersebut. Pengetahuan dan pengalaman peserta juga diperkaya dengan diskusi serta tayangan video tentang pelaksanaan pembelajaran aktif dalam berbagai mata pelajaran di beberapa sekolah.

Unit 2: Keterampilan Berpikir. Kemampuan siswa kita dalam berpikir tingkat tinggi:

menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi/mencipta masih perlu ditingkatkan. Unit ini memberi kesempatan kepada peserta untuk berlatih Keterampilan Berpikir tersebut. Unit ini juga memberikan contoh-contoh pertanyaan tersebut.

Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif. Unit ini secara praktis

membahas bagaimana penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, pengelolaan siswa, dan pengelolaan perabot. Banyak dampak positif yang dapat diperoleh dengan menciptakan lingkungan belajar ini, misalnya, pencapaian tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah, iklim belajar lebih kondusif.

Unit 4: Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar. Unit ini

membahas bagaimana lingkungan sebagai media pembelajaran yang digunakan yang dimanfaatkan oleh siswa untuk melakukan pengamatan, percobaan, melakukan manipulasi

(9)

Pengantar Modul

Pengantar

(‘mengotak-ngatik’) dalam rangka menemukan konsep, bukan oleh guru dalam rangka menjelaskan konsep.

Unit 5: Persiapan dan Praktik Mengajar. Unit ini akan memfasilitasi guru/dosen agar

bisa membuat persiapan mengajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang mengembangkan, antara lain, kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan bekerjasama, sekaligus mempraktikannya di sekolah latihan. Unit ini juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencobakan berbagai gagasan di pelatihan diterapkan dalam situasi nyata, yaitu mengajar para siswa di kelas. Dengan demikian, peserta dapat memperkirakan berbagai kemudahan atau kendala ketika gagasan tersebut diterapkan di sekolah.

Unit 6: Menulis Jurnal Reflektif. Salah satu ’alat’ untuk memperbaiki kinerja kita adalah

refleksi: kita merefleksi diri tentang apa yang kita kerjakan; apa yang sudah baik dan belum baik. Unit ini melatih peserta/guru bagaimana membuat catatan reflektif tentang mengajar mereka. Dengan demikian, peserta/guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran mereka secara terus menerus, tanpa terlalu tergantung pada orang lain.

Unit 7: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut. Suatu pelatihan yang berkaitan dengan

peningkatan mutu pembelajaran akan sangat kurang bermanfaat bahkan sia-sia apabila tidak ditindaklanjuti dengan langkah nyata penerapan gagasan di lapangan. Unit ini akan memberi kesempatan kepada peserta pelatihan untuk membuat Rencana Tindak Lanjut: Apa saja yang akan dilakukan di kampus/perkuliahan segera setelah pelatihan berakhir. Rencana tindak lanjut merupakan awal ‘komitmen’ peserta dalam menerapkan apa yang diperoleh dalam pelatihan. Rencana tindak lanjut bagi dosen meliputi 1) Rencana penerapan gagasan dalam perkuliahan sehari-hari, 2) Rencana penerapan gagasan dalam bimbingan kepada mahasiswa dalam praktik pengalaman lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Rencana penerapan gagasan dalam layanan kepada guru dalam jabatan.

Pendekatan pembelajaran aktif dan interaktif yang diterapkan dalam pelatihan ini tidak hanya untuk memotivasi peserta untuk terlibat secara fisik dan mental dalam pelatihan, tetapi juga untuk menyediakan contoh pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas. Fasilitator memberikan model tentang pelaksanaan pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif, pengelolaan peserta, dan menciptakan suasana dalam pelatihan yang diharapkan dapat dicontoh oleh peserta ketika mereka melatih dan mengajar di kelas di sekolah/kampus mereka.

Modul ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan rujukan oleh para dosen di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terutama dalam 1) Pelaksanaan perkuliahan sehari-hari, 2) Pelaksanaan bimbingan kepada mahasiswa calon guru dalam praktik pengalaman lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Pelaksanaan layanan kepada guru dalam jabatan.

(10)

viii Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pengantar Modul

Pengantar

JADWAL PELATIHAN (contoh)

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI

Waktu Menit Unit/Topik Ket

Hari I 08.00 – 08.15 15’ REGRISTRASI

08.15 – 08.45 30’ Pembukaan & Penjelasan Umum Program Prioritas 08.45 – 09.00 15’ Istirahat

09.00 – 12.00 180’ Unit 1: Apa dan Mengapa Pakem 12.00 – 13.00 60’ Ishoma

13.00 – 15.00 120’ Unit 2: Keterampilan Berpikir

15.00 – 16.00 60’ Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 16.00 – 16.30 30’ Istirahat

16.30 – 17.30 60’ Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif (lanjutan)

Hari II

08.00 – 10.00 120’ Unit 4: Pemanfaatan Lingkungan sebagai Media dan Sumber Belajar

10.00 – 10.15 15’ Istirahat

10.15 – 12.15 120’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (persiapan) 12.15 – 13.15 60’ Ishoma

13.15 – 16.15 180’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (persiapan) 16.15 – 16.45 30’ Istirahat

16.45 – 17.45 60’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (persiapan) Hari III

07.30 – 08.00 30’ Perjalan dari tempat pelatihan ke sekolah Waktu dapat disesuaikan 08.00 – 10.30 150’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (praktik PAKEM di

sekolah)

10.30 – 11.00 30’ Perjalan dari sekolah ke tempat pelatihan 11.00 – 11.30 30’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (memajang hasil

karya siswa) 11.30 – 13.00 90’ Ishoma

13.00 – 14.00 60’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (diskusi pasca praktik, refleksi, dan kunjung karya)

14.00 – 15.10 70’ Unit 6: Penulisan Jurnal Refleksi 15.10 – 16.10 60’ Unit 7: RTL PAKEM

(11)

UNIT 1

(12)
(13)
(14)

3 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

UNIT 1

APA DAN MENGAPA PAKEM

Waktu: 3 Jam

A. PENGANTAR

Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari proses pendidikan. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula. Demikian pula sebaliknya.

Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa belum mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu ada

perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Hal ini sejalan dengan amanat Permendiknas No 41 Tahun 2007 “Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”. Oleh karena itu, LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) sebagai lembaga penyedia guru sekolah dasar dan menengah perlu mengenalkan PAKEM sehingga mahasiswa terbiasa dengan kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dosen harus memiliki pengalaman langsung dalam menerapkan proses pembelajaran berbasis PAKEM di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Unit ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa, mengapa, dan bagaimana pelaksanaan PAKEM, serta prosedur atau langkah-langkah pelatihan yang bisa dilakukan. Dengan membaca dan mengikuti proses-proses pelatihan yang telah dirancang dalam Unit ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan bagaimana PAKEM tersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat menerapkan di kelasnya masing-masing.

Contoh ruang kelas yang menunjukkan ciri-ciri Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

(15)

4

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

B. TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu: 1. mengenali karakteristik utama PAKEM

2. memberi contoh kegiatan PAKEM

3. memahami pentingnya PAKEM bagi peningkatan kualitas siswa

4. mengintegrasikan materi PAKEM dalam perkuliahan, PPLT dan pelayanan guru dalam jabatan

C. BAHAN DAN ALAT

1. Tayangan Powerpoint Unit 1

2. Video 1: Pembelajaran Konvensional 3. Video 2: PAKEM

4. Lembar Kerja (LK) 1.1a 5. Lembar Kerja (LK) 1.1b 6. Lembar Kerja (LK) 1.2 7. Lembar Kerja (LK) 1.3 8. Bahan Bacaan PAKEM

9. ATK: spidol (besar dan kecil), kertas plano

D. LANGKAH KEGIATAN 10’ 30’ 40’ Pengantar Penayangan Video I & 2 dan pengisian LK 1.1a dan LK 1.1b Diskusi kelompok tentang “tayangan video sebelumnya” & mengisi LK 1.2 1 2 3 20’ 40’ 40’ Penguatan tentang PAKEM Integrasi Materi PAKEM di LPTK Berbagi hasil diskusi kelompok Diskusi kelompok tentang unsur-unsur PAKEM (LK 1.3) 6 5 4

Calon Siswa Proses

Pembelajaran Lulusan

(16)

5 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

1. Pengantar (10 menit) (catatan: menggunakan powerpoint)

Fasilitator memberikan pengantar singkat tentang latar belakang, tujuan, dan

rencana kegiatan sesi ini.

Fasilitator memberikan kesempatan kepada 2 atau 3 orang peserta untuk

mengungkapkan apa saja yang mereka ketahui tentang PAKEM.

2. Penayangan Video Pembelajaran (30 menit)

a. Fasilitator mengelompokkan peserta ke dalam 5 kelompok kelas: Kelas 1,2,3,4 dan 5. Jumlah anggota tiap kelompok diupayakan berimbang dari sisi jumlah dan sisi gender.

b. Fasilitator membagikan LK 1.1a kepada setiap peserta, dan menginformasikan kepada mereka bahwa mereka dipersilakan mengisi LK 1.1a tersebut sambil menyimak tayangan dua buah video pembelajaran (video 1 dan video 2).

c. Fasilitator memberi informasi kepada peserta bahwa mereka akan menyimak pemutaran video 1 terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas sembari mengisi LK 1.1a pada kolom kiri.

d. Fasilitator memberi informasi kepada peserta bahwa mereka akan menyimak penayangan video 2 yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas sembari mengisi LK 1.1a pada kolom kanan.

Menonton tayangan selain dimaksudkan agar peserta dapat melihat dengan jelas bagaimana PAKEM dilaksanakan, mereka juga diharapkan dapat membedakan antara pengalaman pembelajaran yang mengandung unsur-unsur PAKEM dengan yang tanpa PAKEM (konvensional). Peserta diharapkan mengamati dengan kritis proses pembelajaran yang berlangsung dalam tayangan/pemodelan.

e. Fasilitator memastikan setiap peserta telah mengisi LK 1.1a secara individu.

LK 1.1a Komponen Pembelajaran dari Video 1 dan Video 2 (Individu)

Video 1 Pembelajaran Komponen Video 2

Kegiatan Siswa Kegiatan Guru Interaksi antar siswa Interaksi siswa dengan

(17)

6

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Video 1 Pembelajaran Komponen Video 2

Bentuk tugas yang dikerjakan siswa Sumber belajar yang

digunakan Pemberian kesempatan yang sama antara siswa laki-laki dan perempuan

Bentuk motivasi yang diberikan guru kepada

siswa

Aspek karakter yang dikembangkan (kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, kepercayaan diri)

Fasilitator memberi penugasan kepada tiap kelompok untuk merangkumkan hasil pengamatan pada LK 1.1b menjadi hasil pengamatan kelompok dengan mengisi LK 1.1b.

LK 1.1b Hasil Rangkuman Menyimak Video secara Kelompok

Video 1 Komponen

Pembelajaran Video 2

Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

(18)

7 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Video 1 Komponen

Pembelajaran Video 2

Interaksi siswa dengan guru

Bentuk tugas yang dikerjakan siswa

Sumber belajar yang digunakan

Pemberian kesempatan yang sama antara siswa laki-laki dan perempuan

Bentuk motivasi yang diberikan guru kepada

siswa

Aspek karakter yang dikembangkan (kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, kepercayaan diri)

(19)

8

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

3. Diskusi Kelompok tentang Tayangan/Model Pembelajaran (40 menit)

a. Fasilitator meminta setiap peserta mendiskusikan pengisian LK 1.2 berdasarkan hasil kerja kelompok (LK 1.1b).

Catatan:

Kelompok mendiskusikan ‘”Komponen Pembelajaran yang Baik” ditinjau dari beberapa hal, antara lain: kegiatan anak dan bentuk layanan yang diberikan guru (kegiatan guru), jenis atau bentuk penugasan yang dikerjakan siswa, interaksi antar siswa dan interaksi antara siswa dengan guru, sumber belajar yang digunakan, dan lain sebagainya.

b. Fasilitator meminta kelompok untuk: (1) mengidentifikasi komponen pembelajaran yang baik berdasarkan dua tayangan video (video 1 dan video 2) yang telah mereka simak; (2) memberi argumentasi atas pendapat yang diberikan; dan (3) memberi klasifikasi apakah kegiatan tersebut A (aktif), K (kreatif), E (efektif), atau M (menyenangkan).

Catatan:

Fasilitator, ketika membantu diskusi dalam kelompok-kelompok, dapat memberikan

pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengarahkan diskusi yang kurang lancar. Pertanyaan tidak perlu diberikan semua. Contoh–contoh pertanyaan pengarah tersebut adalah sebagai berikut:

Apa sajakah kegiatan yang dilakukan siswa? Apakah siswa hanya mendengarkan guru?

Apakah siswa hanya mencatat tulisan di papan tulis pada buku catatan mereka? Apakah siswa hanya membaca dan menjawab pertanyaan di buku paket? Kegiatan apa sajakah yang mereka lakukan? dll.

Apa yang dilakukan guru? Apakah guru hanya berceramah? Apakah guru duduk di

kursinya menunggu siswa selesai mengerjakan tugas? Apakah guru menulis di papan tulis? Apakah guru masuk ke dalam kelompok-kelompok dan memberikan umpan balik? dll.

Bagaimanakah interaksi/hubungan yang terjadi antar siswa? Apakah ada kerja sama

antar siswa? Apakah mereka saling bertanya jawab? Apakah mereka saling bertukar pendapat? Apakah mereka hanya berhubungan dengan satu orang? dll.

Bagaimanakah interaksi antara siswa dengan guru? Apakah siswa mendapat kesempatan

memberikan pendapat dan guru mendengarkannya? Apakah guru selalu berbicara pada seluruh kelas? Apakah guru berkomunikasi dengan siswa secara individual? Apakah guru berkomunikasi dengan kelompok? dll.

Bagaimana bentuk tugas yang dikerjakan siswa? Apakah guru meminta siswa menjawab

pertanyaan yang hanya memiliki 1 jawaban benar? Apakah siswa melakukan percobaan? Apakah siswa diberi kesempatan untuk menemukan jawaban sendiri? Apakah pertanyaan/tugas guru membuat siswa berpikir aktif? dll.

Sumber belajar apa yang digunakan? Apakah guru menggunakan sumber-sumber belajar

selain buku paket, seperti buku bacaan, koran, nara sumber (misalnya, petani, bekas pejuang revolusi, siswa, dll), sawah, kebun, dll? Apakah sumber belajar mudah diperoleh?

Adakah hal lain lagi yang berbeda dengan kebiasaan pembelajaran yang sehari-hari kita

(20)

9 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

c. Fasilitator meminta peserta untuk menuangkan hasil diskusi kelompok tersebut ke dalam LK 1.2.

LK 1.2 Identifikasi Komponen Pembelajaran yang Baik

Komponen Pembelajaran Kegiatan PBM yang baik Alasan/argumentasi Pembelajaran A* K* E* M* Kegiatan Siswa Kegiatan Guru

Interaksi antar siswa Interaksi siswa

dengan guru Bentuk tugas yang dikerjakan siswa Sumber belajar yang digunakan

Pemberian kesempatan yang sama antara siswa laki-laki dan perempuan

Bentuk motivasi yang diberikan guru kepada siswa

Aspek karakter yang dikembangkan (kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, kepercayaan diri) * Keterangan: A = Aktif K = Kreatif E = Efektif M = Menyenangkan

(21)

10

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

d. Setelah peserta mengisi LK 1.2, Fasilitator memandu diskusi untuk menyamakan persepsi terkait indikator kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Diskusi dapat dilakukan dengan cara sbb.:

1) Fasilitator terlebih dahulu menempelkan lembar display untuk tiap komponen berikut pada dinding kerja dengan posisi yang tidak terlalu dekat satu dengan lainnya.

LEMBAR DISPLAY Komponen 1: Kegiatan Siswa

Kegiatan PBM yang Baik Pembelajaran

A K E M

Komponen 2: Kegiatan Guru

Kegiatan PBM yang Baik Pembelajaran

A K E M

Demikian seterusnya untuk Komponen 3 s.d. 8

2) Setiap kelompok menuliskan hasil kerjanya pada lembar display sesuai dengan komponen masing-masing.

3) Jika jawaban sama dan telah dituliskan oleh satu kelompok, maka kelompok lain cukup memberi tanda tally (seperti perhitungan suara pemilu) pada kolom A, K, E, dan M.

4. Berbagi Pendapat dan Diskusi Kelompok tentang Unsur-unsur PAKEM (40 menit)

Fasilitator menetapkan mata pelajaran (kelompok Matematika, kelompok Bahasa

Indonesia, dan kelompok Sains). Jumlah kelompok mata pelajaran diupayakan berimbang

Fasilitator menginformasikan topik diskusi selanjutnya tentang proses

pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Fokus diskusi tersebut berdasarkan masing-masing mata pelajaran yang menjadi nama kelompok mereka. Misalnya, kelompok Matematika mendiskusikan contoh proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam pembelajaran Matematika.

(22)

11 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Fasilitator menanggapi pertanyaan klarifikasi jika ada.

Fasilitator meminta setiap kelompok untuk mencari contoh proses pembelajaran dengan mengisi LK 1.3 (yang berbeda dengan hasil kerja pada LK

1.2) berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan atau hasil-hasil kegiatan ilmiah sebagai dosen.

LK 1.3 Identifikasi Contoh Proses/Kegiatan PAKEM

--- MAPEL :

TOPIK :

Aspek PAKEM Contoh Proses/Kegiatan Pembelajaran

Aktif

Kreatif

Efektif

Menyenangkan

5. Berbagi Pengetahuan (40 menit)

 Hasil kerja satu kelompok (LK 1.3) diberikan kepada kelompok lain (sebaiknya untuk kelompok dengan mata pelajaran yang sama), kemudian didiskusikan oleh kelompok itu. Anggota kelompok tersebut memberi saran dengan mengisi lembar saran yang telah disediakan. Misalnya, hasil kelompok A diberikan kepada kelompok B, dan kelompok B mendiskusikan dan memberi saran. Hasil kelompok B diberikan kepada kelompok C, dst.

(23)

12

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

 Selanjutnya, saran-saran dari kelompok lain dikembalikan dan didiskusikan kembali oleh kelompok pemilik hasil karya tersebut.

Fasilitator memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk merevisi hasil

kerja kelompok mereka berdasarkan saran-saran tersebut.

Fasilitator mengamati dengan saksama proses diskusi kelompok supaya bisa

memberikan masukan.

 Setelah mengerjakan tugas tersebut, kelompok diminta menjawab pertanyaan:

Bila kegiatan-kegiatan tersebut terjadi dalam pembelajaran, kemampuan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) apa sajakah yang berkembang pada diri siswa? (Tayangkan tayangan Kurikulum 2013, Ringkasan Standar Kompetensi

Lulusan).

6. Penguatan tentang PAKEM (10 menit) (menggunakan powerpoint)

Fasilitator menayangkan pernyataan-pernyataan “Apa yang saya dengar ….” dan

diagram “Tingkat Keterlibatan Siswa …” (Lihat slide – Diagram Segitiga) dan memberikan penjelasan, misal untuk tayangan pernyataan dan diagram dijelaskan bahwa “Semakin siswa terlibat dalam belajar, semakin mereka menguasai materi pelajaran”.

(24)

13 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Untuk diagram dapat diberikan penjelasan tambahan (jika perlu), misal, “Bila kita membuat rencana pembelajaran, kita berpikir dari arah bawah diagram tersebut, yaitu dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri – Kegiatan nyata apa sajakah yang harus dialami siswa untuk menguasai kemampuan dalam materi yang akan dipelajari siswa?” dan BUKAN berpikir dari arah atas diagram, yaitu “Apa yang harus didengarkan siswa?”

7. Integrasi Materi PAKEM di LPTK (10 menit)

Mintalah peserta untuk mendiskusikan integrasi materi PAKEM dalam perkuliahan,

(25)

14

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA APA ITU PAKEM?

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana

sedemikian rupa sehingga siswa aktif berpikir, bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan, bereksperimen, mempraktikkan konsep yang dipelajari, dan berkreasi. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya; bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Suatu konsep (misalnya demokrasi, kerjasama, fotosintesa, penjumlahan, dan kebersihan) yang dijelaskan melalui ceramah sebenarnya sangat sulit dipahami siswa karena konsep tersebut disampaikan secara abstrak. Hal yang abstrak sulit dipahami karena tingkat berfikir anak-anak yang cenderung kongkrit atau mencari bentuk nyata. Jika dalam mengajar guru menggunakan media seperti gambar, film, peragaan, dan sebagainya maka konsep yang dipelajari menjadi lebih kongkrit (nyata) dan lebih mudah dipahami anak.

Namun, yang paling bisa membuat konsep menjadi kongkrit adalah ketika anak terlibat dalam pengalaman langsung dan aktif menemukan sendiri dari pengalaman tersebut suatu konsep yang menjadi tujuan pembelajaran. Misalnya, anak-anak menemukan sendiri makna dari penjumlahan setelah mereka terlibat dalam kegiatan jumlah menjumlah menggunakan benda nyata (kacang merah, batu-batuan, penjepit kertas misalnya). Contoh lain, siswa memahami konsep demokrasi setelah mereka terlibat aktif dalam penerapan prinsip-prinsip demokrasi dan musyawarah dalam kegiatan pemilihan ketua kelas yang dirancang serius oleh guru. Pengalaman nyata dan proses penerapan tersebut memberikan cara bagi mereka untuk membangun pemahaman sendiri secara aktif tentang konsep penjumlahan dan demokrasi.

Di bawah ini adalah bagan dari Edgar Dale (1946) yang menunjukkan macam media atau kegiatan yang bisa dipakai untuk mengajarkan suatu konsep dan hubungannya dengan tingkat kekongkritan konsep yang bisa tersampaikan. Pembelajaran yang bergantung hanya pada verbal saja (ceramah, membaca) mengandung tingkat keabstrakan paling tinggi, sedangkan pengalaman langsung yang membuat siswa aktif menemukan dan menerapkan suatu konsep memiliki tingkat kekongkritan yang paling tinggi.

(26)

15 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Pesan dari bagan Edgar Dale tersebut diperkuat oleh kata-kata Confucius, orang bijak dari Timur, sebagai berikut:

a. Yang saya dengar, saya lupa b. Yang saya lihat, saya ingat c. Yang saya kerjakan, saya pahami

Melv in L. Silberman penulis “101 Cara Belajar Aktif” mendukung juga keaktifan siswa untuk memberikan hasil belajar yang maksimal dengan mengatakan:

d. Yang saya dengar, saya lupa

e. Yang saya dengar dan lihat, saya ingat

f. Yang saya dengar, lihat, tanyakan, atau diskusikan, saya mulai pahami

g. Yang saya dengar, lihat, dan diskusikan, serta lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan

h. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif

(27)

16

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa yang bisa mengoptimalkan potensi diri siswa. Karena dalam PAKEM siswa banyak bekerja dan berbuat maka terdapat banyak kesempatan bagi siswa untuk menghasilkan produk belajar. Produk itu bisa berupa karya seni, jalan keluar terhadap suatu permasalahan, grafik, diagram, tabel, puisi, karangan, pantun, lagu, tarian, model tiga dimensi, dan lain - lain. Dengan demikian, daya imajinasi dan daya cipta/kreasi siswa bisa berkembang dengan optimal.

Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang jauh dari rasa bosan dan takut

sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran sehingga waktu curah perhatiannya pada pembelajaran tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif. Proses pembelajaran yang efektif menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

i. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

j. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat belajar siswa dan membantu siswa membangun pengetahuan dan pemahaman. Cara-cara tersebut di antaranya adalah menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

k. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.

l. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

m. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

n. Peran guru lebih sebagai fasilitator daripada penceramah, artinya guru mendesain kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selama kegiatan pembelajaran, guru tidak lagi hanya berdiri di depan kelas tetapi berkeliling memantau kegiatan siswa dan membantu siswa dalam proses belajar.

(28)

17 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

APA YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PAKEM? 1. Memahami sifat dasar anak

Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu dan suka berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia — selama mereka normal — terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur bagi rasa ingin tahu dan imajinasi tersebut.

2. Mengenal perbedaan setiap anak

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Karena itu semua anak dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan bisa berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya ketika dia mendapat kesulitan sehingga anak tersebut bisa belajar secara optimal

3. Memahami anak sebagai makhluk sosial

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami cenderung melibatkan anak lain dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah sehingga pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Keterampilan pemecahan masalah memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis

(29)

18

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering mungkin memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban yang betul hanya satu).

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan

Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari PAKEM. Dalam kelas yang menerapkan PAKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja dan berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan siswa tersebut sebaiknya dipajangkan untuk membuat kelas menjadi hidup dan menarik. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan bisa memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa mempunyai karyanya yang dipajangkan. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis (membuat dugaan), mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi

(30)

tugas-19 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru yang berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka (nilai).

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut. Banyak siswa merasa takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menciptakan suasana kelas di mana guru tidak marah kepada siswa dan siswa tidak menertawakan siswa lain jika mereka memberi jawaban yang tidak benar. Siswa harus didorong untuk mencoba, dan berbuat kesalahan adalah bagian penting dari belajar. Guru juga tidak menyepelekan siswa. Pada dasarnya guru harus berusaha menghilangkan penyebab rasa takut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh KBM dan kegiatan guru.

Kegiatan Guru Kegiatan Belajar Mengajar

1. Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk

berperan dan berpikir aktif dalam pembelajaran.

Guru melaksanakan berbagai KBM seperti:

• Percobaan

• Diskusi kelompok

• Memecahkan masalah

• Mencari informasi

• Menulis laporan/cerita/puisi

• Berkunjung keluar kelas

(31)

20

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

2. Guru menggunakan alat bantu dan

sumber belajar yang beragam. Sesuai mata pelajaran, guru dapat menggunakan:• Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri • Gambar

• Studi kasus • Narasumber

• Lingkungan 3. Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan keterampilan.

Siswa:

• Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara

• Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri

• Menarik kesimpulan

• Memecahkan masalah atau mencari rumus sendiri

• Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri

4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.

Melalui: • Diskusi

• Lebih banyak pertanyaan terbuka

• Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri

5. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.

• Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)

• Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut

• Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan 6. Guru mengaitkan KBM dengan

pengalaman siswa sehari-hari. • Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri

• Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari

7. Guru menilai KBM dan kemajuan

(32)

21 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

PERAN KOMITE SEKOLAH, ORANGTUA, DAN MASYARAKAT

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044/ U/2002 Komite Sekolah berperan sebagai:

1. Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

2. Pendukung (baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga) dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

3. Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

4. Mediator antara sekolah dengan pemerintah dan masyarakat di satuan pendidikan.

Peran tersebut selanjutnya diwujudkan dalam bentuk fungsi nyata dalam penyelenggaraan persekolahan terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Fungsi nyata Komite Sekolah dalam pengembangan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Membantu sekolah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20/2003 Pasal 36 Ayat 2).

2. Mendorong tumbuhnya perhatian dan dukungan masyarakat terhadap penyeleng-garaan pembelajaran yang bermutu.

3. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/ dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu.

4. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu pembelajaran.

5. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu.

6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Dukungan bagi pelaksanaan PAKEM tidak hanya datang dari Komite Sekolah saja tetapi juga dari masyarakat dan orangtua siswa. Pasal 9 UU Sisdiknas No. 20/2003 menyatakan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana, pembuatan gedung, ruang kelas, pagar, dan sebagainya. Masyarakat juga sebetulnya dapat terlibat dalam bidang Teknis Edukatif, seperti dalam proses belajar mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, membicarakan pelaksanaan kurikulum, memantau kemajuan belajar, dan sebagainya.

(33)

22

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Orangtua juga harus berperan serta dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan PAKEM orangtua dapat berperan:

1. Menjadi mitra anak dalam belajar di rumah.

2. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan PAKEM.

3. Menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak, misalnya dengan banyak memberikan pertanyaan, mengecek hasil karya anak, dan mendorong kreativitas anak.

(34)

23 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

F. LEMBAR KERJA

Format LK 1.1a: Pengamatan Komponen Pembelajaran melalui Video (Individu)

Video 1 Pembelajaran Komponen Video 2

Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

Interaksi antar siswa Interaksi siswa dengan

guru

Bentuk tugas yang dikerjakan siswa

Sumber belajar yang digunakan Pemberian kesempatan yang sama antara siswa

laki-laki dan perempuan Bentuk motivasi yang diberikan guru kepada

siswa Aspek karakter yang

dikembangkan (kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, kepercayaan

(35)

24

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Format LK 1.1b: Pengamatan Komponen Pembelajaran melalui Video (Kelompok)

Video 1 Pembelajaran Komponen Video 2

Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

Interaksi antar siswa Interaksi siswa dengan

guru

Bentuk tugas yang dikerjakan siswa

Sumber belajar yang digunakan Pemberian kesempatan yang sama antara siswa

laki-laki dan perempuan Bentuk motivasi yang diberikan guru kepada

siswa Aspek karakter yang

dikembangkan (kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, kepercayaan

(36)

25 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

LK 1.2 Identifikasi Komponen Pembelajaran yang Baik

Komponen

Pembelajaran Kegiatan PBM yang baik Argumentasi Alasan/ A* K* E* M* Pembelajaran

Kegiatan Siswa Kegiatan Guru Interaksi antar siswa Interaksi siswa dengan guru Bentuk tugas yang dikerjakan siswa Sumber belajar yang digunakan

Pemberian kesempatan yang sama antara siswa laki-laki dan perempuan

Bentuk motivasi yang diberikan guru kepada siswa

Aspek karakter yang dikembangkan (kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, kepercayaan diri) * Keterangan: A = Aktif K = Kreatif E = Efektif M = Menyenangkan

(37)

26

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

LK 1.3 Identifikasi Contoh-Contoh Proses/Kegiatan PAKEM

MAPEL : TOPIK :

Aspek PAKEM Contoh Proses/Kegiatan Pembelajaran

Aktif

Kreatif

Efektif

(38)

27 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Contoh Proses Pembelajaran PAKEM Aspek PAKEM Contoh Proses Pembelajaran Aktif • melakukan diskusi

• membuat pernyataan

• melakukan simulasi (bermain peran) • mengukur

• melakukan pengamatan

Kreatif • mendesain model sendiri

• menghasilkan karya yang berbeda • menyelasaikan masalah

membuat pertanyaan

Efektif • kegiatan pembelajaran ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran

• pemilihan media, strategi, pengelolaan kelas dan sumber sesuai dengan kebutuhan siswa dan atau tujuan

pembelajaran

• siswa mempunyai kesempatan untuk menunjukkan pemahaman

Menyenangkan • menyelesaikan tugas dalam kelompok

• mengunakan permainan untuk pemahman dan penguatan konsep

• melakukan kegiatan bermakna bagi siswa

(39)

28

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

(40)

29 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

(41)

30

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

(42)

31 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

(43)

32

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

(44)

33 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

(45)

34

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

(46)

35 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

(47)

36

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

(48)

70 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

UNIT 2

(49)
(50)

70 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

(51)

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Potensi siswa akan lebih tergali dengan pertanyaan-pertanyaan bervariasi dalam pembelajaran.

UNIT 2

KETERAMPILAN BERPIKIR

Waktu: 2 Jam

A. PENGANTAR

Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Selain itu, apabila dicermati, jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan baru sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut belum memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif, kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri.

Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar siswa. Pertanyaan atau

tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif.

Kemampuan siswa bertanya menunjukkan kemampuan siswa berpikir. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik diperlukan pembelajaran yang banyak merangsang siswa bertanya secara bervariasi agar siswa terlatih untuk berpikir sejak siswa berada di Pendidikan Dasar.

B. TUJUAN

Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu

1. Mengidentifikasi pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom

2. Merumuskan pertanyaan bervariasi sesuai dengan taksonomi Bloom

3. Menganalisis implikasi-implikasi pedagogis dalam penerapan Taksonomi Bloom secara tepat

(52)

40

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

4. Mengintegrasikan materi Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi di LPTK

C. BAHAN DAN ALAT

1. Presentasi Unit 2, Unit 2A, dan Unit 2A Tambahan 2. Handout Peserta 2.1: Tugas Mengidentifikasi Pertanyaan 3. Handout Peserta 2.2: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom

4. Handout Peserta 2.3: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas berdasarkan Taksonomi Bloom

5. Handout Peserta 2.4: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas 6. Pita kertas (Kertas HVS dibagi sama besar menjadi 12 bagian – arah panjang) 7. ATK: spidol, kertas flipchart (kertas plano), kertas HVS: hijau, kuning, merah;

gunting, lem, selotip

D. LANGKAH KEGIATAN

10’ 20’ 35’

Pengantar Pertanyaan Identifikasi Membuat Pertanyaan

1 2 3

15’ 10’ 30’

Pemantapan Integrasi di LPTK Presentasi Hasil

Diskusi

6 5 4

1. Pengantar (10 menit)

(1) Fasilitator menjelaskan latar belakang dan tujuan sesi dengan menggunakan informasi dari bagian pendahuluan dan tujuan.

(53)

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Ungkap Pengalaman

(1) Fasilitator menampilkan tayangan pertanyaan berikut satu per satu, dan mintalah peserta untuk menyampaikan gagasan mereka secara lisan.

 Apa yang ingin Saudara ketahui dengan bertanya kepada siswa?  Proses berpikir apakah yang terpicu oleh pertanyaan Saudara?  Apa tujuan Saudara mengajukan pertanyaan kepada siswa?

 Jika Saudara mengharapkan jawaban benar, bagaimana kemungkinan siswa berani menjawab bila mereka tidak yakin jawabannya benar?

(Beri peserta waktu beberapa menit untuk menjawab tiap pertanyaan)

1

Catatan untuk Fasilitator

Yang ingin diketahui dengan bertanya kepada siswa:  pengetahuan siswa?

 proses berpikir siswa?

Proses berpikir yang terpicu oleh pertanyaan yang Saudara ajukan:  siswa mengulang gagasan yang Saudara telah kemukakan?  siswa membangun gagasan sendiri?

Tujuan mengajukan pertanyaan  mengharapkan jawaban benar?  merangsang siswa berpikir?

2. Mengidentifikasi Pertanyaan (20 menit)

Kegiatan I: Mengkaji bacaan tentang SAMPAH (20 menit)

(1) Fasilitator memberi bacaan yang dilengkapi dengan pertanyaan (Handout Peserta 2.1). Dalam kelompok mata pelajaran, peserta membaca teks kemudian mengidentifikasi pertanyaan yang ada dalam bacaan, manakah yang termasuk:

 Pertanyaan yang menuntut siswa mengingat  Pertanyaan yang menuntut siswa memahami  Pertanyaan yang menuntut siswa menerapkan  Pertanyaan yang menuntut siswa menganalisis  Pertanyaan yang menuntut siswa mengevaluasi  Pertanyaan yang menuntut siswa mengkreasi

(54)

42

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

LK 2.1 Kategori Pertanyaan untuk Bacaan tentang Sampah

PERTANYAAN/TUGAS KATEGORI

Apakah yang dimaksud dengan sampah organik dan anorganik?

Amati keadaan di dalam dan di sekitar rumah, kelas, dan sekolahmu. Tuliskan sampah-sampah yang kamu jumpai.

Kemudian golongkanlah sampah-sampah tersebut menjadi dua golongan sampah yang telah kamu ketahui. Sebutkan alasanmu dalam menggolongkan sampah-sampah tadi.

Perhatikan sampah-sampah yang telah kamu golongkan tadi. Dari golongan sampah anorganik, ambil salah satu jenis sampah. Pikirkanlah bersama kelompokmu bagaimana cara memanfaatkan kembali barang yang telah dianggap sampah tersebut.

Perhatikan cara hidupmu dan anggota

kelompokmu. Apakah kelompokmu termasuk banyak menghasilkan sampah atau tidak? Diskusikan/Sebutkan apa sajakah yang biasanya kalian lakukan terhadap sampah.

Apa yang dapat dilakukan setiap penduduk agar jumlah sampah dapat mengurang?

Apa yang akan terjadi di kotamu yang penduduknya 5 juta orang jika setiap orang menghasilkan sampah rata-rata lima kilogram per hari?

Apa saja sebab-sebab yang mungkin dari kejadian sebuah kota menjadi lautan sampah?

Pikiran-pikiran pokok apa yang terdapat dalam wacana di atas)?

(55)

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Catatan untuk Fasilitator pada Handout 2.1

1. Apakah yang dimaksud dengan sampah organik dan anorganik? Tuliskanlah dalam kata-katamu sendiri, apa yang dimaksud dengan sampah organik dan anorganik? (C2 memahami)

2. Amati keadaan di dalam dan di sekitar rumah, kelas, dan sekolahmu. Tuliskan sampah-sampah yang kamu jumpai. (C1 mengingat)

3. Kemudian golongkanlah sampah-sampah tersebut menjadi dua golongan sampah yang telah kamu ketahui. Sebutkan alasanmu dalam menggolongkan sampah-sampah tadi. (C2 memahami)

4. Perhatikan sampah-sampah yang telah kamu golongkan tadi. Dari golongan sampah anorganik, ambil salah satu jenis sampah. Pikirkanlah bersama kelompokmu

bagaimana cara memanfaatkan kembali barang yang telah dianggap sampah tersebut. (C6 mencipta)

5. Perhatikan cara hidupmu dan anggota kelompokmu. Apakah kelompokmu termasuk banyak menghasilkan sampah atau tidak? (C5 evaluasi)

6. Diskusikan/Sebutkan apa sajakah yang biasanya kalian lakukan terhadap sampah.

(C1 mengingat)

7. Apa yang dapat dilakukan setiap penduduk agar jumlah sampah dapat mengurang? (C3 menerapkan)

8. Apa yang akan terjadi di kotamu yang penduduknya 5 juta orang jika setiap orang menghasilkan sampah rata-rata lima kilogram per hari? (C2, pemahaman)

9. Apa saja sebab-sebab yang mungkin dari kejadian sebuah kota menjadi lautan sampah? (C4, menganalisis)

10. Pikiran-pikiran pokok apa yang terdapat dalam wacana di atas)? (C4, menganalisis)

(2) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.2: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom dan Handout Peserta 2.3: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas Berdasarkan Taksonomi Bloom. Kelompok (pasangan) memeriksa kembali apakah hasil identifikasi mereka sudah tepat.

3

Catatan untuk Fasilitator

1. Langkah Tambahan sebelum peserta dibagi Handout Pesertab3A.3 (Jika diperlukan)1. Beri tiap peserta 3 kartu: warna merah (berarti

mengkreasi), kuning (berarti mengevaluasi), dan hijau (berarti menganalisis);

2. Tayangkanlah beberapa pertanyaan satu per satu dan mintalah peserta menentukan jenis pertanyaan tersebut dengan cara mengangkat kartu yang sesuai. (Usahakan pertanyaan mewakili semua jenis dan semua mata pelajaran. Pertanyaan dapat diambil dari Handout Peserta 3A.3).

(Tegaskan oleh fasilitator bahwa yang dipelajari pada sesi ini adalah pertanyaan bervariasi yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi)

(56)

44

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

(3) Fasilitator memberi penegasan tentang ciri singkat keenam jenis pertanyaan:

(Langkah 3 ini dilaksanakan setelah permainan menebak jenis pertanyaan, jika permainan itu diberikan)

4

Catatan untuk Fasilitator

Perbedaan antara ‘analisis’ dan ‘evaluasi’ adalah bahwa pada ‘evaluasi’ terdapat proses ‘menetapkan’ (judgement) sesuatu secara kualitatif (misal baik-tidak baik, efektif-tidak efektif, dan tepat-tidak tepat) sedangkan pada ‘analisis’ tidak ada.

Kegiatan 2 : Merumuskan Pertanyaan (35 menit)

(1) Setiap peserta, masih dalam kelompok mata pelajaran, membuat masing-masing 1 pertanyaan/tugas yang termasuk kedalam kategori mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi yang berkaitan dengan konsep ENERGI sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Setiap pertanyaan ditulis pada kertas kecil. Setelah itu, semua pertanyaan dikumpulkan di bagian tengah meja.

(2) Ketua kelompok memimpin diskusi untuk menggolongkan semua pertanyaan ke dalam 6 tingkatan: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Setelah selesai peserta meninjau kembali hasilnya kemudian menetapkannya.

(3) Pertanyaan/tugas hasil setiap kelompok ditempel pada kertas flip-chart.

5

Catatan untuk Fasilitator

1. Diskusi difokuskan pada: “Apakah pengelompokan pertanyaan sudah tepat, yang mana pertanyaan ‘menganalisis’, ‘mengevaluasi’, dan ‘mengkreasi’?”

2. Pertanyaan yang dibahas di sini dimaksudkan terutama untuk digunakan guru sebagai alat dalam membelajarkan bukan mengetes siswa.

(57)

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

3.

Presentasi (30 menit)

(1) Perwakilan setiap kelompok membawa kertas flip-chart untuk dipresentasikan kepada dua kelompok yang lain dalam dua putaran.

 Putaran Pertama: Kelompok 1 mempresentasikan ke kelompok 2, kelompok 2 mempresentasikan ke kelompok 3, dst.

 Putaran Kedua: Kelompok 1 mempresentasikan ke kelompok 3, Kelompok 2 mempresentasikan ke kelompok 4, dst.

Setiap kali berkunjung kepada kelompok lain waktunya masing-masing 10 menit. Selama presentasi berkeliling, setiap kelompok yang dikunjungi berperan sebagai reviewer dan diminta mencermati hasil kerja kelompok yang berkunjung. Mereka diberi kesempatan untuk saling berdiskusi dan memberi masukan dan menuangkannya pada lembar rekomendasi.

(2) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.4: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas dan peserta membacanya secara perorangan (5 menit).

(3) Fasilitator menanyakan kepada peserta (10’):

Pertanyaan atau tugas tingkat manakah (mengingat, memehami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, atau mengkreasi) yang sukar dirumuskan? Mengapa? Apakah ada cara lain yang lebih mudah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan tersebut?

4. Integrasi di LPTK (10 menit)

Mintalah peserta untuk mendiskusikan integrasi materi Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi dalam perkuliahan, PPLT dan pelayanan guru dalam jabatan.

5. Pemantapan (15 menit)

Fasilitator mengajak peserta untuk menyimpulkan kegiatan unit ini dengan pertanyaan pengarah sebagai berikut:

1. Apa yang akan terjadi dalam jangka panjang apabila siswa selama bersekolah hanya menghadapi pertanyaan-pertanyaan untuk mengingat belaka (C1)

2. Apa yang akan terjadi dalam jangka panjang apabila siswa selama bersekolah menghadapi pertanyaan-pertanyaan bervariasi mulai dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mengkreasi (C1-C6)

3. Apa kontribusi keterampilan berpikir (Taksonomi Bloom) terhadap pengembangan ilmu, pengembangan karakter?

(58)

46

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar Kerja Peserta 2.1 Tugas Mengidentifikasi Pertanyaan

Sampah

Apa yang dimaksud dengan sampah? Semua barang yang tidak kita inginkan lagi dan akan dibuang kita sebut sebagai sampah. Coba perhatikan barang-barang di sekitarmu. Adakah barang-barang yang ingin kamu buang? Barang itu kamu sebut sebagai sampah. Demikian pula barang yang sudah kita buang tentu saja bisa kita sebut sebagai sampah. Benda yang kita sebut sebagai sampah belum tentu dianggap sampah oleh orang lain. Misalnya, kalau kamu tidak memakai lagi suatu buku dan ingin membuangnya, maka buku itu adalah sampah bagimu. Tapi bisa jadi adik kelasmu atau orang lain memerlukannya sehingga bagi mereka buku itu bukan sampah.

Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

1. Sampah organik

Sampah organik adalah sampah yang bisa membusuk secara alami. Sampah ini biasanya berasal dari tumbuhan dan hewan. Kalau kamu mengubur tikus mati atau sayuran yang tidak terpakai di dalam tanah, maka sampah itu akan terurai dan membusuk. Sampah yang sudah terurai atau membusuk itu bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Selain sampah dapur, yang termasuk sampah basah adalah sisa-sisa masakan, nasi, buah, dan lain-lain.

2. Sampah anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat membusuk secara alami. Kalau kamu mengubur plastik selama bertahun-tahun dan kemudian menggalinya, plastik itu akan tetap sebagai plastik tidak bisa menjadi tanah. Selain plastik, benda-benda yang termasuk sampah kering adalah logam, besi, kaca, dll.

Setiap hari kita bisa menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Di Jakarta saja, dalam setahun jumlah sampahnya bisa mencapai 170 kali besar candi Borobudur. Banyak sekali, bukan? Sampah-sampah yang kita hasilkan akan diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Apa yang akan terjadi di sini? Sampah-sampah ini akan ditumpuk. Semakin lama tumpukannya akan semakin tinggi. Bila sudah terlalu tinggi, sampah-sampah itu akan dibakar. Tentu saja hal itu tidak baik bagi lingkungan. Asap yang dihasilkan akan mengotori udara.

Untuk mengatasi masalah sampah, pemerintah menyediakan tempat sampah di pinggir-pinggir jalan. Untuk sampah organik, disediakan tempat sampah berwarna biriu. Untuk sampah anorganik, disediakan tempat sampah berwarna jingga.

Cara lain untuk mengatasi sampah adalah kegiatan daur ulang. Daur ulang adalah pemanfaatan kembali sampah menjadi barang yang berguna. Sampah organik yang terkumpul

(59)

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

bisa diolah kembali atau didaur ulang menjadi pupuk. Pupuk hasil daur ulang ini bisa membuat tanaman tumbuh subur. Sampah anorganik yang terkumpul bisa didaur ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat. Ban bekas, misalnya, bisa dijadikan pot bunga atau tempat sampah yang indah. Kaleng-kaleng bekas bisa diolah lagi di pabrik menjadi kaleng baru.

Kalau kita ingin sehat, maka kita harus memiliki cara hidup yang baik. Beberapa cara hidup yang baik adalah tidak boleh membuang sampah sembarangan supaya sampah tidak tersebar dan lingkungan menjadi bersih. Lingkungan yang kotor penuh dengan kuman yang bisa membuat kita sakit. Selain itu kita juga harus berhemat dengan barang sehingga tidak mudah menghasilkan sampah. Sampah yang dibuang harus ditempatkan di tempat yang benar. Yang tidak kalah penting adalah kita juga perlu belajar cara memanfaatkan kembali sampah-sampah kita supaya kita bisa membantu mengurangi jumlah sampah.

Tugas:

1. Tuliskanlah dalam kata-katamu sendiri, apa yang dimaksud dengan sampah organik dan anorganik?

2. Amati keadaan di dalam dan di sekitar rumah, kelas, dan sekolahmu. Tuliskan sampah-sampah yang kamu jumpai.

3. Kemudian golongkanlah sampah-sampah tersebut menjadi dua golongan sampah yang telah kamu ketahui. Sebutkan alasanmu dalam menggolongkan sampah-sampah tadi.

4. Perhatikan sampah-sampah yang telah kamu golongkan tadi. Dari golongan sampah anorganik, ambil salah satu jenis sampah. Pikirkanlah bersama kelompokmu

bagaimana cara memanfaatkan kembali barang yang telah dianggap sampah tersebut. 5. Perhatikan cara hidupmu dan anggota kelompokmu. Apakah kelompokmu termasuk

banyak menghasilkan sampah atau tidak?

6. Sebutkan apa sajakah yang biasanya kalian lakukan terhadap sampah.

7. Apa yang dapat dilakukan setiap penduduk agar jumlah sampah dapat mengurang? 8. Apa yang akan terjadi di kotamu yang penduduknya 5 juta orang jika setiap orang

menghasilkan sampah rata-rata lima kilogram per hari?

9. Apa saja sebab-sebab yang mungkin dari kejadian sebuah kota menjadi lautan sampah?

Gambar

Tabel  2.1 Taksonomi Bloom
TABEL 2.3 SITUASI EVALUASI DAN PENGALAMAN BELAJAR DARI TAKSONOMI BLOOM

Referensi

Dokumen terkait

IOS tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen di masa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan investasi yang diharapkan

Pemodelan Hybrid (ARIMA dan Neural Network ) dilakukan karena pada data curah hujan selain terdapat pola linier dapat juga terdapat pola non linier sehingga

Pada saat PeraturanBupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 10 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7

Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi nanas bubuk dan madu yang tepat dalam pembuatan cokelat

Tingkat kelimpahan jenis ikan di Sungai Gajahwong dari hulu stasiun I-V (Sardonoharjo - Caturtunggal) sampai tengah stasiun VI (Baciro) tertinggi pada spesies

Dari hasil wawancara diatas menginformasikan bahwa perilaku pemilih pemula dalam menentukan pilihan politik pada saat pemilihan gubernur Maluku Utara 2013 lebih

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi inspirasi, kesempatan, bahkan kemampuan untuk menyelesaikan sebuah karya berupa skripsi