• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.2. Isu Strategis

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas daerah/masyarakat di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Oleh karena itu, isu-isu strategis harus memenuhi kriteria memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran

pembangunan nasional dan daerah; merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat; memiliki daya ungkit yang sigiifikan terhadap pembangunan daerah; kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Isu strategis selain berasal dari permasalahan pembangunan sebagaimana telah diuraikan di sub bab diatas, juga berasal dari analisis lingkungan eksternal. Disamping harus mampu menciptakan peluang, sekaligus harus mampu memanfaatkan berbagai peluang yang akan muncul dalam 5 (lima) tahun mendatang; termasuk mengantisipasi berbagai ancamannya. Analisis lingkungan ekstrnal dapat diambil dari berbagai informasi dari dunia internasional, kebijakan nasional (RPJMN), regional (RPJMD Kepulauan Riau dan RPJPD Kabupaten Lingga), sumber-sumber lain yang dapat berdampak langsung pada pembangunan Kabupaten Lingga selama lima tahun kedepan.

a. Isu Skala Internasional (Tujuan Pembangunan MDG’s)

Salah satu isu strategis di tingkat internasional yang relevan bagi perencanaan pembangunan 5 (lima) tahun mendatang bagi Kabupaten Lingga adalah Komitmen Millenium Development Goals (MDG’s) yang ditetapkan pada UN Summit tahun 1990 oleh PBB. Dengan telah diadopsinya komitmen MDG’s oleh Indonesia maka Kabupaten Lingga bersama dengan daerah lain di seluruh Indonesia harus mencermati indikator dan target yang harus dicapai sampai akhir tahun 2015 untuk setiap tujuan pembangun milenium tersebut.

Konsep MDG’s muncul dengan pemikiran bahwa ada beberapa hal yang menjadikan masyarakat menjadi tetap rentan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sehingga ditetapkan delapan delapan beserta target-target-nya yang diharapkan mampu membantu masyarakat keluar dari persoalan-persoalan yang sangat mendasar. Konsep MDG’s pada intinya bertujuan untuk membawa pembangunan ke arah yang lebih adil bagi semua pihak, baik untuk

manusia dan lingkungan hidup, bagi laki-laki dan perempuan, bagi orangtua dan anak-anak, serta bagi generasi sekarang dan generasi mendatang.

Adapun kedelapan tujuan pembangunan milenium terdiri dari: 1. Menghilangkan angka kemiskinan absolut dan kelaparan; 2. Memberlakukan pendidikan dasar yang universal;

3. Mengembangkan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan; 4. Menurunkan angka kematian anak;

5. Memperbaiki kesehatan maternal;

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; 7. Menjamin kesinambungan lingkungan hidup; dan 8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan

b. Isu Kebijakan Nasional

Selain memperhatikan isu skala internasional hal lain yang menjadi pertimbangan perumusan isu-isu strategis adalah kebijakan nasional. Kebijakan nasional yang menjadi pedoman dalam menyusun RPJMD Kabupaten adalah RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014.

Adapun sasaran utama pembangunan nasional 2010-2014 yang perlu dipedomani yaitu:

A. Sasaran pembangunan kesejahteraan rakyat

 Ekonomi  Pendidikan  Kesehatan  Pangan  Energi  Infrastruktur

 Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia C. Sasaran Pembangunan Penegakan Hukum

Tercapainya suasana dan kepastian keadilan melalui penegakan hukum (rule

of law) dan terjaganya ketertiban umum.

Dalam RPJMN ditetapkan 11 prioritas pembangunan nasional, yaitu: 1. Reformasi birokrasi dan tata kelola;

2. Pendidikan; 3. Kesehatan;

4. Penanggulangan kemiskinan; 5. Ketahanan pangan;

6. Infrastuktur;

7. Iklim investasi dan iklim usaha; 8. Energi;

9. Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana;

10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan paska konflik; dan 11. Kebudayaan, kreatifitas dan inovasi teknologi.

Berdasarkan arahan pembangunan wilayah Sumatera, tujuan pembangunan wilayah Sumaetra dalam dokumen RPJMN dalam kurun waktu 2010-2014 adalah untuk:

1. Meningkatkan standar hidup masyarakat Sumatera;

2. Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan pertambangan di wilayah Sumatera;

3. Mengembangkan jaringan dan meningkatnya transportasi di Wilayah Sumatera; 4. Mengembangkan Sumatera bagian selatan sebagai lumbung energi;

5. Mengembangkan Sumatera bagian tengah dan bagian utara sebagai pusat perkebunan dan agribisnis;

6. Mewujudkan keseimbangan pembangunan wilayah sumatera bagian utara, bagian selatan, dan bagian pesisir pantai.

Jika mengacu pada tujuan pengembangan wilayah Sumatera, maka sasaran yang dicapai dalam kurun waktu 2010-2014 adalah sebagai berikut;

1. Meningkatnya standar hidup masyarakat sumatera yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, angka kematian bayi, angka harapan hidup, serta pendapatan per kapita;

2. Meningkatnya produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan di wilayah sumatera;

3. Berkembangnya jaringan dan meningkatnya transportasi di wilayah sumatera; 4. Berkembannya sumatera bagian selatan sebagai lumbung pangan dan lumbung

energi;

5. Berkembangnya sumatera bagian tengah dan sumatra bagian utara sebagai pusat perkebunan dan agribisnis;

6. Terwujudnya kesimbangan pengembangan wilayah sumatera bagian utara, bagian selatan, dan bagian pesisir pantai.

Sasaran dan prioritas pembangunan nasional lima tahunan periode 2010-2014 yang telah diuraikan diatas menjadi salah satu pedoman dalam menyusun RPJMD Kabupaten Lingga. Hal ini dilakukan dengan maksud menjaga keterpaduan pembangunan nasional dengan pembangunan daerah. Pembangunan yang dilakukan Lingga diharapkan dapat menunjang pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan provinsi dan nasional.

Selain 11 prioritas nasional dan tujuan serta sasaran pembangunan yang tertuang dalam dokumen RPJMN, saat ini pemerintah menerbitkan Masterplan Percepatan dan Perluasan pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dalam rangka mewujudkan visi sebagai negara maju dan sejahtera pada tahuun 2025, Indonesia

bertekad mempercepat transformasi ekonomi. Untuk itu disusun Masterplan Percepatan dan perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang mengedepankan pendekatan not business as usual, melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan terfokus pada prioritas yang konkrit dan terukur. Namun demikian, MP3EI tetap merupakan bagian yang integral dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

Langkah-langkah terobosan yang tertuang di dalam strategi dan kebijakan MP3EI dirumuskan dengan memperhatikan sejumlah prasarat yang diperlukan. Selain itu juga dikembangkan strategi yang terdiri dari atas 3 (tiga) pilar utama berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, strategi peningkatan potensi wilayah melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di dalam koridor ekonomi, strategi memperkuat konektivitas nasional, serta strategi meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dan IPTEK. Prasarat serta berbagai strategi pengembangan tersebut akan sangat mempengaruhi kaberhasilan pelaksanaan MP3EI.

Berdasarkan ketiga strategi yang telah ditetapkan, disusun rencana pembangunan 6 koridor ekonomi yang multiplier effect-nya dapat dirasakan di seluruh wilayah tanah air. Pembangunan di masing-masing wilayahnya. Indikasi investasi sampai dengan 2014, termasuk infrastuktur utama, disusun berdasarkan proses interaksi dengan seluruh pemangku kepentingan.

c. Isu Kebijakan Regional Provinsi (Review RPJMD Provinsi Kepulauan Riau)

Review terhadap RPJMD Provinsi Kepulauan Riau bertujuan untuk mengetahui kebijakan Provinsi Kepulauan Riau. Pemahaman terhadap kebijakan pembangunan jangka menengah provinsi ini akan memandu RPJMD Kabupaten Lingga agar selaras dan sinergis dengan tujuan dan kebijakan pembangunan provinsi Kepulauan Riau. Kebijakan pembangunan jangka menengah Provinsi Kepulauan Riau antara lain:

1. Adanya ketimpangan pembangunan antar wilayah yang tinggi, baik antar kawasan (khususnya Batam dan wilayah lainnya), ibukota dan kota satelitnya, serta pusat dan

hinterland-nya.

2. Masih rendahnya kualitas SDM di wilayah Provinsi Kepulauan Riau sebagai konsekuensi dari rendahnya akses terhadap kesehatan dan pendidikan. Ditambah lagi, saat ini terdapat fenomena pergeseran perekonomian dari semula sektor primer (pertanian dan perikanan) ke sektor sekunder dan tersier (industri dan jasa), namun tanpa diiringi peningkatan kualitas SDM maka tenaga kerja lokal tidak akan dapat menyesuaikan dengan transformasi tersebut.

3. Optimalisasi penanganan wilayah perbatasan, pulau-pulau terluar, terdepan dan pulau-pulau kecil di wilayah Provinsi Kepulauan Riau sebagai pusat pertumbuhan serta pertahanan dan keamanan serta kerangka optimalisasi hasil daerah.

4. Peningkatan sektor transportasi, pengangkutan, dan komunikasi. Sektor-sektor tersebut menjadi basis pendorong untuk pengembangan pariwisata dan perdagangan.

5. Masih rendahnya perkembangan sektor listrik (pasokan energi listrik), gas dan air bersih yang diharapkan dapat mendukung perkembangan sektor industri sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

6. Kurangnya pengembangan sektor-sektor tersier (industri pengolahan) sehingga nilai tambah sektor menjadi rendah, terutama dalam hal ini adalah industri pengolahan hasil-hasil kelautan dan perikanan.

7. Belum dikelolanya sumber daya alam terutama sumber daya kelautan dan pertambangan secara optimal sehingga belum memberikan manfaat bagi masyarakat dan daerah secara signifikan. Termasuk di dalam pengelolaan ini adalah pengembangan perikanan budidaya selain perikanan tangkap.

8. Peningkatan pengarusutamaan gender dalam pembangunan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh masih rendahnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, termasuk tingginya angka putus sekolah perempuan dibandingkan laki-laki.

Pengarusutamaan gender ini terkendala pada kurangnya pemahaman para perencana pembangunan dalam menyusun kebijakan, program dan kegiatan yang responsif gender.

Menurunnya kualitas lingkungan hidup akibat berbagai pencemaran, pengelolaan sampah (domestik dan non domestik) yang belum optimal, dan eksploitasi sumberdaya yang dilakukan masyarakat dan dunia usaha baik lokal ataupun internasional. Hal ini antara lain disebabkan masih lemahnya penindakan hukum atas tindakan-tindakan pencemaran dan juga rendahnya keterlibatan dan kepedulian masyarakat dan dunia usaha dalam penanganan masalah lingkungan.

d. Isu Kebijakan Regional Kabupaten (Review draft RPJPD Kabupaten Lingga 2005-2025)

Tujuan pembangunan jangka panjang Kabupaten Lingga tahun 2005-2025 adalah mewujudkan masyarakat yang maju, sejahtera, adil dan makmur, selaras dengan tujuan jangka panjang nasional. Untuk mewujudkan visi serta tujuan tersebut, maka pembangunan Kabupaten Lingga dua puluh tahun yang akan datang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut:

Tabel. T-IV.1.

Sasaran Pokok Dan Indikator Kinerja RPJPD

No. Pokok Visi Misi/Sub Misi Sasaran

1. Bunda Tanah Melayu

Menjadikan Kabupaten Lingga sebagai rujukan budaya Melayu

Mewujudkan karakter daerah yang unggul dan modern berbasiskan budaya melayu, baik di lingkungan regional, nasional maupun internasional

2. Agamis Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan

Meningkatkan kerukunan hidup antar dan inter-umat beragama guna

No. Pokok Visi Misi/Sub Misi Sasaran

Yang Maha Esa memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan bermasyarakat dan pola perilaku penyelenggara pemerintahan daerah

3. Berbudaya Melestarikan nilai-nilai luhur dan mengembangkan khazanah budaya melayu

Terpeliharanya nilai-nilai luhur budaya yang semakin mantap sebagai acuan pola pikir dan pola tindak masyarakat serta berkembangnya budaya Melayu 4. Demokratis Meningkatkan kesadaran

hukum dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang demokratis

Mewujudkan kepastian hukum dan tatanan kehidupan masyarakat yang demokratis sehingga tercipta suasana kondusif bagi berlangsungnya pembangunan daerah

5. Mampu bersaing

Meningkatkan dan

mengembangkan potensi sumber daya manusia yang berkualitas

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mempunyai daya saing yang tinggi dan mandiri

6. Masyarakat sejahtera

Pemberdayaan ekonomi kerakyatan

Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat seluruh masyarakat

Sumber: draft RPJPD Kab. Lingga, 2005-2025

Tahapan Lima Tahun kedua (2011-2015)

Berpijak pada pembangunan lima tahun pertama, maka pembangunan pada lima tahun kedua ditujukan untuk lebih memantapkan kembali pembangunan dalam

pelaksanaan misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah dengan prioritas pembangunan sebagai berikut:

1. Mewujudkan Kabupaten Lingga sebagai rujukan budaya melayu.

2. Mewujudkan nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 3. Mewujudkan kelestarian nilai-nilai luhur dan mengembangkan khazanah budaya

melayu.

4. Mewujudkan kesadaran hukum dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang demokratis,

5. Mewujudkan pengembangan potensi sumber daya manusia yang berkualitas. 6. Mewujudkan Pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

7. Mewujudkan sarana prasarana infrastruktur yang memadai dan berkualitas. 8. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Berdasarkan review isu internasional (MDG’s), isu nasional (RPJMN), dan isu regional (RPJMD Provinsi Kepulauan Riau dan RPJPD Kabupaten Lingga 2005-2025), maka Isu-isu strategis yang harus dikelola dengan baik dalam perjalanan masyarakat Lingga lima tahun mendatang, yaitu:

(1) Target Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDG’s)

Konsep MDGs muncul dengan pemikiran bahwa ada beberapa hal yang menjadikan masyarakat menjadi tetap rentan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sehingga ditetapkan delapan tujuan beserta target-target-nya yang diharapkan mampu membantu masyarakat keluar dari persoalan-persoalan yang sangat mendasar. Konsep MDGs pada intinya bertujuan untuk membawa pembangunan ke arah yang lebih adil bagi semua pihak, baik untuk manusia dan lingkungan hidup, bagi laki-laki dan perempuan, bagi orangtua dan anak-anak, serta bagi generasi sekarang dan generasi mendatang. Pencapaian target Millenium Development Goals yang akan berakhir pada tahun 2015, diharapkan Pemerintah Kabupaten Lingga dapat mencapai 8 (delapan) tujuan bersama pembangunan manusia yaitu:

menghilangkan angka kemikinan absolut dan kelaparan, memberlakukan pendidikan dasar yang universal, mengembangkan kesetaraan dan pembardayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, memperbaiki kesehatan maternal, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya serta menjamin kesinambungan lingkungann hidup.

(2) Globalisasi dan Perdagangan Bebas

Sesuai dengan kesepakatan pada pertemuan Asia Pacific EconomicCooperation (APEC), pelaksanaan perdagangan bebas (free trade) secara menyeluruh akan dilakukan pada Tahun 2020. Khusus untuk kawasan ASEAN kawasan perdagangan bebas (AFTA) tersebut akan mulai dilaksanakan Tahun 2010. Dimana, mobilitas barang dan orang antar negara maju dan negara berkembang sudah akan bebas dari hambatan bea masuk dan hambatan lainnya sehingga persaingan dalam bidang perdagangan, investasi, dan pasar kerja akan meningkat. Dalam situasi yang demikian, hanya kegiatan yang efisien dan mempunyai daya saing tinggi yang akan dapat bertahan. Kesepakatan perdagangan bebas ini juga menyangkut dengan mobilitas tenaga kerja akan bebas masuk ke Indonesia. Kondisi persaingan ini menjadi semakin tajam dan serius karena mulai Tahun 2010, telah disepakati pula bahwa ke dalam kesepakatan AFTA tersebut dimasukkan pula China sebagai negara anggota mitra dagang baru. Dengan demikian kawasan perdagangan bebas ini berkembang menjadi CAFTA yaitu China Asian Free Trade Area. Akibat masuknya China ini, maka persaingan menjadi ketat dan bersaing karena barang-barang produk China umumnya jauh lebih murah dibandingkan dengan dari produk negara ASEAN lainnya, termasuk Indonesia.

(3) Pencapaian IPM Yang Masih Rendah

Indeks Pembangunan Manusia terutama bidang pendidikan relatif rendah. IPM Kabupaten Lingga secara persentase meningkat tetapi angka tersebut masih terjadi penurunan peringkat,saat ini Kabupaten Lingga berada pada posisi 4 di

tingkat Provinsi dan posisi 231 di tingkat nasional, dengan nilai IPM 71,05 tahun sedangkan Provinsi Kepuluan Riau 74,54 dan nasional 71,76 pada tahun 2009. Hal ini terlihat dari masih adanya kesenjangan tingkat pendidikan antar-kelompok masyarakat, sarana dan prasarana pendidikan belum sepenuhnya memadai dan kualitas pendidikan masih relatif rendah. Selain bidang pendidikan, bidang kesehatan terkendala dengan perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat serta fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan yang terbatas dan tidak terdistribusi sampai ke wilayah terpencil.

(4) Reformasi Birokrasi

Keberhasilan proses pembangunan ekonomi tergantung pada kualitas birokrasi. Pada saat ini kualitas birokrasi pemerintah daerah Kabupaten Lingga perlu ditingkatkan terus menerus untuk menghadapi persaingan di era globalisasi. Ekonomi biaya tinggi yang terjadi hingga dewasa ini tidak terlepas dari rendahnya kualitas birokrasi. Oleh karena itu, keberhasilan penatakelolaan birokrasi daerah yang disinkronkan dengan dengan kebijakan reformasi birokrasi oleh pemerintah merupakan kunci utama yang harus dilakukan. Penegakan hukum secara konsisten, termasuk pemberantasan korupsi, dapat memberikan rasa aman, adil, dan kepastian berusaha. Banyak upaya perbaikan sistem hukum yang sudah dibenahi. Namun kesadaran masyarakat Kabupaten Lingga untuk mentaati fungsi hukum dalam menuntun perilaku berkehidupan masyarakat sehari-hari masih harus ditingkatkan seiring jalan untuk menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih demokratis.

(5) Kondisi Perekonomian Makro Yang Masih Rendah

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lingga tahun 2009 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2008. Perekonomian Kabupaten Lingga pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 6,63%. Jika dibandingkan

dengan tahun 2008 sebesar 6,65% maka mengalami penurunan sebesar 0,02%, tetapi jika dilihat dari tahun 2005 maka perekonomian Kabupaten Lingga mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu 0,58%. Capaian laju pertumbuhan ekonomi selama periode 2005-2009 belum cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat Kabupaten Lingga yang sejahtera. Masih relatif banyak masyarakat Lingga yang tertinggal dan tidak dapat menikmati buah dari pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, harus terus menerus dilakukan percepatan pertumbuhan ekonomi. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin masyarakat Lingga (inclusive growth).

(6) Pembangunan Yang Belum Memperhatikan Keberlanjutan Lingkungan

Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang tidak tepat akan mengakibatkan sumber daya alam menyusut lebih. Kerusakan lingkungan hidup mengakibatkan biaya hidup meningkat yang pada gilirannya menurunkan kualitas hidup. Kerusakan lingkungan hidup juga diduga menjadi salah satu penyebab utama munculnya epidemik dan penyakit saluran pernapasan. Dimensi lingkungan hidup pun makin luas berkaitan dengan perubahan iklim yang mempunyai keterkaitan kuat dengan kerusakan lingkungan hidup dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan.

(7) Peningkatan Infastuktur

Pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai dimensi. Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas membutuhkan tambahan kuantitas dan perbaikan kualitas infrastruktur. Revilitalisasi pertanian tidak mungkin berhasil tanpa infrastruktur yang memadai, mengingat biaya pemasaran makin dominan dalam struktur biaya akhir suatu komoditas pertanian. Keluarga miskin tidak akan mampu ikut dalam gelombang pertumbuhan ekonomi jika terisolasi akibat ketiadaan infrastruktur.

BAB V

Dokumen terkait