• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN MASYARAKAT DESA

4.1. Konsepsi Strategi Adaptasi

4.1.2. Interaksi Masyarakat dengan Bandara Kuala Namu

Strategi adaptasi dalam lingkup deskripsi penelitian ini mencakup usaha-usaha adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat di dua desa, yakni Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Pasar VI Kualanamu Kecamatan Beringin dalam menghadapi perubahan aspek kehidupan yang disebabkan adanya pembangunan dan aktifitas Bandara Kuala Namu.

Robert K. Merton menyebutkan bahwa bentuk adaptasi adalah satu prilaku penyimpangan dalam keterpaksaan terhadap situasi tertentu. Mengacu pada 5 tipe cara adaptasi yang disebut Merton, yakni; conformity (kerjasama), innovation (inovasi), ritualism (ritualisme), retreatism (pengasingan diri) dan rebellion (pemberontakan), masyarakat Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Pasar VI Kuala Namu mengalami beragam hal yang disebutkan oleh Merton tersebut.

Berikut ini merupakan deskripsi yang mengenai strategi masyarakat Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Pasar VI Kuala Namu Kecamatan Beringin.

Kerjasama ataupun interaksi yang terbangun diantara anggota masyarakat Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Pasar VI Kualanamu Kecamatan Beringin dengan pihak Bandara Kuala Namu merupakan sebentuk kerjasama yang saling terbuka, seimbang dan memberikan keuntungan di kedua belah pihak. Adapun bentuk kerjasama atau interaksi antara masyarakat Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Pasar VI Kuala Namu Kecamatan Beringin dengan pihak bandara Kuala Namu terdiri dari beragam bentuk kerjasama, baik bentuk kerjasama yang bersifat formal maupun kerjasama informal. Kerjasama antara masyarakat Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Pasar VI Kuala Namu Kecamatan Beringin terjalin

dimulai sejak adanya kesepakatan pembelian lahan atau tanah warga untuk dijadikan sebagai bagian dari keberadaan Bandara Kuala Namu.

Pola kerjasama yang terjalin antara masyarakat dengan pihak pengelola Bandara Kuala Namu adalah bagian dari strategi adaptasi kehidupan masyarakat dalam menghadapi perubahan wilayah dan perubahan kehidupan.

Hubungan antara masyarakat dengan pihak Bandara Kuala Namu mengalami dinamika secara sosial, kultural dan ekonomis.Untuk mendapatkan pola hubungan yang ideal, pihak pengelola Bandara Kuala Namu berupaya berkomunikasi dengan masyarakat sekitar.

Adapun upaya membangun komunikasi tersebut berupa pemberian bantuan kebutuhan pokok sehari-hari pada waktu-waktu tertentu, seperti ketika masa mendekati hari Lebaran. Bantuan tersebut merupakan bagian dari saluran komunikasi yang dibangun oleh pihak pengelola Bandara Kuala Namu dengan masyarakat sekitar agar tercipta suasana yang kondusif dan saling mendukung satu sama lain.

Usaha lainnya yang dilakukan oleh pihak pengelola Bandara Kuala Namu adalah memberikan ruang pada masyarakat setempat dalam mengisi beberapa lowongan pekerjaan di Bandara Kuala Namu, hubungan baik antara masyarakat dan pihak bandara Kualanamu ini diakui oleh Wati (43 Tahun) yang merupakan penduduk Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin, Wati (43 Tahun) mengatakan bahwa dukungan dan bantuan yang diberikan oleh pihak pengelola Bandara Kuala Namu kepada masyarakat sekitar merupakan suatu bentuk

langsung dengan area bandara Kualanamu, atau dengan kata lain dukungan, bantuan dan perhatian yang diberikan oleh pihak pengelola Bandara Kuala Namu merupakan suatu bagian untuk mengidentifikasi bahwa Bandara Kuala Namu adalah usaha bersama dimana masyarakat memiliki peran penting dalam perkembangan Bandara Kuala Namu.

Strategi adaptasi kehidupan masyarakat di Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Pasar VI Kuala Namu Kecamatan Beringin terbagi dalam beragam bentuk, strategi adaptasi tersebut timbul dan berproses sesuai dengan tuntutan dan ketersediaan peluang dalam kehidupan.

Kerjasama yang dilakukan kedua belah pihak sebagai bagian dari strategi adaptasi berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan pembelian lahan masyarakat yang dilakukan secara sah, dimana lahan atau tanah masyarakat yang dibeli oleh pihak Bandara Kuala Namu memiliki surat-surat resmi sehingga masyarakat dapat melepas hak kepemilikannya atas tanah kepada pihak Bandara Kuala Namu.

Bentuk-bentuk kerjasama yang terjalin antara masyarakat di kedua Desa, yakni Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Pasar VI Kuala Namu Kecamatan Beringin dengan pihak Bandara Kuala Namu tidak hanya sebatas kerjasama alih fungsi lahan melalui tahapan pembelian, melainkan juga kerjasama dalam bentuk pengadaan fasilitas umum yang mendukung kehidupan masyarakat di kedua desa tersebut.

Terbukanya peluang kerja di Bandara Kuala Namu dengan memberikan akses terhadap masyarakat sekitar adalah bagian dari bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pihak manajeman Bandara Kuala Namu dengan masyarakat sekitar, hal ini didukung oleh keyakinan pihak manajemen Bandara Kuala Namu bahwa pembangunan dan daya saing Bandara Kuala Namu tidak hanya milik pengelola bandara melainkan juga kerjasama dan dukungan masyarakat adalah hal penting, dan bentuk keterikatan yang saling membutuhkan satu sama lain.

Sebagai contoh bentuk kerjasama yang terjalin adalah Anto (29 Tahun) informan penelitian ini mengatakan bahwa semenjak orangtuanya melepas kepemilikan lahan kepada pihak pengelola Bandara Kuala Namu dan kemudian berpindah dari Desa Pasar VI Kuala Namu menuju Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin, uang pengganti tersebut dibagi rata dalam keluarganya.Anto (29 Tahun) kemudian menjadikan uang tersebut sebagai modal usaha menarik ojek, hal ini dikarenakan pola kerjasama berupa lowongan kerja yang ditawarkan oleh pihak Bandara Kuala Namu mensyaratkan tingkat pendidikan yang tidak dapat dipenuhinya.

Dengan menarik ojek, Anto (29 Tahun) kini memiliki jaringan kerjasama dengan pihak Bandara Kuala Namu berupa jasa mengantar karyawan, penumpang dan masyarakat umum dari pintu gerbang perlintasan Desa Pasar VI Kuala Namu Kecamatan Beringin menuju Bandara Kuala Namu, dimana usaha tersebut didukung oleh pihak Bandara Kuala Namu dengan pemberian izin.

Berbeda dengan Anto (29 Tahun), Budi (30 Tahun) yang menyelesaikan pendidikan sekolah menengah umum, diterima sebagai satuan pengamanan oleh pihak pengelola Bandara Kuala Namu dan ditempatkan untuk menjaga pintu perlintasan menuju akses jalan Kuala Namu yang terdapat di Pasar VI Kuala Namu Kecamatan Beringin.

Pemuda lainnya yang merupakan masyarakat kedua desa, yakni Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Pasar VI Kuala Namu Kecamatan Beringin terkendala pada kualifikasi pendidikan untuk dapat melamar pekerjaan di Bandara Kuala Namu, walaupun terdapat penduduk setempat yang mendapatkan pekerjaan di Bandara Kuala Namu berdasarkan jaringan-jaringan sosial-kultural yang telah dibangun sebelumnya.

Kerjasama yang dibangun antara pihak masyarakat dengan pihak pengelola Bandara Kuala Namu adalah bagian dari strategi adaptasi bertahan hidup oleh masyarakat setempat dan juga sebentuk strategi adaptasi yang diterapkan oleh Bandara Kuala Namu sebagai dukungan terhadap keberadaan Bandara Kuala Namu.

Dokumen terkait