• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …

D. Isolasi Bakteri Ketiak Penyebab Bau Badan

1. Isolasi Bakteri bau Badan

Isolasi adalah memisahkan suatu mikrobia dari lingkungan di alam

dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium biakan (Jutono

1980). Tujuan dilakukan isolasi bakteri bau badan adalah untuk mendapatkan

bakteri yang benar-benar menyebabkan bau badan dengan mengambil bakteri

dari ketiak yang berkeringat, bukan hanya bakteri yang tumbuh dikulit, tapi

ada di ketiak. Bakteri bau badan diisolasi dari ketiak 5 probandus berusia

produktif (18-40 tahun) yang memiliki Body Mass Index (BMI) overweight

yang memiliki kriteria Body Mass Index (BMI) overweight dipilih karena

berdasarkan anatomi tubuh orang yang memiliki badan gemuk cenderung

memiliki bau badan dimana keringat dapat terperangkap diantara lipatan

lemak di kulit, penumpukan keringat inilah yang berpotensi menimbulkan

bau badan akibat adanya aktivitas antibakteri (Murtastutik, 2012). Kegiatan

lari selama 1 menit dilakukan untuk memicu keluarnya keringat dari kelenjar

apokrin di ketiak sehingga bakteri bau badan dapat beraktivitas dan mudah

diisolasi dengan cutton bud steril yang sebelumnya dicelupkan kedalam NaCl

fisiologis. NaCl fisiologis digunakan untuk mengisolasi bakteri pada kondisi

yang sama dengan tubuh probandus Isolasi dilakukan secara streak plate.

Metode streak plate merupakan metode isolasi secara goresan dengan tujuan

untuk mendapatkan koloni terpisah yang dapat diduga merupakan satu

spesies yang sama. Koloni adalah kumpulan sel bakteri dengan spesies yang

sama dan berasal dari perbanyakan satu sel tunggal.

Untuk menumbuhkan dan mengembangkan mikrobia dipergunakan

suatu substrat yang disebut media. Agar dapat dan berkembang diperlukan

syarat tertentu, yaitu didalam media harus terkandung semua unsur hara yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, media harus

punya tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan

kebutuhan mikroba, dan media harus dalam keadaan steril (Suriawiria,1986).

Media awal yang digunakan untuk mengisolasi bakteri bau badan di ketiak

adalah media NA (Nurtrien Agar) karena di dalam medium ini terkandung

substansi anorganik dan organik yang diperoleh dari lingkungan, diperlukan

pada biosintesis dan produksi energi sel, dan digunakan sebagai sumber

energi untuk pertumbuhan banyak mikrobia (Prescott et al, 1999). Nutrien

Agar ditinjau secara kimiawi termasuk dalam medium sintentik, dalam

Nutrien Agar terkandung nutrien yang mendukung pertumbuhan bakteri.

Nutrien yang terkandung dalam NA antara lain yeast extract 2,0; peptone 5,0;

sodium chloride 5,0 dan agar 15,0. Adapun fungsi dari kandungan tersebut

adalah Pemilihan NA sebagai media pertumbuhan bakteri bau badan salah

satunya berdasarkan pengaruh pH media terhadap pertumbuhan bakteri. pH

optimum kebanyakan bakteri 6.5-7,5 (Pelczar, 2006). Nutrien Agar memiliki

pH netral (pH 7), sehingga diharapkan media NA dapat memfasilitasi

kebutuhan nutrisi pertumbuhan bakteri sebagai skrining awal bakteri bau

badan di ketiak.

Identifikasi biakan organisme memerlukan pindahan segar tanpa

terjadi pencemaran. Pemindahan bakteri ini dilakukan dengan teknik aseptik

untuk mempertahankan kemurnian biakan (Ratna,1986). Isolasi dilakukan menggunakan cutton bud steril yang dibersihkan menggunakan alkohol

sebelum digunakan untuk mengisolasi. Alkohol digunakan untuk

mengoptimalkan pensterilan, dengan alkohol ini diharapkan tidak ada

mikrobia kontaminan yang mungkin berasal dari cutton bud. Cutton bud yang

sudah disterilkan terlebih dahulu diusapkan pada kontrol media NA dengan

metode streak plate. Kontrol media NA ini bertujuan untuk menegaskan

bakteri di ketiak bukan bakteri kontaminan yang berasal dari cutton bud

untuk mengambil bakteri, media NA, maupun lingkungan. Hasilnya pada

kontrol media NA tidak ditemukan pertumbuhan mikrobia yang artinya

teknik isolasi bakteri bau badan sudah aseptis dan bakteri yang diisolasi

murni berasal dari ketiak bukan merupakan kontaminan.

Gambar 15. Kontrol media isolasi bakteri ketiak.

Seluruh tahap inkubasi pada proses isolasi dilakukan pada suhu 370C selama 24

jam. Suhu ini dimaksudkan agar bakteri bau badan yang terseleksi dapat tumbuh

seperti habitat aslinya di ketiak.

Sebagai hasil skrining awal, koloni yang tumbuh di atas lempeng agar,

perlu diperhatikan warna, sifat tembus cahaya, pinggir (tepi), sifat permukaan

(elevasi) dan bentuknya. Hal ini memungkinkan diperoleh ciri-ciri morfologi

koloni bakteri. Tahap penting yang juga harus dilakukan dalam pencirian dan

pengidentifikasian bakteri adalah proses pewarnaan gram yang merupakan proses

pewarnaan diferensial (Lay, 1994). Koloni terpisah dari hasil isolasi kemudian

direisolasi, hingga didapatkan kultur murni. Koloni yang dipilih untuk reisolasi

adalah koloni yang memiliki bentuk dan warna yang mendominasi seluruh

bentuk bulat cembung. Kultur murni adalah suatu biakan bakteri yang terdiri dari

satu spesies yang sama dan merupakan perbanyakan dari sel tunggal. Semua sel

dalam koloni itu sama, dianggap kesemuanya itu merupakan keturunan (progeni)

satu mikroorganisme dan karena itu mewakili apa yang disebut biakan murni

(Pelczar, 2006). Koloni yang terpisah tidak selalu diperoleh hanya dengan 1 kali

reisolasi saja namun memerlukan reisolasi sebanyak 2-3 kali hingga diperoleh

koloni terpisah. Reisolasi digunakan untuk mengisolasi koloni mikrobia lebih

lanjut beberapa kali dengan tujuan diperoleh koloni terpisah dan merupakan

biakan murni yang hasilnya dapat diamati dari keseragaman warna, bentuk dan

konsistensinya (Pelezar, 1988). Dari tahap reisolasi sebanyak 2 kali ini diperoleh

koloni strain bakteri dari isolat bakteri ketiak yaitu bulat (coccus) dan terpisah

satu sama lain. Biakan murni dari reisolasi yang diperoleh tersebut digunakan

untuk tahap identifikasi.

Dari gambar 16 menunjukkan adanya koloni terpisah yang seragam

berbentuk bulat dan kekuningan yang telah diinokulasikan secara streak platting.

Koloni yang terpisah yang diperoleh dari tahap reisolasi digunakan sebagai stok

untuk identifikasi dan determinasi berdasarkan pada morfologi koloni dan

morfologi sel. Dari strain tersebut dibandingkan dan diperoleh hasil yang

menunjukkan adanya koloni terpisah yang seragam baik warna, bentuk dan

konsistensinya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa isolat bakteri ketiak

merupakan kultur murni yang berperan terhadap masalah bau badan secara

kont rol media Isolat 1

Isolat 2 Isolat 3

Isolat 4

Isolat 5

Gambar 16. Hasil isolasi ketiak dari 5 probandus

Pengecatan gram, motilitas dilakukan pada setiap hasil reisolasi untuk

melihat apakah sudah didapat kultur murni atau belum. Pada pengecatan gram

yang diamati adalah bentuk dan warna sel yang seragam. Berdasarkan hasil

pengecatan gram dan motilitas didapatkan hasil bakteri yang diisolasi non motil

dan bersifat gram positif dengan bentuk sel yang seragam berbentuk seperti

anggur.

Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni pada cawan agar dan

morfologi sel, disimpulkan bahwa isolat bakteri ketiak yang diperoleh merupakan

Koloni yang terpisah yang diperoleh dari tahap reisolasi digunakan

sebagai stok untuk identifikasi dan determinasi berdasarkan pada morfologi

koloni dan morfologi sel sebagai penegasan hasil.

Dokumen terkait