Gambar 3.3 Mekanisme Pengelolaan DAK sebagai Instrumen Dana perimbangan dan Prioritas Nasional
ITEMS SAAT INI ALTERNATIF I ALTERNATIF II ALTERNATIF
PENGORGANISASIAN Pembagian Tugas Mekanisme
- Usulan dan penetapan kegiatan: dilakukan oleh K/L terkait berkoordinasi dengan KemKeu, Kemendagri dan Bappenas - Penentuan alokasi dilakukan
oleh KemKeu, berkonsultasi dengan Bappenas dan K/L terkait - Penyusunan Juklak dan
Juknis dilakukan oleh K/L terkait berkoordinasi dengan Kemendagri
- Penentuan dana pendamping ditetapkan oleh Pemda, melalui mekanisme proses penyusunan anggaran di daerah
- Pelaporan dilakukan oleh Pemda ke KemKeu, Kemendagri, dan K/L terkait
- K/L terkait memberikan laporan kepada Menkeu, Kemendagri dan Bappenas
- Pemantauan dilakukan oleh Bappenas, Menkeu dan K/L terkait
- Penetapan bidang dilakukan oleh Bappenas berkonsultasi dengan K/L terkait dan Kemendagri sesuai dengan usulan bidang yang diajukan oleh daerah - Penentuan alokasi
dilakukan oleh KemKeu, berkonsultasi dengan K/L terkait
- Penyusunan Juklak dan Juknis dilakukan oleh K/L terkait berkoordinasi dengan Kemendagri - Penentuan dana
pendamping ditetapkan oleh Pemda, melalui mekanisme proses penyusunan anggaran di daerah
- Usulan dan penetapan bidang dilakukan oleh K/L terkait berkoordinasi dengan KemKeu, Kemendagri dan Bappenas - Pertimbangan penentuan
besaran alokasi DAK perdaerah didasarkan atas kriteria teknis yang ditetapkan oleh K/L terkait - Penyusunan Juklak dan
Juknis dilakukan oleh K/L terkait berkoordinasi dengan Kemendagri - Penetapan besaran alokasi
dilakukan oleh KemKeu - K/L terkait memberikan laporan kepada Menkeu, Kemendagri dan Bappenas
- Penetapan bidang dilakukan oleh Bappenas berkonsultasi dengan K/L terkait dan Kemendagri sesuai dengan usulan bidang yang diajukan oleh daerah
- Penentuan alokasi dilakukan oleh KemKeu, berkonsultasi dengan K/L terkait - Penyusunan Juklak dan
Juknis dilakukan oleh K/L terkait berkoordinasi dengan Kemendagri
- Penentuan dana pendamping ditetapkan oleh Pemda, melalui mekanisme proses penyusunan anggaran di daerah
- Gubernur memiliki peran sentral yang memadukan pendekatan top-down dan bottom-up dalam bentuk “Forum DAK Provinsi”
KAITAN DENGAN DANA LAIN
DAK, DAU dan DBH merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan dalam kerangka Dana Perimbangan.
DAK, DAU dan DBH merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan dalam kerangka Dana Perimbangan.
DAK merupakan dana transfer ke daerah yang berada di luar skema dari dana perimbangan
DAK, DAU dan DBH merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan dalam kerangka Dana Perimbangan.
PAGU NASIONAL Masih sebesar 7,5% terhadap Dana Perimbangan di tahun 2011
Penetapan pagu nasional pada saat pemerintah menetapkan RPJMN (minimal 3 tahun) yang diperoleh dari usulan pagu yang diusulkan oleh daerah
Pemerintah menetapkan prioritas nasional dari DAK dalam RPJM beserta pagu indikatifnya (yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan pencapaian prioritas tersebut)
Penetapan pagu nasional pada saat pemerintah menetapkan RPJMN (minimal 3 tahun) dengan mempertimbangkan pagu yang dihasilkan dari hasil musyawarah “Forum DAK Provinsi”
White P
Bab I Rekomendasi Arah Kebijakan DAK ke Depan
didanai oleh DAK di tahun 2011 urusan wajib di bidang pelayanan dasar publik yang telah memiliki SPM
dasar publik dan urusan pilihan
dengan pelayanan dasar, prioritas nasional, dan sudah memiliki SPM KONSEKUENSI
TERHADAP DANA DEKON DAN TP
Belum terjadi pengalihan Dana Dekon dan TP sesuai pasal 108 UU No. 33/2004. PP No. 7/2008 belum secara tegas mengatur masalah pengalihan tersebut
Dana DAK akan bertambah dari pengalihan Dana Dekon dan TP sesuai pasal 108 UU No. 33/2004
Dana DAK akan bertambah dari pengalihan Dana Dekon dan TP sesuai pasal 108 UU No. 33/2004
Dana DAK akan bertambah dari pengalihan Dana Dekon dan TP sesuai pasal 108 UU No. 33/2004
KEKUATAN Sesuai dengan tujuan
intergovernmental transfer, DAK saat ini diyakini sudah mampu menciptakan pemerataan fi skal antar daerah
Pemerataan fi skal antar daerah terjamin, sehingga pelayanan publik yang berstandar SPM bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat di Indonesia
Menjamin adanya pencapaian tujuan nasional seperti yang telah ditetapkan dalam RPJMN meskipun dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang merupakan urusan daerah
Adanya reformulasi parsial yang mendudukan DAK sesuai dengan dasar teori dan peraturan lain yang telah ada memungkinkan adanya perbaikan dalam pelaksanaan dan manfaat yang bisa dirasakan dari alokasi DAK KELEMAHAN Hilangnya nilai kekhususan dalam
pelaksanaan alokasi DAK saat ini, karena DAK lebih menekankan pada proses pemerataan kemampuan fi skal daerah
Hingga saat ini bidang- bidang yang memiliki SPM masih terbatas, sehingga masih memungkinkan untuk terjadi perluasan bidang-bidang yang akan mendapatkan DAK, seperti saat ini.
Memberikan potensi bagi ketidakmerataan dalam kondisi fi skal di daerah
-Hirarki dan mata rantai pelaksanaan DAK menjadi lebih panjang.
Jika Gubernur tidak bisa melaksanakan tugasnya maka kondisi yang terjadi bisa lebih parah dibandingkan dengan kondisi pelaksanaan DAK saat ini
erspektif, P
ermasalahan dan Dampak Dana Alokasi Khusus (DAK)
ITEMS SAAT INI ALTERNATIF I ALTERNATIF II ALTERNATIF III
KONSEKUENSI Banyak studi yang menyatakan bahwa DAK belum mampu mencapai target output/outcome dalam pembangunan, sehingga cost effectiveness dari dana DAK dianggap kecil dalam pencapaian tujuan pembangunan.
- Perlu melakukan reformulasi parsial terhadap DAK. - Reformulasi dilakukan
terutama pada hal-hal yang terkait dengan tujuan pencapaian pemerataan fi skal daerah
Perlu perubahan yang mendasar pada UU maupun PP yang terkait dengan Dana Perimbangan
Gubernur memiliki peran sentral untuk menjaga keberhasilan pelaksanaan DAK ini. Peran Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah akan bertindak sebagai koordinator instansi vertikal, koordinator dan pengawas/pembina Pemerintahan kabupaten/kota
REWARD & PUNISHMENT
Tidak ada aturan tentang mekanisme sistem reward and punishment
Ada mekanisme punishment, berupa penundaan atau penghentian DAK jika ternyata daerah tidak bisa memenui semua pelaksanaan kegiatan DAK yang direncanakan dan tidak dapat memenuhi output/outcome yang sudah ditetapkan, karena pada dasarnya usulan DAK berasal dari daerah
Pemerintah bisa memberikan reward pada daerah-daerah yang mampu memenuhi dan melebihi sasaran pencapaian prioritas nasional
(bagi daerah-daerah yang pencapaian output/ outcome melebihi indikator kinerja yang mereka tetapkan)
- Untuk DAK yang diusulkan dari daerah ada mekanisme punishment, berupa penundaan atau penghentian DAK jika ternyata daerah tidak bisa memenuhi semua pelaksanaan kegiatan DAK yang direncanakan dan tidak dapat memenuhi output/outcome yang sudah ditetapkan
- Untuk DAK yang berasal dari pusat, pemerintah bisa memberikan reward pada daerah-daerah yang mampu memenuhi dan melebihi sasaran pencapaian prioritas nasional - (bagi daerah-daerah yang
pencapaian output/outcome melebihi indikator kinerja yang mereka tetapkan)