• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …

G. Karakteristik Sifat Fisik dan Stabilitas Deodoran Ekstrak Etanol

1. Ukuran Droplet

Ukuran droplet merupakan faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi kestabilan emulsi deodoran ekstrak etanol daun beluntas.

Semakin kecil ukuran droplet, maka kestabilan emulsi deodoran semakin baik

karena ukuran droplet yang kecil dapat menjebak medium kedalamnya,

akibatnya tahanan mengalir semakin besar sehingga droplet-droplet menjadi

immobile. Dengan sistem yang immobile maka droplet-droplet akan sukar

bergerak, hal ini diimbangi dengan kerja emulsifying agent yang baik pada

lapisan antarmuka fase minyak dengan fase air. Emulsifying agent membentuk

struktur kaku yang berfungsi sebagai barrier untuk mencegah droplet

bergabung (Nielloud and Mestres,2000).

Pengukuran droplet dilakukan 48 jam dan 30 hari penyimpanan untuk

melihat stabilitas emulsi selama penyimpanan. Pengukuran droplet selama 30

hari digunakan untuk melihat besarnya perubahan ukuran droplet dari waktu ke

waktu selama 30 hari yang merupakan fenomena ketidakstabilan emulsi dalam

penyimpanan. Droplet diukur dengan menggunakan mikroskop (Motic, B3

Professional Series) dengan perbesaran 40X. Pengukuran droplet emulsi

dilakukan sebanyak 500 droplet (Martin et al, 1993) untuk tiap replikasi

formula pada tiap waktu pengukuran. Pengukuran droplet dilakukan pada

bagian tengah, bawah dan atas preparat, hal ini dilakukan untuk

mempresentasikan kondisi droplet secara keseluruhan.

Untuk lebih mempresentasikan kondisi ukuran droplet, maka ukuran

lampiran 10. Data ukuran droplet terdistribusi normal. Menurut Sopiyudin

(2001), jika data mempunyai distribusi normal, maka dianjurkan untuk

memilih mean sebagai ukuran pemusatan dan standar deviasi (SD) sebagai

ukuran penyebaran. Hal ini didasarkan karena mean lebih menggambarkan

distribusi ukuran droplet secara keseluruhan pada data yang terdistribusi

normal. Pengukuran tidak menggunakan percentile 90 karena parameter ini

hanya menggambarkan bahwa 90% dari populasi droplet di bawah suatu nilai

tertentu sehingga tidak bisa menggambarkan ukuran droplet sebenarnya. Nilai

modus tidak dipakai karena hanya menyatakan jumlah ukuran terbanyak dari

populasi droplet. Nilai modus kurang sensitif sebagai parameter untuk melihat

distribusi ukuran droplet karena modus pada penelitian ini menghasilkan nilai

yang hampir sama. Apabila nilai modus yang didapat dari masing-masing data

sama maka distribusi penyebaran datanya dapat berbeda sehingga tidak dapat

menggambarkan ukuran droplet sebenarnya.

Hasil pengukuran ukuran droplet pada tabel IImenunjukkan bahwa emulsi

deodoran ekstrak etanol daun beluntas berbeda untuk tiap formula, dimana

formula 1 memiliki ukuran droplet yang lebih besar daripada emulsi deodoran

ekstrak etanol daun beluntas formula 2.

Tabel III. Uji Signifikansi Profil Ukuran Droplet Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas Antara Formula 1 dengan Formula 2

Formula Ukuran droplet (µm) Shapiro-wilk (sig. p>0,05) Unpaired t-test (sig.p<0,05) keterangan 1 11,720 ± 0,16 0,1478 0,002012 signifikan 2 10,345 ± 0,24

Uji statistika dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

yang signifikan antara respon ukuran droplet pada formula 1 dengan formula 2.

Melalui hasil uji normalitas Shapiro-wilk, diketahui bahwa data pergeseran

ukuran droplet formula 1 dan formula 2 berdistribusi normal. berdasarkan uji

normalitas maka dilakukan analisis parametik uji t tidak berpasangan untuk

membandingkan respon ukuran droplet formula 1 dan formula 2. Berdasarkan

tabel III, hasil uji t tidak berpasangan menunjukkan nilai p-value 0,002012

(p<0,05), artinya terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara ukuran

droplet formula 1 dan formula 2.

2. Viskositas

Viskositas merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan

untuk menjaga stabilitas sediaan emulsi deodoran ekstrak etanol daun beluntas,

karena viskositas yang tinggi membuat pergerakan droplet terbatas. Pergerakan

droplet yang terbatas meminimalkan kemungkinan antar droplet berinteraksi.

Hal ini dapat meminimalkan terjadinya fenomena instabilitas emulsi, yaitu

koalesens (bergabungnya dua atau lebih droplet kecil menjadi satu droplet

besar). Viskositas yang optimum mengakibatkan emulsi mudah mengalir dan

penyebar di kulit ketiak saat dioleskan. Viskositas yang terlalu kecil dapat

mengakibatkan emulsi terlalu mudah mengalir, akibatnya terlalu banyak

sediaan emulsi deodoran ekstrak etanol daun beluntas yang keluar melalui

wadah dan menyebabkan kontak dengan kulit ketiak hanya sebentar. Demikian

juga dengan viskositas yang terlalu besar akan menghambat pergerakan

ketidaknyamanan saat diaplikasikan ke kulit ketiak. Viskositas berpengaruh

terhadap efektifitas emulsi deodoran saat diaplikasikan ke kulit ketiak.

Umumnya semakin besar viskositas suatu formula maka daya sebar akan

semakin kecil (Dark dkk,2002). Hal ini membuat sediaan emulsi akan semakin

stabil karena pergeseran partikel cenderung lebih sulit dengan semakin

kentalnya suatu bahan (Schmitt, 2007).

Pengujian viskositas dilakukan dengan menggunakan viscostester RION

V-04 dengan rotor nomor 1. Saat pengukuran, setelah emulsi deodoran ekstrak

etanol daun beluntas dituang ke dalam viscostester didiamkan selama beberapa

saat (dalam penelitian ini didiamkan selama 5 menit untuk menyamakan

perlakuan). Hal ini untuk mengurangi adanya bias pada pengukuran, karena

penuangan ke dalam viscostester juga memberikan gaya geser yang dapat

mempengaruhi viskositas. Nilai viskositas deodoran ekstrak etanol daun

beluntas terukur dalam d.Pa.s ditunjukkan pada skala yang terdapat pada alat

viscostester. Pembacaan skala pada viscostester tergantung dari rotor yang

digunakan untuk mengukur viskositas sediaan.

Viskositas yang diinginkan dalam penelitian ini adalah 10-20 d.Pa.s.

Berdasarkan tabel II, hanya formula 1 yang memenuhi syarat range viskositas yang diingikan. Hasil pengukuran viskositas pada tabel IImenunjukkan bahwa

emulsi deodoran ekstrak etanol daun beluntas formula 2 memiliki viskositas

yang lebih besar daripada deodoran ekstrak etanol daun beluntas formula 1

Dari tabel II dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan respon viskositas pada

Tabel IV. Uji Signifikansi Profil Viskositas Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas Antara Formula 1 dengan Formula 2

Formula Viskositas(d.pas)

Shapiro-wilk (sig. p>0,05) Wilcoxon dua sampel (sig.p<0,05) keterangan 1 10,21± 0,11 0,006932 0,1 tidak signifikan 2 22,66± 0,15

Uji statistika dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

yang signifikan antara respon viskositas pada formula 1 dengan formula 2.

Melalui hasil uji normalitas Shapiro-wilk, diketahui bahwa data viskositas

formula 1 dan viskositas formula 2 berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas maka dilakukan analisis non parametik uji Mann Whitney

(Wilcoxon dua sampel) untuk membandingkan respon viskositas formula 1

dengan formula 2. Berdasarkan tabel IV, hasil uji Mann Whitney (Wilcoxon

dua sampel) menunjukkan nilai p-value 0,1 (p>0,05), artinya tidak terdapat

perbedaan rerata yang bermakna antara viskositas formula 1 dan formula 2.

Dokumen terkait