• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Elaborasi Tema 1.Pengertian

2.3.3. Interpretasi Tema

Frank Lloyd Wright telah membangun ide arsitektur organiknya berdasarkan dari bentuk natural dan alam. Wujud dari pekerjaannya adalah kesederhanaan, keharmonisan, keterpaduan dan integrasi. Wright menghubungkan arsitekturnya dengan tanaman organik (tumbuhan) dan hewan serta melihat hubungan dari tiap bagian secara keseluruhan yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Lingkungan

Frank Lloyd Wright memilih kata organik untuk menggambarkan arsitekturnya dan memakai prinsip pertumbuhan organik sebagai inspirasinya. Menurut hukum pertumbuhan organik, satu bentuk organik itu adalah tumbuhan pada strukturnya sendiri serta berkembang dengan bebas dari keadaannya semula seperti tanaman yang tumbuh dan muncul dari permukaan tanah.

Maka Wright membangun rumah seperti tumbuh dengan mudah dari tapaknya yang saling mendukung bagi lingkungannya, bila alam itu nyata bagi lahannya tetapi bila tidak, maka bangunan tersebut harus terkesan tenang, kokoh serta organik.

Wright juga menyatakan cara penyatuan bangunan dengan lingkungan sekitarnya, misalnya, bahwa bangunan tidak diharuskan untuk dibangun di atas lembah, tetapi bangunan tetap untuk tumbuh dan keluar dari lembah. Bangunan harus horizontal dalam arti tidak untuk bersaing dengan alam, menghilang dalam kehijauan alam, dan harus dibangun dengan material lokal, sehingga mereka menyatu dengan lansekapnya. Hal ini dapat dilihat pada bangunan Falling Water dekat Mill Run, Pennsyivania dimana terdapat kantilever yang menggapai air terjun, bangunannya menyatu dengan bebatuan pada tapaknya. Topografi, flora dan fauna serta atribut-atribut alami yang ada pada lokasi tapak, akan selalu memberikan pengaruh pada karakteristik bangunan yang didirikan.contohnya adalah pada rumah-rumah yang dibangunnya di Pairi atau didaerah padang rumput, merefleksikan keseluruhan dari area yang berupa garis horizontal (mendatar), bukan hanya aspek spesifik tapak saja. Menurut Wright garis horizontal merupakan garis yang menyiratkan ketenangan dan bersifat domestik, dan setiap bangunannya harus menjadi milik bumi buka malah melawannya.

Wright juga memakai prinsip struktur organik untuk beberapa bentuk bangunannya, misalnya Jhonson Wax Building dengan pemakain teknologi terbaru dan berlanjut dengan pemakain material tradisional. Begitu juga dengan gedung menara yang didasarkan atas bentuk pohon. Dimana basementnya akar pohon, core servisnya adalah batang dan lantai gedung berkantilever adalah cabang dan ranting.

2. Ruang

Intisari dari bangunan yaitu ruang yang mengalir keluar dan mengalir kedalam. Suatu keberadaan bangunan bukan terdiri dari empat dinding dan atap, tetapi ruang dalam yang dialami manusia seperti pernyataannya ”Arsitektur

memandang tiga dimensi tidak pernah sebagai tebal atau benar-benar tipis, tetapi selalu sebagai kedalaman. Kedalaman adalah suatu elemen ruang tiga dimensi yang ditransformasikan pada suatu elemen ruang. Maksudnya kedalaman ruang tersebut pada keluasan akan menjadi arsitektural dan menjadi suatu motif yang

sah dalam perancangan”.

Bagi Wright, ruang seperti cairan yang bebas mengalir dan tidak formal seperti gaya hidup orang Amerika.

3. Keterpaduan

Memilki suatu karakter merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri bagi semua arsitektur organik. Arti dari sebuah bangunan akan jelas keobjektifannya walaupun hanya berfungsi sebagai took, apartmen, bank, gereja, hotel sirkus atau sekolah. Artinya kepemilikan atas desain yang imajinatif untuk tujuan tertentu manusia dengan pemakaian alam dari material atau sintesis dan metode konstruksinya.

Wright mengembangkan arsitektur organik menuju tingkat yang lebih tinggi. Dalam keputusannya tidak ada karakteristik yang samar-samar seperti teori dan kerja Harring. Wright juga memasukkan kompleksitas yang tinggi dan keterpaduan. Bagi Wright semua kondisi karakter dari arsitektur organik harus : - Tanggap terhadap morfologi tapak.

- Tanggap terhadap fungsi arsitektur dan ruangan. - Tanggap terhadap ornament arsitektur (hiasan). - Tanggap terhadap teknolgi.

- Tanggap terhadap karakter bangunan.

Wright merancang bangunan dengan ide arsitektur organik dimana bangunan menyatu dengan alamnya dan bentuk yang diinspirasikan dari bentuk alami yang tumbuh dengan bebas. Prinsip dari arsitektur organik Wright terlihat dari pada

awal perkembangannya yaitu dari desain rumah tinggal yang terkenal dengan Praire House. Dimana terlihat arsitektur organiknya yaitu :

• Garis horizontal, Wright melihat garis horizontal itu sebagai lambang hubungan

manusia dengan alam, berlawanan dengan garis vertikal yang menunjukkan dominasi manusia terhadap alam.

• Menyatu dengan tapaknya, bangunan seharusnya dirancang sesuai dengan

elemen yang ada pada tapaknya. Dari kuil jepang Wright mempelajari seni menyatukan bangunan dengan lansekap, dan menyatukan antara ruang luar dan ruang dalam.

• Material yang tepat, yang tepat seperti batu, kayu dan ubin harus digunakan

dengan tidak menentang hubungannya dengan alamnya.

• Simbol domestik, rumah yang mengandung elemen tradisional menjadikan rumah menjadi ramah, mengundang dan tempat berlindung yang nyaman.

Karakter setiap bangunan harus dirancang menurut prinsip dasar organik dan alam dari tapaknya seperti menentang aplikasi dari suatu style. Harus memakai banyak style seperti layaknya manusia.

Berdasarkan penjelasan dari paragraph sebelumnya dapat disimpulkam bahwa prinsip-prinsip dari gaya arsitektur organik yaitu:

1. Kesederhanaan dan ketenangan

Prinsip ini berada dibelakang seni. Keterbukaan harus dimasukan kedalam struktur menjadi bentuk yang terpadu sehingga menjadi jenis dekorasi yang alami dan tenang. Detail dan dekorasi dikurangi dan bahkan fixtures, gambar dan mebel dalam struktur harus diintegrasikan.

2. Ada banyak gaya rumah

Prinsip ini memungkinkan ekspresi dari kepribadian masing-masing klien,walaupun rancangan Wright selalu memberikan kontribusi yang signifikan.

Sebuah bangunan yang didirikan harus selaras dengan lingkungan di sekitarnya.

4. Warna alam

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembangunan harus selaras dengan warna alam.

5. Sifat bahan

Kayu harus seperti kayu dan batu bata harus seperti batu bata,warna dan tekstur mereka tidak boleh berubah.

6. Integritas rohani dalam arsitektur

Wright percaya bawah kualitas bangunan harus sejalan dengan kualitas manusia. Artinya bangunan harus memberikan sukacita dan suasana yang layak bagi penghuni. Hal ini menurutnya lebih penting dari banyak gaya.

Maka dari prinsip gaya arsitektur tersebut berikut beberapa penerapan dalam bangunan, yaitu:

1. Fasad Bangunan yang Sederhana

Fasad bangunan tidak didekorasi dengan berlebihan sehingga bangunan kelihatan sederhana tetapi tetap menarik.

2. Bentuk Bangunan Tidak terlalu Mencolok

Bangunan dengan tema arsitektur organik harus menyelaraskan bentuk dan penampilan sesuai dengan alam sekitar agar menyatu dan sejalan dengan alam sekitar.

3. Penggunaan Warna Cat yang Netral dan Alami pada Fasad dan Interior Bangunan

Warna yang netral dan alami merupakan symbol dari warna dan alam sekitar. Oleh karena itu, warna juga menjadi penunjang dari membentuk bangunan yang tidak terlalu mencolok dan membuat fasad lebih sederhana.

4. Menggunakan Bahan Kayu, Batu Bata, dan Sejenisnya yang Menyerupai Bahan-bahan yang digunakan untuk mendekorasi dan membuat struktur bangunan pada umumnya menggunakan kayu dan batu bata agar terlihat lebih natural.

5. Sesuai dengan Selera Manusia

Salah satu kelebihan dari arsitektur organik adalah suasana ruangnya yang membuat kenyamanan dan sukacita untuk para pengguna bangunan.

Dokumen terkait